Niwatakawaca: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
 
(13 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Niwatakawaca''' {{Sanskerta|निवतकवच|Nivatakavaca}} adalah golongan [[asura]] (sejenis makhluk supranatural), keturunan [[Prahlada]]. Mereka tinggal di dasar [[samudra]]. Istilah Niwatakawaca sendiri berarti "baju [[zirah]] yang kebal."<ref>{{cite book| url = http://www.archive.org/stream/aclassicaldictio00dowsuoft#page/n269/mode/2up | pages = 269 | title = A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion, Geography, History, and Literature | last=Dowson | first=John | year = 1888 | place = London | publisher = Trübner | language = Inggris}}</ref>
| Image = Niwatakawaca fondles the nymph Supraba who sits on his lap, Or. 3390 289.tiff
| Caption = Lukisan gaya [[Bali]] yang menggambarkan Prabu Niwatakawaca bersama bidadari Supraba, sebagaimana yang dikisahkan dalam ''[[Kakawin Arjunawiwaha]]''. Lukisan karya Ida Made Tlaga, sekitar tahun 1920-an, kini disimpan di perpustakaan [[Universitas Leiden]], [[Belanda]].
| Nama = Niwatakawaca
| Devanagari = निवतकवच
| Ejaan_Sanskerta = Nivatakavaca
| Kitab = ''[[Ramayana]]'', ''[[Mahabharata]]''
| Tempat = Kota Manimati di dasar [[samudra]]
| Golongan =[[asura]]
| Klan = [[detya]]
}}
Dalam [[mitologi Hindu]], '''Niwatakawaca''' {{Sanskerta|निवतकवच|Nivatakavaca}} adalah golongankelompok [[asura]] (sejenis makhluk supranatural), keturunan [[PrahladaDiti]].<ref>{{cite book |last1=Vyasa |first1=Krishna-Dwaipayana |title=The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa Translated into English Prose |date=1883–1896 |publisher=Bharata Press |location=Calcutta |url=https://www.sacred-texts.com/hin/m03/m03168.htm |chapter=Book 3 Sections 168}}</ref> Mereka tinggal di dasar [[samudra]]. Istilah Niwatakawaca sendiri berarti "baju [[zirah]] yang kebal.".<ref>{{cite book| url = http://www.archive.org/stream/aclassicaldictio00dowsuoft#page/n269/mode/2up | pages = 269 | title = A Classical Dictionary of Hindu Mythology and Religion, Geography, History, and Literature | last=Dowson | first=John | year = 1888 | place = London | publisher = Trübner | language = Inggris}}</ref>
 
Dikisahkan bahwa mereka termasuk kaum [[detya]] karena merupakan keturunan Diti. Mereka ahli dalam sihir dan peperangan, memiliki senjata-senjata mematikan, dan bertindak semena-mena, namuntetapi juga berjaya dan masyhur. Mereka kerap berseteru dengan para [[dewa (Hindu)|dewa]] yang dipimpin oleh [[Indra]]. Makhluk ini dibinasakan oleh [[Arjuna]], kesatria dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', atas permintaan Indra.
 
Dalam kisah yang diadaptasi ke dalam [[pewayangan]] dan [[kakawin]], Niwatakawaca adalah seorang raja raksasa yang berseteru dengan Dewa Indra. Sebagaimana kisah ''Mahabharata'', ia dikalahkan oleh Arjuna. Kisah wayang dan kakawin menambahkan tokoh sisipan bernama [[Supraba]] yang berperan penting dalam alur cerita tersebut.
Makhluk ini dibinasakan oleh [[Arjuna]], kesatria dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]'', atas permintaan Indra.
 
