Mesopotamia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
k bentuk baku
Baris 28:
 
[[Berkas:GilgameshTablet.jpg|kiri|jmpl|170px|Bagian potongan dari ''Epic Gilgamesh'' dalam [[bahasa Akkadia]]]]
Selain petunjuk yang secara eksplisit ada dalam [[Alkitab]], masih bisa ditemukan informasi lain yang menunjukkan pengaruh Mesopotamia yang cukup kuat. Kesejajaran antara kisah-kisah Enkidu/Shamhat dan Adam/Hawa telah lama diakui oleh para peneliti.<ref>Gmirkin, Russell, "Berossus and Genesis, Manetho and Exodus..'', Continuum, 2006, p. 103. See also Blenkinsopp, Joseph, "Treasures old and new.." Eerdmans, 2004, pp. 93–95.</ref> Kisah [[Taman Eden]] dan kisah [[Air bah (Nuh)|Air Bah]] yang terkenal itu, yang dikisahkan pada bagian awal kitab Kejadian, sebenarnya kuat dipengaruhi sastra Mesopotamia.<ref name="George2003">{{cite book|author=A. R. George|authorlink=Andrew R. George|title=The Babylonian Gilgamesh Epic: Introduction, Critical Edition and Cuneiform Texts|url=http://books.google.com/books?id=21xxZ_gUy_wC&pg=PA70|accessdate=8 November 2012|year=2003|publisher=Oxford University Press|isbn=978-0-19-927841-1|pages=70–}}</ref><ref>Rendsburg, Gary. "The Biblical flood story in the light of the Gilgamesh flood account," in ''Gilgamesh and the world of Assyria'', eds Azize, J & Weeks, N. Peters, 2007, p. 117</ref> Biasanya ada tiga karya sastra Mesopotamia yang ditunjuk, yaitu [[Enuma Elis]] (dari abad 17 SM), [[Epos Gilgames]] (abad 20 SM), dan Athrahasis (abad 18-17 SM). Teks-teks itu cukup terkenal dan tersebar luas karena ditemukan dalam berbagai versi dan bahasa, seperti versi Akkadia, Sumeria, Hittit, dan Asyur. Kemiripan antara sastra Mesopotamia dengan teks-teks Alkitab begitu mencolok sehingga seringkalisering kali disimpulkan bahwa ada ketergantungan antara keduanya. Karena teks-teks Mesopotamia berasal dari periode yang jauh lebih tua dari teks-teks Alkitab, maka tidak mengherankan jika bisa disimpulkan, teks Alkitab bergantung pada sastra Mesopotamia itu. Para penulis [[Israel]] tampaknya mengambil dan memanfaatkan teks-teks Mesopotamia itu untuk mengungkap keyakinan mereka, sekaligus menyesuaikannya dengan keyakinan itu, terutama di bidang monoteisme.
 
Salah satu kemungkinan datangnya pengaruh Mesopotamia dalam kitab Kejadian adalah bahwa kisah-kisah Mesopotamia dibawa ke [[Palestina]] lalu menyebar-saat terjadi perpindahan penduduk besar-besaran dari Mesopotamia yang disebabkan situasi yang agak kacau sekitar abad 19 SM. Kiranya ini juga yang menjadi konteks berpindahnya keluarga Abraham dari Ur ke [[Haran]], lalu ke [[Kanaan]].
Baris 64:
Sejak permulaan sejarah Mesopotamia sampai dengan zaman [[Ur III]], kuil-kuil menguasai sampai dengan sepertiga dari seluruh lahan yang ada, namun jumlah itu menurun dari waktu ke waktu seiring peningkatan kepemilikan tanah oleh pihak istana dan orang-orang pribadi. [[Ensí|Ensi]] adalah kata yang digunakan sebagai sebutan bagi orang yang bertugas mengatur pekerjaan untuk segala macam usaha pertanian di lahan-lahan milik kuil. Rakyat jelata diketahui sebagai golongan yang paling sering bekerja di bidang pertanian sebagai petani penggarap, khususnya di lahan-lahan milik kuil atau istana.<ref name="H. W. F. Saggs">{{{Citatio||titl==Babylonian||ur==https://books.google.com/?id=BPdLxEyHci0C&pg=PA58&lpg=PA58&dq=agricultural+practice+in+Babylonia#v=onepage&q=agricultural%20practice%20in%20Babylonia&f=fals||yea==200||autho==H. W. F. Saggs - Professor Emeritus of Semitic Languages at University College, Cardif||publishe==University of California Press, 1 Jun 200||isb==978052020222||accessdat==29 May 201}} ISBN 0-520-20222-8</ref>
 
