Mukti Ali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
BP79Pandu (bicara | kontrib)
+isi
Tag: BP2014
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(33 revisi perantara oleh 21 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{inuseBP|79Pandu|21 April 2014|14 April 2014}}
 
{{Infobox Officeholder
|name = {{PAGENAME}}
|image = Mukti Ali.jpg
|imagesize = 180
|caption =
|office = Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama Indonesia
|order = 11Ke-12
|term_start = [[2811 Maret]]September [[1973]]1971
|term_end = [[29 Maret]] [[1978]]
|president = [[Soeharto]]
|predecessor = [[Muhammad Dahlan|K.H. Muhammad Dahlan]]
|successor = [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]]
|birth_date = {{Birth date|1923|8|23|mf=y}}
|birth_place = {{negara|Belanda}} [[Cepu, Blora|Cepu]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[JawaKeresidenan TengahRembang]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{Death date and age|2004|5|5|1923|8|23|mf=y}}
|death_place = {{negara|Indonesia}} [[Yogyakarta]], [[Indonesia]]
|nationality = [[Indonesia]]
|party =
Baris 31 ⟶ 29:
}}
 
[[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] [[Kiai|K.]][[Haji (gelar)|H.]] '''Abdul Mukti Ali''' ({{lahirmati|[[Cepu, Blora|Cepu]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Jawa Tengah]]|23|8|1923|[[Yogyakarta]]|5|5|2004}}) adalah mantan [[Menteri Agama Republik Indonesia]] pada [[Kabinet Pembangunan II]] I dan II.<ref name="Ensiklopedi"> {{cite book|author=H.M. Bibit Suprapto|title=Ensiklopedi Ulama Nusantara|publisher=Gelegar Media Indonesia|year=2009|id=ISBN 979-98066980-11146611-14-5}} Halaman 53-57.</ref><ref name="kemenag">[http://www.kemenag.go.id/file/dokumen/11.MuktiAli3.pdf‎ www.kemenag.id: Prof. Dr. A. Mukti Ali; Modernisasi Politik-Keagamaan Orde Baru]. Diakses 15 April 2014</ref> Ia juga terkenal sebagai [[Ulama]] ahli [[Ilmu Perbandingan Agama|perbandingan agama]] yang meletakkan kerangka kerukunan antarumat beragama di Indonesia sesuai dengan prinsip [[Bhineka Tunggal Ika]] atau istilah yang sering dipakainya "Setuju dalam Perbedaan."<ref name="Ensiklopedi"/> Ia juga terkenal sebagai [[cendekiawan muslim]] yang menonjol sebagai pembaharu pemikiran Islam melalui [[Studi Islam|Kajian Keislaman]] (Islamic Studies).<ref name="Ensiklopedi"/>
 
