Mohammad Husni Thamrin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
GoglepinkNew (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 33:
 
Pada tanggal 11 Januari 1941, Mohammad Husni Thamrin wafat setelah sakit beberapa waktu lamanya. Akan tetapi, beberapa saat sebelum kewafatannya, pemerintah kolonial telah melakukan tindakan "sangat kasar" terhadap dirinya. Dalam keadaan sakit, ia harus menghadapi perlakuan kasar itu, yaitu rumahnya digeledah oleh [[Politieke Inlichtingen Dienst|polisi-polisi rahasia Belanda]] (PID). Ia memprotesnya, akan tetapi tidak diindahkan. Sejak itu rumahnya dijaga ketat oleh PID dan tak seorangpun
dari rumahnya yang diperbolehkan meninggalkan rumah tanpa seizin polisi, juga termasuk anak perempuannya yang masih kecil juga tidak diperkenankan meninggalkan rumahnya, sekalipun utntuk pergi ke sekolah. Tindakan polisi Belanda itu tentulah sangat menekan perasaannya dan menambah parah sakitnya. Wafatnya Mohammad Husni Thamrin tentulah sangat besar artinya bagi bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia telah kehilangan salah seorang pemimpinnya yang cerdas dan berwibawa.
 
Menurut laporan resmi, ia dinyatakan [[bunuh diri]], namun ada dugaan ia dibunuh. Jenazahnya dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Karet Bivak|TPU Karet]], [[Jakarta]]. Di saat pemakamannya, lebih dari 10.000 pelayat mengantarnya yang kemudian berdemonstrasi menuntuk penentuan nasib sendiri dan kemerdekaan dari Belanda.<ref>Anwar, R. [http://sejarahindonesia.lefora.com/2008/09/05/tjarda-dibebaskan/page1/ Tjarda dibebaskan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081026142037/http://sejarahindonesia.lefora.com/2008/09/05/tjarda-dibebaskan/page1/ |date=2008-10-26 }}. Salinan dalam bentuk blog dari artikel di Suara Pembaruan daring.</ref>