Mesopotamia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Potery30 (bicara | kontrib)
k Mengubah kalimat pengetikan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 1:
[[Berkas:N-Mesopotamia and Syria english.svg|320px|jmpl|ka|Peta yang menunjukkan wilayah Mesopotamia]]
'''Mesopotamia''' (dari {{lang-grc|Μεσοποταμία}}: tanah di antara sungai-sungai; {{lang-ar|بلاد الرافدين}} (''bilād al-rāfidayn''); {{lang-syr|ܒܝܬ ܢܗܪܝܢ}} (''Beth Nahrain''): "tanah dari sungai-sungai" terletak di antara dua sungai besar, [[Efrat]] dan [[Tigris]]. Daerah yang kini menjadi Republik [[Irak]] itu pada zaman dahulu disebut Mesopotamia, yang dalam bahasa [[Yunani]] berarti "(daerah) di antara sungai-sungai". Dengan bidang tanah yang panjang dan sempit berbentuk seperti bulan sabit dan tanahnya yang subur, daerah ini juga disebut "[[Bulan Sabit Subur]]". Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis [[Yunani]] dan [[Bahasa Latin|Latin]] kuno, seperti apa [[Polybius]] (abad 2 SM) dan [[Strabo]] (60 SM-20 M). Tanah subur ini telah menumbuhkan banyak peradaban kuno yang megah yangdan secara kolektif dikenal sebagai sebagai peradaban Mesopotamia. Inilah peradaban paling awal di Asia Barat dan salah satu yang tertua di dunia.
 
