Mukti Ali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(23 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
|imagesize = 180
|caption =
|office =
|order =
|term_start =
|term_end =
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Muhammad Dahlan|K.H. Muhammad Dahlan]]
|successor = [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]]
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23|mf=y}}
|birth_place =
|death_date = {{Death date and age|2004|5|5|1923|8|23|mf=y}}
|death_place =
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
Baris 29:
}}
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Abdul Mukti Ali''' ({{lahirmati|[[Cepu, Blora|Cepu]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Yogyakarta]]|5|5|2004}}) adalah mantan [[Menteri Agama Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan II]].<ref name="Ensiklopedi">
== Riwayat Hidup ==
=== Kehidupan awal ===
Mukti Ali memiliki nama kecil Soedjono (Sujono),
=== Latar belakang pendidikan ===
==== Pendidikan pesantren ====
Meskipun Haji Abu Ali memiliki pendidikan yang sangat rendah, yakni hanya diperolehnya dari mengaji [[kitab]] di pesantren di [[Cepu]],
Setelah menyelesaikan pendidikannya di HIS dan mendapat sertifikat pegawai pemerintah Belanda (''Klein Ambtenar Examen''), Mukti Ali melanjutkan dikirim ke Pondok Pesantren Assalam di Cepu untuk belajar al-Qur'an kepada Kiai Usman.<ref name="tujuhpuluh"/> Di bawah asuhan Kiai Usman yang terkenal tegas, Mukti Ali belajar membaca al-Qur'an dengan fasih dan ''tartil'' menurut kaidah ilmu [[tajwid]].<ref name="tujuhpuluh"/>
Pada pertengahan tahun 1940, Mukti Ali lalu dikirim ayahnya untuk belajar di Pondok Pesantren Termas, [[Pacitan]], di bawah asuhan [[Dimyathi Syafi'ie|K.H. Dimyati]] dan puteranya K.H. Abdul Hamid Dimyati.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="menteri"/> Ia intensif mempelajari berbagai kitab klasik seperti ''Nahwul Wadlih'', ''Balaghatul Wadhihah'', ''Jurumiyah'', ''Alfiyah'', ''Taqrib'', ''Iqna''', 'Mustalah Hadis', 'Jam'ul Jawami', dan lain-lain.<ref name="limatokoh"/><ref name="tujuhpuluh"/> Di pesantren tradisional ini Mukti Ali mengaji di bawah asuhan kiainya dan banyak belajar dan berdiskusi dengan para seniornya.<ref name="Ensiklopedi"/> Di antara para senior Mukti Ali tersebut adalah K.H. Abdul Hamid (asal [[Lasem, Rembang|Lasem]] yang kemudian menetap di [[Pasuruan]]) dan K.H. Ali Ma'sum (Rais Aam Syuriyah PBNU 1981-1984).<ref name="Ensiklopedi"/> Di Pesantren ini juga Mukti Ali bersama K.H. Ali Ma'sum sempat merintis berdirinya madrasah, yang kemudian K.H. Ali Ma'sum menjadi kepala sekolah dan Mukti Ali menjadi wakilnya.<ref name="Ensiklopedi"/>
Setelah selesai belajar agama di Pesantren Termas, Mukti Ali malanjutkan pendidikan agamanya di Pesantren Hidayah, Saditan, Lasem, [[Rembang]] di bawah asuhan K.H. Maksum, ayah dari K.H. Ali Ma'sum, sahabat dan gurunya di pesantren Termas.<ref name="Ensiklopedi"/> Meskipun kedua pesantren yang pernah ia singgahi untuk belajar tersebut berbasis [[Nahdlatul Ulama]],
==== Pendidikan akademik ====
Setelah menuntaskan pendidikan agamanya di berbagai pesantren, Mukti Ali pergi ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya di [[Sekolah Tinggi Islam]] (STI) yang saat itu baru saja berdiri.<ref name="academia"/> Ia memutuskan Fakultas Agama sebagai pilhannya.<ref name="academia"/> STI inilah yang kelak dikenal sebagai [[Universitas Islam Indonesia]] (UII), [[Yogyakarta]].<ref name="academia"/> Dan ketika di Yogyakarta inilah Mukti Ali aktif di [[Pelajar Islam Indonesia]] (PII) hingga menjadi perwakilan PII di Pakistan.{{cn}}
Pada tahun 1950, Mukti Ali meneruskan perjalanannya ke [[Mekah]] untuk menunaikan ibadah haji.<ref name="menteri"/> Selanjutnya, ia memutuskan untuk pergi ke [[Karachi]], [[Pakistan]].
Lima tahun kemudian, Mukti Ali mampu menamatkan program tingkat sarjana mudanya sekaligus melanjutkan program Ph.D di universitas yang sama.<ref name="tujuhpuluh"/> Pada bulan Agustrus 1955, ia tiba di [[Montreal]], [[Kanada]], untuk melanjutkan belajarnya di [[Universitas
== Referensi ==▼
▲== Referensi ==
{{reflist}}
Baris 59:
{{Kotak_mulai}}
{{s-
{{Kotak_suksesi |
{{Kotak_selesai}}{{Kabinet Pembangunan II}}{{Kabinet Pembangunan I}}{{Menteri Agama Indonesia}}{{Islam di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Ali, Mukti}}
[[Kategori:Tokoh yang berganti nama]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh dari Blora|Mukti Ali]]
[[Kategori:Tokoh Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru|Mukti Ali]]
[[Kategori:Menteri Indonesia|Mukti Ali]]
[[Kategori:Menteri Agama Indonesia|Mukti Ali]]
|