Mazhab Syafi'i: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
ganti peta
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
 
(24 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Muhammad}}
{{refimprove|date=Januari 2018}}
'''Mazhab Syafi'i''' ({{lang-ar|الشافعية|translit=al-syāfi‘īyah}}) adalah [[mazhab]] [[fikih]] dalam [[Islam Sunni|sunniSunni]]{{sfn|Hallaq|2009|p=31}}<ref name="asaeed">Abdullah Saeed (2008), The Qur'an: An Introduction, Routledge, ISBN 978-0415421256, hlm. 17</ref> yang dicetuskan oleh Abu Abdullah Muhammad Ibnbin Idris As Syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama [[Imam Syafi'i]] pada awal abad ke-9.<ref>Hamid, Mohd. Liki, (2006), ''Pengajian Tamadun Islam'', ed. ke-2, Malaysia: PTS Professional, ISBN 978-983-3585-65-6</ref><ref>Yilmaz, Ihsan, (2005), ''Muslim laws, politics and society in modern nation states: dynamic legal pluralisms in England, Turkey, and Pakistan'', Ashgate Publishing Ltd.,ISBN 0-7546-4389-1.</ref><ref name="hmr">Hisham M. Ramadan (2006), Understanding Islamic Law: From Classical to Contemporary, Rowman Altamira, ISBN 978-0759109919, hlm. 27-28</ref>{{sfn|Hashim Kamali|2008|p=77}} Mazhab ini kebanyakan dianut para penduduk [[Mesir]] selatan, [[Arab Saudi]] bagian barat, [[Palestina]], [[Suriah]], [[Kurdistan]], [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Brunei]], [[Filipina]], [[pantai Koromandel]], [[Ceylon]], [[Malabar]], [[Hadramaut]], dan [[Bahrain]].<ref name=unc1>[http://veil.unc.edu/religions/islam/law/ Jurisprudence and Law - Islam] Reorienting the Veil, University of North Carolina (2009)</ref>{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65-66}}
{{Islam}}
'''Mazhab Syafi'i''' ({{lang-ar|الشافعية|translit=al-syāfi‘īyah}}) adalah [[mazhab]] [[fikih]] dalam [[Islam Sunni|sunni]]{{sfn|Hallaq|2009|p=31}}<ref name="asaeed">Abdullah Saeed (2008), The Qur'an: An Introduction, Routledge, ISBN 978-0415421256, hlm. 17</ref> yang dicetuskan oleh Muhammad Ibn Idris As Syafi'i atau yang lebih dikenal dengan nama [[Imam Syafi'i]] pada awal abad ke-9.<ref>Hamid, Mohd. Liki, (2006), ''Pengajian Tamadun Islam'', ed. ke-2, Malaysia: PTS Professional, ISBN 978-983-3585-65-6</ref><ref>Yilmaz, Ihsan, (2005), ''Muslim laws, politics and society in modern nation states: dynamic legal pluralisms in England, Turkey, and Pakistan'', Ashgate Publishing Ltd.,ISBN 0-7546-4389-1.</ref><ref name="hmr">Hisham M. Ramadan (2006), Understanding Islamic Law: From Classical to Contemporary, Rowman Altamira, ISBN 978-0759109919, hlm. 27-28</ref>{{sfn|Hashim Kamali|2008|p=77}} Mazhab ini kebanyakan dianut para penduduk [[Mesir]] selatan, [[Arab Saudi]] bagian barat, [[Suriah]], [[Kurdistan]], [[Indonesia]], [[Malaysia]], [[Brunei]], [[Filipina]], [[pantai Koromandel]], [[Ceylon]], [[Malabar]], [[Hadramaut]], dan [[Bahrain]].<ref name=unc1>[http://veil.unc.edu/religions/islam/law/ Jurisprudence and Law - Islam] Reorienting the Veil, University of North Carolina (2009)</ref>{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65-66}}
 
