Melioidosis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hanamanteo (bicara | kontrib)
+
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20211209)) #IABot (v2.0.8.3) (GreenC bot
Baris 145:
 
== Sejarah ==
Patolog [[Alfred Whitmore]] dan asistennya Krishnaswami pertama kali melaporkan melioidosis di antara pengemis dan pecandu morfin dalam autopsi di Rangoon (kini di [[Burma|Myanmar]]) dalam laporan yang diterbitkan pada tahun 1912.<ref name="Whitmore 1912">{{cite journal| vauthors = Whitmore A, Krishnaswami CS |title=An account of the discovery of a hitherto undescribed infectious disease among the population of Rangoon|journal=Indian Medical Gazette|date=1912|volume=47|pages=262–267}}</ref> [[Arthur Conan Doyle]] mungkin telah membaca laporan tahun 1912 sebelum menulis cerita pendek yang melibatkan penyakit tropis fiktif bernama "demam Tapanuli" dalam cerita petualangan [[Sherlock Holmes]].<ref name="pmid11823558">{{cite journal | vauthors = Vora SK | title = Sherlock Holmes and a biological weapon | journal = Journal of the Royal Society of Medicine | volume = 95 | issue = 2 | pages = 101–3 | date = February 2002 | pmid = 11823558 | pmc = 1279324 | doi = 10.1258/jrsm.95.2.101 | url = http://www.jrsm.org/cgi/pmidlookup?view=long&pmid=11823558 }}</ref> Dalam cerita "[[The Adventure of the Dying Detective]]" (1913), Sherlock menerima sebuah kotak yang dirancang untuk menyuntik korbannya dengan "Demam Tapanuli" saat dibuka. "Demam Tapanuli" dianggap oleh banyak orang sebagai melioidosis.<ref name="Allen C 2005"/> Istilah "melioidosis" pertama kali dicetuskan pada tahun 1921.<ref name="Joost 2018"/> Penyakit ini dibedakan dari glander, penyakit manusia dan hewan yang serupa dalam wujudnya, tetapi disebabkan oleh mikroorganisme yang berbeda. ''Burkholderia pseudomallei'' yang juga dikenal dengan ''Whitmore bacillus'' diidentifikasi pada tahun 1917 di [[Kuala Lumpur]].[<ref>{{cite book|last1=Strong|first1=Richard P | name-list-style = vanc |title=Stitt's Diagnosis, Prevention and Treatment of Tropical Diseases|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.116486|date=1944|publisher=The Blakiston Company|location=Philadelphia|page=732|edition=7th}}</ref> Kasus melioidosis manusia pertama dilaporkan di Sri Lanka pada tahun 1927. Pada tahun 1932, 83 kasus dilaporkan di Asia Selatan dan Tenggara dengan tingkat kematian 98%. Pada tahun 1936, kasus melioidosis hewan (domba) pertama dilaporkan di [[Madagaskar]], [[Afrika Selatan]]. Pada tahun 1937, tanah dan air diidentifikasi sebagai habitat ''Burkholderia pseudomallei''.<ref name="Joost 2018"/> Selama Perang Vietnam sejak tahun 1967 hingga 1973, 343 tentara Amerika Serikat dilaporkan terjangkit melioidosis dengan sekitar 50 kasus tetrular melalui hirupan. Wabah melioidosis di Kebun Binatang Paris pada dasawarsa 1970-an (dikenal sebagai ''L'affaire du jardin des plantes'') diperkirakan berasal dari [[panda]] atau kuda impor dari [[Iran]].<ref name="Allen C 2005"/><ref>{{cite journal | vauthors = Mollaret HH |title=''"L'affaire du Jardin des plantes" ou comment le mélioïdose fit son apparition en France'' |journal=Médecine et Maladies Infectieuses |year=1988 |volume=18 |issue=Suppl 4 |pages=643&ndash;654 |doi=10.1016/S0399-077X(88)80175-6}}</ref> Bukti pertama ''Burkholderia pseudomallei'' (dalam tanah) di Brasil dilaporkan pada tahun 1983.<ref name="Joost 2018"/>
 
Sebelum tahun 1989, pengobatan standar untuk melioidosis akut ialah perpaduan tiga obat yang terdiri dari kloramfenikol, kotrimoksazol, dan doksisiklin; perpaduan obat ini dikaitkan dengan tingkat kematian 80% dan tidak lagi digunakan kecuali tiada alternatif lain yang tersedia.<ref name="CAZ">{{cite journal | vauthors = White NJ, Dance DA, Chaowagul W, Wattanagoon Y, Wuthiekanun V, Pitakwatchara N | title = Halving of mortality of severe melioidosis by ceftazidime | journal = Lancet | volume = 2 | issue = 8665 | pages = 697–701 | date = September 1989 | pmid = 2570956 | doi = 10.1016/S0140-6736(89)90768-X | s2cid = 28919574 }}</ref> Ketiga obat ini bersifat bakteriostatik (hanya menghentikan pertumbuhan bakteri alih-alih langsung membunuh bakteri) dan kerja kotrimoksazol berlawanan dengan kloramfenikol dan doksisiklin.<ref name="Dance2006">{{cite journal | vauthors = Dance DA, Wuthiekanun V, Chaowagul W, White NJ | title = Interactions in vitro between agents used to treat melioidosis | journal = The Journal of Antimicrobial Chemotherapy | volume = 24 | issue = 3 | pages = 311–6 | date = September 1989 | pmid = 2681117 | doi = 10.1093/jac/24.3.311 }}</ref> ''Burkholderia pseudomallei'' yang sudah diaerosolkan pertama kali diisolasi pada tahun 1989. Pada tahun yang sama, seftazidim telah terbukti mengurangi risiko kematian melioidosis dari 74% menjadi 37%.<ref name="Joost 2018"/> ''Burkholderia pseudomallei'' sebelumnya diklasifikasikan sebagai bagian dari genus ''Pseudomonas'' sampai tahun 1992.<ref name="Stanton 1921"/> Pada tahun 1992, patogen ini secara formal bernama ''Burkholderia pseudomallei''.<ref name="Joost 2018"/> Pada tahun 2002, ''Burkholderia pseudomallei'' diklasifikasikan sebagai agen kategori B. [[Vaksin yang dilemahkan]] hidup dikembangkan pada tikus pada tahun yang sama. Pada tahun 2003, [[pengetikan urutan multilokus]] untuk ''Burkholderia pseudomallei'' dikembangkan. Pada tahun 2012, ''Burkholderia pseudomallei'' diklasifikasikan sebagai agen pilihan tingkat 1 oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat. Pada tahun 2014, kotrimoksazol ditetapkan sebagai terapi pemberantasan oral. Pada tahun 2015, DNA ''Burkholderia pseudomallei'' terdeteksi di udara yang disaring menggunakan [[reaksi berantai polimerase|PCR]] kuantitatif. Pada tahun 2016, model statistik dikembangkan untuk memperkirakan terjadinya melioidosis global tiap tahun. Pada tahun 2017, Australia diperkirakan sebagai asal-usul melioidosis terawal berdasarkan [[pengurutan keseluruhan genom]].<ref name="Joost 2018"/>