Negara Gereja: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(26 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{confused|Negara Kristen}}
{{Infobox Country
| native_name = ''Stato della Chiesa''
| conventional_long_name = Negara Gereja
| common_name = Negara Sri Paus
| continent = Eropa
| region = Italia
| government_type = [[Monarki elektif]], [[Kerajaan mutlak|mutlak]], dan [[Teokrasi|teokratis]]
|
| year_end = 1870
| life_span = 754–1798<br /><br />1811–1849<br /><br />1849–1870
| event_start = Pendirian
| event_end = [[Unifikasi Italia|Pembubaran kedua]]
| date_end = 20 September|
| event1 = [[Charlemagne|Kodifikasi]]
| date_event1 = 781
| event2 = [[Republik Roma (Abad ke-18)|Pembubaran pertama]]
| date_event2 = [[15 Februari]] [[1798]]
| event_post = [[Kota Vatikan]]
| date_post = [[11 Februari]] [[1929]]|
| p1 = Kerajaan Italia (Abad Pertengahan)
| flag_p1 =
| p2 = Eksarkatus Ravenna
| flag_p2 =
| p3 = Republik Roma (Abad ke-18)
| flag_p3 = Flag of the Repubblica Romana 1798.svg
| p4 = Republik Roma (Abad ke-19)
| flag_p4 = Flag_of_the_Roman_Republic_(19th_century).svg
| s1 = Kerajaan Italia (1861–1946)
| flag_s1 = Flag_of_Italy_(1861-1946).svg
| s2 = Republik Roma (Abad ke-18)
| flag_s2 = Flag of the Repubblica Romana 1798.svg
| s3 = Republik Roma (Abad ke-19)
| flag_s3 = Flag_of_the_Roman_Republic_(19th_century).svg
| s4 = Tawanan di dalam Vatikan
| flag_s4 = Flag of the Papal States (1808-1870).svg
|
| image_flag = Flag of the Papal States (pre 1808).svg
| flag = Bendera Negara Kota Vatikan
| image_coat = [[Berkas:Coat of arms of the Papal States (Renaissance shape).svg|100px|jmpl]]
<br>[[Berkas:CoA Pontifical States 02.svg|100px|jmpl]]
| symbol = Lambang Negara Kota Vatikan
| image_map = PapalStates1700.png
| image_map_caption = Negara Gereja (hijau) pada era 1700-an.
| symbol_type = Lambang (abad ke-15 hingga 19)
| capital = Roma
| common_languages = [[Bahasa Latin]] (Gerejawi), [[Bahasa Italia]] (Umum)
| religion = [[Gereja Katolik Roma|Kristen Katolik]]
|
|
| leader2 = [[Paus Pius IX]]
| year_leader1 = 752
| year_leader2 = 1846-1878
| title_leader = [[Paus (Gereja Katolik)|Sri Paus]]
| title_representative = [[Kardinal Sekretaris Negara]]
| representative1 = [[Girolamo Dandini (1509–1559)|Girolamo Dandini]]
| year_representative1 = 1551–1555
| representative2 = [[Giacomo Antonelli]]
| year_representative2 = 1848–1870
| title_deputy = [[Perdana Menteri Negara Gereja|Perdana Menteri]]
| deputy1 = [[Gabriele Ferretti]]
| year_deputy1 = 1848
|
|
|
| national_anthem = [[Noi vogliam Dio, Vergine Maria]] (sebelum 1857)<br>[[Marcia trionfale (Hallmayer)]] (1857-1870)<br>[[File:Gran_Marcia_Trionfale.ogg]]
}}
{{Politik di Vatikan}}
'''Negara Gereja''' ({{lang-it|Stato della Chiesa}})<ref>Frederik de Wit, [http://digital.ub.uni-duesseldorf.de/ihd/content/titleinfo/3220872 "Status Ecclesiasticus et Magnus Ducatus Thoscanae" (1700)]</ref> adalah sekumpulan daerah di [[Semenanjung Italia]] yang diperintah secara langsung oleh Sri Paus sejak abad ke-8 sampai tahun 1870. Negara Gereja adalah salah satu di antara [[negara-negara bersejarah di Italia|negara-negara besar di Italia]] yang berdiri sejak sekitar abad ke-8 sampai Semenanjung Italia dipersatukan melalui perang penaklukan oleh [[Kerajaan Sardinia|Kerajaan Piemonte-Sardegna]]. Hampir semua negara di Semenanjung Italia dapat ditaklukkan pada tahun 1861, tetapi kesatuan seluruh Semenanjung Italia baru terwujud pada tahun 1870. Pada masa jayanya, Negara Gereja menguasai sebagian besar wilayah [[Lazio]] (sudah termasuk [[Roma]]), [[Marche]], [[Umbria]], [[Romagna]], dan sejumlah daerah di [[Emilia]]. Kepemimpinan Sri Paus selaku Kepala Negara Gereja dipandang sebagai perwujudan dari [[Kekuasaan temporal (kepausan)|kuasa temporalnya]], bukan perwujudan dari kuasa gerejawinya selaku rohaniwan tertinggi.