Menurut keyakinan [[Kristen]] dan [[Yahudi]] seperti dalam [[Perjanjian Lama]], ada usaha menghubungkan keluarga [[Abraham]] (yang lalu disebut "Bapa Orang Beriman" dan diakui oleh tiga agama monoteistik dunia, [[Islam]], [[Kristen]], dan [[Yahudi]] ) dengan Mesopotamia. Dalam kitab [[Kejadian]] 11:31 dikatakan, pada suatu masa keluarga [[Abraham]] berpindah dari [[Ur Kaśdim]] ke [[Haran]] sebelum akhirnya berpindah ke [[Kanaan]] (Daerah [[Israel]] dan [[Palestina]] sekarang).
Baris 8:
== Etimologi ==
[[Berkas:Tigr-euph.png|jmpl|ka|Peta yang menunjukkan [[sistem sungai Tigris-Efrat]], yang mendefinisikan Mesopotamia]]
[[Toponimi]] daerah ''Mesopotamia'' berasal dari akar kata [[bahasa Yunani kuno|Yunani Kuno]] μέσος (''mesos'') "tengah" dan ποταμός (''potamos'') "sungai" dan secara harfiah berarti "(negeri) di antara sungai-sungai". Toponimi ini digunakan dalam [[Septuaginta]] yang berbahasa Yunani itu (ca. 250 SM) sebagai terjemahan dari padanannya dalam [[bahasa Ibrani]] yaitu ''Naharaim''. Toponimi ini bahkan sudah lebih awal lagi digunakan oleh bangsa Yunani sebagaimana yang dibuktikan dengan ''[[Anabasis Alexandri]]'', yang ditulis pada akhir abad ke-2 Masehi, namun secara khusus mengacu pada sumber-sumber dari zaman [[Alexander Agung]]. Dalam ''Anabasis'', Mesopotamia digunakan untuk menyebut wilayah yang membentang di timur [[Sungai Efrat]] di utara [[Suriah]]. Istilah [[bahasa Aram|Aram]] ''biritum / birit Narim'' berhubungan dengan konsep geografis serupa.<ref>{{citation |last1=Finkelstein |first1=J.J. |year=1962 |title=Mesopotamia |journal=Journal of Near Eastern Studies |volume=21 |issue=2 |pages=73–92 |jstor=543884 |doi=10.1086/371676 }}</ref> Kemudian, istilah Mesopotamia itu lebih umum diterapkan untuk semua tanah antara sungai Efrat dan [[Tigris]], sehingga menggabungkan tidak hanya bagian dari [[Suriah]] tetapi juga hampir semua [[Irak]] dan [[Turki]] tenggara.<ref name=fosterpolingerfoster>{{citation |title=Civilizations of ancient Iraq |last1=Foster |first1=Benjamin R. |last2=Polinger Foster |first2=Karen |year=2009 |publisher=Princeton University Press |location=Princeton |isbn=978-0-691-13722-3 }}</ref> Dataran stepa di sebelah barat sungai Efrat dan bagian barat Pegunungan Zagros juga sering termasuk dalam istilah yang lebih luas Mesopotamia.<ref name=canard>{{citation |last1=Canard |first1=M. |editor1-first=P. |editor1-last=Bearman |editor2-first=Th. |editor2-last=Bianquis |editor3-first=C.E. |editor3-last=Bosworth |editor4-first=E. |editor4-last=van Donzel |editor5-first=W.P. |editor5-last=Heinrichs |editor3-link=Clifford Edmund Bosworth |title=Encyclopaedia of Islam, Second Edition |year=2011 |publisher=Brill Online |location=Leiden |chapter=al-ḎJazīra, Ḏjazīrat Aḳūr or Iḳlīm Aḳūr |oclc=624382576 }}</ref><ref name=wilkinson2000>{{citation |last1=Wilkinson |first1=Tony J. |year=2000 |title=Regional approaches to Mesopotamian archaeology: the contribution of archaeological surveys |journal=Journal of Archaeological Research |volume=8 |issue=3 |pages=219–267 |issn=1573-7756 |doi=10.1023/A:1009487620969 }}</ref><ref name=matthews2003>{{citation |last=Matthews |first=Roger |title=The archaeology of Mesopotamia. Theories and approaches |year=2003 |publisher=Routledge |location=Milton Square |series=Approaching the past |isbn=0-415-25317-9 }}</ref> Perbedaan lebih lanjut biasanya dibuat antara atas atau Utara Mesopotamia dan dataran yang rendah atau Selatan Mesopotamia.<ref name=miqueletal>{{citation |last1=Miquel |first1=A. |last2=Brice |first2=W.C. |last3=Sourdel |first3=D. |last4=Aubin |first4=J. |last5=Holt |first5=P.M. |last6=Kelidar |first6=A. |last7=Blanc |first7=H. |last8=MacKenzie |first8=D.N. |last9=Pellat |first9=Ch. |editor1-first=P. |editor1-last=Bearman |editor2-first=Th. |editor2-last=Bianquis |editor3-first=C.E. |editor3-last=Bosworth |editor4-first=E. |editor4-last=van Donzel |editor5-first=W.P. |editor5-last=Heinrichs |editor3-link=Clifford Edmund Bosworth |title=Encyclopaedia of Islam, Second Edition |year=2011 |publisher=Brill Online |location=Leiden |chapter=ʿIrāḳ |oclc=624382576 |display-authors=9 }}</ref> Mesopotamia atasutara juga dikenal sebagai Jezirah, adalah daerah antara Efrat dan Tigris sampai ke [[Baghdad]].<ref name=canard/> Mesopotamia bawahselatan terdiri dari selatan Irak selatan, Kuwait, dan Iran bagian barat.<ref>{{Citation|url=http://books.google.com/books?id=nAemO6HmOgYC&pg=PA2 |title=Who Were The Babylonians?|work= Bill T. Arnold|year=2004|pages=2|postscript=}}</ref><ref>{{Citation|url=http://books.google.com/books?id=Ix4X-0QykDAC&pg=PT108&dq |title=From Adam to Noah-The Numbers Game: Why the Genealogy Puzzles of Genesis 5|work= Leonard Timmons|year=2012|pages=|postscript=}}</ref><ref>{{Citation|url=http://books.google.com/books?id=K-4OtwAACAAJ&d |title=Southern Mesopotamia During the Bronze Age|work= Lisa E. Gross|year=2003|pages=|postscript=}}</ref> Dalam penggunaan akademis modern, istilah Mesopotamia juga sering memiliki konotasi kronologis. Sering kali digunakan untuk merujuk daerah ini sampai dengan masa [[Penaklukan Muslim]]. Nama-nama seperti Suriah, Jezirah, dan Irak digunakan untuk menggambarkan wilayah tersebut setelah masa ini.<ref name=fosterpolingerfoster/><ref name=bahrani>{{citation |last1=Bahrani |first1=Z. |editor1-last=Meskell |editor1-first=L. |title=Archaeology under fire: Nationalism, politics and heritage in the Eastern Mediterranean and Middle East |year=1998 |publisher=Routledge |location=London |isbn=978-0-415-19655-0 |pages=159–174 |chapter=Conjuring Mesopotamia: imaginative geography a world past }}</ref> Istilah ini telah diperdebatkan bahwa eufimisme ini merupakan istilah [[Eurosentris]] yang disematkan pada daerah ini pada masa-masa perambahan orang Barat abad ke-19.<ref name=bahrani/><ref>Scheffler, Thomas; 2003. “ 'Fertile crescent', 'Orient', 'Middle East': the changing mental maps of Southeast Asia,” ''European Review of History'' 10/2: 253–272.</ref>
 
== Geografi ==
{{Main|Geografi Mesopotamia}}
[[Berkas:Spread of Oecumene Mesopotamia.jpg|jmpl|Ruang lingkup budaya Mesopotamia, Babilonia, dan Assiria yang diketahui dari sumber-sumber dokumenter]]
Mesopotamia meliputi wilayah antara [[Sungai Efrat]] dan [[Sungai Tigris|Tigris]] yang sama-sama bersumber dari [[dataran tinggi Armenia]]. Kedua sungai ini juga mendapatkan tambahan pasokan air dari banyak anak sungai, dan keseluruhan jaringan sungai ini mengaliri wilayah bergunung-gunung yang sangat luas. Jalur perjalanan darat di Mesopotamia lazimnya menyusuri Sungai Efrat karena tepian Sungai Tigris sebagian besar terjal dan sukar dilalui. Iklim wilayah ini semi-gersang dengan bentangan gurun yang luas di utara serta bentangan daerah berawa-rawa, berlaguna, berlumpur, dan bergelagah seluas 15.000 Km persegi (5.800 Mil persegi) di selatan. Jauh di ujung selatan, Efrat dan Tigris menyatu dan bermuara ke [[Teluk Persia]].
 