== Riwayat Hidup ==
=== Kehidupan awal dan pendidikan ===
Mukti Ali memiliki nama kecil Soedjono (Sujono), namun sumber lain ada yang menyebutkan Boedjono (Bujono).<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="academia">[http://www.academia.edu/4026938/MENGUBAH_DAN_MEMBENTUK_IAIN_PROFIL_RINGKAS_MENTERI_MUKTI_ALI www.academia.edu: Mengubah dan Membentuk IAIN: Profil Mukti Ali]. Diakses 15 April 2014</ref> Ia berasal dari keluarga yang cukup mapan.<ref name="academia"/> Ayahnya bernama H. [[Abu Ali]], seorang pedagang setempat yang terpandang.<ref name="academia"/> Ia dilahirkan dari keluarga [[Jawa]] yang taat beragama.<ref name="Ensiklopedi"/> Pada saat kecil, ia menempuh pendidikan formal di [[Sekolah Rakyat]] (SR) dan belajar agama serta mengaji [[al-Qur'an]] kepada ulama di kampungnya.<ref name="Ensiklopedi"/> Setelah lulus sekolah, ayahnya memasukkan Mukti Ali ke pesantren asuhan K.H [[Usman]], [[Cepu]], putera dari Kiai [[Hasyim Jalakan]].<ref name="academia"/> Kiai Hasyim Jalakan sendiri merupakan guru dari K.H. [[Hasyim Asy'ari]].<ref name="academia"/> Menginjak usia remaja, ia melanjutkan pendidikannya di [[Pondok Pesantren]] [[Termas]], [[Pacitan]] di bawah asuhan K.H. [[Dimyati]] dan puteranya K.H. [[Abdul Hamid Dimyati]].<ref name="Ensiklopedi"/> Di pesantren tradisional ini Mukti Ali mengaji di bawah asuhan kiainya dan banyak belajar dan berdiskusi dengan para seniornya.<ref name="Ensiklopedi"/> Di antara para senior Mukti Ali tersebut adalah K.H. [[Abdul Hamid]] (asal Lasem yang kemudian menetap di Pasuruan) dan K.H. [[Ali Ma'sum]] (Rais Aam Syuriyah PBNU 1981-1984).<ref name="Ensiklopedi"/> Di Pesantren ini Mukti Ali bersama K.H. Ali Ma'sum sempat merintis berdirinya [[madrasah]], yang kemudian K.H. Ali Ma'sum menjadi kepala sekolah dan Mukti Ali menjadi wakilnya.<ref name="Ensiklopedi"/> Di Pesantren ini pula nama Sujono diganti oleh kiainya menjadi Abdul Mukti Ali.<ref name="Ensiklopedi"/>
Mukti Ali memiliki nama kecil Soedjono (Sujono), tetapi sumber lain ada yang menyebutkan Boedjono (Bujono).<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="academia">[http://www.academia.edu/4026938/MENGUBAH_DAN_MEMBENTUK_IAIN_PROFIL_RINGKAS_MENTERI_MUKTI_ALI www.academia.edu: Mengubah dan Membentuk IAIN: Profil Mukti Ali]. Diakses 15 April 2014</ref> Sedangkan nama Abdul Mukti Ali sendiri ia dapat dari pemberian K.H. [[Hamid Pasuruan]] ketika menjadi gurunya.<ref name="academia"/> Ia adalah anak kelima dari tujuh bersaudara.<ref name="menteri">{{cite book|author=Ali Munhanif|title=Menteri-Menteri Agama RI: Biografi Sosial-Politik|publisher=Badan Litbang Agama Departemen Agama RI|year=1998|id=ISBN 979-95248-3-0}} Halaman 271-319.</ref> Mukti Ali hidup di kalangan keluarga yang berkecukupan.<ref name="limatokoh">{{cite book|author=Muhammad Damami, dkk (ed.)|title=Lima Tokoh Pengembagan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta|publisher=Pusat Penelitian IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta|year=1998}} Halaman 165-205.</ref> Ayahnya bernama Idris, atau Haji Abu Ali (nama yang digunakan setelah menunaikan [[haji]]) adalah seorang pedagang [[tembakau]] yang cukup sukses.<ref name="menteri"/> Sedangkan ibunya bernama Mutiah, atau Hj. Khodijah (nama yang digunakan setelah menunaikan haji) adalah seorang saudagar [[kain]].<ref name="tujuhpuluh">{{cite book|author=Abdurrahman, dkk (ed.)|title=Tujuh Puluh Tahun H. A. Mukti Ali: Agama dan Masyarakat|publisher=IAIN Sunan Kalijaga Press|year=1993|id=ISBN 979-8547-00-4}} Halaman 3-14, 20-28, 41-43.</ref>
 