== Sejarah ==
Pemikiran fiqhfikih mazhab ini diawali oleh Imam Syafi'i, yang hidup pada zaman pertentangan antara aliran ''[[Ahlul Hadits]]'' (cenderung berpegang pada teks hadisthadis) dan ''[[Ahlur Ra’yi|Ahlur Ra'yi]]'' (cenderung berpegang pada akal pikiran atau [[ijtihad]]).<ref name=hmr/> Imam Syafi'i mulanya belajar kepada [[Imam Malik]] sebagai tokoh Ahlul Hadits, dan Imam Muhammad bin Hasan asy-Syaibani sebagai tokoh Ahlur Ra'yi yang juga murid [[Imam Abu Hanifah]]. BeliauIa juga belajar dari banyak ulama-ulama [[Hijaz]].{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65. : "Asj Sjafi'y mengambil pelajaran dari beberapa ulama Hijaz. Diantarnya Imam Malik pemuka dan pendiri mazhab Maliki. Diketika ia pergi ke Irak, ia pun mempelajari cara istinbath yang dipakai oleh ahli fiqh di sana."}}
 
Imam Syafi'i kemudian pergi ke [[Irak]] untuk mempelajari [[istinbathistinbat]] yang digunakan oleh para fuqahafukaha di sana. Sejak saat itu beliauia mulai merumuskan aliran atau mazhabnya sendiri, yang dapat dikatakan berada di antara kedua mazhab sebelumnya, [[mazhab Hanafi]] dan [[mazhab Maliki]].{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65. : "Asj Sjafi'y mengambil pelajaran dari beberapa ulama Hijaz. Diantarnya Imam Malik pemuka dan pembangun mazhab Maliky. Di ketika ia pergi ke Irak, ia pun mempelajari cara istinbath yang dipakai oleh ahli fikih di sana."}}
 
== Metodologi ==
Imam Syafi'i mulai mendirikan mazhabnya sendiri. BeliauIa menyusun mazhabnya berdasarkan [[hadisHadis]] dan [[qiyasQiyas]]. Metodologi yang digunakan Imam Syafi'i merupakan hasil kolaborasi dari ilmu hadis yang dipelajarinya dari para ahli di Hijaz dan para ahli qiyaskias di Irak. Kedua ilmu tersebut dielaborasikan oleh beliauolehnya sebagai dasar dari mazhabnya, yakni mazhab Syafi'i.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65}}
 
Dasar-dasar Mazhab Syafi'i dapat dilihat dalam kitab ushul fiqh ''Ar-Risalah'' dan kitab fiqh ''al-Umm''. Di dalam buku-buku tersebut Imam Syafi'i menjelaskan kerangka dan prinsip mazhabnya serta beberapa contoh merumuskan hukum far'iyyah (yang bersifat cabang). Dasar-dasar mazhab yang pokok ialah berpegang pada hal-hal berikut.<ref name=hmr/><ref>[[Badr al-Din al-Zarkashi]] (1393), Al-Bahr Al-Muhit, vol. 6, hlm. 209</ref>
 
# [[Al-Quran]], tafsir secara lahiriah, selama tidak ada yang menegaskan bahwa yang dimaksud bukan arti lahiriahnya. Imam Syafi'i pertama sekali selalu mencari alasannya dari Al-Qur'an dalam menetapkan hukum Islam.
# [[SunnahSunah]] dari [[Muhammad|Rasulullah SAW]] kemudian digunakan jika tidak ditemukan rujukan dari Al-Quran. Imam Syafi'i sangat kuat pembelaannya terhadap sunnah sehingga dijuluki ''Nashir As-Sunnah'' (pembela Sunnah Nabi).
# [[Ijma|Ijma'Ijmak]] atau kesepakatan para Sahabat Nabi, yang tidak terdapat perbedaan pendapat dalam suatu masalah. Ijma' yang diterima Imam Syafi'i sebagai landasan hukum adalah ijma' para sahabat, bukan kesepakatan seluruh mujtahid pada masa tertentu terhadap suatu hukum; karena menurutnya hal seperti ini tidak mungkin terjadi.
# [[Qiyas]] yang dalam Ar-Risalah disebut sebagai ijtihad, apabila dalam ijma'ijmak tidak juga ditemukan hukumnya. Akan tetapi Imam Syafi'i menolak dasar istihsan dan istislah sebagai salah satu cara menetapkan hukum Islam.
 
