Norodom Sihanouk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{Redirect|Sihanouk|provinsi yang mengambil nama dari Raja Sihanouk|Sihanoukville}}
{{Kotak info Sihanouk}}
'''Norodom Sihanouk''' ([[Bahasa Khmer|Khmer]]: នរោត្តម សីហនុ {{lahirmati|[[Phnom Penh]], [[Kamboja Prancis|Kamboja]]|31|10|1922|[[Beijing]], [[Tiongkok]]|15|10|2012}}) adalah [[Daftar Penguasa Kamboja|Raja Kamboja]] dari tahun 1941 sampai 1955 dan tahun 1993 sampai 2004. Dikenal masyarakat Kamboja dengan sebutan '''Samdech Euv''' ({{lang-km|សម្តេចឪ}}, Raja-Ayah), Selamaselama kehidupannya Negara Kamboja banyak mengalami perubahan bentuk pemerintahan, mulai dari [[Protektorat Prancis di Kamboja]] (sampai tahun 1953), [[Kerajaan Kamboja Pertama]] (1953–1970), [[Republik Khmer (1970–1975)|Republik Khmer]] (1970–1975), [[Kamboja Demokratik]] (1975–1979), [[Republik Rakyat Kamboja]] (1979–1993) dan terakhir [[Kamboja|Kerajaan Kamboja Kedua]] (1993–sekarang).
 
Norodom Sihanouk dilantik menjadi raja pada tahun 1941 dibawah pemerintahan kolonial [[Prancis]]. Setelah [[Perang Dunia Kedua]], ia berkampanye untuk kemerdekaan negaranya dari [[Indochina Prancis|penjajahan Prancis]], yang akhirnya merdeka pada tahun 1953. Pada tahun 1955, Sihanouk turun takhta dan menyerahkan jabatan tersebut kepada ayahandanya [[Norodom Suramarit]] dan terjun ke dalam gerakan politik [[Sangkum]]. Partai Sangkum memenangi [[pemilihan umum Kamboja 1955|pemilihan umum 1955]], dan Sihanouk diangkat menjadi [[Perdana Menteri Kamboja]]. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1960, Sihanouk mengajukan [[Amendemen|amendemen konstitusi]] agar ia menjadi [[Daftar Penguasa Kamboja|Kepala Negara Kamboja]], sebuah jabatan yang ia pegang sampai tahun 1970. Mulai dari tahun 1955 sampai 1970, Sihanouk memerintah Kamboja di bawah [[Negara satu-partai|pemerintahan satu partai]] dengan dalih melerai perbedaan pandangan politik antara [[Partai Demokrat (Kamboja)|Partai Demokrat]] dan [[Pracheachon]]. Meskipun ia secara resmi mengambil posisi [[Negara netral|netral]] dalam hubungan luar negeri, pada pelaksanaannya ia lebih condong kepada dengan [[negara komunis|negara-negara komunis]], terutama [[Tiongkok]], ketimbang dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutu [[Anti-komunisme|anti-Komunisnya]].
Baris 15:
Norodom Sihanouk adalah anak tunggal yang lahir dari pasangan [[Norodom Suramarit]] dan [[Sisowath Kossamak]].{{sfn|Jeldres|2005|p=30}} Diberi nasihat oleh astrolog kerajaan bahwa ia bakal meninggal pada usia muda bila ia dibesarkan di bawah asuhan keluarga pihak ayah, orangtuanya kemudian menyerahkan Sihanouk untuk diasuh oleh nenek Kossamak, Pat. Ketika Pat meninggal, Sihanouk dibawa Kossamak untuk tinggal dengan kakek dari jalur ayahnya, Norodom Sutharot. Sutharot menyerahkan pengasuhan Sihanouk di bawah tanggung jawab putrinya, Norodom Ket Kanyamom.{{sfn|Jeldres|2003|p=58}}
 
