Minyak kelapa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k r2.5.4) (bot Menambah: vi:Dầu dừa
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(46 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[enBerkas:Coconut oil 2.jpg|jmpl|ka]]
{{rapikan-cakupan}}
'''Minyak kelapa murni''' ([[bahasa Inggris|Inggris]]: ''virgin coconut oil'') adalah [['''minyak''' kelapa]]nabati yang dibuatdiekstrak dari bahandaging bakubuah kelapa (spesies: ''[[kelapaCocos nucifera]]''). segarBerdasarkan teknik ekstraksinya, diprosesminyak dengankelapa pemanasanbisa terkendalidikelompokkan atauatas tanpatiga pemanasanjenis: samaMinyak sekaliKelapa Virgin (''Virgin Coconut Oil - VCO''), tanpaMinyak [[bahanKelapa kimia]]Non-RBD, dan RDB.Minyak Kelapa RBD (''Refine, Bleach, Deodorize'').
 
== Minyak Kelapa Virgin (''Virgin Coconut Oil'') ==
Penyulingan minyak kelapa seperti di atas berakibat kandungan [[senyawa]]-senyawa esensial yang dibutuhkan tubuh tetap utuh. Minyak kelapa murni dengan kandungan utama [[asam laurat]] ini memiliki sifat [[antibiotik]], anti [[bakteri]] dan [[jamur]].
Minyak kelapa virgin (VCO) adalah minyak kelapa yang diperoleh dengan ekstraksi atau pengempaan pada suhu tidak lebih dari 100 °Celsius, sehingga minyak yang dihasilkan berwarna bening seperti air dan kandungan nutrisi, aroma, dan rasa kelapa tetap terjaga dengan baik.
 
Minyak kelapa virgin memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi daripada minyak kelapa jenis lain. Biasa digunakan untuk bahan baku kosmetik dan juga dikonsumsi langsung sebagai asupan gizi berkalori tinggi. Pada bulan April 2021, peneliti dari [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) melakukan penelitian untuk menjajaki potensi minyak kelapa virgin sebagai terapi pelengkap bagi penderita COVID-19.<ref>{{Cite news|last=Pulmonologi FKKMK UGM|title=VCO Sebagai Terapi Adjuvan Covid-19|url=https://www.ugm.ac.id/id/berita/21009-vco-sebagai-terapi-adjuvan-covid-19}}</ref>
Minyak kelapa murni, atau lebih dikenal dengan Virgin Coconut Oil (VCO), adalah modifikasi proses pembuatan minyak kelapa sehingga dihasilkan produk dengan [[kadar air]] dan kadar [[asam lemak bebas]] yang rendah, berwarna bening, berbau harum, serta mempunyai daya simpan yang cukup lama yaitu lebih dari 12 bulan.
 
Untuk keperluan komersial, Badan Standardisasi Nasional (BSN), telah menetapkan standar mutu untuk minyak kelapa virgin, sebagaimana dituangkan dalam SNI 7381-2008.<ref>{{Cite web|last=Badan Standardisasi Nasional|first=SNI 7381:2008|title=Product Specifications Virgin Coconut Oil Indonesia|url=https://www.gonavco.id/spec.html|website=www.gonavco.id|access-date=2021-11-06}}</ref>
 
Pada dasarnya, teknik ekstraksi minyak kelapa virgin (VCO) bisa dilakukan dengan dua metode, yakni metode basah dan metode kering.<ref>{{Cite web|last=Virgin Coconut Oil|first=Indonesia|title=Cara Membuat Virgin Coconut Oil (VCO)|url=https://www.gonavco.id/vcobhs.html|website=www.gonavco.id|access-date=2021-10-29}}</ref>
Pembuatan minyak kelapa murni ini memiliki banyak keunggulan, yaitu:
* tidak membutuhkan biaya yang mahal, karena bahan baku mudah didapat dengan harga yang murah
* pengolahan yang sederhana dan tidak terlalu rumit, serta
* penggunaan energi yang minimal, karena tidak menggunakan bahan bakar, sehingga
* kandungan kimia dan nutrisinya tetap terjaga terutama asam lemak dalam minyak.
 
