Nama-nama Tiongkok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: di era → pada era (WP:BAHASA)
k Menghapus Kategori:Nama; Menambah Kategori:Etimologi nama negara menggunakan HotCat
 
(8 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 60:
 
=== Jiuzhou ===
{{utama|Sembilan Provinsi}}
Nama '''Jiuzhou'''/Jiǔzhōu (九州, baca: Ciu3 Cou1) berarti "sembilan wilayah". Istilah ini bermula pada pertengahan [[zaman negara-negara berperang]]. Pada masa itu, wilayah [[Sungai Kuning]] dibagi menjadi sembilan wilayah geografis; demikianlah nama tersebut tercipta.
 
Baris 125 ⟶ 126:
Dalam [[bahasa Tionghoa]] 支那 Zhīnà merupakan istilah pinjaman balik dari bahasa Jepang yang bermakna menghina dan tidak pernah digunakan.
 
==== China ====
Nama '''China''' dalam bahasa Inggris, yang diadopsi pula oleh banyak bahasa lainnya, dapat merujuk pada:
* ''People's Republic of China'' (PRC)
Baris 134 ⟶ 135:
* "china" ─ sebagai kata benda umum untuk barang-barang [[porselen]] (yang dulunya mayoritas diimpor dari Tiongkok)
 
===== Cina =====
Dokumen tertua yang mencatat istilah "cina" di [[Nusantara]] adalah inskripsi (tulisan) pada lempeng [[tembaga]] Bungur A berangka tahun 860 M. Prasasti ini menyebut tentang ''juru cina''<ref>Miksic J.N. 1995. ''The legacy of Majapahit''. National Museum of Singapore. Hal. 92.</ref> sebagai orang yang bertugas mengurus pedagang/pemukim dari Tiongkok. Dapat diduga, istilah ini dipinjam dari kata [[bahasa Sanskerta]], ''Cīna'' (चीन), yang sudah dipakai untuk daerah Tiongkok paling tidak sejak 150 M.<ref name="Fairbank">Tertulis pada kitab ''[[Arthashastra]]'' Buku ke-2 karya [[Kautilya]] (Denis Crispin Twitchett, Michael Loewe, John King Fairbank, ''The Ch'in and Han Empires 221 B.C.-A.D. 220'', p. 20.)</ref> Teori [[Martin Martini]] menyebutkan bahwa nama Sanskerta ini mengambil dari [[dinasti Qin]] (秦, dibaca seperti ''tchin'', [[Alfabet Fonetis Internasional|IPA]]: ''tɕʰǐn'') yang berkuasa (221 – 206 SM) atau dari nama salah satu kerajaan Tiongkok pada era dinasti [[Zhou]] bernama sama.<ref name="Martini">Martino, Martin, ''Novus Atlas Sinensis'', Vienna 1655, Preface, p. 2.</ref>
 
Menurut hasil riset Leo Suryadinata, istilah "cina" telah digunakan di [[Hindia Belanda]] sejak sejak kedatangan perantau awal abad ke-17.<!--out of place| Teks-teks semi klasik di Tiongkok sendiri sempat menggunakan istilah Zhina.--><ref name="ceritanet">{{id}} [http://www.ceritanet.com/15cina.htm menurut Leo Suryadinata dalam tulisan "Tionghoa Atau Cina, Di Era Reformasi" oleh A. Dahana] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071010050455/http://www.ceritanet.com/15cina.htm |date=2007-10-10 }}</ref><ref>*Islam and Chineseness, Denys Lombard
* Claudine Salmon dan Le carrefour javanais, Denys Lombard</ref> Para perantau yang datang dari Tiongkok ke Nusantara kemudian membentuk perkampungan mereka sendiri. Dalam perbauran dengan budaya lokal dikenal wayang 'Po Te Hi' [[dimana]] salah satu tokohnya disebut sebagai 'Puteri Cina'.<ref>{{id}} [http://www.yabina.org/RENUNGAN/01/R0201.HTM Yabina: Cina atau Tionghoa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070313213812/http://www.yabina.org/RENUNGAN/01/R0201.HTM |date=2007-03-13 }}</ref>
 