Sihanouk menyelesaikan pendidikan dasarnya di Sekolah Francois Baudoin dan sekolah Nuon Moniram di Phnom Penh.{{sfn|Jeldres|2003|p=44}} Pada masa tersebut, ia dibantu dengan bantuan keuangan dari kakek jalur ibunya, [[Sisowath Monivong]], untuk memimpin sebuah tim sepak bola dan kelompok pertunjukan amatir.{{sfn|Jeldres|2005|p=30}} Pada 1936, Sihanouk dikirim ke [[Ho Chi Minh City|Saigon]], dimana iadan menjalani pendidikan menengahnya di Lycée Chasseloup Laubat, sebuah sekolah asrama.{{sfn|Jeldres|2005|p=32}}
 
Ketika Raja Monivong meninggal pada tanggal 23 April 1941, [[Daftar Gubernur Jenderal Indochina Prancis|Gubernur Jenderal Indochina Prancis]], [[Jean Decoux]] memilih Sihanouk untuk menggantikan Raja Monivong.{{sfn|Osborne|1994|p=24}} Pemilihan Sihanouk sebagai raja diresmikan pada hari berikutnya oleh Dewan Mahkota Kamboja,{{sfn|Jeldres|2005|p=294}} dan acara penobatannya diadakan pada tanggal 3{{nbsp}}Mei 1941.{{sfn|Jeldres|2003|p=54}} Pada masa [[pendudukan Jepang di Kamboja]], ia menjalani sebagian besar waktunya untuk berolahraga, membuat film, dan melakukan tur ke seluruh penjuru negara.{{sfn|Osborne|1994|p=30}} Pada Maret 1945, militer Jepang, yang telah menduduki Kamboja sejak Agustus 1941, [[Kampanye Indochina Prancis Kedua|membubarkan pemerintahan kolonial Prancis]]. Di bawah tekanan Jepang, Sihanouk memproklamasikan kemerdekaan Kamboja{{sfn|Osborne|1994|p=37}} dan diangkat menjadi perdana menteri sekaligus menjabat sebagai raja pada waktu yang sama.{{sfn|Osborne|1994|p=42}}
Baris 21:
=== Masa sebelum kemerdekaan dan pemerintahan sendiri ===
[[Berkas:Sihanouk Harcourt 1948.jpg|kiri|jmpl|306x306px|Norodom Sihanouk pada tahun 1948]]
Sebagai perdana menteri, Sihanouk mencabut dekrit yang dikeluarkan oleh [[Residen (gelar)#Indochina|residen tertinggi]] terakhir Kamboja, Georges Gautier, untuk [[aksara Latin|melatinkan]] [[abjad Khmer]].{{sfn|Osborne|1994|p=43}} Setelah [[menyerahnya Jepang]] pada bulan Agustus 1945, pasukan nasionalis yang dipimpin oleh [[Son Ngoc Thanh]] meluncurkan sebuah kudeta, yang berujung pada diangkatnya Son Ngoc Thanh menjadi perdana menteri.{{sfn|Osborne|1994|p=45}} Ketika Prancis kembali menduduki Kamboja pada bulan Oktober 1945, Thanh dilengserkan dari jabatannya dan digantikan oleh paman Sihanouk [[Sisowath Monireth]].{{sfn|Osborne|1994|p=48}} Monireth bernegosiasi untuk mendapatkan otonomi yang lebih luas dalam hal mengurusi urusan dalam negeri Kamboja yang akhirnya menghasilkan perjanjian [[Modus Vivendi]] yang ditandatangani pada bulan Januari 1946 dimanayang Kamboja diberikanmemberikan otonomi penuh didalamkepada Kamboja di dalam [[Uni Prancis]].{{sfn|Jeldres|2005|p=44}} Sebuah komisi Prancis-Kamboja bersama dibentuk setelah itu dengan tujuan untuk merancang konstitusi Kamboja,{{sfn|Osborne|1994|p=50}} dan pada bulan April 1946, Sihanouk memperkenalkan klausul untuk membentuk sebuah parlemen terpilih atas dasar hak pilih universal laki-laki serta [[kebebasan pers]].{{sfn|Osborne|1994|p=51}} Konstitusi pertama tersebut ditandatangani oleh Sihanouk pada bulan Mei 1947.{{sfn|Jeldres|2005|p=46}} Selama masa tersebut, Sihanouk melakukan dua kali perjalanan ke [[Saumur]], Prancis untuk mengikuti pelatihan militer di [[Sekolah Pelatihan Cabang Kavaleri Bersenjata]] pada tahun 1946 dan 1948. Setelahnya ia diangkat menjadi seorang kapten pasukan cadangan untuk angkatan bersenjata Prancis.{{sfn|Jeldres|2005|p=206}}
 