=== Latar belakang pendidikan ===
Setelah selesai belajar agama di Pesantren Termas, Mukti Ali malanjutkan pendidikan agamanya di [[Pesantren Hidayah]], [[Saditan]], [[Lasem]], [[Rembang]] di bawah asuhan K.H. [[Maksum]], ayah dari K.H. Ali Ma'sum, sahabat dan gurunya di pesantren Termas.<ref name="Ensiklopedi"/> Meskipun kedua pesantren yang pernah ia singgahi untuk belajar tersebut berbasis [[Nahdlatul Ulama]], namun Mukti Ali tumbuh dan berkembang menjadi ulama intelektual dan ulama pembaharu yang berpengaruh.<ref name="Ensiklopedi"/>
==== Pendidikan pesantren ====
Meskipun Haji Abu Ali memiliki pendidikan yang sangat rendah, yakni hanya diperolehnya dari mengaji [[kitab]] di pesantren di [[Cepu]], tetapi ia termasuk orang tua yang sangat memikirkan pendidikan anaknya.<ref name="menteri"/> Pada usia delapan tahun, Mukti Ali menempuh pendidikan formalnya dengan masuk HIS (''[[Hollandsch-Inlandsche School|Hollandsch Inlandsche School]]''), sekolah milik [[Pemerintah Hindia Belanda]] setingkat [[Sekolah Dasar]].<ref name="limatokoh"/> Di samping itu, ia juga mengaji (belajar agama Islam) di Madrasah Diniyah (Sekolah Islam) di Cepu, yang kegiatan belajarnya berlangsung sore harinya.<ref name="menteri"/><ref name="tujuhpuluh"/>
 
Setelah menyelesaikan pendidikannya di HIS dan mendapat sertifikat pegawai pemerintah Belanda (''Klein Ambtenar Examen''), Mukti Ali melanjutkan dikirim ke Pondok Pesantren Assalam di Cepu untuk belajar al-Qur'an kepada Kiai Usman.<ref name="tujuhpuluh"/> Di bawah asuhan Kiai Usman yang terkenal tegas, Mukti Ali belajar membaca al-Qur'an dengan fasih dan ''tartil'' menurut kaidah ilmu [[tajwid]].<ref name="tujuhpuluh"/>
== Pejalanan intelektual ==
 
Pada pertengahan tahun 1940, Mukti Ali lalu dikirim ayahnya untuk belajar di Pondok Pesantren Termas, [[Pacitan]], di bawah asuhan [[Dimyathi Syafi'ie|K.H. Dimyati]] dan puteranya K.H. Abdul Hamid Dimyati.<ref name="Ensiklopedi"/><ref name="menteri"/> Ia intensif mempelajari berbagai kitab klasik seperti ''Nahwul Wadlih'', ''Balaghatul Wadhihah'', ''Jurumiyah'', ''Alfiyah'', ''Taqrib'', ''Iqna''', 'Mustalah Hadis', 'Jam'ul Jawami', dan lain-lain.<ref name="limatokoh"/><ref name="tujuhpuluh"/> Di pesantren tradisional ini Mukti Ali mengaji di bawah asuhan kiainya dan banyak belajar dan berdiskusi dengan para seniornya.<ref name="Ensiklopedi"/> Di antara para senior Mukti Ali tersebut adalah K.H. Abdul Hamid (asal [[Lasem, Rembang|Lasem]] yang kemudian menetap di [[Pasuruan]]) dan K.H. Ali Ma'sum (Rais Aam Syuriyah PBNU 1981-1984).<ref name="Ensiklopedi"/> Di Pesantren ini juga Mukti Ali bersama K.H. Ali Ma'sum sempat merintis berdirinya madrasah, yang kemudian K.H. Ali Ma'sum menjadi kepala sekolah dan Mukti Ali menjadi wakilnya.<ref name="Ensiklopedi"/>
 
Setelah selesai belajar agama di Pesantren Termas, Mukti Ali malanjutkan pendidikan agamanya di [[Pesantren Hidayah]], [[Saditan]], [[Lasem]], [[Rembang]] di bawah asuhan K.H. [[Maksum]], ayah dari K.H. Ali Ma'sum, sahabat dan gurunya di pesantren Termas.<ref name="Ensiklopedi"/> Meskipun kedua pesantren yang pernah ia singgahi untuk belajar tersebut berbasis [[Nahdlatul Ulama]], namuntetapi Mukti Ali tumbuh dan berkembang menjadi ulama intelektual dan ulama pembaharu yang berpengaruh.<ref name="Ensiklopedi"/>
 
