Nasi kucing: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Calonfilolog (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Calonfilolog (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 21:
== Asal ==
Nasi kucing berasal dari [[Yogyakarta]], [[Semarang]], dan [[Surakarta]].<ref name="Suara1">{{cite web|url=http://www.suaramerdeka.com/harian/0702/07/nas01.htm|title=Nasi Kucing Juga Dikenal di Makkah|last1=Hermanto|first1=|last2=Purwadi|first2=Trias|last3=Jayadi|first3=Fauzan|date=7 Februari 2007|publisher=Suara Merdeka|access-date=2015-06-06|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304062207/http://www.suaramerdeka.com/harian/0702/07/nas01.htm|dead-url=yes}}</ref>
 
Dalam buku yang berjudul ''Angkringan: Unik dan Tak Lekang oleh Waktu'' yang ditulis oleh Ratih Kartika disebutkan bahwa pada tahun 1930, seorang warga Klaten bernama Karso Djukut memulai mengenalkan angkringan di Kota Solo. Karso berjualan angkringan dengan dipikul dan berjalan mengelilingi kampung. Masyarakat lain mengikuti jejak karir Karso dengan berjualan di pusat keramaian Kota Solo seperti di sekitaran bioskop di Sriwedari dan kegiatan malam Selikuran.<ref>{{Cite web|last=detikTravel|first=Tim|date=2022-10-06|title=Kenapa Nasi Bungkus Angkringan Disebut Nasi Kucing?|url=https://travel.detik.com/travel-news/d-6333643/kenapa-nasi-bungkus-angkringan-disebut-nasi-kucing|website=detik.com|access-date=22 November 2022}}</ref>
 
== Penyajian ==