Mitos penciptaan

Revisi sejak 27 Februari 2020 09.55 oleh VickyHukom (bicara | kontrib) (→‎Yahudi/Kristen: mengganti kata Allah ke Elohim.)

Setiap kebudayaan dan bangsa mempunyai mitos penciptaan masing-masing. Mitos-mitos ini berkembang sebagai upaya setiap bangsa untuk menjawab pertanyaan mengenai asal usul manusia dan tempat tinggalnya, atau penyebab makhluk hidup berada di muka bumi.

Lukisan Penciptaan Adam karya Michelangelo.
Lukisan Penciptaan Hawa karya Michelangelo.

Suku Minahasa mempunyai cerita tentang Toar dan Lumimuut yang digambarkan sebagai nenek moyang mereka. Orang Batak percaya bahwa mereka adalah keturunan satu leluhur yang bernama Si Raja Batak.

Suku Lakota di Amerika percaya bahwa sebelum bumi diciptakan, dewa-dewa tinggal di surga sementara manusia hidup di dunia bawah yang tidak mempunyai budaya.

Bangsa Mande di Mali selatan percaya bahwa pada mulanya hanya ada Mangala. Mangala adalah makhluk tunggal yang kuat dan dahsyat. Di dalam Mangala terdapat empat bagian, yang antara lain melambangkan empat hari dalam satu minggu, empat unsur alam, dan empat arah (ruang). Mangala juga mengandung dua pasang kembar yang berjenis kelamin ganda. Mangala bosan menyimpan semua unsur ini di dalam dirinya, karena itu dewa mengeluarkannya dan membentuknya menjadi sebuah benih. Benih inilah yang menjadi penciptaan dunia ini.

Agama Yahudi, Kristen, dan Islam sama-sama memiliki mitos penciptaan yang dimulai dari Adam dan Hawa.

Penciptaan menurut agama

Yahudi/Kristen

Dalam Yudaisme atau agama Yahudi diakui penciptaan sebagaimana yang dicatat dalam Kitab Kejadian terutama pasal 1 dan pasal 2. Kepercayaan Kristen memegang pengakuan yang sama karena umat Kristen mengakui Alkitab Ibrani sebagai bagian Alkitab mereka. Penciptaan oleh Elohim terjadi selama 6 hari dan kemudian Elohim berhenti pada hari ketujuh, yang disebut hari Sabat (=hari Sabtu).

Tentang penciptaan, dikatakan pada mulanya Elohim (sebagai pengganti kata Allah dalam bahasa ibrani), Elohim menciptakan surga (langit) dan bumi.

Kata Langit di alkitab ibrani adalah kata shâmayim artinya surga dan eh'-rets artinya tanah/daratan/bangsa/bumi. Inilah yang disebut dengan penciptaan dunia roh dan dunia fana.

Di hari pertama, Tuhan menciptakan WAKTU, dengan menjadikan terang dan gelap. Tuhan melihat bahwa terang/cahaya itu baik, disinilah standar "baik" dikenal sebagai "kebaikan/kebenaran" menurut versi Tuhan.

 
Konsep penciptaan Surga dan Bumi dan posisi Taman Eden menurut Alkitab.

Disini Tuhan juga memisahkan air yang ada diatas dan air yang ada dibawah dengan membaginya melalui pembatas cakrawala. Ini sesuai sifat angkasa luar yang seperti tidak memiliki oksigen dan seperti sifat air dimana mahluk bumi tidak dapat bernapas. Cakrawala disini dalam Alkitab ibrani ditulis sebagai râqı̂ya‛ yaitu lapisan yang memisahkan atau semacam tirai tembus pandang.

Disini terlihat Tuhan mengumpulkan air yg berada dibawah ke dalam satu kumpulan, ini mendukung teori bumi bukan daratan, melainkan suatu tempat yang mana air dibawah bisa berkumpul dan terpisah dari atas dengan air yang berada diatas dengan hanya dibatasi cakrawala (lapisan atmosfir) seperti tirai. Tidak ada penjelasan bahwa air diatas itu seperti apa, tetapi walaupun konsep air tetap berkumpul di bawah lebih sesuai diterapkan dengan konsep bumi bulat daripada konsep bumi datar, karena kalau bumi datar, maka air yang berkumpul akan tumpah ke bawah. Teori bumi bulat ini juga mendukung teori bahwa sifat egois (egosentris) manusia akan semakin bersifat duniawi (fana) apabila semakin berpikir dengan cara duniawi (tidak berpikir secara rohani).

Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Elohim dari debu tanah. Walaupun dibuat dari debu tanah, manusia juga diangkat ke taman eden dan diberi otoritas untuk mengatur dunia fana (bumi). Tuhan juga membuat sebuah taman diantara surga dan bumi, yang saling bersinggungan antara surga dan bumi, disebut dengan Taman Eden yaitu taman dimana dunia roh bersatu dengan dunia fana.