==== Pendidikan akademik ====
Setelah menuntaskan pendidikan agamanya di berbagai pesantren, Mukti Ali pergi ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikannya di [[Sekolah Tinggi Islam]] (STI) yang saat itu baru saja berdiri.<ref name="academia"/> Ia memutuskan Fakultas Agama sebagai pilhannya.<ref name="academia"/> STI inilah yang kelak dikenal sebagai [[Universitas Islam Indonesia]] (UII), [[Yogyakarta]].<ref name="academia"/> Dan ketika di Yogyakarta inilah Mukti Ali aktif di [[Pelajar Islam Indonesia]] (PII) hingga menjadi perwakilan PII di Pakistan.{{cn}}
 
Pada tahun 1950, Mukti Ali meneruskan perjalanannya ke [[Mekah]] untuk menunaikan ibadah haji.<ref name="menteri"/> Selanjutnya, ia memutuskan untuk pergi ke [[Karachi]], [[Pakistan]].<ref name="menteri"/> Dengan kemampuan [[bahasa Arab]], [[Belanda]], dan [[Inggris]] yang baik, Mukti Ali diterima di program sarjana muda di Fakultas Sastra Arab, [[Universitas Karachi]].<ref name="menteri"/> Ia mengambil program Sejarah Islam sebagai bidang spesialisasinya.<ref name="menteri"/>
 
Lima tahun kemudian, Mukti Ali mampu menamatkan program tingkat sarjana mudanya sekaligus melanjutkan program Ph.D di universitas yang sama.<ref name="tujuhpuluh"/> Pada bulan Agustrus 1955, ia tiba di [[Montreal]], [[Kanada]], untuk melanjutkan belajarnya di [[Universitas McGill]] dengan mengambil spesialisasi [[Ilmu Perbandingan Agama]].<ref name="tujuhpuluh"/>
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
Baris 47 ⟶ 59:
 
{{Kotak_mulai}}
{{s-govoff}}
{{Kotak_suksesi | jabatan = [[Menteri Agama Republik Indonesia|Menteri Agama Indonesia]] | tahun = 1971 - 19781971–1978| pendahulu = [[Muhammad Dahlan|K.H. Muhammad Dahlan]] | pengganti = [[Alamsyah Ratu Perwiranegara]]}}
{{Kotak_selesai}}{{Kabinet Pembangunan II}}{{Kabinet Pembangunan I}}{{Menteri Agama Indonesia}}{{Islam di Indonesia}}
{{Kotak_selesai}}
 
{{indo-bio-stub}}
 
{{DEFAULTSORT:Ali, Mukti}}
[[Kategori:Tokoh yang berganti nama]]
 
[[Kategori:MenteriUlama Indonesia|Mukti Ali]]
[[Kategori:AlumniAhli Universitastafsir Islam(Al Qur'an) Indonesia|Mukti Ali]]
[[Kategori:TokohUlama dariNusantara|Mukti BloraAli]]
[[Kategori:MenteriAlumni AgamaUniversitas IndonesiaKarachi]]
[[Kategori:Alumni Universitas McGill]]
[[Kategori:Alumni Universitas Islam Indonesia|Mukti Ali]]
[[Kategori:Tokoh Jawa|Mukti Ali]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Tengah]]
[[Kategori:Tokoh Jawadari Blora|Mukti Ali]]
[[Kategori:AhliTokoh tafsir (Al Qur'an)Islam Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Orde Baru|Mukti Ali]]
[[Kategori:Menteri Indonesia|Mukti Ali]]
[[Kategori:Menteri Agama Indonesia|Mukti Ali]]