Lingkungan gersang yang membentang dari kawasan-kawasan [[pertanian tadah hujan]] di daerah utara sampai ke daerah selatan di mana pertanian dengan irigasi menjadi sangat penting jika orang mengharapkan perolehan surplus [[energi yang dihasilkan atas energi yang diinvestasikan]] (''Energy Returned On Energy Invested'', EROEI). Irigasi ini dipermudah oleh tingginya permukaan air tanah sertadan lelehan salju dari puncak-puncak tinggi [[Pegunungan Zagros]] di wilayah utara dan dari dataran tinggi Armenia, sumber air Sungai Tigris dan Efrat yang menjadi asal-muasal nama negeri itu. Manfaat irigasi bergantung pada kemampuan mengerahkan tenaga kerja yang memadai untuk membuat dan memelihara saluran-saluran air. Maka, dan inilah faktor ini yang sejak permulaan zaman telah membantu pertumbuhan pemukiman-pemukiman perkotaan dan sistem kekuasaan politik yang terpusat.
 
Usaha pertanian di seluruh wilayah Mesopotamia disokong oleh usaha penggembalaan ternak secara berpindah-pindah. Kaum pengembara yang mendiami kemah-kemah menggembalakan biri-biri dan kambing (dan kemudian unta) dari padang-padang penggembalaan sepanjang sungai pada bulan-bulan di musim panas yang kering, menuju padang-padang rumput musiman di sepanjang perbatasan dengan gurun pada musim dingin yang basah. Wilayah Mesopotamia umumnya tidak memiliki batu-batu untuk bahan bangunan, logam mulia, dan kayu, dan karena itulah sepanjang sejarahnya bergantung pada perniagaan jarak jauh atas hasil-hasil pertanian untuk mendapatkan barang-barang langka itu dari luar wilayah. Di daerah rawa-rawa di selatan, terdapat suatu budaya rumit penangkapan ikan dengan kapal-kapal pengangkut semenjak zaman prasejarah, yang menambah keberagaman budaya Mesopotamia.
 
Kegagalan-kegagalan berkala dalam sistem budaya ini diakibatkan oleh sejumlah faktor. Kebutuhan akan tenaga kerja dari waktu ke waktu telah mengakibatkan peningkatan populasi yang mendesak batas-batas daya tampung ekologi, dan begitusaat wilayah ini mengalami masa kekacauan iklim, keruntuhan pemerintah pusat dan penurunan populasi dapat terjadi. Di lain pihak, kerentanan militer terhadap serangan dari suku-suku pinggiran dari daerah perbukitan atau padang-padang penggembalaan telah mengakibatkan keruntuhan perniagaan dan penelantaran jaringan-jaringan irigasi selama beberapa waktu. Demikian pula, kecenderungan-kecenderungan memusat yang ada padadi negara-negara kota hanya berarti pemerintahan terpusat atas seluruh wilayah Mesopotamia,. bilamanaBilamana dipaksakan, cenderung berumur pendek, dan semangat kedaerahan pun memecahterpecah-belah kekuasaan yang utuh menjadi satuan-satuan kesukuan atau kedaerahan yang lebih kecil.<ref>Thompson, William R. (2004) "Complexity, Diminishing Marginal Returns, and Serial Mesopotamian Fragmentation" (Jilid 3, Journal of World Systems Research)</ref> Kecenderungan-kecenderungan semacam ini masih terus berlanjut di Irak sampai sekarang.
 
== Sejarah Mesopotamia ==
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh bangsa Sumer(ia)Sumeria. Bangsa [[Sumeria]] membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, bangsa [[Akkadia]], dipimpin Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tetapi bukan penaklukan kultural. Bahkan dalam berbagai hal budaya SumerSumeria dan AkkadAkkadia berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid SumerSumeria-AkkadAkkadia. Campur tangan SumerSumeria tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat AkkadAkkadia terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumer-lahSumeria ygyang mendukung AkkadAkkadia, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai-sungai" itu.
 
== Mesopotamia dalam Alkitab ==
Baris 46:
Bangsa Mesopotamia Kuno setiap bulan menyelenggarakan upacara-upacara. Tema upacara dan perayaan untuk tiap-tiap bulan ditentukan oleh sekurang-kurangnya enam faktor utama:
 
# [[Fase bulan|Pergantian penampakan bulan]] (paroseparuh-terang bermakna kelimpahan dan pertumbuhan, sedangkan paroseparuh-gelap dikait-kaitkan dengan penurunan, pelestarian, dan perayaan "Alam Bawah"")
# Pergantian musim bercocok-tanam
# [[Ekuinoks|Titik katulistiwakhatulistiwa matahari]] dan [[titik balik matahari]]
# Mitos-mitos setempat beserta dewa-dewi yang terkait dengannya
# Keberhasilan dari raja yang berkuasa saat itu
# [[Akitu]], atau perayaan [[Tahun Baru]] (purnama pertama sesudah matahari melintasi katulistiwa di musim semi)
# Peringatan peristiwa-peristiwa bersejarah (hari pendirian, kemenangan-kemenangan perang, hari-hari suci bagi kuil, dst.)
 