Baris 84 ⟶ 85:
Gereja selanjutnya dihibahi pula properti-properti lain, terutama properti yang berlokasi di daratan Semenanjung Italia, tetapi ada pula yang berlokasi di provinsi-provinsi Kekaisaran Romawi. Seluruh tanah dan bangunan hibah ini dikuasai Gereja selaku lembaga swasta, bukan selaku entitas berdaulat. Pada abad ke-5, manakala Semenanjung Italia dikuasai oleh [[Odoaker]], dan kemudian oleh [[Ostrogoth|orang Ostrogoth]], organisasi Gereja di Italia, yang dikepalai oleh Sri Paus, terpaksa tunduk di bawah daulat penguasa baru, kendati tetap mengaku sebagai tampuk kepemimpinan [[Gereja Katolik|Gereja]] sejagat.
Benih-benih Negara Gereja sebagai sebuah entitas politik berdaulat mulai disemai pada abad ke-6. Semenjak tahun 535, Pemerintah [[Kekaisaran Romawi Timur]], di bawah pimpinan [[Yustinianus I|Kaisar Yustinianus I]], melancarkan [[Kekaisaran Romawi Barat
Karena Kekaisaran Romawi Timur lebih mementingkan penyelenggaraan pemerintahan di kawasan timur laut wilayah ini, banyak kewenangan pemerintah yang tidak dapat dijalankan oleh Kekaisaran Romawi Timur di daerah sekitar kota Roma dengan sendirinya jatuh ke pundak Sri Paus selaku pemilik tanah terluas sekaligus tokoh yang paling disegani di Italia. Kendati para paus masih tetap berstatus kawula Kekaisaran Romawi Timur, praja [[Kadipaten Roma]], yang luasnya kurang lebih sama dengan luas daerah [[Lazio]] sekarang ini, pada praktiknya menjadi sebuah negara merdeka dengan Sri Paus sebagai kepala negaranya.{{sfn|Kleinhenz|2004|page=1060}}
Baris 104 ⟶ 105:
Pada praktiknya, para paus tidak sanggup menjalankan kedaulatannya atas wilayah Negara Gereja yang meliputi kawasan luas bergunung-gunung. Selain itu, tata kelola pemerintahan gaya lama yang bersifat kedaerahan masih cukup kuat mengakar di berbagai daerah dalam wilayah Negara Gereja, yakni pemerintahan swapraja-swapraja kecil di bawah pimpinan seorang bupati (''conte'') atau bupati mancanegara (''marchese'') yang berkedudukan di sebuah benteng (''[[Rocca (arsitektur)|rocca]]'').
Melalui beberapa kali perang pada pertengahan abad ke-10, pemimpin Jerman, [[Otto I, Kaisar Romawi Suci|Otto]], berhasil menaklukkan kawasan utara Italia, dan dinobatkan menjadi kaisar oleh [[Paus Yohanes XII]]. Sri Paus dan Kaisar Otto meratifikasi [[Diploma Ottonianum]] (Surat Pernyataan Otto), yang menjadikan kaisar sebagai penjamin kemerdekaan Negara Gereja.{{sfn|Tucker|2009|page=332}} Kendati demikian, selama dua abad berikutnya, para paus
=== Masa Kepausan Avignon ===
Baris 111 ⟶ 112:
[[Berkas:Central States of the Church c 1430.png|jmpl|lurus|Wilayah kedaulatan Negara Gereja pada sekitar tahun 1430]]
Dari tahun 1305 sampai tahun 1378, para paus bermastautin di [[Avignon]], daerah kantong
Pada masa [[Kepausan Avignon]], para [[Despotisme|despot]] memanfaatkan ketidakhadiran Sri Paus di Italia untuk tampil sebagai penguasa di kota-kota Negara Gereja. Keluarga [[Pepoli]] di Bologna, keluarga [[Ordelaffi]] di [[Forlì]], [[keluarga Manfredi]] di [[Faenza]], serta [[keluarga Malatesta]] di [[Rimini]] secara nominal mengakui Sri Paus sebagai penguasa tertinggi, dan sebaliknya dinyatakan sebagai vikaris Gereja oleh Sri Paus.