Kondisi geografi Mesopotamia selatan hanya memungkinkan penyelenggaraan pertanian jika dikelola dengan irigasi dan drainase yang baik. Kenyataan ini berdampak besar pada evolusi peradaban Mesopotamia awal. Kebutuhan irigasi mendorong bangsa Sumeria, dan selanjutnya bangsa Akkadia, untuk membangun kota-kota mereka di sepanjang tepian sungai Tigris dan Efrat serta cabang-cabangnya. Kota-kota besar seperti Ur dan Uruk, bertempat di sekitar anak-anak Sungai Efrat, sedangkan kota-kota lain, khususnya Lagash, didirikan dekat cabang-cabang Sungai Tigris. Sungai-sungai juga memiliki manfaat lain sebagai sumber pasokan ikan (baik sebagai bahan pangan atau sebagai pupuk), gelagah, dan lempung (untuk bahan bangunan). Berkat irigasi, [[ketahanan pangan|pasokan pangan]] di Mesopotamia sebanding dengan pasokan pangan di padang-padang rumput Kanada.<ref>Roux, Georges, (1993) "Ancient Iraq" (Penguin)</ref> Lembah sungai Tigris dan lembah Sungai Efrat merupakan bagian timur laut dari bentangan [[Hilal Subur]] yang juga meliputi lembah Sungai Yordan dan lembah Sungai Nil. Jika semakin dekat dengan sungai membuat lahan menjadi subur dan baik untuk ditanami, maka sebaliknya jarak yang semakin jauh dari sungai membuat lahan menjadi kering dan sebagian besar tidak dapat dihuni. Itulah sebabnya perkembangan [[irigasi]] sangat penting artinya bagi para penduduk Mesopotamia. [[Inovasi]] bangsa Mesopotamia lainnya adalah pengendalian laju air dengan [[bendungan]] serta pemanfaatan saluran-saluran air. Orang-orang yang mula-mula menempati tanah yang subur di Mesopotamia mempergunakan [[bajak|luku]] kayu untuk menggemburkan [[tanah]] sebelum ditanami [[jelai]], [[bawang]], [[anggur]], [[lobak]], maupun [[apel]]. Penduduk Mesopotamia terbilang di antara orang-orang pertama yang membuat [[bir]] dan [[Anggur (minuman)|tuak anggur]]. Dilibatkannya keterampilan dalam bertani di Mesopotamia membuat para petani tidak bergantung pada [[Perbudakan|budak belian]] untuk merampungkan pengerjaan lahan-lahan mereka, akan tetapi ada pula beberapa pengecualian. Tingginya risiko mempekerjakan budak belian (budak belian melarikan diri atau memberontak) membuat banyak petani menghindarinya. Meskipun sungai-sungai menjadi penyokong hidup penduduk Mesopotamia, sungai-sungai juga menghancurkannya dengan banjir yang kerap meluap dan meluluh-lantakkan seisi kota. Cuaca Mesopotamia yang sukar ditebak seringkalisering kali tidak berpihak pada para petani; tanaman-tanaman pangan sering dirusak cuaca sehingga orang perlu memelihara sumber-sumber pangan cadangan seperti lembu dan biri-biri. Seiring berlalunya waktu, daerah-daerah paling selatan di Mesopotamia menderita akibat meningkatnya [[salinitas|kadar garam]] pada tanah, sehingga mengakibatkan kota-kota lambat-laun ditinggalkan orang dan terjadi pemusatan kekuasaan di Akkadia yang letaknya jauh lebih ke utara.
 
