Mandala Adalah Akar Budi Jawa Dwipa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kaisar Hoshi (bicara | kontrib)
←Membuat halaman berisi ''''Mandala Adalah Akar Budi Pekerti Jawa Dwipa''' '''Mandala.''' Beberapa arti mengenai Mandala adalah : ~ istilah Sanskerta untuk diagram yang melambangkan alam semesta ~ seni desain asian timur yang melambangkan alam semesta, dengan berpola pada lingkaran/ titik sumbu sebagi pusatnya. ~ artinya lingkungan / daerah / wadah / tempat / wilayah / bejana Dalam pendekatan agama Hindu pengertian Mandala berkaitan dengan  pengertian dari Yantra, Sri cakra dan S...'
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan tanpa kategori [ * ] tidak menyebut judul [ * ] VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
bukan cakupan wikipedia
Tag: Pengalihan baru
Baris 1:
#redirect[[mandala]]
'''Mandala Adalah Akar Budi Pekerti Jawa Dwipa'''
 
'''Mandala.'''
 
Beberapa arti mengenai Mandala adalah :
 
~ istilah Sanskerta untuk diagram yang melambangkan alam semesta
 
~ seni desain asian timur yang melambangkan alam semesta, dengan berpola pada lingkaran/ titik sumbu sebagi pusatnya.
 
~ artinya lingkungan / daerah / wadah / tempat / wilayah / bejana
 
Dalam pendekatan agama Hindu pengertian Mandala berkaitan dengan  pengertian dari Yantra, Sri cakra dan Siwa lingga. Suatu yang berkaitan dengan Yantra.
 
Yantra adalah sebuah bentuk geometrik seperti – dalam bentuknya yang paling sederhana – sebuah titik (Bindu) atau segi tiga terbalik. Ada berbagai bentuk yang sangat rumit, simetris dan non-simetris, yang dapat disebut Yantra. Semua bentuk-bentuk ini didasarkan atas bentuk-bentuk matematika dan metoda-metoda tertentu.Yantra ini melambangkan para dewa seperti Siwa, Wishnu, Sakti, Krishna dan khususnya Ganesha. Mantra dan Yantra sangat saling terkait. Pikiran dinyatakan dalam bentuk halus sebagai satu Mantra dan pikiran yang sama dinyatakan dalam bentuk gambar sebagai sebuah Yantra. Percaya atau tidak, ada lebih dari sembilan ratus Yantra. Salah satu dari Yantra yang terpenting adalah Sri Yantra, atau Navayoni Chakra, melambangkan Siwa dan Sakti. anda akan melihat Yantra ini dari Pura (aliran) Sakti.
 
Mandala artinya “lingkaran.” Ia sesungguhnya bentuk Yantra yang paling rumit. Ia berwujud dalam segala bentuk dan sifatnya sangat artisitik. Dalam agama Hindu, Mandala digunakan sebagai alat bantu meditasi.  Keindahan dari Pura-Pura Hindu terletak dalam jumlah Mandala yang dipahat di batu-batu di dinding Pura. Sebuah Mandala terdiri dari satu pusat dan garis-garis dan lingkaran-lingkaran diletakkan secara geometrik di sekeliling lingkaran. Pusatnya biasanya adalah sebuah titik (Bindu).
 
Kita juga dapat melihat Mandala di Wihara Buddha. Dibalik setiap Mandala terdapat sejumlah besar pikiran-pikiran. Kadang-kadang melihat sebuah Mandala seperti melihat melalui sebuah kaleidoscop.
 
Sri Chakra sebenarnya adalah satu dari Yantra yang paling kuat dalam agama Hindu, yang digunakan oleh penganut (sekte) Sakti, Dewi Ibu, dalam pemujaan mereka. Sri Chakra adalah simbol dari Lalitha aspek dari Ibu Suci. Ia terdiri dari sebuah titik (Bindu) pada pusatnya, dikelilingi oleh sembilan Trikona, lima dari padanya dengan puncak menghadap ke bawah dan empat yang lain menghadap ke atas. Interseksi atau persinggungan dari sembilan segi tiga ini menghasilkan empat puluh tiga segi tiga secara total. Ini dikelilingi oleh lingkaran konsentris dari delapan daun bunga teratai. Ini dikelilingi lagi oleh tiga lingkaran konsentris. Akhirnya pada sisi paling luar, ada sebuah segi empat (Chaturasra) yang dibuat dari  tiga garis, garis yang satu ada di dalam garis yang lain, membuka ditengah-tengahnya masing-masing sisi sebagai empat gerbang.
 
Dalam pendekatan agama Budha pengertian Mandala kurang lebih sebagai berikut :
 
Mandala dalam konsep agama Hindu dan Buddha adalah gambaran bagi alam semesta. Secara harafiah mandala berarti “lingkaran.” Mandala ini terkait dengan kosmologi Jawa Dwipa sumber  kuno yang berpusatkan Gunung Meru. Suatu gunung yang diyakini sebagai pusat alam semesta. Di dalam Tantrayana mandala juga menggambarkan alam kediaman para makhluk suci, yang sangat penting bagi ritual atau sadhana Tantra. Saat berlangsungnya sadhana, sadhaka akan menyusun ulang mandala ini baik secara nyata ataupun visualisasi. Beberapa kalangan mengatakan bahwa konsep mengenai mandala ini sudah ketinggalan zaman. Meskipun demikian, apabila dicermati lebih jauh, mandala sebenarnya mengandung makna filosofis yang mendalam apalagi bagi mereka yang mendalami tentang energi kosmos dan bisa menata Mandala dengan baik, bagi mereka Mandala Semesta Besar bisa di kendalikan dengan Formasi Mandala Semesta Kecil. Mereka menyebut sebagai Monster of Energy.
 
Mungkin hanya masih tersisa satu atau dua manusia di Bumi ini yang benar- benar paham akan hukum ke kekalan Energy dan bisa menata Formasi Mandala Semesta Kecil dengan sempurna.
 
Sesungguhnya semua orang setiap hari menyusun mandalanya masing-masing. Sebagai contoh, seorang pedagang yang menata dagangannya saat hendak berjualan sesungguhnya sedang menyusun mandalanya sendiri. “Dunia” atau “jagad raya” orang itu sesungguhnya adalah barang dagangan yang disusunnya itu. Seorang menulis laporan keuangan, sedang menyusun mandalanya saat menyiapkan laporan keuangannya. Mandala dengan demikian melambangkan cakupan karya dan medan pemikiran seseorang.
 
Menurut ajaran Vajrayana, mandala hendaknya disusun secara cermat. Ini menandakan bahwa dalam berkarya seseorang hendaknya cermat dan melakukan yang sebaik-baiknya.
 
Karena jika Mandala tanpa sengaja atau karena ketidak tahuan kemudian di tata tidak pas maka akan berdampak dari Energy positif ke sebaliknya, kita misalkan sedang melihat Candi Borobudur yang posisinya terbalik, bagian ujung atas atau Swargaloka berada di bawah muka Bumi sedangkan bagian bawah atau Bhorwaloka berada di bagian atas.
 
Atau di masa sekarang kita bayangkan kita sedang melihat orang memanggul kendaraan dan bukan mengendarai kendaraan tersebut, maka sebaiknya setiap orang harus sangat berhati hati dan cermat saat menyusun mandala nya masing masing.
 
 
~ Kaisar Hoshi ~
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
*
*
*