Baris 117 ⟶ 118:
Kematian penguasa Ferrara, [[Azzo VIII d'Este]], tanpa meninggalkan keturunan pada tahun 1308,{{sfn|Menache|2003|page=142}} dimanfaatkan oleh Paus Klemens V untuk mengambil alih pemerintahan Ferrara. Ia mengangkat [[Robert, Raja Napoli|Robert d'Anjou, Raja Napoli]], menjadi vikaris yang mewakilinya memerintah negeri Ferrara. Robert d'Anjou hanya memerintah selama sembilan tahun sebelum warga Ferrara menjemput ahli waris [[wangsa Este]] dari pembuangan pada tahun 1317. Larangan maupun ekskomunikasi tidak mempan menyingkirkan wangsa Este, sehingga pada tahun 1332, Paus Yohanes XXII terpaksa harus mengangkat tiga bersaudara dari wangsa Este menjadi vikaris Paus atas Ferrara.{{sfn|Waley|1966|page=62}}
Di kota Roma, [[keluarga Orsini]] dan [[keluarga Colonna]] bersaing memperebutkan tampuk pemerintahan.{{sfn|Kleinhenz|2004|page=802}} Sejumlah ''[[Rioni di Roma|rione]]'' (kelurahan) di kota itu dikuasai keluarga Orsini, dan ''rione'' selebihnya dikuasai keluarga Colonna. Anarki yang timbul di kota Roma akibat perseteruan kaum ningrat melatarbelakangi impian-impian fantastis [[Cola di Rienzo]] tentang demokrasi sejagat. Ia didapuk menjadi Tribun Rakyat pada tahun 1347,{{sfn|Ruggiero|2014|page=225}} tetapi tewas mengenaskan pada awal bulan Oktober 1354, dibunuh para pendukung keluarga Colonna.{{sfn|Ruggiero|2014|page=227}} Bagi banyak orang, alih-alih memulihkan kembali jabatan tribun Romawi, ia hanya menjadi seorang tiran baru di antara tiran-tiran yang sudah ada dengan memanfaatkan pidato muluk tentang pemulihan bangsa Romawi sebagai kedok bagi aksi perampasan kekuasaan yang ia lakukan.{{sfn|Ruggiero|2014|page=227}} Sebagaimana yang dikemukakan oleh Profesor [[Guido Ruggiero]], "sekalipun didukung [[Petrarca]], tindakan kembali ke masa-masa awal keberadaan bangsa Romawi dan menghidupkan kembali Roma Kuno yang ia lakukan merupakan suatu tindakan yang tidak akan mungkin berhasil."{{sfn|Ruggiero|2014|page=227}}
[[Berkas:
Kendati berakhir dengan kegagalan, sepak terjang Cola di Rienzo telah menggugah pihak-pihak tertentu untuk menegakkan kembali keamanan dan ketertiban di wilayah Negara Gereja yang kian tercerai berai akibat ketidakhadiran lembaga kepausan. [[Gil Álvarez Carrillo de Albornoz|Kardinal Egidius Albornoz]], yang telah ditunjuk menjadi legatus Sri Paus, bersama para ''[[condottieri]]'' (perwira) bawahannya, dengan sebala kecil tentara bayaran serta dukungan dari Uskup Agung Milan dan [[Giovanni Visconti (Uskup Agung Milan)|Giovanni Visconti]], berhasil mengalahkan [[Giovanni di Vico]] di Viterbo, [[Galeotto Malatesta]] di Rimini, keluarga [[Ordelaffi]] di Forlì, keluarga [[Montefeltro]] di [[Urbino]], dan keluarga da Polenta di [[Ravenna]], serta menggempur kota [[Senigallia]] dan kota [[Ancona]]. Penguasa-penguasa daerah terakhir yang masih enggan tunduk sepenuhnya di bawah kekuasaan Sri Paus adalah [[Giovanni Manfredi]] di Faenza, dan [[Francesco II Ordelaffi]] di Forlì. Saat dibebastugaskan, Kardinal Egiodius Albornoz mengesahkan ''[[Constitutiones Sanctæ Matris Ecclesiæ]]'' (Undang-Undang Dasar Bunda Gereja Yang Kudus) alias Undang-Undang Egiodius dalam sebuah pertemuan bersama seluruh vikaris Sri Paus pada tanggal 29 April 1357 guna mengganti beragam peraturan daerah dan berbagai hak kebebasan istimewa yang diwarisi secara turun-temurun dengan undang-undang hukum sipil yang seragam. Undang-Undang Egiodius merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah perundang-undangan Negara Gereja, dan digunakan sampai tahun 1816. [[Paus Urbanus V]] coba-coba pulang ke Italia pada tahun 1367, tetapi kepulangannya tidak mampu mendongkrak kewenangan dan kewibawaan lembaga kepausan yang telah terpuruk di Italia, sehingga ia kembali ke Avignon pada tahun 1370, tak lama sebelum menghembuskan nafas terakhir.{{sfn|Watanabe|2013|page=19}}
Baris 125 ⟶ 126:
Pada kurun waktu [[Renaisans]], wilayah kedaulatan Sri Paus kian bertambah luas, teristimewa pada masa jabatan [[Paus Aleksander VI]] dan [[Paus Yulius II]]. Sri Paus menjadi salah seorang penguasa duniawi terpenting di Italia sekaligus kepala Gereja Katolik. Ia menandatangani berbagai perjanjian dengan kepala-kepala negara lain, bahkan maju berperang. Kendati demikian, sebagian besar daerah di dalam wilayah Negara Gereja pada praktiknya dikuasai Sri Paus secara nominal saja, karena masing-masing diperintah oleh raja-raja kecil. Kedaulatan atas daerah-daerah Negara Gereja senantiasa diganggu-gugat, dan Sri Paus baru benar-benar menguasai seluruh wilayah Negara Gereja pada abad ke-16.