Pada awal tahun 1949, Sihanouk bertolak ke Paris dengan orangtuanya untuk berunding dengan pemerintah Prancis supaya meningkatkan otonomi Kamboja. Perjanjian Modus Vivendi digantikan oleh sebuah traktat Prancis-Khmer baru, yang mengakui kemerdekaan Kamboja dari Uni Prancis.{{sfn|Jeldres|2005|p=47}} Pada pelaksanaannya, traktat tersebut hanya memberikan [[pemerintahan sendiri]] yang terbatas kepada Kamboja. Kamboja diberi kebebasan untuk mengurusi kementerian luar negerinya dan sebagian kecil urusan pertahanannya, namun sebagian besar kementerian-kementerian lainnya masih berada di bawah kendali Prancis.{{sfn|Chandler|1991|p=43}} Akibatnya, para legislator dari [[Majelis Nasional (Kamboja)|majelis nasional]] mulai menyerang pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri [[Penn Nouth]] atas kegagalannya dalam menyelesaikan persoalan keuangan dan masalah-masalah korupsi yang melanda negara tersebut. Para legislator oposisi, yang dipimpin oleh [[Yem Sambaur]], yang keluar dari Partai Demokrat pada bulan November 1948,{{sfn|Chandler|1991|p=40}} melengserkan Penn Nouth.{{sfn|Chandler|1991|p=41}} dan diangkat menjadi penggantinya, namun pelantikannya tidak sejalan dengan para anggota Partai Demokrat, yang meminta Sihanouk untuk membubarkan majelis nasional dan mengadakan pemilu.{{sfn|Chandler|1991|p=42}}
Baris 27:
Sihanouk, yang sudah bosan dengan keadaan politik saat itu, membubarkan parlemen pada September 1949,{{sfn|Osborne|1994|p=66}} dan mengambil alih pemerintahan sampai diadakannya pemilu dua tahun kemudian dengan dasar [[Dekret|dekrit]] yang ia keluarkan. Pada pemilu tersebut Partai Demokrat keluar sebagai pemenang.{{sfn|Osborne|1994|p=63}} Pada bulan Oktober 1951, Son Ngoch Thanh kembali ke Kamboja dan disambut oleh 100.000 pendukung, sebuah sambutan yang Sihanouk pandang sebagai hinaan atas kekuasannya sebagai raja.{{sfn|Chandler|1991|p=58}} Thanh menghilang enam bulan kemudian, diyakini bergabung dengan gerakan [[Khmer Issarak]].{{sfn|Chandler|1991|p=59}} Sihanouk memerintahkan pemerintahan yang dipimpin Partai Demokrat untuk menangkap Thanh namun tidak dihiraukan.{{sfn|Chandler|1991|p=60}} Kemudian, unjuk rasa sipil yang dilakukan untuk menentang monarki dan Prancis pecah di negara tersebut{{sfn|Chandler|1991|p=62}} membuat gelisah Sihanouk, yang mulai menuduh bahwa Partai Demokrat terlibat dalam hal tersebut.{{sfn|Chandler|1991|p=61}} Pada bulan Juni 1952, Sihanouk menyingkirkan calon perdana menteri dari Partai Demokrat [[Huy Kanthoul]] dan menjadikan dirinya sebagai perdana menteri. Beberapa hari kemudian, Sihanouk secara pribadi mengungkapkan kekesalannya kepada kuasa usaha AS, [[Thomas Gardiner Corcoran]], bahwa demokrasi parlementer tidak cocok untuk Kamboja.{{sfn|Chandler|1991|p=61}}
 
