Metode deduksi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
metode |
|||
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{gabung|Pembuktian melalui deduksi}}
'''Deduksi''' berarti penarikan kesimpulan dari keadaan yang umum atau penemuan yang khusus dari yang umum. Dengan demikian, '''metode deduksi''' (atau '''penalaran deduktif''', '''logika deduktif''', '''deduksi logis''' atau logika "atas-bawah")<ref>[http://www.socialresearchmethods.net/kb/dedind.php ''Deduction & Induction, Research Methods Knowledge Base'']</ref> adalah proses penalaran dari satu atau lebih pernyataan umum (premis) untuk mencapai kesimpulan logis tertentu.<ref>Sternberg, R. J. (2009). ''Cognitive Psychology''. Belmont, CA: Wadsworth. halaman 578.</ref> Metode<ref>{{Cite journal|last=Hidayattullah|first=Muhammad Fikri|last2=Hapsari|first2=Yustia|date=2020-12-28|title=Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Metode Implementasi Me|url=http://dx.doi.org/10.31937/si.v11i2.1594|journal=Ultima InfoSys : Jurnal Ilmu Sistem Informasi|volume=11|issue=2|pages=85–89|doi=10.31937/si.v11i2.1594|issn=2549-4015}}</ref> deduksi akan membuktikan suatu kebenaran baru berasal dari kebenaran-kebenaran yang sudah ada dan diketahui sebelumnya (berkesinambungan).
Metode deduksi umumnya dipakai pada bidang [[matematika]] untuk membuat turunan-turunan rumus yang lebih simpel.
== Contoh-contoh penalaran deduksi ==▼
Penalaran deduktif menghubungkan premis-premis dengan kesimpulan. Jika semua premi benar, istilah jelas, dan aturan logika deduktif ditaati, maka kesimpulan ini tentu benar.
Premis 2: Socrates adalah manusia▼
Kesimpulan: Socrates pasti mati▼
<!--
Penalaran deduktif (logika atas-bawah) kontras dengan penalaran induktif (logika bawah-atas) dalam hal berikut: Dalam penalaran deduktif, kesimpulan yang dicapai reduktif dengan menerapkan aturan-aturan umum yang menahan lebih dari keseluruhan domain tertutup wacana, mempersempit berkisar di bawah pertimbangan sampai -satunya kesimpulan yang tersisa . Dalam penalaran induktif, kesimpulan dicapai dengan generalisasi atau ekstrapolasi dari informasi awal . Akibatnya, induksi dapat digunakan bahkan dalam domain terbuka, di mana ada ketidakpastian epistemic . Catatan, bagaimanapun, bahwa penalaran induktif disebutkan di sini adalah tidak sama dengan induksi yang digunakan dalam bukti matematika - induksi matematika sebenarnya adalah sebuah bentuk penalaran deduktif
Premis 2: Joni adalah baudak▼
-->
▲== Contoh-contoh penalaran deduksi ==
Kesimpulan: Saya berkaki tiga▼
:Premis 1:
:Premis 2:
::Kesimpulan:
Premis pertama menyatakan bahwa semua benda yang diklasifikasikan sebagai "manusia" memiliki atribut "pasti mati". Premis kedua menyatakan bahwa "Sokrates" diklasifikasikan sebagai "manusia" - anggota dari himpunan "manusia". Kesimpulannya kemudian menyatakan bahwa "Sokrates" "pasti mati" karena ia mewarisi atribut ini dari klasifikasi sebagai "manusia".
Contoh-contoh lain:
Premis 1: y = 3x + 5▼
:Premis
▲:Premis 1: y = 3x + 5
== Salah kaprah penggunaan deduksi ==
Contoh salah kaprah penggunaan metode deduksi dalam kehidupan detektif dilakukan oleh [[
== Rujukan ==
▲Contoh salah kaprah penggunaan metode deduksi dalam kehidupan detektif dilakukan oleh [[Sherlock Holmes]] dalam setiap pembuktian kasus. Karena Sherlock Holmes sebenarnya tidak menggunakan deduksi 100%, sama seperti sains. <ref name="deduksi sherlock holmes" />
{{matematika-stub}}▼
<references />
== Lihat pula ==
[[Kategori:Matematika]]▼
* [[Logika]]
* [[Penalaran]]
* [[Pembuktian melalui induksi]]
|