Makna kata "Cina" berubah pada akhir tahun 1960-an menyusul diterbitkannya sebuah [[:s:Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor 06 Tahun 1967|Surat Edaran Nomor 06/Preskab/6/67]] yang mengklaim bahwa "istilah 'Tionghoa/Tiongkok' "mengandung nilai-nilai yang memberi assosiasi-psykopolitis yang negatif bagi rakyat Indonesia", sedang istilah 'Cina' tidak lain hanya "mengandung arti nama dari suatu dynasti dari mana ras Cina tersebut datang", sedangkan sesungguhnya kata "cina" tersebut berkonotasi dengan kebencian yang ditujukan untuk menghina dan merendahkan orang Tionghoa.<ref>[http://www.thejakartapost.com/news/2010/05/17/legislator-wants-official-abolition-word-%E2%80%98cina%E2%80%99.html Legislator wants official abolition of word ‘Cina’ ]{{Pranala mati|date=Desember 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
Pada tanggal 12 Maret 2014, Surat Edaran tersebut akhirnya resmi dicabut dengan diterbitkannya [[s:Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014|Keppres No. 12/2014]] yang menyatakan bahwa 'istilah "Tjina" ... telah menimbulkan dampak psikososial-diskriminatif dalam relasi sosial yang dialami warga bangsa Indonesia yang berasal dari keturunan Tionghoa;' dan 'sebutan yang tepat bagi Negara ''People's Republic of China'' [adalah] Negara Republik Rakyat Tiongkok;', karena sejak awal kemerdekaan Indonesia, 'para perumus Undang-Undang Dasar tidak menggunakan sebutan Cina, melainkan menggunakan frasa peranakan Tionghoa'<ref>[[s:Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945/Naskah asli/Penjelasan#Tionghoa|Bagian penjelasan naskah asli UUD 1945 Bab X: Warga Negara, Pasal 26 Ayat 1]]: Orang-orang bangsa lain, misalnya orang peranakan Belanda, <u>peranakan Tionghoa</u>, dan peranakan Arab yang bertempat kedudukan di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia dapat menjadi warga negara.</ref>
Pada tanggal 12 Maret 2014, Surat Edaran tersebut akhirnya resmi dicabut dengan diterbitkannya [[s:Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2014|Keppres No. 12/2014]].
 
===== ;Keberatan akan istilah "Cina" =====di Tiongkok
 
;Keberatan di Tiongkok
Pada tahun [[1850]] terjadi [[pemberontakan Taiping]] (1850) dan [[pemberontakan Boxer|Bokser]] (1900) yang merintis revolusi pada tahun 1913. Ini mengakibatkan sikap antipati yang besar kepada bangsa Barat, sehingga dengan meningkatnya harga diri seluruh bangsa, mereka kemudian menolak sebutan ''China'' dan kembali pada premordialisme kebangsaan dan menyebut negeri mereka sebagai 'Chung-Kuo' atau 'Negara/Kerajaan Tengah/Pusat'
 
Setelah [[Restorasi Meiji 1868]], Jepang muncul sebagai salah satu adikuasa. Para pemimpin Jepang menjelang abad ke-20 sadar akan akar kebudayaan mereka yang berasal dari daratan Tiongkok, namun di sisi lain mereka melihat akan kebobrokan masyarakat dan pemerintahan kekaisaran Qing itu yang tengah berada di bawah penjajahan bangsa asing. Salah satu tujuan awal mereka menginvasi Manchuria adalah untuk mengusir bangsa Barat tersebut, namun akhirnya berubah menjadi misi kolonialisme dan imperialisme. Istilah '''Shina''' yang dipakai orang Jepang digunakan untuk menghina.
 
;Keberatan akan istilah "Cina" di Indonesia
Di Indonesia, pedagang dari selatan daratan Tiongkok yang sudah lebih dahulu menguasai perdagangan di Indonesia selama beberapa ratus tahun pun bentrok dengan pendatang baru bangsa Barat khususnya Belanda sehingga pada tahun 1740 di Batavia, kemudian disusul kota-kota lain, mereka berontak terhadap dominasi VOC, akibatnya VOC dan kemudian pemerintah Belanda memberikan beberapa konsesi kepada bangsa perantau ini berupa pemberian hak-hak istimewa, bahkan kemudian mereka dianggap sebagai penduduk Timur Asing yang dianggap setingkat lebih tinggi dari warga penduduk asli.
 
