Mus Mulyadi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Juansumampouw (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Jelajahlangit (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(43 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox penyanyi indonesiaperson
| honorific_prefix =
| name = Mus Mulyadi
|image =
| honorific_suffix =
|imagesize =
| image =
|caption =
| image_upright =
|Background = solo_singer
| image_size =
|birthdate = {{birth date|1945|8|14}}
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
|birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Surabaya]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| alt =
|birthname = Mulyadi
| caption =
|deathdate = {{death date and age |2019|4|11|1945|8|14}}
| native_name =
|deathplace = {{negara|Indonesia}} [[Jakarta]]
| native_name_lang =
|genre = Keroncong
| birth_name = Mulyadi
|occupation = [[Penyanyi]], [[Aktor]]
| alias =
|instrument = [[Bass Guitar]]
|birthdate birth_date = {{birth date|1945|8|14}}
|yearsactive = [[1958]] - [[2019]]
| birth_place = [[Surabaya]], [[Sejarah Nusantara (1942-1945)|Masa Pendudukan Jepang]]
|label =
|deathdate death_date = {{death date and age |2019|4|11|1945|8|14}}
|associatedacts =
| death_place = [[Jakarta]], Indonesia
|influences =
| occupation = {{hlist|[[Penyanyi]], |[[Aktor]]}}
|influenced =
| children = 2<!-- Diisi hanya jumlah anak; Hanya nama anak yang secara independen terkenal atau sangat relevan -->
|spouse = [[Helen Sparingga]]
| parents = Ali Sukarni, Muslimah
|partner =
| alma_mater =
|children = Irene Patricia Melati (1976) <br /> Erick Renanda Haryadi (1978)
| relatives =
|parents = Ali Sukarni, Muslimah
| spouse = {{marriage|[[Helen Sparingga]]|1975|2019}}
| website =
|currentmembers =
| signature =
|pastmembers =
| module =
|religion = [[Kristen]]
{{Infobox musical artist|embed=yes
|Background background = solo_singer
| origin =
| genre = Keroncong
| instrument = [[Bass Guitar]]
| years_active = 1958-2019
| label =
| associated_acts =
| current_members =
| past_members =
}}
}}
'''Mus Mulyadi''' ({{lahirmati|[[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Jawa Timur]]|14|8|1945|[[Jakarta]]|11|4|2019}}) adalah [[penyanyi]] [[keroncong]] [[Indonesia]]. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah". Ia pernah menjadi anggota [[Favourite's Group]]. Istrinya juga seorang penyanyi, [[Helen Sparingga]], dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & jazz [[Mus Mujiono]] di era [[1980-an]].
 
'''Mus Mulyadi''' ({{lahirmati|[[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Jawa Timur]]|14|8|1945|[[Jakarta]]|11|4|2019}}) adalah [[penyanyi]] [[keroncong]] [[Indonesia]]. Ia bahkan mendapat julukan sebagai si "Buaya Keroncong". Beberapa lagunya yang menjadi hit antara lain, "Kota Solo", "Dinda Bestari", "Telomoyo", dan "Jembatan Merah". Ia pernah menjadi anggota [[Favourite's Group]]. Istrinya juga seorang penyanyi, [[Helen Sparingga]], dan adiknya juga menjadi penyanyi pop & jazz [[Mus Mujiono]] dipada era [[1980-an]].
 
== Biografi ==
Baris 35 ⟶ 47:
== Karier ==
=== Mendirikan Band Irama Puspita ===
Sebelum terjun sebagai penyanyi, pada masa remajanya di Surabaya ia telah membentuk sebuah band [['''Irama Puspita''']] dengan personil tiga belas wanita-wanita perkasa yang telah dipersiapkannya untuk sukses di panggung hiburan. Ia menjadi pelatih band Irama Puspita selama beberapa tahun. Band asuhannya ini pernah manggung di acara POI [[Ganefo]] di Jakarta dan merajai berbagai lomba festival musik di Surabaya. Namun 3satu dipersatu antarapersonilnya anggotanyamemilih tanpahengkang sepengetahuannyasehingga tak lama kemudian memilihMus hengkang,Mulyadi danpun membubarkan band asuhannya tersebut. Di antara anggotanya secara diam-diam pindah ke [[Jakarta]]. Ketiganya adalah [[Titiek AR]], [[Lies AR]] dan Sugien alias [[Susy Nander]]. Ketiganya kemudian diketahui bergabung denganmembentuk sebuah band wanita di ibu kota yang bernama '''[[Dara Puspita]]'''. Tak lama kemudian Mus Mulyadi pun membubarkan band asuhannya tersebut.
 