Pada bulan Januari 1952, Sihanouk menunjuk kembali Penn Nouth sebagai perdana menteri sebelum pergi ke Prancis. Di sana, Sihanouk menulis surat permintaan kepada Presiden Prancis [[Vincent Auriol]] untuk memberikan Kamboja kemerdekaan penuh dengan alasan merebaknya sentimen anti-Prancis yang terjadi pada masyarakat Kamboja.{{sfn|Osborne|1994|p=74}} Auriol meneruskan permintaan Sihanouk kepada komisioner Prancis untuk Wilyah Teritorial Seberang Lautan, Jean Letourneau, yang langsung menolak usulan tersebut. Kemudian, Sihanouk pergi ke Kanada dan Amerika Serikat, dimana iauntuk melakukan wawancara radio untuk menjelaskan permasalahan yang sedang terjadi di negaranya. Ia mengambil keuntungan dari sikap sentimen [[anti komunisme|anti-komunis]] yang sedang terjadi di negara-negara tersebut, dengan menyatakan bahwa Kamboja menghadapi ancaman Komunis yang mirip dengan [[Viet Minh]] di Vietnam, dan solusinya adalah dengan memberi kemerdekaan penuh kepada Kamboja.{{sfn|Osborne|1994|p=76}} Sihanouk kembali ke Kamboja pada bulan Juni 1953 dan tinggal di Siem Reap.{{sfn|Jeldres|2003|p=61}} Ia mengadakan kampanye-kampanye untuk menyerukan masyarakat Kamboja agar berjuang demi kemerdekaan, dan membentuk sebuah pasukan militer sipil yang diikuti oleh sekitar 130.000 orang yang berhasil direkrut.{{sfn|Chandler|1991|p=70}}
 
Pada bulan Agustus 1953, Prancis setuju untuk memberikan kuasa atas urusan [[kementerian dalam negeri|dalam negeri]] dan [[Hukum|yudisial]] kepada Kamboja, dan diikuti dengan urusan pertahanan pada bulan Oktober 1953. Pada akhir bulan, Sihanouk bertolak ke Phnom Penh,{{sfn|Osborne|1994|p=80}} dimana iauntuk mendeklarasikan kemerdekaan Kamboja dari Prancis pada 9{{nbsp}}November 1953.{{sfn|Jeldres|2003|p=61}} Pada Mei 1954, Sihanouk mengirim dua menteri kabinetnya, [[Nhiek Tioulong]] dan Tep Phan, untuk mewakili Kamboja di [[Konferensi Jenewa (1954)|Konferensi Jenewa]]{{sfn|Osborne|1994|p=87}} yang kemudiannya menghasilkan [[Perjanjian Jenewa|sebuah perjanjian]] yang berisi tentang pengakuan kemerdekaan Kamboja dan mengijinkan bantuan militer dari negara manapun tanpa batasan.{{sfn|Osborne|1994|p=88}}
 
Pada masa yang sama, hubungan Sihanouk dengan partai Demokrat yang memerintah masih berada dalam ketegangan, karena mereka berusaha menghalang-halangi pengaruhnya dalam politik.{{sfn|Osborne|1994|p=88}} Untuk menangkis perlawanan dari Partai Demokrat, Sihanouk mengadakan sebuah [[referendum Konferensi Jenewa Kamboja 1955|referendum nasional]] untuk memperlihatkan persetujuan masyarakat terhadap upayanya dalam mewujudkan kemerdekaan nasional.{{sfn|Jeldres|2005|p=52}} Meskipun hasilnya 99.8{{nbsp}}persen setuju, sejarawan [[Australia]] [[Milton Osborne]] menyatakan bahwa pemungutan suara tersebut dilakukan [[sistem pemungutan suara terbuka|secara terbuka]] dan para pemilih ditakut-takuti untuk memberikan suara setuju di bawah pengawasan polisi.{{sfn|Osborne|1994|p=89}}
Baris 51:
Pada antara tahun 1955 dan 1960, Sihanouk naik-turun jabatan perdana menteri beberapa kali, dikarenakan kelelahan yang disebabkan oleh pekerjaan.{{sfn|Chandler|1991|p=91}} Majelis Nasional mencalonkan politikus-politikus berpengalaman seperti [[Sim Var]] dan San Yun untuk menjadi perdana menteri saat Sihanouk melepas jabatan, namun mereka sama-sama melepas jabatan mereka beberapa kali dalam beberapa bulan setelah mereka menjabat,{{sfn|Chandler|1991|pp=95, 98}} karena menteri-menteri kabinet bersikukuh tak menyetujui kebijakan-kebijakan publik yang diajukan oleh mereka.{{sfn|Osborne|1994|p=105}}
 