Baris 173 ⟶ 172:
 
==== Kompromi diplomatik dan penggunaan di media ====
{{Artikel utama|Penggunaan istilah Cina, China, atau Tiongkok di media massa di Indonesia}}
 
* Pada awal 1990-an Pemerintah RRT dan [[Kamar Dagang dan Industri Indonesia]] (KADIN) melakukan perundingan. Saat perundingan ini terjadi untuk membuka kembali hubungan diplomatik antara Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang terputus karena politik Soeharto pada masa itu, ada ganjalan dalam penyebutan nama negara. Pemerintah RI ingin mempertahankan sebutan "Republik Rakyat Cina" dan sebaliknya pemerintah RRT ingin menggunakan istilah Indonesia "Republik Rakyat Tiongkok". Setelah perundingan mencapai kebuntuan, diambil jalan tengah dengan memperkenalkan penggunaan kata China (baca: Chaina) dari bahasa Inggris. Kompromi diplomatik ini menyebabkan kerancuan bahasa Indonesia hingga saat ini; dalam kosakata bahasa Indonesia pengucapan "China" oleh masyarakat umum tetap adalah "ci-na". Pengucapaan menggunakan ejaan bahasa Inggris oleh sebagian kalangan dianggap melanggar asas berbahasa Indonesia (dan juga ratusan kata pinjaman dari bahasa Inggris lainnya). Pengucapan ini antara lain digunakan oleh [[Metro TV]], stasiun TV nasional Indonesia. Penulisannya sendiri digunakan oleh surat kabar [[Kompas]] dan seluruh jajaran penerbitan Kompas-Gramedia<!-- sekitar tahun 2006 {{fact|date={{subst:CURRENTMONTHNAME}} {{subst:CURRENTYEAR}}}}-->. Surat kabar [[JawaPos]] merupakan salah satu koran nasional terbesar yang menggunakan istilah Tionghoa-Tiongkok.
 
=== Sin ===
Baris 192 ⟶ 191:
 
=== Ser ===
{{utama|Serica}}
Nama ''Ser'' pemakaiannya lebih awal daripada ''Sin'', kemungkinan masih berhubungan.
* Bahasa Yunani: Seres, Serikos
Baris 219:
 
=== Cathay ===
{{utama|Cathay}}
Nama '''Cathay''' dan variasinya diturunkan dari nama [[suku Khitan]], kelompok etnis yang mendominasi daratan [[Manchuria]] pada abad ke-10. Nama bangsa ini selamat dari kepunahan berkat bangsa Rusia yang menggunakan istilah Китай (Kitay) untuk menyebut Tiongkok. Karena dominasi Manchuria yang lama pada zaman [[Dinasti Qing]] (dinasti terakhir dan dinasti yang membuka diri kepada bangsa Eropa), maka nama ini melekat penggunaannya pada bahasa-bahasa Eropa, terutama setelah istilah ini digunakan untuk menterjemahkan petualangan [[Marco Polo]] di negeri Oriental tersebut. Nama ini terus digunakan sampai sekarang dan juga digunakan di bahasa Inggris kuno (Cathay), bahasa Portugis (Catai), dan bahasa Spanyol (Catay). Istilah ''Cathay'' juga diabadikan menjadi nama perusahaan penerbangan [[Cathay Pacific]] yang utamanya melayani penerbangan dari dan ke ''Cathay''.
 
Baris 260 ⟶ 261:
=== Mangi ===
Nama '''Mangi''' dibawa oleh [[Marco Polo]] yang berasal dari kata ''Manzi'' yang digunakan, terutama oleh orang utara untuk menyebut orang barbarian dari selatan, yaitu penduduk daratan selatan. Hal tersebut dibawa sejak perpecahan Utara dan Selatan yang dimulai dari [[Dinasti Jin]] dan diteruskan ke [[Dinasti Song]] yang berlawanan dengan prinsip persatuan dari dinasti-dinasti sebelumnya (seperti [[Dinasti Han]]), dan nama hinaan itu umum digunakan oleh orang utara untuk menyebut orang selatan. Nama ini sering muncul dalam dokumen [[Dinasti Yuan]] pimpinan bangsa Mongol. Nama ini sekarang tidak pernah digunakan lagi karena konotasinya yang negatif.
 
== Lihat pula ==
* [[Romanisasi aksara Han]]
* [[Nama-nama Dinasti Qing]]
* [[Nama-nama India]]
* [[Nama-nama Jepang]]
* [[Nama-nama Korea]]
* [[Nama-nama Vietnam]]
* [[Daftar etimologi nama negara]]
 
== Referensi dan catatan ==
<div class="reflist4" style="height: 300px; overflow: auto; padding: 3px noprint" >
{{reflist|2}}
 