=== Metode Basah ===
Metode basah menggunakan bahan baku santan kelapa cair. Minyak dari santan cair ini diekstrak dengan cara pengendapan, fermentasi atau menggunakan mesin sentrifugal. Setelah itu, minyak yang sudah terpisah dari air dan padatan lainnya selanjutnya dipindahkan untuk disaring supaya jernih.
 
=== Metode Kering ===
Jika dibandingkan dengan minyak kelapa biasa, atau sering disebut dengan [[minyak goreng]] (minyak kelapa kopra), minyak kelapa murni mempunyai kualitas yang lebih baik. Minyak kelapa kopra akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum, dan mudah tengik, sehingga daya simpannya tidak bertahan lama (kurang dari dua bulan). Dari segi ekonomi, minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra, sehingga studi pembuatan VCO perlu dikembangkan.
Metode kering dilakukan dengan memarut dan mengeringkan daging kelapa sehingga kadar airnya di bawah 3%. Pengeringan harus dilakukan pada suhu di bawah 60 derajat Celsius sehingga kelapa tidak berubah warna menjadi kuning. Selanjutnya kelapa parut kering tersebut dikempa dengan menggunakan tenaga hidrolik sehingga minyaknya keluar.<ref>https://www.youtube.com/watch?v=57FpynpcjAM</ref>
 
== Minyak Kelapa Non-RBD ==
Minyak kelapa jenis ini diproduksi dari proses pemanasan santan untuk jangka waktu yang cukup lama sehingga kandungan air dalam santan menguap dan minyak kelapa muncul di permukaan wadah. Selanjutnya minyak kelapa di permukaan tersebut dikumpulkan sedikit demi sedikit sehingga tersisa ampasnya yang biasa disebut: ''blondo, galendo, cirik minyak,'' dll.
 
Akibat proses pemanasan yang cukup lama ini, minyak yang dihasilkan berwarna kuning kecoklatan namun wangi aroma kelapanya sangat kuat sehingga sering digunakan untuk memasak menu khusus khas daerah di Indonesia.
 
Di beberapa daerah, minyak kelapa non-RBD ini biasa juga dinamakan: minyak klentik ([[Jawa]]), minyak tanak ([[Orang Minangkabau|Minang]]), atau lengis tandusan ([[Bali]]).
 
== Minyak Kelapa RBD ==
RBD adalah singkatan dari ''Refine'' (pemurnian), ''Bleach'' (pemutihan), ''Deodorize'' (penghilangan bau). Proses RBD diperlukan karena minyak kelapa jenis ini diperoleh dari pemerasan [[kopra]] (kelapa kering) yang biasanya sudah hangus dan tengik dengan kandungan asam lemak bebas (''Free Fatty Acid'') yang tinggi.
 
Dari pemerasan kopra pada suhu tinggi, diperoleh minyak kelapa mentah (''Crude Coconut Oil'') yang selanjutnya dimurnikan melalui proses RBD sehingga bisa digunakan sebagai minyak goreng. Akibat proses RBD ini, minyak kelapa RBD terlihat jernih dan berwarna cerah, namun aroma kelapanya hampir tak tercium.
 
== Pemanfaatan minyak kelapa sebagai bahan bakar ==
Minyak kelapa dapat dimanfaatkan secara langsung menjadi [[bahan bakar]] selayaknya [[solar]]. Minyak kelapa memiliki kekentalan 50-60 [[centi stokes]], sedangkan solar 5 centi stokes. Pada suhu antara 80-90 derajat [[celcius]], minyak kelapa memiliki kekentalan yang setara dengan solar. Salah satu inovasi yang dikembang Departemen [[Teknik Pertanian]] [[IPB]] yaitu dengan memanfaatkan suhu [[knalpot]] untuk mengubah kekentalan minyak kelapa agar sama dengan solar. [[Emisi kendaraan bermotor|Gas buang]] knalpot memiliki temperatur 350-360 derajat celcius sehingga diperlukan koil pendingin untuk menurunkan temperatur knalpot. Kemudian minyak kelapa melalui sebuah selang dialirkan melalui knalpot sebelum menuju ke ruang pembakaran mesin diesel.
 