Pada bulan Mei 1955, Sihanouk menerima bantuan militer dari [[Amerika Serikat|AS]].{{sfn|Chandler|1991|p=80}} Pada bulan Januari berikutnya, saat ia berada di [[Filipina]] pada sebuah kunjungan kenegaraan, [[Central Intelligence Agency|''Central Intelligence Agency'']] (CIA) menawarkannya agar Kamboja ditempatkan di bawah perlindungan [[Pakta Pertahanan Asia Tenggara]] (SEATO){{sfn|Burchett|1973|pp=78–79}} yang membuat Sihanouk mulai menduga bahwa AS berupaya untuk mengatur pemerintahannya dan menggalang dukungan kepada partai Demokrat, yang pada saat itu tak memiliki perwakilan parlementer di Majelis Nasional.{{sfn|Chandler|1991|p=93}} Pada sisi lain, Sihanouk membangun hubungan baik dengan Tiongkok, dimanaketika perdana menteri [[Zhou Enlai]], memberikannya sambutan hangat pada kunjungan kenegaraan pertamanya disana pada bulan Februari 1956. Mereka menandatangani sebuah traktat persahabatan, dimanasaat Tiongkok menjanjikan bantuan ekonomi sejumlah {{US$|40{{nbsp}}juta|link=yes}} kepada Kamboja.{{sfn|Osborne|1994|p=102}}
 
[[Berkas:Mao Sihanouk.jpg|jmpl|ka|Pertemuan di Beijing pada 1956: ''(dari kiri)'' [[Mao Zedong]], [[Peng Zhen]], Sihanouk, [[Liu Shaoqi]]]]
Baris 89:
{{main|Kudeta Kamboja 1970}}
=== Kudeta tahun 1970 ===
Pada bulan Januari 1970, Norodom Sihanouk bertolak meninggalkan Kamboja untuk cuti liburan selama dua bulan di [[Prancis]], menghabiskan waktunya di sebuah penginapan mewah di daerah [[Côte d'Azur|Riviera Prancis]].{{sfn|Langguth|2000|p=557}} Pada tanggal 11 Maret 1970, sebuah unjuk rasa besar terjadi di luar kompleks kedutaan besar [[Vietnam Utara]] dan kompleks Kedutaan Besar [[Pemerintahan Revolusioner Sementara Republik Vietnam Selatan|Pemerintahan Revolusioner Sementara Republik Vietnam Selatan]], dengan tuntutan para pengunjuk rasa untuk meminta pasukan Viet Cong keluar dari Kamboja. Unjuk rasa tersebut menjadi kisruh, karena para pengunjuk rasa menjarah kedua kompleks kedutaan besar tersebut dan membakar gedung kedutaan, membuat Sihanouk khawatir.{{sfn|Osborne|1994|p=211}} Sihanouk, yang berada di [[Paris]] pada waktu itu, mengalami dilema antara memilih pulang untuk menenangkan situasi, atau memilih mengunjungi Moskwa, Beijing, dan Hanoi. Ia memilih pilihan kedua, dengan berpikir bahwa ia dapat bertemu dan membujuk para pemimpin negara itu untuk mengembalikan kembali pasukan Viet Cong ke wilayah hutan, dimanayang merekamenjadi aslinyatempat berasalasal mereka.{{sfn|Chandler|1991|p=195}}
 