=== Olahraga ===
[[Perburuan]] populer di kalangan raja-raja Asyur. [[Tinju]] dan [[gulat]] kerapsering ditampilkan dalam seni rupa, dan beberapa bentuk permainan [[polo]] agaknya merupakan olahraga yang populer, dengan pemain yang duduk di atas pundak orang bukannya di atas punggung kuda.<ref>{{Citation|author=Karen Rhea Nemet-Nejat|title=Daily Life in Ancient Mesopotamia|year=1998}}</ref> Mereka juga memainkan ''majore'', sebuah permainan yang mirip [[sepak bola rugbi|rugbi]], tetapi dimainkan dengan sebuah bola yang terbuat dari kayu. Mereka juga memainkan sebuah [[permainan papan]] yang mirip dengan [[senet]] dan [[backgammon]], dan yang kini dikenal sebagai "[[Permainan Kerajaan dari Ur]]."
 
== Ekonomi dan pertanian ==
[[Berkas:Metal production in Ancient Middle East.svg|jmpl|Area-area tambang di [[Asia Barat]] Kuno. Warna kotak: cokelat untuk [[arsen]], merah untuk [[tembaga]], kelabu untuk [[timah]], cokelat kemerah-merahan untuk [[besi]], kuning untuk [[emas]], putih untuk [[perak]], hitam untuk [[timbal]]. Warna area: kuning untuk [[perunggu]] lakuran arsen, kelabu untuk perunggu lakuran timah.]]
 
Budi daya tanaman pangan yang dibantu sistem irigasi menyebar dari pegunungan Zagros ke arah selatan bersama dengan peradaban Samara dan peradaban Hadji Muhammed sejak sekitar 5,000 SM.<ref name="Cengage Learning, 1 Jan 2010 ">{{Citation | url =https://books.google.com/?id=jvsVSqhw-FAC&pg=PA29&dq=mesopotamian+agriculture#v=onepage&q=mesopotamian%20agriculture&f=false|title= The Earth and Its Peoples: A Global History |author1=Richard Bulliet |author2=Pamela Kyle Crossley |author3=Daniel Headrick |author4=Steven Hirsch |author5=Lyman Johnson |author6=David Northup |publisher=Cengage Learning, 1 Jan 2010 | accessdate =2012-05-30 | isbn =0538744383 | date =2010-01-01}}</ref> Kuil-kuil Sumeria berfungsi sebagai [[bank]] dan mengembangkan [[ekonomi|sistem pinjaman dan kredit]] berskalaskala besar yang pertama, tetapi bangsa Babilonia yang mengembangkan sistem [[bank komersial|perbankan dagang]] yang pertama. Perekonomian Mesopotamia dalam satu dan lain hal dapat dibandingkan dengan [[ilmu ekonomi pasca-Keynes]], tetapi dengan suatu pendekatan yang cenderung "apa saja boleh".<ref name=Sheila>Sheila C. Dow (2005), "Axioms and Babylonian thought: a reply", ''Journal of Post Keynesian Economics'' '''27''' (3), p. 385-391.</ref>
 
Sejak permulaan sejarah Mesopotamia sampai dengan zaman [[Ur III]], kuil-kuil menguasai sampai dengan sepertiga dari seluruh lahan yang ada, namun jumlah itu menurun dari waktu ke waktu seiring peningkatan kepemilikan tanah oleh pihak istana dan orang-orang pribadi. [[Ensí|Ensi]] adalah kata yang digunakan sebagai sebutan bagi orang yang bertugas mengatur pekerjaan untuk segala macam usaha pertanian di lahan-lahan milik kuil. Rakyat jelata diketahui sebagai golongan yang paling sering bekerja di bidang pertanian sebagai petani-petani penggarap, khususnya di lahan-lahan milik kuil atau istana.<ref name="H. W. F. Saggs">{{Citation{Citatio|title|titl=Babylonians=Babylonian|url|ur==https://books.google.com/?id=BPdLxEyHci0C&pg=PA58&lpg=PA58&dq=agricultural+practice+in+Babylonia#v=onepage&q=agricultural%20practice%20in%20Babylonia&f=falsefals|year|yea=2000=200|author|autho==H. W. F. Saggs - Professor Emeritus of Semitic Languages at University College, CardiffCardif|publisher|publishe==University of California Press, 1 Jun 2000200|isbn|isb=9780520202221=978052020222|accessdate|accessdat==29 May 2012201}} ISBN 0-520-20222-8</ref>
 
