Melati putih: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Angayubagia (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
Baris 39:
== Makna penting ==
[[Berkas:Javanese Surakarta Bride.jpg|jmpl|lurus|Pengantin Jawa [[Surakarta]] yang dihiasi ''roncen melati''.]]
Melati putih atau ''sampaguita'' (dalam [[bahasa Tagalog]]) ditetapkan sebagai bunga nasional Filipina sejak tahun 1934 oleh Gubernur Jenderal Filipina, Frank Murphy, melalui proklamasi No. 652.<ref name="ncca">{{cite web|url=http://www.ncca.gov.ph/about-culture-and-arts/culture-profile/phil-fast-facts/culture-profile-sampaguita.php|title=Philippine Fast Facts: National Flower: Sampaguita |publisher=National Commission for Culture and the Arts, Republic of the Philippines|accessdate=May 8, 2011|archive-date=2008-09-15|archive-url=https://web.archive.org/web/20080915034956/http://www.ncca.gov.ph/about-culture-and-arts/culture-profile/phil-fast-facts/culture-profile-sampaguita.php|dead-url=yes}}</ref><ref name="asean">{{cite web|url=http://www.aseansec.org/18203.htm|title=ASEAN National Flowers|publisher=ASEAN secretariat|accessdate=May 8, 2011}}</ref><ref name="whistler"/> Orang Filipina merangkai jalinan bunga melati menjadi kalung roncean, korsase rangkaian bunga, dan mahkota bunga.<ref name="faophil">{{cite web|url=http://www.fao.org/docrep/005/ac452e/ac452e07.htm#bm07|title=Cut Flower Production in the Philippines|author=Teresita L. Rosario|publisher=Food and Agriculture Organization of the United Nations|accessdate=May 8, 2011}}</ref><ref name="nickles">{{cite book|author=Greg Nickles|title =Philippines: the people|publisher =Crabtree Publishing Company|year =2002|page=27|series=The lands, peoples, and cultures|isbn=9780778793533|url =http://books.google.com/books?id=oGUt7-7sGRIC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false}}</ref> Ronce bunga ini ada yang jarang-jarang ada yang padat, umumnya dijual oleh pedagang kembang di depan gereja atau di persimpangan jalan.<ref name="boyer">{{cite book|author=Robert H. Boyer|title =Sundays in Manila|publisher =UP Press|year =2010|page=230|isbn=978-971-5426-30-5|url =http://books.google.com/books?id=LkTwlWpX8MEC&printsec=frontcover#v=onepage&q&f=false}}</ref>
 
Melati putih adalah salah satu dari bunga nasional Indonesia (ditetapkan secara resmi melalui Undang-undang tahun 1990), dua bunga nasional lainnya adalah [[Phalaenopsis amabilis|anggrek bulan]] dan [[Rafflesia arnoldii|padma raksasa]].<ref name="asean"/> Makna penting melati putih dalam budaya Indonesia sudah dikenal jauh lebih tua. Telah lama dikenal sebagai bunga suci dalam tradisi Indonesia, melambangkan kesucian, keanggunan yang sederhana, dan ketulusan. Ia juga melambangkan keindahan dalam kesederhanaan dan kerendahan hati, karena meskipun bunga putih ini kecil dan sederhana, tetapi wanginya harum semerbak. Bunga ini merupakan bunga yang paling penting dalam upacara pernikahan bagi berbagai suku bangsa di Indonesia, terutama di Jawa.<ref name="fao">{{cite web|url=http://www.fao.org/docrep/005/ac452e/ac452e05.htm|title=Cut Flower Production in Indonesia|author=Toto Sutater & Kusumah Effendie|publisher=Food and Agriculture Organization of the United Nations|accessdate=May 8, 2011}}</ref> Kuncup bunga melati yang belum sepenuhnya mekar biasanya dipetik, dikumpulkan dan dirangkai menjadi roncean melati. Pada hari pernikahan, pengantin adat Jawa atau Sunda dihiasi roncean melati yang membentuk jaring pembungkus konde, dan sebagian lainnya membentuk rantai rumit roncean melati yang menggantung dari kepala pengantin wanita. Melati juga menghiasi [[keris]] pengantin pria, rangkaian ini disebut ''roncen usus-usus'' yang merujuk kepada bentuknya yang menyerupai usus dan dikaitkan dengan legenda Arya Penangsang. Pengantin Makassar dan [[Bugis]] juga menghiasi rambutnya dengan kuncup melati yang disematkan ke rambut menyerupai butiran mutiara. Melati juga sering dipakai sebagai bunga sesajen untuk [[hyang]], arwah dan dewa-dewa, terutama oleh umat Hindu Bali, melati juga sering digunakan sebagai bunga taburan dalam upacara pemakaman atau ziarah makam.