== Dalam sastra Hindu ==
=== ''Ramayana'' ===
Dalam kitab ''[[Ramayana]]'' dikisahkan bahwa para Niwatakawaca adalah makhluk yang meneror dunia, bertempat tinggal di dasar [[samudra]], dan mendirikan kota Manimati setelah mendapatkan anugerah dari Dewa [[Brahma]]. Menurut ''Ramayana'', raja [[rakshasa|raksasa]] [[Rahwana]] beserta putranya [[Indrajit|Meganada]] (Indrajit) dan [[Atikaya]] mengerahkan pasukan mereka untuk menaklukkan para Niwatakawaca, tetapi tidak berhasil. Setelah peperangan berlangsung selama berabad-abad, kedua belah pihak akhirnya didamaikan oleh Dewa Brahma. Sejak saat itu kaum raksasa bersekutu dengan para Niwatakawaca.<ref>{{cite book |last1=Mani |first1=Vettam |url=https://www.wisdomlib.org/hinduism/compilation/puranic-encyclopaedia/d/doc241805.html |title=Purāṇic Encyclopaedia |date=1975 |publisher=Motilal Banarsidass |isbn=0842608222 |location=Delhi}}</ref>
 
=== ''Mahabharata''===
Kisah pertempuran antara [[Arjuna]] melawan Niwatakawaca tercatat dalam bentuk [[cerita berbingkai]], dalam naskah ''[[Mahabharata]]'' ketiga, yaitu ''[[Wanaparwa]]''. Dalam ''Wanaparwa'' disebutkan bahwa jumlah Niwatakawaca sekitar 30 juta. Mereka dibinasakan oleh kesatria [[Arjuna]], yang ditugaskan oleh [[Indra]], pemimpin para [[dewata]]. Indra memberikan dukungan kepada Arjuna berupa [[kereta perang]], lengkap dengan kusirnya yang bernama Matali.
 
Saat Arjuna menggempur kota mereka, ia mengerahkan senjata ''astra''-nya ke arah para Niwatakawaca yang mendekat. Sementara itu, para [[danawa]] yang menyebarkan sihir mereka sehingga kusir kereta Arjuna menjadi tidak sadar diri. Arjuna membangunkannya dan menghalau sihir tersebut dengan senjata sakti. Akhirnya, Arjuna mengeluarkan senjata pamungkas dewa Indra, yaitu [[bajra]].
 
Setelah kembali dari medan pertempuran, Arjuna menceritakan kota para Niwatakawaca yang melayang di angkasa. Ia menyatakan bahwa kota tersebut lebih megah daripada kediaman para dewa yang pernah ia saksikan sebelumnya.<ref>{{cite book |last1=Vyasa |first1=Krishna-Dwaipayana |title=The Mahabharata of Krishna-Dwaipayana Vyasa Translated into English Prose |date=1883–1896 |publisher=Bharata Press |location=Calcutta |url=http://www.sacred-texts.com/hin/m03/ |chapter=Book 3 Sections 167-173}}</ref>
 
== Dalam budaya Indonesia ==
Kitab ''[[Mahabharata]]'' dari [[India]] telah menyebar ke [[Nusantara]] pada [[sejarah Nusantara pada era kerajaan Hindu-Buddha|masa perkembangan kerajaan Hindu-Buddha]] ({{circa}} [[abad ke-5]] hingga [[abad ke-7|ke-7]] [[Masehi|M]]). Sebagian dari kumpulan kitab tersebut telah diterjemahkan ke dalam [[bahasa Jawa Kuno]] dan diadaptasi menjadi pertunjukkan [[wayang kulit]]. Dalam lakon wayang yang mengadaptasi kisah ''Mahabharata'', Niwatakawaca adalah nama seorang tokoh, bukan merujuk kepada suatu kaum. Tokoh tambahan bernama Dewi Supraba [[interpolasi (sastra)|disisipkan]] ke dalam adaptasi tersebut, dan berperan sebagai tokoh penting yang menentukan [[plot|alur cerita]]. Kisah sisipan itu tercatat dalam suatu karya sastra Jawa Kuno berjudul ''[[Kakawin Arjunawiwaha]]''.
 
=== Pewayangan Jawa ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangpop voorstellende Niwata Kawaca TMnr 3582-72.jpg|ka|jmpl|Prabu Niwatakawaca sebagai tokoh pewayangan Jawa.]]
Menurut [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Niwatakawaca adalah nama seorang tokoh, yaitu[[rakshasa|raksasa]] rajapenguasa Negeri Imaimantaka, yang terletak di selatan wilayah Atas Angin. Penduduk di Negeri Imaimantaka adalah bangsa kasatmata sejenis [[gandarwa]]. Prabu Niwatakawaca berwatak temperamental, mudah marah dan gampang tersinggung meskipun tidak begitu luas wawasan dan kebijaksanaan yang dimilikinya. Ia mencita-citakan mempersatukan seluruh dunia wayang, namuntetapi dengan menggunakan upaya-upaya penaklukan, ancaman kekuatan dan kekerasan.
 