</div>
== Bibliografi bahasa Inggris ==
{{refbegin}}
* {{cite book |title = Grounds of Judgment: Extraterritoriality and Imperial Power in Nineteenth-Century China and Japan |first = Par Kristoffer |last=Cassel |year = 2011 |publisher=Oxford University Press |url = https://books.google.com/books?id=qlJpAgAAQBAJ |isbn = 978-0199792122 |access-date=10 March 2014}}
* {{cite book |language = de |title = Chinas religionen ...|first=Rudolf |last=Dvořák |volume = 12; Volume 15 of Darstellungen aus dem Gebiete der nichtchristlichen Religionsgeschichte |edition=illustrated |year=1895 |publisher = Aschendorff (Druck und Verlag der Aschendorffschen Buchhandlung) |url = https://books.google.com/books?id=TmhtAAAAIAAJ |isbn = 0199792054 |access-date=10 March 2014}}
* {{cite book |title = New Qing Imperial History: The Making of Inner Asian Empire at Qing Chengde |first1=Ruth W. |last1=Dunnell |first2=Mark C. |last2=Elliott |first3=Philippe |last3=Foret |first4=James A |last4=Millward |year=2004 |publisher=Routledge |url = https://books.google.com/books?id=6qFH-53_VnEC |isbn = 1134362226 |access-date=10 March 2014}}
* {{cite book |title = The Manchu Way: The Eight Banners and Ethnic Identity in Late Imperial China|first=Mark C. |last=Elliott |edition=illustrated, reprint|year=2001|publisher=Stanford University Press |url = https://books.google.com/books?id=_qtgoTIAiKUC |isbn = 0804746842 |access-date=10 March 2014}}
* {{cite book |language = de |title = Handwörterbuch der Mandschusprache |first = Erich |last= Hauer |editor-first = Oliver |editor-last = Corff |volume = 12; Volume 15 of Darstellungen aus dem Gebiete der nichtchristlichen Religionsgeschichte |edition = illustrated |year = 2007 |publisher = Otto Harrassowitz Verlag |url = https://books.google.com/books?id=NESwGW_5uLoC |isbn = 978-3447055284 |access-date = 10 March 2014}}
* {{cite book |first = Joseph |last= Esherick |chapter=How the Qing Became China |title =Empire to Nation: Historical Perspectives on the Making of the Modern World |publisher=Rowman & Littlefield |year=2006 }}
* {{cite book |title = China Marches West: The Qing Conquest of Central Eurasia |first=Peter C. |last=Perdue |edition=reprint |year=2009 |publisher = Harvard University Press |url = https://books.google.com/books?id=J4L-_cjmSqoC |isbn = 978-0674042025 |access-date = 10 March 2014}}
*{{cite journal |last=Wade |first=Geoff |url = http://www.sino-platonic.org/complete/spp188_yelang_china.pdf |title = The Polity of Yelang and the Origin of the Name 'China' |journal = Sino-Platonic Papers |volume = 188 |date = May 2009 |access-date= 4 October 2011 }}
*{{citation |last=Wilkinson |first=Endymion|year=2012 |title=Chinese History: A New Manual |publisher=Harvard University Asia Center for the Harvard-Yenching Institute }}
* {{cite book |last = Wilkinson |first = Endymion |year = 2015 |title = Chinese History: A New Manual, 4th edition |publisher = Harvard University Asia Center distributed by Harvard University Press |location = Cambridge, MA |isbn = 9780674088467 }}
* {{cite book |language = de |title = Die Eroberung von Qinghai unter Berücksichtigung von Tibet und Khams 1717 - 1727: anhand der Throneingaben des Grossfeldherrn Nian Gengyao |first = Shuhui |last = Wu |volume = 2 of Tunguso Sibirica |edition=reprint |year=1995 |publisher = Otto Harrassowitz Verlag |url = https://books.google.com/books?id=zqVug_wN4hEC |isbn = 3447037563 |access-date = 10 March 2014}}
*{{cite book |last =Yule |first =Henry |editor-first=Henri |editor-last=Cordier |url = https://books.google.com/books?id=SgcVAAAAQAAJ|title = Cathay and the Way Thither |isbn = 8120619668 |orig-year=1915 |year=2005 }}
* {{cite journal |jstor = 20062627 |doi = 10.1177/0097700405282349 |title = Reinventing China Imperial Qing Ideology and the Rise of Modern Chinese National Identity in the Early Twentieth Century |last = Zhao |first = Gang |journal = Modern China |volume= 32 |number= 1 |year = 2006 |pages = 3–30 |publisher = Sage Publications |s2cid = 144587815 }}
{{refend}}
 
[[Kategori:Nama-nama Tiongkok| ]]
[[Kategori:NamaEtimologi nama negara]]
[[Kategori:Tiongkok]]