Kondisi geografi Mesopotamia selatan hanya memungkinkan penyelenggaraan pertanian jika dikelola dengan irigasi dan drainase yang baik. Kenyataan ini berdampak besar pada evolusi peradaban Mesopotamia awal. Kebutuhan akan irigasi mendorong bangsa Sumeria, dan selanjutnya bangsa Akkadia, untuk membangun kota-kota mereka di sepanjang tepian sungai Tigris dan Efrat serta cabang-cabangnya. Kota-kota besar seperti Ur dan Uruk, bertempat di sekitar anak-anak Sungai Efrat, sedangkan kota-kota lain, khususnya Lagash, didirikan dekat cabang-cabang Sungai Tigris. Sungai-sungai juga memiliki manfaat lain sebagai sumber pasokan ikan (baik sebagai bahan pangan maupunatau sebagai pupuk), gelagah, dan lempung (untuk bahan bangunan). Berkat irigasi, [[ketahanan pangan|pasokan pangan]] di Mesopotamia sebanding dengan pasokan pangan di padang-padang rumput Kanada.<ref>Roux, Georges, (1993) "Ancient Iraq" (Penguin)</ref> Lembah sungai Tigris dan lembah Sungai Efrat merupakan bagian timur laut dari bentangan [[Hilal Subur]] yang juga meliputi lembah Sungai Yordan dan lembah Sungai Nil. Jika semakin dekat dengan sungai membuat lahan menjadi subur dan baik untuk ditanami, maka sebaliknya jarak yang semakin jauh dari sungai membuat lahan menjadi kering dan sebagian besar tidak dapat dihuni. Itulah sebabnya perkembangan [[irigasi]] sangat penting artinya bagi para penduduk Mesopotamia. [[Inovasi]]-inovasi bangsa Mesopotamia lainnya adalah pengendalian laju air dengan [[bendungan]] serta pemanfaatan saluran-saluran air. Orang-orang yang mula-mula menempati tanah yang subur di Mesopotamia mempergunakan [[bajak|luku]] kayu untuk menggemburkan [[tanah]] sebelum ditanami [[jelai]], [[bawang]], [[anggur]], [[lobak]], atau punmaupun [[apel]]. Penduduk Mesopotamia terbilang di antara orang-orang pertama yang membuat [[bir]] dan [[Anggur (minuman)|tuak anggur]]. Dilibatkannya keterampilan dalam bertani di Mesopotamia membuat para petani tidak tidak bergantung pada [[Perbudakan|budak belian]] untuk merampungkan pengerjaan lahan-lahan mereka, akan tetapi ada pula beberapa pengecualian. Tingginya risiko mempekerjakan budak belian (budak belian melarikan diri atau memberontak) membuat banyak petani menghindarinya. Meskipun sungai-sungai menjadi penyokong hidup penduduk Mesopotamia, sungai-sungai jualah yangjuga menghancurkannya dengan banjir yang kerap meluap dan meluluh-lantakkan seisi kota. Cuaca Mesopotamia yang sukar ditebak seringkali tidak berpihak pada para petani; tanaman-tanaman pangan sering dirusak cuaca sehingga orang perlu memelihara sumber-sumber pangan cadangan seperti lembu dan biri-biri. Seiring berlalunya waktu, daerah-daerah paling selatan di Mesopotamia menderita akibat meningkatnya [[salinitas|kadar garam]] pada tanah, sehingga mengakibatkan kota-kota lambat-laun ditinggalkan orang dan terjadi pemusatan kekuasaan di AkkadAkkadia yang letaknya jauh lebih ke utara.
 
== Pemerintahan ==
Geografi Mesopotamia sangat berdampak pada perkembangan politik di wilayah itu. Di antara sungai dan kali, orang-orang Sumeria mendirikan kota-kota perdana berikutdengan saluran-saluran irigasinya yang terpisahkan satu sama lain oleh bentangan gurun atau rawa yang luas dan terbuka, tempat berkeliaran suku-suku pengembara. Komunikasi antar kota-kota terisolasi itu sulit dan terkadangkadang berbahaya jika dilakukan. Oleh karena itu, masing-masing kota Sumeria menjadi sebuah [[negara kota]] yang merdeka dan gigih mempertahankan kemerdekaannya. Kadang-kadang salah satu kota akan mencoba menaklukkan dan mempersatukan kota-kota yang sewilayah dengannya, tetapi upaya-upaya semacam itu mendapat perlawanan dan tertumbuk pada kegagalan selama berabad-abad. Akibatnya, sejarah politik SumerSumeria penuh dengan peperangan yang berlangsung nyaris tanpa henti. Pada akhirnya SumerSumeria pun dipersatukan oleh [[Eannatum]], tetapi persatuan itu rapuh dan gagal bertahan, karena bangsa Akkadia berjaya menaklukkan Sumeria pada 2331 SM hanya satu generasi sesudahnya. Kekaisaran Akkadia adalah kekaisaran pertama yang mampu bertahan melampaui satu generasi dan menyelenggarakan alih kepemimpinan raja-raja secara damai. Umur kekaisaran ini relatif singkat, karena ditaklukkan bangsa Babilonia setelah bertahan selama beberapa generasi.
 
=== Raja-raja ===
{{Further|Daftar Raja Sumeria|Daftar Raja Babel|Daftar Raja Asyur}}
Bangsa Mesopotamia percaya bahwa raja-raja dan ratu-ratu mereka adalah keturunan dari warga Kota Dewa-[[Dewa]], akan tetapi tidak seperti bangsa [[Sejarah Mesir Kuno|Mesir Kuno]], mereka tidak pernah meyakini bahwa raja-raja mereka adalah dewa-dewa sejati.<ref name="Robert Dalling 2004">{{Citation|author=Robert Dalling|title=The Story of Us Humans, from Atoms to Today's Civilization|year=2004}}</ref> Sebagian besar raja-raja menggelarimenggelar dirinya “raja semesta alam” atau “raja agung”. Gelar lainnya yang lazim dipakai adalah “[[gembala]]”, karena raja-raja harus memperhatikan peri kehidupan rakyatnya.
 