Lima hari kemudian, Oum Mannorine, saudara tiri dari istri Sihanouk, Monique, dipanggil menghadap ke Majelis Nasional untuk menjawab tuduhan-tuduhan korupsi yang disangkakan kepadanya.{{sfn|Osborne|1994|p=213}} Pada malam setelah ia dipanggil, Mannorine memerintahkan para pasukan di bawah komandonya untuk menangkap Lon Nol dan Sirik Matak, namun berakhir dengan ditangkap balik oleh pasukan Lon Nol. Pada tanggal 18{{nbsp}}Maret 1970, Majelis Nasional memutuskan untuk menggulingkan Sihanouk,{{sfn|Burchett|1973|p=51}} mengizinkan Lon Nol dapat memegang [[keadaan darurat|kekuasaan darurat]].{{sfn|Burchett|1973|p=50}} Pada saat yang bersamaan, Sihanouk berada di [[Moskwa]] menemui Menteri Luar Negeri Soviet [[Alexei Kosygin]], yang menyampaikan berita tersebut saat ia mengantar Sihanouk menuju [[Bandar Udara Internasional Sheremetyevo|bandar udara Moskwa]].{{sfn|Langguth|2000|p=558}}{{sfn|Jeldres|2005|p=79}} Dari Moskwa, Sihanouk terbang ke Beijing, dimanadan ia disambut oleh Perdana Menteri [[Zhou Enlai]]. Zhou kemudian meminta Perdana Menteri Vietnam Utara, [[Pham Van Dong]] untuk terbang dari Hanoi ke Beijing dan mengatur pertemuannya dengan Sihanouk.{{sfn|Osborne|1994|p=218}} Zhou menyambut Sihanouk dengan hangat dan menyampaikan kepadanya bahwa Tiongkok masih mengakui Sihanouk sebagai pemimpin Kamboja yang sah serta akan menekan [[Korea Utara]] bersama dengan beberapa pemimpin negara Timur Tengah dan Afrika untuk tidak mengakui pemerintahan Lol Nol.{{sfn|Langguth|2000|p=559}} Zhou dan Dong mendorong Sihanouk untuk melawan tindakan Lon Nol dan memberikannya bantuan keuangan dan militer.{{sfn|Langguth|2000|p=558}}
 
=== Sekutu yang gelisah ===
Baris 98:
Pada tanggal 23{{nbsp}}Maret 1970, Sihanouk mengumumkan pembentukan gerakan perlawanannya, [[Front Persatuan Nasional Kamboja]] (FUNK). Ia mengajak masyarakat Kamboja untuk bergabung dengannya dan bertarung melawan pemerintahan Lon Nol. Sihanouk telah dianggap oleh kaum tani Kamboja sebagai sosok seperti dewa, dan dukungannya terhadap Khmer Merah memiliki efek langsung.{{sfn|Langguth|2000|p=558}} Keluarga Kerajaan Kamboja begitu dihormati, sehingga setelah menggulingkan Sihanouk, Lol Nol langsung menuju istana kerajaan untuk berlutut di hadapan [[Sisowath Kossamak|ibu suri]] seraya meminta ampun dari ibu suri karena telah menggulingkan anaknya.{{sfn|Langguth|2000|p=558}}
 
Pasukan Khmer Merah menyiarkan pesan Sihanouk ke seluruh belahan negara Kamboja menyebabkan terjadinya banyak unjuk rasa yang kemudian direspon dengan tindakan brutal oleh pasukan Lon Nol.{{sfn|Osborne|1994|p=219}} Beberapa hari kemudian, pada tanggal 5{{nbsp}}Mei 1970, Sihanouk mengumumkan pembentukan [[pemerintahan dalam pengasingan]] yang dikenal sebagai Pemerintahan Kerajaan Uni Nasional Kamboja ([[GRUNK]]), yang membuat negara-negara Komunis yang meliputi Tiongkok, Vietnam Utara, dan [[Korea Utara]] untuk memutuskan hubungan dengan rezim Lon Nol.{{sfn|Jeldres|2005|p=137}} Di Phnom Penh, sebuah pengadilan militer bersidang pada tanggal 2{{nbsp}}Juli 1970, dimanamendakwa Sihanouk didakwa telah melakukan pengkhianatan dan korupsi pada saat ia menjabat sebagai Kepala Negara. Setelah tiga hari persidangan, para hakim memutuskan bahwa Sihanouk dinyatakan bersalah atas dakwaan tersebut dan memutuskan hukuman mati secara ''[[in absentia]]'' padanya pada tanggal 5{{nbsp}}Juli 1970.{{sfn|Burchett|1973|p=271}}
 
