Masjid Taqwa Muhammadiyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 34:
== Sejarah ==
=== Cikal bakal ===
Masjid Taqwa Muhammadiyah dibangun atas prakarsa sejumlah kader [[Muhammadiyah]] di Padang, sehingga sering disebut sebagai Masjid Muhammadiyah. Cikal bakalnya berawal dari aktivitas pengajian kelompok (ranting) Muhammadiyah di [[Kampung Jao, Padang Barat, Padang|Pasar Jao]] dan sekitarnya pada 1952. Dipimpin oleh Hasan Herbalis, para anggotanya mengadakan pengajian dua kali seminggu di Masjid Nurul Islam yang kini dikenal sebagai Masjid Kampung Jao Dalam. Namun, baru mengadakan pengajian selama empat tahun, tepatnya pada 1956, pengajian tersebut ditentang oleh masyarakat sekitar karena dinilai telah mencampuri urusan budaya dan adat istiadat mereka. Di antara isi pengajian yang ditentang yakni seruan tidak mengadakan acara ''manujuah hari'' dengan makan-makan di tempat orang yang meninggal, yang sudah menjadi tradisi. Untuk tidak menimbulkan pertikaian, maka kegiatan pengajian dialihkan ke los (kedai) ''bada'' milik seorang bernama Bilal. Los tersebut berada di belakang Blok A, Pasar Raya Padang.{{sfn|Padang Ekspres|2011}}
 
Pada 1957, mulai terjadi pergolakan [[Dewan Banteng]]. Saat itu banyak bangunan yang ditinggalkan pemiliknya termasuk toko di sekitar pasar. Melihat ada satu toko yang roboh dan tidak digunakan lagi, anggota pengajian mencoba meminta izin pada pemerintah setempat untuk mendirikan [[masjid|rumah ibadah]] di atas tanah bekas toko. Setelah mengantongi izin, didirikanl sebuah [[surau]] berukuran 9 × 12 meter dengan lantai dan dinding terbuat dari papan. Melihat ramainya jamaah yang melaksanakan ibadah di surau tersebut, maka pada tahun 1960 dibentuk panitia untuk meningkatkan surau tersebut, dan dicapai kesepakatan untuk membangun Masjid Raya Muhammadiyah.