=== Kekuasaan ===
Ketika tumbuh menjadi sebuah kekaisaran, wilayah kekuasaan Asyur dibagi-bagi menjadi daerah-daerah yang disebut [[provinsi]]. Tiap-tiap provinsi dinamakan menurut nama kota utamanya, seperti [[Niniwe]], [[Samaria]], [[Damsyik]], dan [[Arpad, Suriah|Arpad]]. Semua provinsi dikepalai gubernurnya masing-masing yang bertugas memastikan setiap orang membayar pajaknya. Para gubernur juga wajib menghimpun pasukan untuk maju berperang dan menyalurkan tenaga kerja bilamanabila ada pembangunan kuil. Seorang gubernur juga bertanggung jawab atas penerapan hukum di provinsi yang dipimpinnya. Cara ini memudahkan pengendalian sebuah kekaisaran besar. Walaupun sebelumnya cuma sebuah [[negara berdaulat|negara]] kecil di Sumeria, Babel tumbuh pesat selama masa pemerintahan [[Hammurabi]]. Ia dikenal sebagai “pencipta aturan hukum”, dan segera saja [[Babel]] menjadi salah satu kota utama di Mesopotamia. Kelak Babel disebut Babilonia, yang berarti "gapura dewa-dewa." Kota ini juga menjadi salah satu pusat pembelajaran terbesar dalam sejarah.
 
=== Peperangan ===
[[Berkas:Stele of Vultures detail 01-transparent.png|jmpl|ka|270px|alt3=See caption|Sekeping pecahan dari [[Prasasti Burung Nazar]] yang memperlihatkan pasukan perang yang sedang berbaris, zaman dinasti awal III, 2600–2350 SM]]
[[Berkas:Raminathicket2.jpg|jmpl|ka|250px|Salah satu dari dua patung ''[[domba dalam belukar]]'' yang ditemukan di pemakaman kerajaan di [[Ur]], 2600-2400 SM]]
Dengan berakhirnya zaman kekuasaan [[Uruk]], tumbuh kota-kota bertembok dan banyak desa terpencil dari [[zaman Ubaid]] ditinggalkan yang menyiratkan adanya peningkatan kekerasan yang dilakukan secara berkelompok. Seorang raja awal yaitu [[Lugalbanda]] diduga telah membangun tembok putih mengitari kota itu. Begitu negara-[[negara kota]] mulai tumbuh, lingkup jangkauan pengaruh mereka pun saling tumpang-tindih sehingga menimbulkan perdebatan di antara negara-negara kota lainnya, khususnya menyangkut tanah dan terusan-terusan. Perdebatan-perdebatan ini dicatat pada [[loh tanah liat|loh-loh lempung]] beberapa ratus tahun sebelum pecah perang-perang besar—catatan pertama mengenai peperangan ditulis sekitar 3200 SM. namunNamun, belum menjadi suatu kelaziman sampai kira-kira 2500 SM. Seorang raja [[Dinasti Awal II]] (Ensi) Uruk di Sumer, Gilgamesh (2600 SM), disanjung karena keberhasilannya dalam bertempur melawan [[Humbaba]], penjaga Pegunungan Aras, dan kelak dalam banyak sajak dan kidung ia dipuja-puji pula sebagai makhluk dua pertiga dewa dan hanya sepertiga manusia. Tugu [[Prasasti Burung Nazar]] yang berasal dari akhir zaman [[Dinasti Awal III]] (2600–2350 SM), yang dibuat untuk memperingati kemenangan [[Eannatum]] dari [[Lagash]] atas kota tetangga saingannya [[Umma]], adalah monumen tertua di dunia yang dibuat sebagai pernyataan pujian atas sebuah tindakan pembantaian.<ref>Winter, Irene J. (1985). "After the Battle is Over: The 'Stele of the Vultures' and the Beginning of Historical Narrative in the Art of the Ancient Near East". In Kessler, Herbert L.; Simpson, Marianna Shreve. Pictorial Narrative in Antiquity and the Middle Ages. Center for Advanced Study in the Visual Arts, Symposium Series IV. 16. Washington DC: National Gallery of Art. pp. 11–32. ISSN 0091-7338.</ref> Mulai dari saat itu sampai seterusnya, peperangan dijadikan bagian dari sistem politik Mesopotamia. Sesekali sebuah kota yang netral dapat bertindak selaku penengah bagi dua kota yang saling berseteru. Keadaan ini mendorong terbentuknya persatuan-persatuan antar-kota yang kelak berkembang menjadi negara-negara kedaerahan.<ref name="Robert Dalling 2004"/> Tatkala kekaisaran-kekaisaran terwujud, mereka pun maju berperang tetapi lebih sering melawan negara-negara asing. Raja Sargon misalnya, menaklukkan seluruh kota di SumerSumeria, beberapa kota di Mari, dan kemudian maju berperang melawan Suriah utara. Banyak dinding istana Asiria dan Babilonia dihiasi dengan gambar-gambar mengenai pertempuran-pertempuran yang berhasil dimenangkan dan seterumusuh yang lari kocar-kacir atau bersembunyi dibalik rumpun-rumpun gelagah.
 
