Mani (nabi): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 123:
Pengganti Syapur, yakni Maharaja [[Hormizd I]], yang hanya bertakhta selama satu tahun, masih melindungi Mani, tetapi penggantinya, yakni Maharaja [[Bahram I]], adalah pengikut [[Kartir]], rohaniwan pembaharu agama Mazdayazna yang tidak bertenggang rasa terhadap agama lain,<ref>{{Cite web |last=Shahbazi |first=A. Sh. |date=2016-07-26 |title=Bahrām I |url=https://iranicaonline.org/articles/bahram-01 |access-date=2023-03-02 |website=[[Encyclopædia Iranica]] |publisher=Encyclopædia Iranica Foundation |language=en-US}}</ref> sehingga melancarkan aniaya terhadap para penganut agama Mani. Mani dijebloskannya ke dalam penjara, dan wafat dalam tempo satu bulan, pada tahun 274. Menurut sumber-sumber pustaka, menjelang akhir hayatnya, Mani menghibur murid-muridnya yang datang menjenguk, dengan mewejangi mereka bahwa kematian hanya sekadar berpulangnya jiwa ke alam cahaya.<ref name=Iranica/>
Para pengikutnya dengan sengaja menggambarkan seolah-olah Mani dijemput ajal [[penyaliban|di atas kayu salib]], supaya sama seperti [[penyaliban dan kematian Yesus|Yesus]]. Menurut Albiruni, Mani wafat karena dihukum mati atas perintah Maharaja Bahram. Ada kisah yang mengatakan bahwa Mani tewas dikuliti hidup-hidup, lantas kulitnya digantung di atas gapura utama kota Gondisyapur,<ref>{{cite book |author=Al-Biruni |title=The Chronology of Ancient Nations |author-link=al-Biruni}}</ref> tetapi kisah ini tidak memiliki dasar kesejarahan.<ref>Bevan, A. A. (1930). "Manichaeism". ''Encyclopaedia of Religion and Ethics'', Jilid VIII. Penyunting [[James Hastings]]. London.</ref> Yang lebih mungkin adalah jenazahnya dimutilasi, dan kepalanya saja yang dipajang di atas gapura kota. Peristiwa ini lantas dibumbu-bumbui lagi sehingga kemudian hari
== Ajarannya ==
| |||