Kehancuran Prabu Niwatakawaca terjadi setelah ia sesumbar untuk menaklukkan Negeri Jonggring Saloka, tempat bermukim bangsa [[dewa (Hindu)|dewa]], karena merasa tersaingi dengan negeri [[Indraprastha|Amarta]] yang dipimpin oleh Prabu [[Yudistira]]. Niwatakawaca melihat bahwa negeri [[Indraprastha|Amarta]] yang baru berdiri beberapa tahun sudah mampu mendirikan istana yang begitu megah dan mengundang jamuan makan selama 40 hari bagi semua raja dan punggawa di seluruh dunia wayang.
 
Rencana penyerangannya diketahui oleh Raden [[Arjuna]]. Dengan meminta pertolongan pada Raden [[Gatotkaca]], Arjuna menghadang pasukan gandarwa yang dipimpin oleh Niwatakawaca. Pertempuran berlangsung di langit Saloka hingga ke pelataran padepokan milik Batara [[Indra]]. Di situlah Prabu Niwatakawaca menemui ajalnya setelah Arjuna menyarangkan satu anak panah Sarotama ke kerongkongannya.
 
=== ''Kakawin Arjunawiwaha'' ===
[[File:Arjuna riding his chariot, which is driven by the charioteer Matali and drawn by a horse, has shot an arrow into the mouth of the demon Niwatakawaca, who stands in the chariot. It is driven by a serva, Or. 3390 297.tif|ka|300px|jmpl|Lukisan Bali yang disimpan di [[Universitas Leiden]], [[Belanda]], menggambarkan Arjuna menaiki kereta perang yang dikemudikan Matali, melesatkan panah ke mulut Prabu Niwatakawaca.]]
Dalam kisah ''[[Kakawin Arjunawiwāha|Arjunawiwāha]]'', [[Arjuna]] mendapatkan sepucuk panah mahasakti bernama [[Pasupati]] dari [[Batara Guru]] sendiri atas keunggulannya dalam laku tapa di puncak Gunung [[Indrakila]]. Namun sebuah tugas berat mesti dipikulnya. Arjuna harus menghancurkan kekuatan Prabu Niwatakawaca yang mengancam dan menyebarkan ketakutan di dunia manusia dan para [[Dewa (Hindu)|dewa]], dan hanya dapat dihancurkan oleh manusia sakti yang mampu menahan semua nafsu duniawinya.
 
[[Supraba|Dewi Supraba]] menjadi duta para dewa untuk mendampingi [[Arjuna]] ke kerajaan Manimantaka untuk mencari rahasia kematian Prabu Niwatakawaca dengan berpura-pura bersedia menjadi istrinya. Kali ini usaha Dewi Supraba berhasil karena ia berhasil membuat Prabu Niwatakawaca menyebutkan rongga mulutnya sebagai rahasia kematian. [[Arjuna]], yang selama percakapan antara sang bidadari dengan sang asura menyembunyikan diri dengan membuat dirinya tak terlihat, kemudian bertindak mengalihkan perhatian Prabu Niwatakawaca dengan menghancurkan gerbang istana sehingga menimbulkan kegaduhan.
 
Prabu Niwatakawaca meninggalkan Dewi Supraba dalam kamar seorang diri untuk memeriksa sumber keributan itu. Kesempatan ini digunakan oleh sang bidadari untuk terbang meninggalkan istana menyusul Arjuna. Setelah mengetahui rahasia kematian sang asura, Arjuna memimpin pasukan kahyangan menghancurkan kekuatan Manimantaka dan menewaskan Prabu Niwatakawaca dengan panah sakti PasopatiPasupati.
 
== Referensi ==
Baris 26 ⟶ 52:
{{mahabharata}}
 
{{hindu makhluk}}
{{mahabharata-stub}}
 
[[Kategori:Asura]]
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Kategori:Tokoh wayang]]
[[Kategori:Makhluk dalam mitologi Hindu]]