Selama enam hari Tuhan menjadikan langit dan bumi, dan di hari ketujuh Tuhan melihat bahwa semuanya itu baik berhenti dan lalu menguduskan hari ketujuh. Proses lengkap dari hari ke hari penciptaan dapat dilihat di pranala ini Penciptaan menurut Kitab Kejadian.

Islam

Umat Islam meyakini bahwa Nabi Adam diciptakan oleh Allah dengan kedua belah tanganNya,[1] kemudian ada penjelasan pula dari salah seorang sahabat Abdullah bin Umar mengatakan bahwa yang diciptakan oleh Allah dengan kedua belah tanganNya adalah Al-'Arsy, Adn, Adam dan Al-Qalam.[2] Kemudian makhluk lain diciptakan oleh Allah dengan berfirman "kun" (jadilah), maka jadilah ia.[3]

Agama Islam meyakini akan kisah Nabi Adam dan Hawa yang disebutkan pada Al Baqarah ayat 30-39. Sebagai terjemahan yang digunakan adalah Tafsir Al Misbah yang ditulis oleh Quraish Shihab. Ayat 30 berbunyi sebagai berikut:

Dari ayat diatas tampak bahwa malaikat mempunyai dugaan bahwa khalifah yang akan diciptakan Allah ini adalah makhluk yang akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah dalam perselisihan. Dalam Tafsir Jalalain disebutkan bahwa perbuatan itu juga dilakukan bangsa jin yang dulunya mendiami bumi sebelum manusia. Sesudah mereka berbuat kerusakan, Allah mengirimkan malaikat dan dibuanglah mereka ke gunung-gunung dan pulau-pulau terpencil .

Dalam Tafsir Al Misbah dijelaskan bahwa selain berdasarkan pengalaman makhluk sebelumnya, dugaan itu mungkin timbul dari sebutan khalifah itu sendiri. Arti kata ini mengesankan makna pelerai perselisihan dan penegak hukum, sehingga dengan demikian pasti ada di antara mereka yang berselisih dan menumpahkan darah. Manusia tetap akan dijadikan khalifah di muka bumi oleh Allah. Hal tersebut dijelaskan dalam ayat berikut ini:

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah menunjukkan kepada malaikat bahwa khalifah yang dia tugaskan mempunyai kelebihan dibandingkan dengan mereka. Diberi-Nya khalifah ini potensi pengetahuan untuk dapat mengenal benda-benda. Potensi ini yang bisa membuat manusia mampu menjalankan perintah sebagai khalifah di muka bumi. Walaupun nantinya akan ada sebagian manusia yang akan berbuat kerusakan di muka bumi atau menumpahkan darah tetapi dengan potensi yang diberikan kepada manusia maka manusia akan sanggup menjalankan tugas sebagai khalifah. Walaupun malaikat mempunyai ketaatan yang lebih baik, selalu menyucikan dan memuji Allah tetapi tanpa potensi pengetahuan yang diajarkan kepada Adam maka tidak akan bisa malaikat ini menjalankan tugas sebagai khalifah di muka bumi ini.

Kemudian manusia pertama ini dan pasangannya diizinkan oleh Allah untuk tinggal di surga. Di dalam surga, Allah memberi karunia yang banyak, salah satunya berupa makanan yang banyak dan baik yang boleh dimakan oleh Adam dan pasangannya. Mereka boleh menikmati yang mana saja, kapan saja mereka suka. Tapi Allah melarang Adam dan pasangannya untuk mendekati sebuah pohon. Dari sekian banyak makanan dan pepohonan di surga, Allah hanya melarang satu pohon untuk tidak boleh didekati.

Ketika ada larangan tersebut, manusia melanggarnya. Manusia melakukannya dengan tidak sengaja. Semua dikarenakan lemahnya manusia terhadap godaan setan. Allah tidak membiarkan Adam dalam kesengsaraan akibat perbuatannya. Allah mengajarinya beberapa kalimat yang sering dipahami sebagai bentuk penyesalan. Allah tahu bahwa bersamaan dengan potensi pengetahuan yang telah diberikan-Nya, tersembunyi kelemahan yang dapat dimanfaatkan oleh setan untuk menjerumuskan manusia. Karenanya Allah memberi sebuah fasilitas bagi manusia yang terjerumus untuk kembali kepada-Nya. Ia berjanji bahwa bila manusia mau mengakui kelemahannya dan menerima petunjuk dari Allah, maka Allah akan mengizinkan manusia itu mencapai keberhasilan menjalankan tugasnya sebagai khalifah di muka bumi dan pada akhirnya kembali kepada Allah di surga untuk selama-lamanya.

