Muhammad I dari Granada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
HaEr48 (bicara | kontrib)
ganti gubernur dengan wali negeri, meniru artikel Kleopatra dan agar tidak terkesan anakronistis
Baris 55:
Perdamaian dengan Kastilia berjalan selama hampir dua puluh tahun. Pada tahun 1248, sebagai bagian dari kewajibannya sebagai terhadap Fernando, ia mengirimkan pasukan untuk membantu Kastilia [[Pengepungan Sevilla|menaklukkan Sevilla]] dari tangan umat Islam. Pada tahun 1252, Ferdando III meninggal dan digantikan oleh [[Alfonso X dari Kastilia|Alfonso X]]. Pada tahun 1254, Muhammad menghadiri ''[[Parlemen Spanyol|Cortes]]'', pertemuan para vasal Alfonso, di istana kerajaan di [[Toledo, Spanyol|Toledo]]. Di sini ia berjanji untuk setia dan membayar upeti kepada Alfonso sebagai penerus Fernando, serta memberikan penghormatan kepada Berengaria, putri Alfonso yang baru lahir. Pada masa pemerintahannya, Alfonso tidak tertarik untuk melanjutkan konflik melawan Granada, dan banyak terlibat kegiatan lain, termasuk serangkaian ekspedisi yang gagal ke wilayah Muslim di Afrika Utara. Perdamaian ini dimanfaatkan Muhammad untuk membangun kerajaannya. Meskipun luasnya relatif kecil, Kesultanan Granada relatif kaya dan padat penduduk. Perekonomiannya terfokus pada pertanian, terutama [[sutra]] dan buah-buahan kering. Kesultanan tersebut berdagang dengan Italia dan negara-negara Eropa Utara. Sastra Islam, seni, dan arsitektur terus berkembang. Pegunungan dan gurun menjadi pertahanan alami yang memisahkan kerajaannya dengan Kastilia, kecuali di kawasan pelabuhan sebelah barat serta perbatasan barat lautnya yang pertahanannya lebih lemah.{{sfn|Kennedy|2014|pp=277–278}}{{sfn|Harvey|1992|p=25}}{{sfn|Doubleday|2015|p=60}}
 
Pada masa pemerintahannya, Muhammad menempatkan para pengikut setianya di berbagai benteng dan kota.{{Sfn|Fernández-Puertas|1997|p=1}} Saudaranya Ismail adalah gubernurwali negeri Málaga sampai 1257.{{Sfn|Fernández-Puertas|1997|p=1}} Setelah kematian Ismail pada 1257, Muhammad menunjuk keponakannya, Abu Muhammad bin Asyqilula, sebagai gubernurwali negeri Málaga.{{Sfn|Fernández-Puertas|1997|p=1}}
 
=== Keretakan dengan Kastilia ===
Baris 69:
 
=== Konflik dengan Banu Asyqilula ===
Seperti Banu Nashri, Banu Asyqilula adalah sebuah klan yang berasal dari Arjona. Mereka adalah sekutu penting Muhammad dan Banu Nashri dalam meraih kekuasaan. Mereka mendukung pengangkatan Muhammad sebagai pemimpin Arjona pada 1232, dan membantu merebut kota-kota seperti Sevilla dan Granada. Terjadi banyak pernikahan silang antara dua klan ini, dan Muhammad mengangkat banyak anggota Banu Asyqilula sebagai gubernuruntuk dimemimpin wilayah-wilayah sebagai wilayahnyabawahannya. Pusat kekuasaan Asyqilula berada di Malaga, yang gubernurnyawali negerinya adalah Abu Muhammad, anggota Banu Asyqilula yang juga keponakan Muhammad I. Muhammad I juga banyak tergantung kepada kekuatan militer Banu Asyqilula.{{Sfn|Harvey|1992|pp=31–33}}
 
Namun pada 1266, Banu Asyqilula melakukan pemberontakan terhadap Granada, dengan pusat pemberontakan di Malaga.{{Sfn|Kennedy|2014|p=279}}{{sfn|Harvey|1992|p=38}}{{sfn|O'Callaghan|2011|p=48}} Pemberontakan ini terjadi saat Granada masih terlibat peperangan dengan Kastilia terkait Pemberontakan Mudéjar. Tidak banyak sumber sejarah yang menjelaskan awal pemberontakan dan ada banyak pendapat mengenai penyebab keretakan antara dua keluarga ini. [[Rachel Arié]] berpendapat bahwa faktor-faktor penyebab pemberontakan di antaranya adalah keputusan Muhammad I mengangkat putra-putranya, Muhammad dan Yusuf sebagai putra mahkota pada 1257 dan menikahkan salah satu putrinya dengan anggota Banu Nashri lainnya dan tidak dengan anggota Banu Asyqilula. Menurut Arié, Banu Asyqilula tidak menyukai keputusan ini karena Muhammad sebelumnya telah berjanji untuk berbagi kekuasaan dengan mereka dan sekarang mereka malah dijauhkan dari lingkar dalam pemerintahan. Sejarawan lain, [[María Jesús Rubiera Mata]], menolak penjelasan ini; ia berpendapat bahwa yang mengkhawatirkan Banu Asyqilula adalah keputusan Muhammad untuk mengundang pasukan dari Afrika Utara dalam perang melawan Kastilia, karena kekuatan militer baru ini mengancam posisi Banu Asyqilula sebagai kekuatan militer terkuat di Granada.{{Sfn|Harvey|1992|p=33}}