=== Mendirikan Band Arista Birawa ===
Mus bergabung sebuah grup band [['''Arista Birawa''']] pada tahun [[1964]] yang dibentuk oleh Busro Birawa. Personilnya adalah ia sendiri sebagai pemegang [[bas]] dan merangkap sebagai [[vokalis]], Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum''''', '''''M.Yusri pada ''Rhythm guitar'', [[Oedin Syach]] (mantan gitaris Phillon) pada Lead guitar, bersama [[Sonata Tanjung]]. Bersama Arista Birawa, Mus Mulyadi menelurkan satu album ''Jaka Tarub'' yang diproduksi PT Dimita Moulding Industries Record pada tahun 1965. Belakangan band itu menghasilkan album rekaman lokal ''Si Ompong & Masa Depanmu'' di Serimpi Recording tahun 1972 tanpa keterlibatan Mus Mulyadi. Kemudian dirilis ulang pada tahun 2005 di recording Shadoks-[[Jerman]].
 
=== Mengembara ke Singapura ===
Atas ajakan temannya Jerry Souisa sebagai pemimpin group, mengajak dua anggota Arista Birawa yakni Mus Mulyadi dan Jeffry Zaenal dan seorang rekannya Arkan untuk melakukan tour pertunjukan di Singapura. Meski pada mulanya ia ragu untuk meninggalkan bandnya yang sudah mempunyai gaung di kalangan arek-arek Surobayo. Apalagi saat itu ayahnya belum lama meninggal dunia. Namun akhirnya bersama tiga rekannya, ia meninggalkan Surabaya dan nekat mencoba mengadu nasib ke Singapura pada tahun [[1967]]. Menggunakan kapal kayu selama 2 minggu perjalanan hingga mendarat di [[Tanjung Pinang]]. Kemudian mereka mereka menerima show hajatan tanpa dibayar oleh seorang saudagar tauke China sebagai upah untuk menyeberangkan mereka ke Singapura. Di Singapura mereka menumpang di rumah sebuah keluarga etnis [[Jawa]]. Selama 2 tahun di sana mereka tak kunjung mendapatkan tawaran show. Sempat menjadi gelandangan, kelaparan, dan terlunt-lunta tanpa makanan, pekerjaan, dan uang. Dengan keteguhan dan kesabaran mereka akhirnya mulai mendapatkan kesempatan mengubah nasibnya. Setelah sempat menjadi pengangguran, Mus belajar menciptakan lagu dan muncullah lagu ''"Sedetik Dibelai Kasih"'', ''"Jumpa dan Bahagia"'', ''" Kr. Jauh di Mata"'', hingga terkumpullah 10 lagu. Mereka membentuk sebuah band yang diberi nama The Exotic dengan personil Jerry Souisa pada lead guitar, Arkan pada Rhythm guitar, Jeffry Zaenal (Abidin) pada drum dan Mus Mulyadi pada bass sekaligus vocalist. Ia kemudian menawarkan karya-karyanya itu kepada Life Record di Jurong tahun 1969. Mereka langsung membuat 2 album Pop dan Keroncong dalam bentuk ''vinyl'' / plat yang biasa disebut (EP7 (''Extended Play''). Dalam cover album tersebut Mulyadi mulai menggunakan nama Mus Mulyadi sebagai nama resminya. Tambahan kata Mus ia ambil dari penggalan nama ibunya. Di Singapura, Mus berhasil mendapatkan uang 2.800 [[Dollar Singapura]] untuk dua LP ([[piringan hitam]]). Setelah mengantungi uang, Mus Mulyadi dan tiga rekannya kembali ke Tanah Air. Disayangkan mereka belum menikmati jerih payahnya di Singapura, karena memilih pulang ke Indonesia bertepatan dengan hari wafatnya [[Bung Karno]].
 
