Medang: Perbedaan antara revisi

[revisi tidak terperiksa][revisi tidak terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ibuku (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Surijeal (bicara | kontrib)
→‎Penakluk agung: Penguasaan Medang atas Sriwijaya
Baris 164:
Raja Indra tampaknya melanjutkan tradisi pembangun pendahulunya. Ia melanjutkan pembangunan candi Manjusrigrha (kompleks Sewu), dan menurut prasasti Karangtengah (tanggal 824) bertanggung jawab atas pembangunan candi Venuvana, yang berhubungan dengan Candi Mendut atau mungkin Candi Ngawen. Dia juga mungkin bertanggung jawab atas konsepsi dan inisiasi pembangunan candi Borobudur dan Pawon.
 
Dharanindra naik sebagai Maharaja Sriwijaya. Sifat hubungan dekat Syailendra dengan kerajaan tetangga Sriwijaya yang berbasis di Sumatera cukup tidak pasti dan rumit. Tampaknya di masa lalu, keluarga Syailendra termasuk dalam lingkup pengaruh mandala Sriwijaya. Dan untuk jangka waktu berikutnya, raja Syailendra naik menjadi kepala mandala Sriwijaya. Pergeseran yang membuat Syailendra kembali menjadi penguasa Sriwijaya tidak jelas. Apakah dipimpin oleh kampanye militer oleh Dharanindra melawan Sriwijaya di Sumatera, atau lebih mungkin dibentuk oleh aliansi erat dan kekerabatan antara keluarga Syailendra dan Maharaja Sriwijaya. Sumber-sumber Arab menyebutkan bahwa Zabag (Jawa) memerintah Sribuza (Sriwijaya), Kalah (sebuah tempat di semenanjung Melayu, mungkin Kedah), dan Ramni (sebuah tempat di Sumatra, mungkin Lambri).<ref name=":7">{{cite web|last=Zakharov|first=Anton A|date=August 2012|title=The Śailendras Reconsidered|url=https://iseas.edu.sg/images/pdf/nscwps12.pdf|website=nsc.iseas.edu.sg|publisher=The Nalanda-Srivijaya Centre Institute of Southeast Asian Studies|location=Singapore|archive-url=https://web.archive.org/web/20131101014301/http://nsc.iseas.edu.sg/documents/working_papers/nscwps012.pdf|archive-date=November 1, 2013|access-date=2013-10-30|url-status=dead}}</ref>{{rp|20-23}}<ref name=":132">{{Cite book|last=Nugroho|first=Irawan Djoko|year=2011|title=Majapahit Peradaban Maritim|publisher=Suluh Nuswantara Bakti|isbn=978-602-9346-00-8}}</ref>{{Rp|page=8–10, 30–31}}

Pada tahun 851 seorang saudagar Arab bernama Sulaimaan mencatat peristiwa tentang Sailendra Jawa yang melakukan serangan mendadak terhadap [[orang Khmer|Khmer]] dengan mendekati ibu kota dari sungai, setelah menyeberangi laut dari Jawa. Raja muda Khmer kemudian dihukum oleh Maharaja, dan kemudian, kerajaan tersebut menjadi vasal dinasti Sailendra.<ref name="Rooney-Angkor">{{Cite book |last=Rooney |first=Dawn |url=https://www.bookdepository.com/Angkor-Dawn-Rooney/978-9622178021 |title=Angkor, Cambodia's Wondrous Khmer Temples |date=16 April 2011 |website=www.bookdepository.com |publisher=Odyssey Publications |isbn=978-9622178021 |location=Hong Kong |access-date=2019-01-21}}</ref>{{rp|35}} Pada tahun 916 M, sebuah kerajaan Jawa menyerbu Kerajaan Khmer, menggunakan 1000 kapal "berukuran sedang", yang menghasilkan kemenangan Jawa. Kepala raja Khmer kemudian dibawa ke Jawa.<ref>{{Cite book |last=Munoz |first=Paul Michel |title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and Malay Peninsula |url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno |publisher=Editions Didier Miller |year=2006 |location=Singapore}}</ref>{{rp|187–189}}
 
Berdasarkan Prasasti Ligor, Prasasti Tembaga Laguna dan Prasasti Pucangan, pengaruh dan pengetahuan Kerajaan Medang sampai ke Bali, Thailand Selatan, Kerajaan India di Filipina, dan Khmer di Kamboja.<ref name="Laguna Copperplate Inscription">[[Prasasti Keping Tembaga Laguna]]</ref><ref name="Ligor inscription">[[Prasasti Ligor]]</ref><ref name="Coedès, George 1968">Coedès, George (1968). Walter F. Vella, ed. The Indianized States of Southeast Asia. trans.Susan Brown Cowing. University of Hawaii Press. {{ISBN|978-0-8248-0368-1}}.</ref>