Nikita Khrushchev: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: menambah kata-kata yang berlebihan atau hiperbolis kemungkinan perlu dirapikan kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan
Baris 319:
Penundaan tindakan yang tidak terbatas atas Berlin tidak dapat diterima oleh Khrushchev karena Jerman Timur yang terus-menerus mengalami ''[[Pelarian modal manusia|brain drain]]'' karena warga Jerman Timur yang berpendidikan tinggi melarikan diri ke barat melalui Berlin. Meskipun perbatasan antara kedua negara bagian Jerman telah dibentengi, Berlin, yang dikelola oleh empat negara Sekutu, tetap terbuka. Diperkuat oleh pernyataan mantan Duta Besar AS untuk Moskow [[Charles E. Bohlen]] dan Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat [[J. William Fulbright]] bahwa Jerman Timur berhak menutup perbatasannya, Khrushchev lantas memberi wewenang kepada pemimpin Jerman Timur [[Walter Ulbricht]] untuk memulai pembangunan apa yang kemudian dikenal sebagai [[Tembok Berlin]], yang akan mengelilingi Berlin Barat. Persiapan konstruksi dilakukan dengan sangat rahasia, dan perbatasan ditutup pada Minggu dini hari, 13 Agustus 1961, ketika sebagian besar pekerja Jerman Timur yang mendapatkan penghasilan dengan bekerja di Berlin Barat akan berada di rumah mereka. Tembok tersebut merupakan bencana propaganda dan menandai berakhirnya upaya Khrushchev untuk membuat perjanjian damai antara Empat Kekuatan dan dua negara Jerman.{{sfn|Tompson|1995|pp=235–36}} Perjanjian tersebut baru ditandatangani pada bulan September 1990, sebagai awal dari reunifikasi Jerman.
 
====Krisis Rudal Kuba dan Perjanjian Larangan Uji Coba (1962–1964)====
Ketegangan negara adidaya memuncak pada [[Krisis Rudal Kuba]] (di Uni Soviet, "krisis Karibia") pada bulan Oktober 1962, ketika Uni Soviet berusaha memasang rudal nuklir jarak menengah di Kuba, sekitar 90 mil (140 km) dari pantai AS. Perdana Menteri Kuba [[Fidel Castro]] enggan menerima rudal tersebut, dan setelah dia diyakinkan, memperingatkan Khrushchev agar tidak mengangkut rudal tersebut secara rahasia. Castro menyatakan, tiga puluh tahun kemudian, "Kami memiliki hak kedaulatan untuk menerima rudal tersebut. Kami tidak melanggar hukum internasional. Mengapa melakukannya secara diam-diam—seolah-olah kami tidak berhak melakukannya? Saya memperingatkan Nikita bahwa kerahasiaan akan memberikan imperialis keuntungan."{{sfn|Tompson|1995|p=248}}