=== Favourite's Group ===
Pada tahun [[1971]] ia rekaman solo di [[Remaco]] diiringi kelompok [[A. Riyanto]], Empat Nada Band. A. Riyanto kemudian mengajaknya bergabung dengan band Empat Nada. Oleh A. Riyanto, konsep band 4 Nada sebagai band pengiring tetap yang selama ini dilakoninya di Remaco hendak diubahnya menjadi sebuah band mandiri. Band baru diberi nama [[Favourite's Group]]. Anggota awalnya adalah Mus Mulyadi (vokal/Rhythm Gitar), dan 4 anggota band 4 Nada: A. Riyanto alias Kelik (Keyboard/Vokal), [['''Nana Sumarna'''|Nana Sumarna]] (Bass), [['''Eddy Syam'''|Eddy Syam]] (Lead Gitar) dan [['''M. Sani'''|M. Sani]] (Drum). Mereka sangat modern dalam bermusik, tapi juga sangat maju dengan sentuhan romantisme masa silam. Mereka berhasil menempatkan nilai-nilai musik di kepala mereka sehingga menjadi kekuatan bagi Favourite’s Group., Mereka lalu rekaman di [[Musica Studio's|Musica Studio]]. Lahirlah lagu: "Cari Kawan Lain", "Angin Malam", "Seuntai Bunga Tanda Cinta", "Nada Indah". Kaset ini ternyata meledak dan langsung mengangkat popularitas band ini. Namun selepas album vol. I ini terjadi perubahan formasi personil, dimana 3 anggota memilih kembali ke bandnya semula band 4 Nada.
 
A. Riyanto keyboardist merangkap leader dan Mus Mulyadi vocalist kemudian mencari pengganti untuk melanjutkan kiprah musik band Favourite's group. Mereka merekrut [[Is Haryanto]] pada drum dan [[Harry Toos]] pada gitar, untuk posisi bass dirangkap oleh Mus Mulyadi. Dengan formasi II ini mereka kemudian berhasil menelurkan album volume II yang bersisi lagi-lagu diantaranya ''“Mimpi Sedih'', ''Aku Yang Kau Tinggalkan'', ''Cintaku Suci'', & ''Lagu Gembira”''. Album ini cukup direspon pasar meski tak seheboh pada album I.
Pada periode berikutnya terjadi perubahan formasi lagi (III) dengan penambahan pemain bass yakni [[Tommy W.S.]]. Dengan formasi ini Mus Mulyadi lebih fokus pada penyanyi utama dan merangkap sebagai gitar pengiring. Formasi ini melaju dengan berbagai album yang hampir seluruhnya meledak di pasaran masa itu. Band ini kemudian menjadi sangat populer dan menjadi salah satu legenda musik Indonesia hingga saat ini.
 
Di sela aktivitasnya Favourite's Group, Mus Mulyadi ditawarkan oleh produser untuk membuat solo album. Dalam album tersebut Mus Mulyadi dibuatkan sebuah lagu [[bahasa Jawa|berbahasa Jawa]] oleh [[Is Haryanto]] berjudul "[[Rek Ayo Rek]]". Lagu ini ternyata meledak di pasaran. Bahkan menjadi legenda dan salah satu icon abadi kota Surabaya. Setelah menyelesaikan album Favourite's Groupvol. 4 "''Aku Tak Berdosa''", Mus Mulyadi kemudian memilih mengundurkan diri dari Favourite's Group untuk berfokus pada karier penyanyi solo. Posisinya kemudian digantikan oleh [[Mamiek Slamet]] pada tahun 1978 setelah sebelumnya band ini sempat beraktivitas tanpa vocalist utama.
Baris 55 ⟶ 67:
 
=== Bermain Film Layar Lebar ===
Popularitas Mus Mulyadi sebagai penyanyi keroncong mendapat perhatian dari kalangan insan dunia perfilman nasional pada tahun 1970-an. Oleh sutradara [[FredNya' Young (sutradara)|FredAbbas YoungAkup]], ia diajak ikut membintangi film bertitel ''PutriLangkah-Langkah Solodi Persimpangan'' (19741965) diproduksi PT. [[Agasam Film]]. Dalam film ini ia bermain bersama dengan para aktor dan aktris kawakan masa itu seperti [[Mieske Bianca Handoko]], [[HarrisIsmed Sudarsono]], [[Ratmi B-29]], [[Rendra Karno]], [[SM. PonimanNoor]], [[ChitraMieke DewiWijaya]], [[Debby CynthiaIshaq DewiIskandar]], dll.
 