== Qaul Qadim dan Qaul Jadid ==
Imam Syafi'i pada awalnya pernah tinggal menetap di [[Baghdad]]. Selama tinggal di sana beliauia mengeluarkan [[ijtihad]]-ijtihadnya, yang biasa disebut dengan istilah ''Qaul Qadim'' ("pendapat yang lama") atau juga disebut dengan mazhab Qadiem. Mazhab Qadiem yaitu hasil ijtihad yang diajarkan Imam Syafi'i kepada murid-muridnya di Irak.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65. : "Pertama dinamakan Mazhab Qadiem yaitu: faham-faham (hasil ijtihad) yang ia ajarkan kepada murid-muridnya ketika ia diam di Irak,"}}
 
Murid-murid Imam Syafi'i di Irak yang antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65}}
 
# [[Ahmad bin Hanbal]] (164 H-241H–241 H), yang di kemudian hari menjadi pendiri [[Mazhab Hambali]].<ref>Al-Salam, Ibn 'Abd, Kabbani, Shaykh Muhammad Hisham, Haddad, Gibril Fouad, (1999), ''The Belief of the People of Truth'', ISCA, ISBN 1-930409-02-8.</ref>
# Abu Tsaur Ibrahim Ibn Châlid Ibn Al-Jaman Al-Kalby Al-Baghdady (246 H)
# Al-Hasan Ibn Muhammad Ibnush Shabah Az-Za'jarâny Al-Baghdady (260 H)
Baris 36 ⟶ 35:
# Abu Dja'far Muhammad Ibn Djarier Ath-Thabary, penulis tafsir ''[[Djami'ul Bajan]]'' (224 H-310 H)
 
Kemudian Imam Syafi'i pindah ke [[Mesir]]. Kemunculan aliran [[Mu'taziliyah|Mu’tazilah]] yang telah berhasil memengaruhi kekhalifahan membuat Imam Syafi'i melihat realitas baru yang berbeda dengan apa yang ditemuinya saat di Baghdad. Atas dasar itulah kemudian beliauia mengeluarkan ijtihad-ijtihad baru yang berbeda, yang biasa disebut dengan istilah ''Qaul Jadid'' ("pendapat yang baru") atau juga disebut mazhab Jadid.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=65. : "... kedua dinamakan mazhab Jadid, yaitu faham dan hasil ijtihad yang ia tetapkan di masa ia telah mukim di Mesir."}}
 
Murid-murid Imam Syafi'i di Mesir yang antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=66}}
Imam Syafi'i berpendapat bahwa tidak semua ''qaul jadid'' menghapus ''qaul qadim''. Jika tidak ditegaskan penggantiannya dan terdapat kondisi yang cocok, baik dengan ''qaul qadim'' ataupun dengan ''qaul jadid'', maka dapat digunakan salah satunya. Dengan demikian terdapat beberapa keadaan yang memungkinkan kedua qaul tersebut dapat digunakan, dan keduanya tetap dianggap berlaku oleh para pemegang Mazhab Syafi'i.
 
== Penyebaran ==
[[Berkas:Madhhab Map3.png|jmpl|300px|Mazhab Syafi'i (warna Biru tua) dominan di [[Afrika Timur]], dan di sebagian [[Jazirah Arab]] dan [[Asia Tenggara]].]]
Penyebar-luasan pemikiran Mazhab Syafi'i berbeda dengan [[Mazhab Hanafi]] dan [[Mazhab Maliki]]<ref>Bearman, Peri J., Bearman, Peri, Peters, Rudolph, Vogel, Frank E., (2005), ''The Islamic school of law: evolution, devolution, and progress'', Islamic Legal Studies Program, Harvard Law School, ISBN 978-0-674-01784-9.</ref>, yang banyak dipengaruhi oleh kekuasaan [[Khalifah|kekhalifahan]]. Pokok pikiran dan prinsip dasar Mazhab Syafi'i terutama disebar-luaskan dan dikembangkan oleh para muridnya. Murid-murid utama Imam Syafi'i di Mesir, yang menyebar-luaskan dan mengembangkan Mazhab Syafi'i pada awalnya adalah:
* Yusuf bin Yahya al-Buwaiti (w. 846)
* Abi Ibrahim Ismail bin Yahya al-Muzani (w. 878)
* Ar-Rabi bin Sulaiman al-Marawi (w. 884)
 
