Mesir Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 84:
Firaun-firaun Kerajaan Baru membawa masa kesejahteraan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perbatasan diamankan dan hubungan diplomatik dengan tetangga-tetangga diperkuat. Kampanye militer yang dikobarkan oleh [[Thutmose I|Tuthmosis I]] dan cucunya [[Thutmose III|Tuthmosis III]] memperluas pengaruh firaun ke Suriah dan Nubia, memperkuat kesetiaan, dan membuka jalur impor komoditas yang penting seperti [[perunggu]] dan kayu.<ref>James (2005) hal. 48</ref> Firaun-firaun Kerajaan juga memulai pembangunan besar untuk mengangkat dewa [[Amun]], yang kultusnya berbasis di [[Karnak]]. Para firaun juga membangun monumen untuk memuliakan pencapaian mereka sendiri, baik nyata maupun imajiner. Firaun perempuan [[Hatshepsut]] menggunakan propaganda semacam itu untuk mengesahkan kekuasaannya.<ref>{{cite web |url=http://www.digitalegypt.ucl.ac.uk/chronology/hatshepsut.html |title=Hatshepsut|accessdate=9 December 2007 |publisher=Digital Egypt for Universities, University College London}}</ref> Masa kekuasaannya yang berhasil dibuktikan oleh ekspedisi perdagangan ke [[Tanah Punt|Punt]], [[kuil kamar mayat]] yang elegan, pasangan obelisk kolosal, dan kapel di Karnak.
 
Sekitar tahun 1350&nbsp;SM, stabilitas Kerajaan Baru terancam ketika [[Amenhotep IV]] naik tahta dan melakukan reformasi yang radikal dan kacau. Ia mengubah namanya menjadi [[Akhenaten]]. Akhenaten memuja dewa matahari [[Aten]] sebagai dewa tertinggi. Ia lalu menekan pemujaan dewa-dewa lain.<ref>Aldred (1988) hal. 259</ref> Akhenaten juga memindahkan ibukota ke kota baru yang bernama Akhetaten (kini [[Amarna]]). Ia tidak memperdulikan masalah luar negeri dan terlalu asyik dengan gaya religius dan artistiknya yang baru. Setelah kematiannya, kultus Aten segera ditinggalkan, dan firaun-firaun selanjutnya, yaitu [[Tutankhamun]], [[Ay]], dan [[Horemheb]], menghapus semua penyebutan mengenai [[bidaah]] Akhenaten.<ref>Cline (2001) hal. 273</ref>
 
[[Ramses II]] naik tahta pada tahun 1279&nbsp;SM. Ia membangun lebih banyak kuil, mendirikan patung-patung dan obelisk, serta memiliki anak yang lebih banyak daripada firaun-firaun lain dalam sejarah.<ref>Clayton (1994) hal. 146</ref> Sebagai seorang pemimpin militer yang berani, Ramses II memimpin tentaranya melawan [[bangsa Hittite]] dalam [[Pertempuran Kadesh]]. Setelah bertempur hingga mencapai kebuntuan (''stalemate''), ia setuju untuk dengan traktat perdamaian pertama yang tercatat sekitar 1258&nbsp;SM.<ref>Tyldesley (2001) hal. 76–7</ref> Kekayaan Mesir menjadikannya target serangan, terutama oleh [[Libya Kuno|orang-orang Libya]] dan ''[[Sea Peoples]]''. Tentara Mesir mampu mengusir serangan-serangan itu, namun Mesir akan kehilangan kekuasaan atas Suriah dan Palestina. Pengaruh dari ancaman luar diperburuk dengan masalah internal seperti korupsi, penjarahan makan, dan kerusuhan. Pendeta-pendeta agung di [[kuil Amun]], Thebes, mengumpulkan tanah dan kekayaan yang besar, dan kekuatan mereka memecahkan negara pada masa Periode Menengah Ketiga.<ref>James (2005) hal. 54</ref>
 
== Pemerintahan dan ekonomi ==