Mesir Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 158:
==== Hewan ====
Bangsa Mesir percaya bahwa hubungan yang seimbang antara manusia dengan hewan merupakan elemen yang penting dalam susunan kosmos; maka manusia, hewan, dan tumbuhan diyakini sebagai bagian dari suatu keseluruhan.<ref name="Strouhal117">Strouhal (1989) hal. 117</ref> Hewan, baik yang di[[domestikasi]] maupun liar, merupakan sumber spiritualitas, persahabatan, dan rezeki bagi bangsa Mesir Kuno. Sapi adalah hewan ternak yang paling penting; pemerintah mengumpulkan pajak terhadap hewan ternak dalam sensus-sensus reguler, dan ukuran ternak melambangkan martabat dan kepentingan pemiliknya. Selain sapi, bangsa Mesir Kuno menyimpan domba, kambing, dan babi. Unggas seperti bebek, angsa, dan merpati ditangkap dengan jaring dan dibesarkan di peternakan. Di peternakan, unggas-unggas tersebut dipaksa makan adonan agar semakin gemuk.<ref name="Manuelian381">Manuelian (1998) hal. 381</ref> Sementara itu, di sungai Nil terdapat sumber daya ikan. Lebah-lebah juga didomestikasi dari masa Kerajaan Lama, dan hewan tersebut menghasilkan madu dan lilin.<ref>Nicholson (2000) hal. 409</ref>
 
Keledai dan lembu digunakan sebagai [[hewan pekerja]]. Hewan-hewan tersebut bertugas membajak ladang dan menginjak-injak bibit ke dalam tanah. Lembu-lembu yang gemuk dikorbankan dalam ritual persembahan.<ref name="Manuelian381"/> Kuda-kuda dibawa oleh Hyksos pada Periode Menengah Kedua, sementara unta, meskipun sudah ada sejak periode Kerajaan Baru, tidak digunakan sebagai hewan pekerja hingga Periode Akhir. Selain itu, terdapat bukti yang menunjukan bahwa [[gajah]] sempat dimanfaatkan pada Periode Akhir, tetapi akhirnya dibuang karena kurangnya tanah untuk merumput.<ref name="Manuelian381"/> Anjing, kucing, dan monyet menjadi hewan peliharaan, sementara hewan-hewan seperti singa yang diimpor dari jantung Afrika merupakan milik kerajaan. [[Herodotus]] mengamati bahwa bangsa Mesir adalah satu-satunya bangsa yang menyimpan hewan di rumah mereka.<ref name="Strouhal117"/> Selama periode pradinasti dan akhir, pemujaan dewa dalam bentuk hewan sangat populer, seperti dewi kucing [[Bastet (mitologi)|Bastet]] dan dewa ibis [[Thoth]], sehingga hewan-hewan tersebut dibesarkan dalam jumlah besar untuk pengorbanan dalam ritual.<ref>Oakes (2003) hal. 229</ref>
 
=== Sumber daya alam ===