Selanjutnya pada tahun (1974) membintangi film berjudul ''Aku Mau HidupPutri Solo'' di sutradarai oleh [[Rempo Urip]](1974) diproduksi, PT. [[Agasam Film]]. Di sini ia beradu akting dengan oleh [[EmiliaMieske ContessaBianca Handoko]] dan aktor, [[FerryHarris IrawanSudarsono]], (bukan Ferry Irawan bintang sinetron era[[Ratmi 2000B-an - red)29]], serta [[ChitraRendra DewiKarno]], [[MansjurS. SjahPoniman]], [[M.Chitra Panji AnomDewi]], [[S.Debby PonimanCynthia Dewi]], dsbdll.
 
Kemudian membintangi film berjudul ''Aku Mau Hidup '' di sutradarai oleh [[Rempo Urip]] diproduksi, PT. [[Agasam Film]]. Di sini ia beradu akting dengan oleh [[Emilia Contessa]] dan aktor [[Ferry Irawan]] (bukan Ferry Irawan bintang sinetron era 2000-an - red), serta [[Chitra Dewi]], [[Mansjur Sjah]], [[M. Panji Anom]], [[S. Poniman]], dsb.
 
=== Menyanyikan Lagu Dangdut ===
Baris 69 ⟶ 83:
Kemudian mereka kembali hadir tahun 1982, dengan nomor-nomor lainnya, ''“Nusantara Jaya'', ''Terima Kasih Musik'', ''Bunga Yang Terindah'', ''Hai Pemuda'', dan ''Selamat Jalan”'' dengan perusahaan rekaman Mahkota Records. Melalui kehadiran album ini, Favourite’s Group mencoba menawarkan ragam tema musik yang selama ini belum terjamah oleh pemusik negeri ini. Mereka juga menunjukkan bahwa Favourite’s Group masih “solid” dengan kumpul bareng di setiap kesempatan latihan maupun tampil lengkap di pertunjukan show di dalam maupun luar daerah Jakarta.
 
Sampai awal tahun 1989, Favourite's Group secara resmi masih berdiri, tetapi dengan anggota berbeda. Pada penampilannya tahun 1988, anggotanya terdiri dari Mus Mulyadi sebagai vokalis, A. Riyanto pada keyboard, Is Haryanto pada gitar menggisi tempat Harry Toos yang mengundurkan diri, Tommy W.S. pada bass gitar, Y. Rizal yang direkrut sebagai additional pada drum, plus additional player yang juga punggawa group [[Syamsuar Hasyim|D'Lloyd]] Bartje van Houten pada melodi gitar.<ref>{{Cite web |url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/568/Favourites-Group |title=Salinan arsip |access-date=2015-09-23 |archive-date=2015-09-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150923090718/http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/568/Favourites-Group |dead-url=yes }}</ref>
 
=== Wafatnya Para Personil Favourite Group ===
Kebersamaan mereka tersebut seolah menyiratkan akan duka yang dalam atas kepergian sang penggagas Favourite’s Group untuk selamanya. Penampilan Favourite’s Group di kota Surabaya pada 9 Oktober 1993 di Plaza Tirta Swimming Pool (kini ditempati Monkasel), tampaknya merupakan penampilan terakhir grup ini bersama A. Riyanto menyambangi penggemarnya di kota Pahlawan. Pada 17 Juni 19951994 A Riyanto sang “Legenda” menghebuskan nafas terakhirnya, dengan penyakit komplikasi Ginjal & Kencing Manis yag sudah lama diidapnya. Kepergiannya membuat insan musik & bangsa Indonesia berduka, sahabat-sahabatnya di Favourite's Group merasa kehilangan gairah dan menjadi mati suri. Akhirnya Is Haryanto yang masih memiliki hubungan saudara dengan almarhum lebih berjiwa besar untuk melanjutkan cita-cita A. Riyanto untuk tetap membawa Favourite's Group menjadi bagian dari sejarah musik pop di Indonesia, seperti yang dicita- citakannya pada saat memberi nama Favourite’s untuk bandnya. Mus Mulyadi mendukung penuh rekannya ini, dengan bersedia terus menjadi vokalis untuk melanjutkan mengibarkan band mereka yang sudah melegenda tersebut.
 