== Pemerintahan ==
Baris 94:
Dari zaman-zaman berikutnya sebelum bangkitnya Kekaisaran Asiria Baru, seni rupa Mesopotamia menyintas dalam beberapa wujud yaitu stempel-stempel silinder, patung-patung utuh yang relatif kecil, dan relief-relief dalam berbagai ukuran, termasuk plakat-plakat murah dari gerabah cetakan untuk rumah tinggal, sebagian berkaitan dengan keagamaan dan sebagian lagi tampaknya tidak.<ref>Frankfort, Chapters 2–5</ref> [[Relief Burney]] adalah sebuah plakat [[terakota]] dengan tingkat kerumitan yang tidak seperti biasanya dan relatif besar ukurannya (20 x 15&nbsp;inci) memperlihatkan sesosok dewi bersayap dan berkaki burung pemangsa, dikawal burung-burung hantu dan singa-singa. Relief ini berasal dari abad ke-18 atau ke-19 SM, dan mungkin pula merupakan hasil cetakan.<ref>Frankfort, 110–112</ref> Tugu-tugu batu [[prasasti]], persembahan-[[persembahan nazar]], atau plakat-plakat peringatan kemenangan-kemenangan perang dan pesta-pesta perayaan, ditemukan pula di kuil-kuil, yang tidak seperti barang-barang sejenis keluaran pemerintah yang lebih resmi sifatnya, tidak memuat cukup banyak tulisan untuk menjelaskan barang-barang itu;<ref>Frankfort, 66–74</ref> Kepingan tugu [[Prasasti Burung Nazar]] adalah sebuah contoh awal peninggalan barang-barang bertulisan,<ref>Frankfort, 71–73</ref> dan [[Prasasti Obelisk Hitam|Obelisk Hitam]] [[Salmaneser III]] dari Asyur adalah peninggalan bertulisan yang besar dan kokoh dari zaman kemudian.<ref>Frankfort, 66–74; 167</ref>
 
Ditaklukkannya seluruh Mesopotamia dan wilayah-wilayah di sekitarnya oleh bangsa Asyur menjadikan negeri itu lebih besar dan lebih makmur daripada sebelumnya, serta dipajangnya karya seni yang sangat memukau di istana-istana dan tempat-tempat umum dimaksudkan pula untuk menyaingi semarak seni rupa negeri tetangga mereka, Kekaisaran Mesir. Bangsa Asyur mengembangkan sebuah gaya seni berupa latar-latar yang sangat luas diisi relief-relief pipih naratif yang ditata dengan sangat rinci pada batu untuk istana-istana, menampilkan adegan-adegan peperangan atau perburuan; [[British Museum]] memiliki sekumpulan relief semacam itu. Bangsa Asyur menghasilkan sangat sedikit patung yang dipahat utuh, kecuali untuk sosok-sosok raksasa penjaga, kerapkali berwujud [[lamassu]] berkepala manusia, yang dipahat menjadi relief timbul pada dua sisi balok persegi, dengan bagian kepala berupa pahatan utuh (dan juga kelima tungkainya, sehingga tampak terpahat utuh dari masing-masing sisi balok). Bahkan sebelum menguasai Mesopotamia mereka telah meneruskan tradisi pembuatan stempel silinder dengan rancangan-rancangan yang seringkalisering kali tampak hidup dan penuh cita rasa seni.<ref>Frankfort, 141–193</ref>
 