Hindu

Ada beragam kisah penciptaan alam semesta yang dituturkan secara mitologis dan berbeda-beda dalam kitab-kitab Purana. Menurut kitab Weda, unsur dasar alam semesta ini adalah aditi yang berarti ketiadaan atau kehampaan. Segala sesuatu yang ada merupakan diti yang artinya terikat. Sebelum adanya alam semesta, yang ada hanyalah Brahman, sesuatu yang sulit dilukiskan. Brahman berada di luar kehidupan dan kematian, tak terikat oleh waktu, abadi, tak bergerak, ada dimana-mana, memenuhi segala sesuatu.

Menurut kepercayaan Hindu, alam semesta terbentuk secara bertahap dan berevolusi. Brahman menciptakan alam semesta dengan tapa. Dengan tapa itu, Brahman memancarkan panas. Setelah menciptakan, Brahman menyatu ke dalam ciptaannya. Menurut kitab Purana, pada awal proses penciptaan, terbentuklah Brahmanda. Pada awal proses penciptaan juga terbentuk Purusa dan Prakerti. Kedua kekuatan ini bertemu sehingga terciptalah alam semesta. Tahap ini terjadi berangsur-angsur, tidak sekaligus. Mula-mula yang muncul adalah Citta (alam pikiran), yang sudah mulai dipengaruhi oleh Triguna, yaitu Sattwam, Rajas dan Tamas. Tahap selanjutnya adalah terbentuknya Triantahkarana, yang terdiri dari Buddhi (naluri); Manah (akal pikiran); Ahamkara (rasa keakuan). Selanjutnya, munculah Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, yang disebut pula Dasendria (sepuluh indria).

Setelah timbulnya Pancabuddhindria dan Pancakarmendria, maka sepuluh indria tersebut berevolusi menjadi Pancatanmatra, yaitu lima benih unsur alam semesta yang sangat halus, tidak berukuran. Pancatanmatra merupakan benih saja. Pancatanmatra berevolusi menjadi unsur-unsur benda materi yang nyata. Unsur-unsur tersebut dinamai Pancamahabhuta, atau Lima Unsur Zat Alam. Kelima unsur tersebut yaitu: Akasa (ether); Bayu (zat gas, udara); Teja (plasma, api, kalor); Apah (zat cair); Pertiwi (zat padat, tanah, logam).

Pancamahabhuta berbentuk Paramānu, atau benih yang lebih halus daripada atom. Pada saat penciptaan, Pancamahabhuta bergerak dan mulai menyusun alam semesta dan mengisi kehampaan. Setiap planet dan benda langit tersusun dari kelima unsur tersebut, namun kadangkala ada salah satu unsur yang mendominasi. Sari-sari Pancamahabhuta menjadi Sadrasa, yaitu enam macam rasa. Unsur-unsur tersebut dicampur dengan Citta, Buddhi, Ahamkara, Dasendria, Pancatanmatra dan Pancamahabhuta. Dari pencampuran tersebut, timbulah benih makhluk hidup, yaitu Swanita dan Sukla. Pertemuan kedua benih tersebut menyebabkan terjadinya makhluk hidup.

Kehidupan dimulai dari yang paling halus sampai yang paling kasar. Sebelum manusia diciptakan, terlabih dahulu Brahman dalam wujud sebagai Brahma, menciptakan para gandharwa, pisaca, makhluk gaib, dan sebagainya. Setelah itu terciptalah tumbuhan dan binatang. Manusia tercipta sesudah munculnya tumbuhan dan binatang di muka bumi. Karena memiliki unsur-unsur yang menyusun alam semesta, maka manusia disebut Bhuwana Alit, sedangkan jagat raya disebut Bhuwana Agung.

Menurut kepercayaan Hindu, manusia pertama adalah Swayambu Manu. Nama ini bukan nama seseorang, melainkan nama spesies. Swayambu Manu secara harfiah berarti "makhluk berpikir yang menjadikan dirinya sendiri".

Referensi

  1. ^ Allah Ta’ala berfirman, قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku.” (Shaad 38:75)
  2. ^ Abdullah bin Umar pernah berkata, خلق الله أربعة أشياء بيده: العرش، وجنات عدن، وآدم، والقلم “Allah menciptakan empat hal dengan tangan-Nya: Al-‘Arsy, Surga Al-‘Adn, Nabi Adam, dan Al-Qalam (pena).” (HR. Hakim dalam Mustadrak, Adz-Dzahani berkata dalam At-Talkhis Shahih)
  3. ^ Dalam riwayat yang lain, oleh At-Thabrabi dalam tafsirnya, قال لكل شيء كن فكان “(Kemudian Allah) berfirman kepada seluruh makhluk “kun” (‘jadilah’), maka jadilah ia.” Jadi selain empat hal yang disebutkan, makhluk lainnya diciptakan dengan kata “kun”.

Pranala luar