Antara tahun 1970 dan 1975, Sihanouk menumpang tinggal di wisma negara Tiongkok di Beijing dan wisma negara Korea Utara di [[Pyongyang]], yang ng merupakan ibu kota negara Tiongkok dan Korea Utara.{{sfn|Marlay|Neher|1999|p=167}} Pada bulan Februari 1973, Sihanouk berkunjung ke [[Hanoi]], dimana iauntuk memulai perjalanan panjang bersama [[Khieu Samphan]] dan pemimpin Khmer Merah lainnya. Konvoi dilakukan di sepanjang [[jalur Ho Chi Minh]] dan mencapai perbatasan Kamboja di [[Provinsi Stung Treng]] pada bulan berikutnya. Dari sana, mereka menjelajahi provinsi [[Provinsi Stung Treng|Stung Treng]], [[Provinsi Preah Vihear|Preah Vihear]], dan [[Provinsi Siem Reap|Siem Reap]]. Sepanjang perjalanannya, Sihanouk menghadapi pengeboman-pengeboman dari pesawat Amerika yang terlibat dalam [[Operasi Freedom Deal|Operasi ''Freedom Deal'']].{{sfn|Jeldres|2005|p=178}} Di Siem Reap, Sihanouk mengunjungi candi [[Angkor Wat]], [[Banteay Srei]], dan [[Bayon]].{{sfn|Jeldres|2005|p=183}} Pada bulan Agustus 1973, Sirik Matak menulis sebuah surat terbuka yang meminta Sihanouk untuk mengakhiri Perang Saudara Kamboja dan menyarankan kepulangannya kembali ke Kamboja. Saat surat tersebut diterima Sihanouk, ia dengan tegas menolak permintaan-permintaan Sirik Matak.{{sfn|Osborne|1994|p=226}}
 
Setelah Republik Khmer jatuh ke tangan Khmer Merah pada tanggal 17 April 1975, sebuah pemerintahan baru di bawah naungan Khmer Merah, yang bernama Kamboja Demokratik dibentuk. Sihanouk dilantik menjadi Kepala Negara Kamboja Demokratik, sebuah jabatan seremonial.<ref>{{cite web|author=Press Staff|url=http://query.nytimes.com/gst/abstract.html?res=9E01E7DF1E39E136A05755C2A9629C946490D6CF|title=Cambodians Designate Sihanouk as Chief for Life|date=18 April 1975|accessdate=16 Juli 2015|work=New York Times}}</ref> Pada bulan September 1975,{{sfn|Osborne|1994|p=229}} Sihanouk kembali ke Kamboja untuk melarung abu ibunya,{{sfn|Marlay|Neher|1999|p=168}} sebelum kembali lagi ke luar negeri untuk melobi pengakuan diplomatik terhadap Kamboja Demokratik yang baru dibentuk.{{sfn|Jeldres|2005|p=191}} Ia pulang ke Kamboja pada tanggal 31{{nbsp}}Desember 1975 dan memimpin sebuah pertemuan untuk merancang konstitusi Kamboja Demokratik.{{sfn|Osborne|1994|p=231}} Pada bulan Februari 1976, Khieu Samphan bersama Sihanouk melakukan kunjungan ke seluruh belahan negara Kamboja. Sihanouk kaget melihat penggunaan [[buruh paksa]] dan pemindahan-pemindahan penduduk yang dilakukan oleh pemerintahan Khmer Merah, yang dikenal sebagai [[Partai Komunis Kamboja#Angkar|Angkar]]. Setelah kunjungan tersebut, Sihanouk memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Kepala Negara.{{sfn|Osborne|1994|p=232}} Angkar awalnya menolak permintaan pengunduran dirinya, meskipun mereka kemudian menerima pengunduran dirinya pada pertengahan bulan April 1976, yang secara resmi tanggal pengunduran dirinya dibuat menjadi tanggal 2 April 1976.{{sfn|Osborne|1994|p=233}}
 