Tanggung jawab rohani Sri Paus
=== Reformasi Protestan ===
[[Berkas:PapalPolitics.JPG|jmpl|lurus|''[[Antikristus]]'' (1521) karya [[Lucas Cranach Tua]].]]
[[Reformasi Protestan]] bermula pada tahun 1517. Sebelum memerangi kaum Protestan, para prajurit Kekaisaran Romawi Suci (termasuk banyak personel pengikut mazhab Protestan) [[Jatuhnya Roma (1527)|menjarah-rayah kota Roma]] pada tahun 1527. Serangan atas kota Roma ini adalah efek samping dari pertempuran-pertempuran memperebutkan wilayah Negara Gereja.<ref name="Durant1">
{{cite book|title=The Renaissance|url=https://archive.org/details/renaissancehisto0000dura|first=Will|last= Durant|year=1953|location=Chapter XXI: The Political Collapse: 1494–1534}}</ref> Satu generasi kemudian, bala tentara Raja Spanyol, [[Felipe II dari Spanyol|Felipe II]], maju menggempur dan mengalahkan bala tentara [[Paus Paulus IV]] untuk alasan yang sama.<ref name="Durant2">{{cite book|title=The Renaissance|url=https://archive.org/details/renaissancehisto0000dura|first=Will |last=Durant|year=1953|location=Chapter XXXIX: The popes and the Council: 1517–1565}}</ref>
Pada kurun waktu ini, kuasa temporal Sri Paus atas Negara Gereja perlahan-lahan pulih seperti sediakala. Sepanjang abad ke-16, daerah-daerah swapraja yang boleh dikata hampir sepenuhnya merdeka semisal Rimini (daerah swapraja yang dikuasai keluarga Malatesta) ditundukkan kembali di bawah kekuasaan Sri Paus. Pada tahun 1512, Negara Gereja menganeksasi Parma dan Piacenza. Pada tahun 1545, kedua daerah ini dijadikan kadipaten-kadipaten merdeka yang diperintah oleh salah seorang anak haram [[Paus Paulus III]]. Pemberian kemerdekaan kepada Parma dan Piacenza mendorong [[Kadipaten Ferrara]] mempermaklumkan kemerdekaannya pada tahun 1598,{{sfn|Hanlon|2008|page=134}}{{sfn|Domenico|2002|page=85}} dan [[Kadipaten Urbino]] mempermaklumkan kemerdekaannya pada tahun 1631.{{sfn|Gross|2004|page=40}}
Baris 158 ⟶ 159:
[[Berkas:BrecciaPortaPia.jpg|jmpl|Pembobolan Porta Pia tahun 1870.]]