*# Yusuf binIbn Yahya alAl-BuwaitiBuwaihy (w.231 846H)
[[Imam Ahmad|Imam Ahmad bin Hanbal]] yang terkenal sebagai ulama hadits terkemuka dan pendiri fiqh [[Mazhab Hambali]], juga pernah belajar kepada [[Imam Syafi'i]]<ref>Al-Salam, Ibn 'Abd, Kabbani, Shaykh Muhammad Hisham, Haddad, Gibril Fouad, (1999), ''The Belief of the People of Truth'', ISCA, ISBN 1-930409-02-8.</ref>. Selain itu, masih banyak ulama-ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan Mazhab Syafi'i, antara lain:
*# AbiAbu Ibrahim IsmailIsma'il binIbn Yahya alAl-MuzaniMuzany (w.175 878H–264 H)
{{Col-begin|width=}}
# Ar-Rabie' Ibn Sulaiman Ibn 'Abdul Djabbar Al-Murâdy (270 H)
# Harmalah Ibn Yahya Ibn 'Abdillah An-Nadjiby (166 H–243 H)
# Yunus Ibn 'Abdil A'la Ash Shadafy Al-Mishry (170 H–204 H)
# Abu Bakar Muhammad Ibn Ahmad, yang terkenal dengan nama Ibnu Haddad (264 H-345 H)
Selain itu, masih banyak ulama-ulama yang terkemudian yang mengikuti dan turut menyebarkan Mazhab Syafi'i, antara lain:{{Col-begin|width=}}
{{Col-3}}
* [[Abu al-Hasan al-Asy'ari|Imam Abu al-Hasan al-Asy'ari]]
Baris 68 ⟶ 65:
* [[Hakim al-Naisaburi|Imam al-Hakim]]
{{Col-end}}
 
Imam Syafi'i berpendapat bahwa tidak semua ''qaul jadid'' menghapus ''qaul qadim''. Jika tidak ditegaskan penggantiannya dan terdapat kondisi yang cocok, baik dengan ''qaul qadim'' ataupun dengan ''qaul jadid'', maka dapat digunakan salah satunya. Dengan demikian terdapat beberapa keadaan yang memungkinkan kedua qaul tersebut dapat digunakan, dan keduanya tetap dianggap berlaku oleh para pemegang Mazhab Syafi'i.
 
== Penyebaran ==
[[Berkas:Madhhab Map3MadhhabEasternHemisphere.png|jmpl|300px|Mazhab Syafi'i (warna Biru tua) dominan di [[Afrika Timur]], dan di sebagian [[Jazirah Arab]] dan [[Asia Tenggara]].]]
 
Dua aliran mazhab Syafi'i, yakni ''Qadiem'' dan ''Jadid'' memiliki kontribusi pula dalam penyebaran mazhab Syafi'i. Sebagai aliran yang pertama, ''Qadiem'' sebagai permulaan tumbuh di Irak, sementara ''Jadid'' tumbuh di Mesir. Namun kemudian aliran ''Jadid'' yang lebih mahsyur ikut mempengaruhi kawasan Irak, sehingga perlahan aliran ''Qadiem'' mulai tersisih.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=66. : "Faham lama (mazhab Qadiem) bagi Asj' Syafi'i. Adapun mazhab Jadid-nya, mazhab baru baginya, maka ia berkembang di Mesir. Dari Mesir menjalar ke Irak (mengalahi mazhab Qadiem-nya) ke Baghdad, Syam, Jaman, Hijaz dan masuk juga ke Persia dan sebagian negeri India."}}
 