== Arsitektur ==
Baris 101:
Kajian mengenai seni bina Mesopotamia Kuno didasarkan pada bukti-bukti [[arkeologi]] yang tersedia seperti gambar-gambar berwujud bangunan, dan naskah-naskah tentang pelaksanaan pembangunan. Karya-karya ilmiah biasanya berkonsentrasi pada kuil-kuil, istana-istana, tembok-tembok dan gerbang-gerbang kota, serta bangunan-bangunan monumental lainnya. Namun, sesekali dihasilkan pula karya ilmiah terkait seni bina rumah tinggal.<ref>{{Citation|first=Sally|last=Dunham|chapter=Ancient Near Eastern architecture|title=A Companion to the Ancient Near East|editor=Daniel Snell|location=Oxford|publisher=Blackwell|year=2005|pages=266–280|isbn=0-631-23293-1}}</ref> Survei permukaan dalam lingkup arkeologi juga telah memungkinkan pembuatan kajian mengenai tata ruang perkotaan di kota-kota Mesopotamia awal.
 
Batu-bata merupakan bahan bangunan yang paling banyak digunakan karena tersedia dekat dan terjangkau, sedangkan batu bangunan harus didatangkan dari tempat-tempat yang cukup jauh dari sebagian besar kota-kota itu. [[Ziggurat]] adalah bentuk bangunan yang paling menonjol, dan kota-kota seringkalisering kali memiliki gerbang-gerbang besar. Yang paling masyhur dari gerbang-gerbang itu adalah [[Gerbang Ishtar|Gerbang Isytar]] dari kota Babel yang dibangun pada era Babilonia Baru, dihiasi hewan-hewan yang dibentuk pada batu-bata beraneka warna, dan sebagian besar kini menjadi koleksi [[Pergamon Museum]] di [[Berlin]].
 
Sisa-sisa bangunan yang paling menonjol dari zaman awal Mesopotamia adalah gugus-gugus bangunan kuil di [[Uruk]] dari milenium ke-4 SM, kuil-kuil dan istana-istana di situs-situs periode [[Zaman Dinasti Awal (Mesopotamia)|Dinasti Awal]] di lembah [[Sungai Diyala]] seperti Khafajah dan Tell Asmar, sisa-sisa peninggalan [[Dinasti ketiga Ur]] di [[Nippur]] (Tempat suci [[Enlil]]) dan [[Ur]] (Tempat suci [[Sin (mitologi)|Nanna]]), sisa-sisa peninggalan dari pertengahan [[Zaman Perunggu]] di situs-situs Suriah-Turki seperti [[Ebla]], [[Mari, Suriah|Mari]], [[Alalakh]], [[Aleppo]] dan [[Kultepe]], istana-istana dari akhir Zaman Perunggu di [[Bogazkoy]] (Hattusha), [[Ugarit]], [[Asyur]] dan [[Nuzi]], istana-istana dan kuil-kuil Zaman Besi di situs-situs [[Asyur|Assiria]] ([[Kalhu]]/Nimrud, [[Khorsabad]], [[Nineveh]]), [[Babilonia]] ([[Babel]]), [[Urartu]] ([[Tushpa]]/Van, Kalesi, Cavustepe, Ayanis, [[Armavir, Armenia|Armavir]], [[Yerevan|Erebuni]], [[Bastam]]) dan [[Negara-negara Suriah-Het|Het Baru]] ([[Carchemish|Karkamis]], [[Tell Halaf]], [[Karatepe]]). Rumah-rumah sebagian besar diketahui dari sisa-sisa peninggalan era Babilonia Baru di Nippur dan Ur. Yang menonjol dari antara sumber-sumber tertulis mengenai pendirian bangunan dan ritual-ritual yang terkait dengannya adalah silinder-silinder Gudea dari milenium ke-3 SM, demikian pula prasasti-prasasti kerajaan Assiria dan Babilonia dari [[Zaman Besi]].