=== Hukum ===
Baris 88:
== Seni rupa ==
{{main|Seni rupa Mesopotamia}}
[[Seni rupa]] Mesopotamia menyaingi [[Seni Mesir Kuno|Seni rupa Mesir Kuno]] baik dari segi kemegahan, kecanggihan, maupun tingkat kerumitannya di kawasan barat [[Eurasia]] sejak milenium ke-4 SM sampai wilayah itu ditaklukkan [[Kekaisaran Akhemeniyah]] [[Persia]] pada abad ke-6 SM. Peninggalan seni rupa Mesopotamia sebagian besar berupa berbagai jenis patung batu dan tanah liat yang sangat tahan lama sifatnya; hanya sedikit peninggalan berupa lukisan yang mampu menyintasi zaman, namun peninggalan-peninggalan itu menyiratkan bahwa lukisan-lukisan Mesopotamia umumnya berupa pembubuhan warna pada pola-pola hiasan geometris dan tumbuh-tumbuhan, meskipun sebagian besar patung-patung juga diwarnai.
 
Pada [[Zaman Uruk|zaman melek-aksara perdana]], tatkala Mesopotamia berada di bawah kekuasaan [[Uruk]], dihasilkan karya-karya yang canggih seperti [[Bejana Warka]] dan stempel-[[stempel silinder]]. [[Singa Betina Guennol]] adalah sebuah patung [[batugamping|batu gamping]] kecil yang menarik dari [[Elam]] sekitar 3000–2800 SM, berwujud separuh manusia dan separuh singa.<ref>Frankfort, 24–37</ref> TakTidak lama sesudah zaman itu, muncul sejumlah patung berwujud imam-imam dan pemuja-pemuja bermata besar, sebagian besar terbuat dari pualam dengan tinggi mencapai satu kaki, yang tampak tengah menghadiri upacara penyembahan [[Berhala (Islam)|berhala]] di kuil, namun hanya sejumlah kecil patung-patung ini yang menyintas.<ref>Frankfort, 45–59</ref> Patung-patung dari zaman [[Sumeria]] dan [[Kekaisaran Akkadia|Akkadia]] umumnya bermata besar membelalak dan berjanggut panjang pada sosok pria. Banyak pula mahakarya yang telah ditemukan di makam kerajaan di [[Ur]] ([[circa|ca.]] 2650 SM), termasuk dua patung ''[[domba dalam belukar]]'', ''[[lembu tembaga]]'', dan sebuah kepala lembu pada salah satu di antara lira-[[lira dari Ur]].<ref>Frankfort, 61–66</ref>
 
Dari zaman-zaman berikutnya sebelum bangkitnya Kekaisaran Asiria Baru, seni rupa Mesopotamia menyintas dalam beberapa wujud: yaitu stempel-stempel silinder, patung-patung utuh yang relatif kecil, dan relief-relief dalam berbagai ukuran, termasuk plakat-plakat murah dari gerabah cetakan untuk rumah tinggal, sebagian berkaitan dengan keagamaan dan sebagian lagi tampaknya tidak.<ref>Frankfort, Chapters 2–5</ref> [[Relief Burney]] adalah sebuah plakat [[terakota]] dengan tingkat kerumitan yang tidak seperti biasanya dan relatif besar ukurannya (20 x 15&nbsp;inci) memperlihatkan sesosok dewi bersayap dan berkaki burung pemangsa, dikawal burung-burung hantu dan singa-singa. Relief ini berasal dari abad ke-18 atau ke-19 SM, dan mungkin pula merupakan hasil cetakan.<ref>Frankfort, 110–112</ref> Tugu-tugu batu [[prasasti]], persembahan-[[persembahan nazar]], atau plakat-plakat peringatan kemenangan-kemenangan perang dan pesta-pesta perayaan, ditemukan pula di kuil-kuil, yang tidak seperti barang-barang sejenis keluaran pemerintah yang lebih resmi sifatnya, tidak memuat cukup banyak tulisan untuk menjelaskan barang-barang itu;<ref>Frankfort, 66–74</ref> Kepingan tugu [[Prasasti Burung Nazar]] adalah sebuah contoh awal peninggalan barang-barang bertulisan,<ref>Frankfort, 71–73</ref> dan [[Prasasti Obelisk Hitam|Obelisk Hitam]] [[Salmaneser III]] dari Asyur adalah peninggalan bertulisan yang besar dan kokoh dari zaman kemudian.<ref>Frankfort, 66–74; 167</ref>
 