Setelah dari Irak, mazhab Syafi'i mulai menyebar ke kawasan [[Jazirah Arab]] lainnya, hingga ke [[Hijaz]], [[Suriah]] ([[Syam]]), [[Persia]], dan [[India]]. Mazhab Syafi'i juga berkembang di wilayah-wilayah yang merupakan mayoritas penganut [[mazhab Maliki]], kecuali [[Maroko]].{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=66. : "Segala yang bermazhab Ahlus Sunnah di Jaman - Hadramaut - Aden bermazhab Syafi'i. Demikian juga seperempat dari Ahlus Sunnah di negeri Syam. Di India tidak seberapa yang bermazhab Syafi'i."}}
 
=== Faktor-faktor ===
Penyebaran mazhab Syafi'i yang begitu luas disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor pertama yaitu karena Imam Syafi'i banyak belajar di berbagai tempat, mulai dari Hijaz, Irak, dan Mesir, hal ini juga mempengaruhi luasnya pengaruhnya. Selain itu Imam Syafi'i juga banyak belajar dari imam-imam fikih terdahulu, seperti Abu Hanifah dan Imam Malik. Luasnya wawasan dan kawasan yang pernah didatangi Imam Syafi'i mendukung perkembangan mazhab yang dibawanya.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=66}}
 
Faktor kedua ialah banyaknya murid-murid Imam Syafi'i, dan murid-muridnya itu kemudian memiliki murid-murid lagi yang tak kalah banyak jumlahnya. Banyak murid-murid Imam Syafi'i yang kemudian menyebarkan mazhabnya di tempat asalnya setelah belajar darinya. Tiga orang murid Imam Syafi'i yang berjasa dalam perkembangan mazhab Syafi'i di Mesir adalah Al-Buwaithy, Al-Muzany, dan Rabie' Al-Djizy. Kemudian muridnya yang berkontribusi dalam penyebaran di kawasan Syam adalah Al-Qadly Abu Zu'rah Muhammad ibn Utsman Ad-Dimasqy. Lalu di kawasan sekitar [[Sungai Tigris]] dan [[Sungai Efrat]] dikembangakan oleh Al-Qaffâl Asj Sjâsiy Al-Kabier.{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=66}}
 
Ringkasnya mazhab Syafi'i berkembang karena usaha-usaha yang dilakukan oleh murid-murid Imam Syafi'i dan pengikutnya. Tidak seperti mazhab Hanafi dan mazhab Maliki yang turut dibantu oleh kekuasaan khalifah. Namun bukan berarti tidak ada peran penguasa dalam penyebaran mazhab Syafi'i. Beberapa pemimpin dan tokoh politik Islam yang menganut mazhab Syafi'i antara lain [[Mahmud bin Sebaktekin]], [[Nizham al-Mulk]], dan [[Salahuddin Ayyubi]].{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=66-67}}
 
== Kitab-kitab ==
Imam Syafi'i merupakan salah satu dari empat imam mazhab yang paling banyak menulis kitab. Kitab-kitab yang ia tulis kemudian banyak menjadi pegangan bagi penganut mazhab Syafi'i. Saat Imam Syafi'i masih tinggal di Irak, ia menulis kitab yang berjudul ''[[Al-Hujjah]]''. Kitab ''Al-Hujjah'' tersebut kemudian diteruskan oleh empat muridnya, yakni: Ahmad (Imam Hambali), Abu Tsaur, Az- Za'farâny, dan Al-Karâbisy. Kemudian setelah Imam Syafi'i pindah ke Mesir, ia mendiktekan beberapa kitabnya ke murid-muridnya. Salah satu kitab yang ia diktekan kepada muridnya ialah kitab ''[[Ar-Risalah]]'' atatu ''Risalah Ushul'' yang kemudian dijadikan mukadimmah kitab ia yang lain, ''[[Al-Umm]].''{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=76. : "Kitab Al-Umm itu, ialah kitabnya yang mengandung mazhab Jadid. Inilah kitab yang pada kemudiannya menjadi tujuan manusia dari segenap jurusan."}}
 
Kitab-kitab mazhab Syafi'i lain yang tersohor antara lain:{{Sfn|Ash' Shiddieqy|1962|p=76. : Beberapa kitab mazhab Syafi'i ada yang memiliki judul yang sama dengan kitab mazhab Maliki.}}
 
