Mesir Kuno: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 66:
{{Main|Kerajaan Pertengahan Mesir}}
[[Berkas:Egypte louvre 231 visage.jpg|thumb|upright|Amenemhat III, penguasa terakhir Kerajaan Pertengahan.]]
Firaun Kerajaan Pertengahan berhasil mengembalikan kesejahteraan dan kestabilan negara, sehingga mendorong kebangkitan seni, sastra, dan proyek pembangunan monumen.<ref>Shaw (2002) hal. 148</ref> Mentuhotep II dan sebelas dinasti penerusnya berkuasa dari Thebes, tetapi wazir [[Amenemhat I]], sebelum memperoleh kekuasaan pada awal [[dinasti ke-12]] (sekitar tahun 1985&nbsp;SM), memindahkan ibukota ke [[Itjtawy]] di [[Oasis Faiyum]].<ref>Clayton (1994) hal. 79</ref> Dari Itjtawy, firaun dinasti ke-12 melakukan reklamasi tanah dan irigasi untuk meningkatkan hasil panen. Selain itu, tentara kerajaan berhasil merebut kembali wilayah yang kaya akan emas di Nubia, sementara pekerja-pekerja membangun struktur pertahanan di Delta Timur, yang disebut "[[tembok-tembok penguasa]]" (''Walls-of-the-Ruler''), sebagai perlindungan dari serangan asing.<ref>Shaw (2002) hal. 158</ref>
 
Maka populasi, seni, dan agama negara mengalami perkembangan. Berbeda dengan pandangan elitis Kerajaan Lama terhadap dewa-dewa, Kerajaan Pertengahan mengalami peningkatan ungkapan kesalehan pribadi. Selain itu, muncul sesuatu yang dapat dikatakan sebagai demokratisasi setelah akhirat; setiap orang memiliki arwah dan dapat diterima oleh dewa-dewa di akhirat.<ref>Shaw (2002) hal. 179–82</ref> Sastra Kerajaan Pertengahan menampilkan tema dan karakter