Negara Kesatuan [[Kerajaan Italia]] dinyatakan berdiri, dan pada bulan Maret 1861, Parlemen Italia yang pertama, dalam sidangnya di [[Turin]], ibu kota lama Piemonte, menetapkan Roma sebagai ibu kota Kerajaan Italia. Kendati demikian, pemerintah Kerajaan Italia tidak dapat mengambil alih Roma, karena Paus Pius IX dilindungi oleh sepasukan tentara Prancis yang ditempatkan di kota itu. Peluang bagi Kerajaan Italia untuk mengakhiri keberadaan Negara Gereja muncul pada tahun 1870; Perang Prancis-Prusia yang meletus pada bulan Juli memaksa Napoleon III untuk menarik bala tentaranya dari Roma, dan kekalahan [[Kekaisaran Prancis Kedua]] dalam [[Pertempuran Sedan (1870)|Pertempuran Sedan]] menjadikan Roma kehilangan perlindungan Prancis. Raja [[Victor Emmanuel II]] mula-mula berusaha menaklukkan Roma lewat jalan damai, dan berpura-pura menawarkan perlindungan kepada Sri Paus dengan maksud meloloskan bala tentaranya ke dalam kota Roma. Sri Paus menolak perlindungan yang ditawarkan sang raja, dan akibatnya Italia menyatakan perang pada tanggal 10 September 1870. Angkatan Bersenjata Italia, di bawah komando Jenderal [[Raffaele Cadorna]], menerobos tapal batas Negara Gereja pada tanggal 11 September lalu beringsut ke Roma. Angkatan bersenjata Kerajaan Italia sampai ke [[Tembok Aurelius]] pada tanggal 19 September, dan langsung mengepung kota Roma. Sekalipun tidak berdaya mempertahankan kota Roma, angkatan bersenjata Negara Gereja yang tidak seberapa besar itu diperintahkan Paus Pius IX untuk menunjukkan usaha perlawanan sebagai bukti bahwa Roma dikusai Italia secara paksa, bukan atas kerelaan warganya. Lagak perlawanan ini justru bermanfaat bagi pihak Italia dan memunculkan mitos [[Penaklukan Roma|Pembobolan Porta Pia]], yang sesungguhnya bukan sebuah aksi laga yang seru melainkan cuma tindakan membobol sebidang tembok ringkih setua 1600 tahun dengan tembakan meriam jarak dekat. Paus Pius IX memerintahkan panglima angkatan bersenjatanya untuk membatasi pertahanan kota demi menghindari pertumpahan darah.<ref>{{cite web|url=http://www.guardiasvizzera.va/content/guardiasvizzera/en/storia/1870-fine-dello-stato-pontificio.html|title=History of the Pontifical Swiss Guard|accessdate=30 Agustus 2016|archive-date=2019-02-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20190203143600/http://www.guardiasvizzera.va/content/guardiasvizzera/en/storia/1870-fine-dello-stato-pontificio.html|dead-url=yes}}</ref> Angkatan bersenjata Kerajaan Italia akhirnya berhasil menguasai kota pada tanggal 20 September 1870. Roma beserta daerah-daerah Negara Gereja yang tersisa dianeksasi Kerajaan Italia sebagai hasil dari sebuah [[referendum|jajak pendapat]] yang digelar pada bulan Oktober tahun yang sama. Peristiwa ini menandai akhir riwayat keberadaan Negara Gereja.{{sfn|Hanson|2015|page=252}}
Sekalipun tidak mendapatkan bantuan dari negara-negara Katolik, lembaga kepausan menampik segala macam tawaran perlindungan yang diajukan Kerajaan Italia, terutama tawaran perlindungan dengan syarat Sri Paus menjadi kawula Kerajaan Italia. Lembaga kepausan justru mengurung diri (baca [[tawanan di dalam Vatikan]]) di dalam [[Istana Apostolik]] dan gugus bangunan dalam lingkungan tembok kuno yang disebut [[Kota Leo]] di [[Bukit Vatikan]]. Dari Kota Leo, lembaga kepausan memastikan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kedaulatannya tetap berlanjut, misalnya hubungan diplomatik, karena pelaksanaan kegiatan-kegiatan semacam ini sudah menjadi fitrah lembaga kepausan berdasarkan hukum kanon. Pada kurun waktu 1920-an, lembaga kepausan, yang kala itu dipimpin oleh [[Paus Pius XI]], akhirnya merelakan kedaulatannya atas seluruh wilayah Negara Gereja, dan menandatangani [[Perjanjian Lateran]] dengan pemerintah [[Kerajaan Italia]] (kala itu dikuasai [[Partai Fasis Nasional]] pimpinan [[Benito Mussolini]]{{sfn|De Grand|2004|page=89}}) pada tanggal 11 Februari 1929,{{sfn|De Grand|2004|page=89}} yang mengakui keberadaan [[Kota Vatikan|Negara Kota Vatikan]] sebagai wilayah kedaulatan [[Takhta Suci]] sekaligus sebagai semacam ganti rugi atas hilangnya wilayah Negara Gereja.
Baris 197 ⟶ 198:
[[Kategori:Sejarah Katolik]]
[[Kategori:Sejarah Gereja Katolik Roma]]
[[Kategori:Sejarah
|