Cara seperti ini tentunya lebih murah dibandingkan dengan memanfaatkan kokodiesel, yaitu minyak kelapa yang telah melalui [[proses industri]] untuk diubah menjadi [[biodiesel]]. Harga kokodiesel saat ini berkisar Rp. 10.000 per liter, sedangkan minyak kelapa yang tidak melalui proses pengolahan bisa jauh lebih murah. Selain itu, [[kelapa]] merupakan tanaman yang umum tumbuh di daerah pesisir, menjadikannya sumber bahan bakar yang potensial bagi [[nelayan]] setempat yang cenderung mengalami kesulitan bahan bakar, baik masalah harga maupun ketersediannya.
 
Minyak kelapa yang dimanfaatkan adalah minyak kelapa yang telah melalui proses pemanasan guna menghilangkan asam lemak bebasnya.<ref>{{cite press release |publisher=Imatetani |title=Kokodiesel dari Knalpot Daerah Pesisir |date=[[Juli]] [[2010]] |url=http://imatetani.webs.com/traksi.htm |format=htm |language=[[Bahasa Indonesia]] |accessdate=[[22 Juli]] [[2010]] |archiveurl=http://web.archive.org/20100725015338/imatetani.webs.com/traksi.htm |archivedate=2010-07-25 }} {{Cite web |url=http://imatetani.webs.com/traksi.htm |title=Salinan arsip |access-date=2010-07-24 |archive-date=2010-07-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100725015338/http://imatetani.webs.com/traksi.htm |dead-url=yes }}</ref><ref>{{cite press release |publisher=BEM Fateta IPB |title=Knalpot Ubah Minyak Kelapa |date=[[Juli]] [[2010]] |url=http://bemfateta.ipb.ac.id/index.php/berita-umum/knalpot-ubah-minyak-kelapa |language=[[Bahasa Indonesia]] |accessdate=[[24 Juli]] [[2010]] }} {{Cite web |url=http://bemfateta.ipb.ac.id/index.php/berita-umum/knalpot-ubah-minyak-kelapa |title=Salinan arsip |access-date=2010-07-24 |archive-date=2022-11-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20221126155559/http://bemfateta.ipb.ac.id/index.php/berita-umum/knalpot-ubah-minyak-kelapa |dead-url=yes }}</ref>.
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
{{Taxonbar|from=Q216235}}
{{stub}}
 
[[Kategori:Kelapa]]
[[Kategori:Minyak goreng]]
 
[[bg:Кокосово масло]]
[[ca:Oli de coco]]
[[cs:Kokosový olej]]
[[da:Kokosolie]]
[[de:Kokosöl]]
[[en:Coconut oil]]
[[es:Aceite de coco]]
[[fa:روغن نارگیل]]
[[fi:Kookosöljy]]
[[fr:Huile de coco]]
[[hi:नारियल तेल]]
[[hu:Kókuszolaj]]
[[it:Olio di cocco]]
[[ja:ヤシ油]]
[[lt:Kokosų aliejus]]
[[ml:വെളിച്ചെണ്ണ]]
[[mr:खोबरेल तेल]]
[[nl:Kokosolie]]
[[no:Kokosolje]]
[[os:Кокосы зети]]
[[pl:Olej kokosowy]]
[[pt:Óleo de coco]]
[[ru:Кокосовое масло]]
[[sl:Kokosovo olje]]
[[sv:Kokosfett]]
[[te:కొబ్బరి నూనె]]
[[vi:Dầu dừa]]