Ditaklukkannya seluruh Mesopotamia dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh bangsa Asyur menjadikan negeri itu lebih besar dan lebih makmur daripada sebelumnya, danserta dipajangnya karya seni yang sangat memukau di istana-istana dan tempat-tempat umum pastilah dimaksudkan pula untuk menyaingi semarak seni rupa negeri tetangga mereka, Kekaisaran Mesir. Bangsa Asyur mengembangkan sebuah gaya seni berupa latar-latar yang sangat luas diisi relief-relief pipih naratif yang ditatahditata dengan sangat rinci pada batu untuk istana-istana, menampilkan adegan-adegan peperangan atau perburuan; [[British Museum]] memiliki sekumpulan relief semacam itu. Bangsa Asyur menghasilkan sangat sedikit patung yang dipahat utuh, kecuali untuk sosok-sosok raksasa penjaga, kerapkali berwujud [[lamassu]] berkepala manusia, yang dipahat menjadi relief timbul pada dua sisi balok persegi, dengan bagian kepala berupa pahatan utuh (dan juga kelima tungkainya, sehingga tampak terpahat utuh dari masing-masing sisi balok). Bahkan sebelum menguasai Mesopotamia mereka telah meneruskan tradisi pembuatan stempel silinder dengan rancangan-rancangan yang seringkali tampak hidup dan penuh cita rasa seni.<ref>Frankfort, 141–193</ref>
 
== Arsitektur ==
[[Berkas:SumerianZiggurat.jpg|jmpl|ka|Rekonstruksi dari rekaan tampilan sebuah [[ziggurat]] Sumeria]]
{{Main|Arsitektur Mesopotamia}}
Kajian mengenai seni bina Mesopotamia Kuno didasarkan pada bukti-bukti [[arkeologi]] yang tersedia, seperti gambar-gambar berwujud bangunan, dan naskah-naskah tentang pelaksanaan pembangunan. Karya-karya ilmiah biasanya berkonsentrasi pada kuil-kuil, istana-istana, tembok-tembok dan gerbang-gerbang kota, serta bangunan-bangunan monumental lainnya,. namunNamun, sesekali dihasilkan pula karya ilmiah terkait seni bina rumah tinggal.<ref>{{Citation|first=Sally|last=Dunham|chapter=Ancient Near Eastern architecture|title=A Companion to the Ancient Near East|editor=Daniel Snell|location=Oxford|publisher=Blackwell|year=2005|pages=266–280|isbn=0-631-23293-1}}</ref> Survei permukaan dalam lingkup arkeologi juga telah memungkinkan pembuatan kajian mengenai tata ruang perkotaan di kota-kota Mesopotamia awal.
 
Batu-bata merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan karena tersedia dekat dan cuma-cumaterjangkau, sementarasedangkan batu bangunan harus didatangkan dari tempat-tempat yang cukup jauh dari sebagian besar kota-kota itu. [[Ziggurat]] adalah bentuk bangunan yang paling menonjol, dan kota-kota seringkali memiliki gerbang-gerbang besar. Yang paling masyhur dari gerbang-gerbang itu adalah [[Gerbang Ishtar|Gerbang Isytar]] dari kota Babel yang dibangun pada era Babilonia Baru, dihiasi hewan-hewan yang dibentuk pada batu-bata beraneka warna, dan yang sebagian besar kini menjadi koleksi [[Pergamon Museum]] di [[Berlin]].
 
Sisa-sisa bangunan yang paling menonjol dari zaman awal Mesopotamia adalah gugus-gugus bangunan kuil di [[Uruk]] dari milenium ke-4 SM, kuil-kuil dan istana-istana di situs-situs periode [[Zaman Dinasti Awal (Mesopotamia)|Dinasti Awal]] di lembah [[Sungai Diyala]] seperti Khafajah dan Tell Asmar, sisa-sisa peninggalan [[Dinasti ketiga Ur]] di [[Nippur]] (Tempat suci [[Enlil]]) dan [[Ur]] (Tempat suci [[Sin (mitologi)|Nanna]]), sisa-sisa peninggalan dari pertengahan [[Zaman Perunggu]] di situs-situs Suriah-Turki seperti [[Ebla]], [[Mari, Suriah|Mari]], [[Alalakh]], [[Aleppo]] dan [[Kultepe]], istana-istana dari akhir Zaman Perunggu di [[Bogazkoy]] (Hattusha), [[Ugarit]], [[Asyur]] dan [[Nuzi]], istana-istana dan kuil-kuil Zaman Besi di situs-situs [[Asyur|Assiria]] ([[Kalhu]]/Nimrud, [[Khorsabad]], [[Nineveh]]), [[Babilonia]] ([[Babel]]), [[Urartu]] ([[Tushpa]]/Van, Kalesi, Cavustepe, Ayanis, [[Armavir, Armenia|Armavir]], [[Yerevan|Erebuni]], [[Bastam]]) dan [[Negara-negara Suriah-Het|Het Baru]] ([[Carchemish|Karkamis]], [[Tell Halaf]], [[Karatepe]]). Rumah-rumah sebagian besar diketahui dari sisa-sisa peninggalan era Babilonia Baru di Nippur dan Ur. Yang paling menonjol dari antara sumber-sumber tertulis mengenai pendirian bangunan dan ritual-ritual yang terkait dengannya adalah silinder-silinder Gudea dari milenium ke-3 SM, demikian pula prasasti-prasasti kerajaan Assiria dan Babilonia dari [[Zaman Besi]].
 
== Referensi ==