Posisi A. Riyanto sebagai keyboardist digantikan oleh adiknya B. Hariadi, Pada tahun 2005. Mereka sempat mengeluarkan dua album yang ternyata saat ini bisa dikatakan merupakan album terakhir mereka dalam berkarya di blantika musik Indonesia. Album tersebut adalah Pop Indonesia berjudul “''Katakanlah dan Ya Ya Ya''. Album itu menoreh sukses di pasaran karena telah lama dinantikan oleh para penggemar lama mereka. Namun selepas peluncuran album tersebut, B. Hariadi pun mengundurkan diri karena sakit stroke berat, hingga akhirnya meninggal pada hari Minggu 30 November 2008. Posisi keyboardist kemudian diisi oleh additional player Denny Sami.
Baris 82 ⟶ 96:
=== Mus Mulyadi Menjadi Pilar Terakhir Favourite's Group ===
Sepeninggal rekan-rekannya, Mus Mulyadi menjadi menjadi benteng terakhir eksistensi band ini. Ia bersama Favourite’s Group masih tampil di beberapa ''event''. Dibantu oleh Mamiek Slamet (eks vocalist II Favourite's Group) dan Nana Sumarna (eks bassis Empat Nada), Mus Mulyadi masih sempat eksis mengibarkan bendera grup yang dulu didirikannya bersama A. Riyanto ini. Adapun Harry Toos sudah lebih dulu menghindari hingar bingar gemerlapnya industri musik Indonesia, dengan memilih fokus membina keutuhan keluarga. Penampilan besar mereka sempat dilihat publik sekitar tahun 2010 dalam acara “Zona Memori” [[Metro TV]] dan konser The Legend di [[Istora Senayan]] Jakarta pada tahun 2011. Saat itu Mus Mulyadi tampil dalam kondisi yang sudah sangat memprihatinkan, tak bisa melihat sekelilingnya yang hadir. Namun begitu tak sedikit pun dia kehilangan semangat sebagai seorang penghibur.<ref>http://okkyrahardjo.blogspot.co.id/2013/11/favourites-group-sebuah-jejak-langkah.html</ref>
 
=== Lagu Rohani ===
Selain lagu pop dan keroncong sekuler, Mus Mulyadi juga menghasilkan beberapa album lagu rohani dengan aransemen keroncong. Terakhir pada tahun 2012, ia sempat membuat album rohani kolaborasi bersama Anastasia Astutie.
 
== Mus Mulyadi Terkena Penyakit Diabetes dan Mengalami Kebutaan ==
Mus Mulyadi yang dikenal sebagai rajanya musik keroncong (The King of Keroncong) dengan Suara dan cengkoknya sangat khas, kini berjuang melawan [[diabetes]]. Penyakit itu bahkan menyebabkan kedua matanya buta. Kedua matanya sama sekali tak bisa melihat sejak akhir 2009. Musibah itu merupakan komplikasi dari Diabetes yang diidapnya sejak 1984. Kejadiannya berlangsung tanpa diduga. Waktu itu ia sedang sibuk mengerjakan album Keroncong Murni. Malam seusai rekaman, ia merasa capek sekali. Begitu bangun esok pagi, matanya tiba-tiba tidak bisa melihat. Kejadian Itu terjadi dua hari setelah [[Natal]]. Ia segera ke dokter untuk memeriksakan kondisinya. Beberapa hari kemudian, operasi untuk mata kiri pun dilakukan. Sayang, upaya tersebut tak banyak menolong. Saraf di mata kirinya terlampau lemah. Dokter pun tak bisa berbuat apa-apa. Mulai saat itu, Mus yang kemampuan mata kanannya menurun jauh sejak 2004 tidak bisa melihat sama sekali. Kehilangan indra penglihatan menjadi cobaan berat bagi arek Suroboyo tersebut.
 