# ''Al-Muctasharul Kabier''
# ''Al-Muctasharush Shagier''
# ''Al-Farâidl, karya Al-Buwaithy''
# ''Al-Djami'ul Kabier''
# ''Al-Djami'ush Shagier,'' karya Al-Muzamy
# ''Al-Mabsuth''
# ''Al-Muctashar,'' karya Harmalah Al-Mishry
# ''Al-Fushul,'' karya Abu Ishâq Al-Mawarzy
# ''Al-Bajân,'' karya Ash Shairafiy
 
== Peninggalan ==
Baris 73 ⟶ 101:
 
Karena metodologinya yang sistematis dan tingginya tingkat ketelitian yang dituntut oleh Mazhab Syafi'i, terdapat banyak sekali ulama dan penguasa di dunia Islam yang menjadi pendukung setia mazhab ini. Di antara mereka bahkan ada pula yang menjadi pakar terhadap keseluruhan mazhab-mazhab [[Sunni]] di bidang mereka masing-masing. Saat ini, Mazhab Syafi'i diperkirakan diikuti oleh 28% umat Islam sedunia, dan merupakan mazhab terbesar kedua dalam hal jumlah pengikut setelah [[Mazhab Hanafi]].
== Lihat pula ==
* [[Imam Syafi'i]]
* [[Mazhab Hanafi]]
* [[Mazhab Maliki]]
* [[Mazhab Hambali]]
 
== Referensi ==
=== Catatan kaki ===
{{reflist}}
== Daftar pustaka ==
 
=== Bibliografi ===
* Abu Zahrah, Muhammad, ''Imam Syafi'i: Biografi dan Pemikirannya dalam Masalah Akidah, Politik & Fiqih'', Penerjamah: Abdul Syukur dan Ahmad Rivai Uthman, Penyunting: Ahmad Hamid Alatas, Cet.2 (Jakarta: Lentera, 2005).
* Al-Qaththan, Syaikh Manna', ''Pengantar Studi Ilmu Al-Qur'an'', Penerjemah: H. Aunur Rafiq El-Mazni, Lc., MA., Penyunting: Abduh Zulfidar Akaha, Lc., Cet.1 (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2006).
Baris 84 ⟶ 115:
* Imam Muslim, ''Terjemah Hadits Shahih Muslim'', Penerjemah: Ahmad Sunarto (Bandung: Penerbit "Husaini" Bandung, 2002).
* Al Imam Al Bukhari, ''Terjemah Hadits Shahih Bukhari'', Penerjemah: Umairul Ahbab Baiquni dan Ahmad Sunarto (Bandung: Penerbit "Husaini" Bandung, tanpa tahun).
* {{cite book|last1=Hashim Kamali|first1=Mohammad|authorlink=Mohammad Hashim Kamali|title=Shari'ah Law: An Introduction|url=https://archive.org/details/shariahlawintrod0000kama|date=2008|publisher=[[Oneworld Publications]]|isbn=978-1851685653|ref=harv}}
* {{cite book|last1=Hallaq|first1=Wael B.|authorlink=Wael B. Hallaq|title=An Introduction to Islamic Law|url=https://archive.org/details/introductiontois0000hall|date=2009|publisher=[[Cambridge University Press]]|isbn=9780521678735|ref=harv}}
* Ash' Shiddieqy, M. Hasbi. ''Hukum Islam.'' Jakarta: Pustaka Islam. 1962.
 
== Lihat pula ==
* [[Imam Syafi'i]]
* [[Mazhab Hanafi]]
* [[Mazhab Maliki]]
* [[Mazhab Hambali]]
 
== Pranala luar ==
* [http://www.eramuslim.com/usm/eki/43b0d1a9.htm/ Penjelasan Mazhab] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070326035954/http://www.eramuslim.com/usm/eki/43b0d1a9.htm/ |date=2007-03-26 }}, oleh Ust. H. Ahmad Sarwat, Lc, artikel di Eramuslim
 
{{Portal bar|Islam}}
Baris 104 ⟶ 129:
[[Kategori:Mazhab Syafi'i| ]]
[[Kategori:Mazhab|Syafi'i]]
[[Kategori:SunniSuni]]