Mesopotamia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Taylor 49 (bicara | kontrib)
Membalikkan revisi 14412465 oleh 114.125.59.15 (bicara)
Tag: Pembatalan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
Baris 36:
Matthias Henze menunjukkan bahwa kegilaan [[Nebukadnezar]] dalam [[Kitab Daniel]] mengacu pada [[Epos Gilgames]]. Dia mengklaim bahwa penulis menggunakan unsur-unsur dari deskripsi Enkidu untuk melukis potret sarkastik dan mengejek raja Babel.<ref>''The Madness of King Nebuchadnezzar...'', Leiden, Brill, 1999</ref>
 
Salah satu warisan peradaban Mesopotamia Kuno yang amat bernilai bagi umat manusia adalah kumpulan hukum yang biasa disebut [[Codex Hammurabi]]. Kumpulan hukum yang berbentuk balok batu hitam itu ditemukan di Susa tahun 1901 dalam suatu ekspedisi yang dilakukan arkeolog PerancisPrancis di bawah pimpinan M de Morgan. Pada bagian atas balok, yang kini ada di Museum Louvre, Paris, ada relief yang menggambarkan Raja Hammurabi dari Babilonia Kuno (1728-1686 SM) sedang menerima hukum dari Dewa Shamash, dewa Matahari yang juga menjadi dewa pelindung keadilan. Perbandingan dengan kumpulan hukum yang ada dalam [[kitab Keluaran|Kitab]] [[Keluaran 21]][[Keluaran 23|-23]] menunjukkan adanya kesejajaran yang dekat. Adanya ketergantungan antara kedua kumpulan hukum itu tidak bisa ditentukan dengan pasti, tetapi pengaruh tidak langsung rasanya merupakan sesuatu yang amat masuk akal.
 
Codex [[Hammurabi]], yang terdiri dari 282 pasal ditambah [[Prolog]] dan Epilog, tidak saja berpengaruh pada kumpulan hukum yang ada dalam [[Alkitab]], tetapi juga pada sistem hukum pada periode selanjutnya. Yang menarik dan mungkin membuat kita (seharusnya) tertunduk malu adalah, kumpulan hukum itu juga mengingatkan kita bahwa sejak abad 18 SM, di Mesopotamia sudah ada seorang pemimpin besar yang sungguh-sungguh mempunyai kesadaran bahwa manusia harus diperlakukan secara adil sebagai manusia.