Diabetes dalam keluarga besar Mus Mulyadi bukan penyakit baru. Kedua orang tuanya, Muslimah dan Ali Sukarni, sama-sama mengidap diabetes. Penyakit gula itu lantas menurun kepada empat dari delapan anak pasangan tersebut. Itu termasuk Mus dan si bungsu yang juga musikus, Mus Mujiono. Dua saudaranya yang mengidap diabetes telah menghadap Yang Mahaesa karena komplikasi. Tidak hanya itu, sebelum akhirnya menjadi parah seperti sekarang ini, Mus sudah sering pingsan. Kekuatan giginya pun menurun, menjadi gampang sekali patah dan tanggal.<ref>{{Cite news|url=http://www.jpnn.com/read/2010/03/08/59109/Mus-Mulyadi,-The-King-of-Keroncong-yang-Kini-Alami-Kebutaan-Karena-Diabetes |title=Mus Mulyadi, The King of Keroncong yang Kini Alami Kebutaan Karena Diabetes |access-date=2015-09-23 |archive-date=2015-09-23 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150923141157/http://www.jpnn.com/read/2010/03/08/59109/Mus-Mulyadi,-The-King-of-Keroncong-yang-Kini-Alami-Kebutaan-Karena-Diabetes |dead-url=yes |work=[[Jawa Pos|JPNN.com]] |last=Antoni }}</ref>
 
Pada tanggal 11 April 2019 ia meninggal dunia di rumah sakit Pondok Indah ketika dalam perawatan diabetes yang dideritanya.<ref>https://entertainment.kompas.com/read/2019/04/11/105645310/penyanyi-senior-mus-mulyadi-meninggal-dunia</ref>
 
== Kehidupan Pribadi ==
Mus Mulyadi menikah pada tahun 1975 dengan Ruth [[Helen Sparingga]] seorang penyanyi yang dulu sempat populer pada tahun 1980-an dalam naungan label [[JK Record]]. Pernikahan mereka dikaruniai 2 orang anak Irene Patricia (1976) dan Erick Renanda (1978). Keduanya telah berumah tangga dan bermukim di [[Australia]].
 
== Lagu Keroncong Rohani ==
Baris 106 ⟶ 123:
* Penuh Hidupku
* Tuhanlah Perlindunganku
* PadamuPadaMu Bapa
* [[Keroncong Rohani Volume 5]]
* Natal Campursari
* Hatiku Percaya
 
== Filmografi ==
 
* ''Langkah-Langkah di Persimpangan'' (1965) di sutradarai oleh [[Nya' Abbas Akup]] bermain dengan [[Ismed M. Noor]], [[Mieke Wijaya]], [[Ishaq Iskandar]] dan diproduser Ismed M. Noor
* ''Putri Solo'' (1974) di sutradarai oleh [[Fred Young (sutradara)|Fred Young]] bermain dengan bintang film [[Mieske Bianca Handoko]], [[Harris Sudarsono]], [[Ratmi B-29]], [[Rendra Karno]], [[S. Poniman]], [[Chitra Dewi]], [[Debby Cynthia Dewi]] dengan [[direktur]] fotography [[Irwan Tahyar]], [[komposer]] [[Nasruri]], dan diproduksi, PT. [[Agasam Film]].
* ''Aku Mau Hidup ''(1974) di sutradarai oleh [[Rempo Urip]]. Di bintangi oleh [[Emilia Contessa]] dan [[Ferry Irawan]].
Baris 118 ⟶ 138:
 
== Pranala luar ==
 
* {{kapanlagi|m|mus_mulyadi}}
 
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Mulyadi, Mus}}
[[Kategori:Penyanyi laki-laki Indonesia]]
[[Kategori:Penyanyi suku Jawa]]
[[Kategori:Pemeran laki-laki Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:TokohPenyanyi Jawakeroncong TimurIndonesia]]
[[Kategori:KeroncongTokoh yang berpindah agama dari Islam]]
[[Kategori:Tokoh yang berpindah agama dari Islam ke Katolik]]