=== Menjadi tahanan rumah ===
Setelah itu, Sihanouk ditahan di bawah penahanan rumah di istana kerajaan. Pada September 1978, ia dipindahkan ke apartemen lainnya di pinggiran kota Phnom Penh, dimana iauntuk tinggal sampai akhir tahun.{{sfn|Osborne|1994|p=238}} Sepanjang penahanannya, Sihanouk membuat beberapa permintaan kepada Angkar untuk pergi ke luar negeri namun tidak berhasil.{{sfn|Osborne|1994|p=234}} Pada akhir tahun 1978, Vietnam menginvasi Kamboja. Pada 1 Januari 1979, Sihanouk dipindahkan dari Phnom Penh ke [[Sisophon]], dimana iauntuk menetap selama tiga hari sampai 5{{nbsp}}Januari, ketika ia dipulangkan ke Phnom Penh.{{sfn|Osborne|1994|p=240}} Sihanouk bertemu dengan [[Pol Pot]], yang menyampaikan rencana Angkar untuk memukul mundur pasukan Vietnam.{{sfn|Chandler|1991|p=311}}
 
Pada tanggal 6{{nbsp}}Januari 1979, Sihanouk terbang dari Phnom Penh ke Beijing, dimanadan ia disambut oleh [[Deng Xiaoping]], pengganti Perdana Menteri Zhou Enlai.{{sfn|Osborne|1994|p=242}} Keesokan harinya, pada tanggal 7 Januari 1979, ibukota Phnom Penh berhasil dikuasai pasukan Vietnam. Pada 9 Januri 1979, Sihanouk terbang dari Beijing ke New York untuk menghadiri sidang [[Dewan Keamanan PBB]], dimanadan ia mengutuk keras bahwa Khmer Merah-lah yang bertanggung jawab atas terjadinya genosida Kamboja serta [[Perang Kamboja-Vietnam|pendudukan Vietnam di Kamboja]].{{sfn|Jeldres|2005|p=202}} Sihanouk kemudian meminta suaka kepada Tiongkok setelah dua kali gagal meminta suaka kepada AS dan Prancis.{{sfn|Jeldres|2005|pp=205–206}}
 
[[Berkas:Ranariddh Sihanouk.jpg|ka|jmpl|Sihanouk ''(kanan)'' dengan putranya, Norodom Ranariddh pada sebuah tur inspeksi ANS pada 1980-an]]
Baris 125:
Pada Desember 1987, Perdana Menteri pemerintahan RRK, [[Hun Sen]], bertemu pertama kalinya dengan Sihanouk untuk membicarakan akhir Perang Kamboja-Vietnam.{{sfn|Mehta et al.|2013|pp=154–155}} Pada bulan Juli 1988, [[Daftar Menteri Luar Negeri Indonesia|Menteri Luar Negeri]] [[Indonesia]] pada waktu itu, [[Ali Alatas]], menjadi mediator pembicaraan pertama antara empat faksi Kamboja yang berperang yang terdiri dari FUNCINPEC, Khmer Merah, KPNLF, dan pemerintah RRK terkait masa depan Kamboja. Dua pertemuan berikutnya diadakan di Februari dan Mei 1989; karena seluruh kegiatan tersebut diadakan di [[Istana Bogor]], sekitaran [[Jakarta]], pertemuan tersebut dikenal sebagai ''Jakarta Informal Meetings'' (JIM).{{sfn|Widyono|2008|p=34}}
 
Pada bulan Juli 1989, Ali Alatas bergabung dengan Menteri Luar Negeri Prancis [[Roland Dumas]] dalam pembukaan Konferensi Perdamaian Paris,. dimanaKonferensi konferensi initersebut ditujukan terkait rencana penarikan pasukan Vietnam dan rencana pembagian kekuasaan dalam pemerintahan Kamboja pada masa mendatang.{{sfn|Widyono|2008|p=34}} Pada bulan berikutnya, Sihanouk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden FUNCINPEC<ref>{{cite web|author=Post Staff|url=https://news.google.com/newspapers?nid=2245&dat=19890829&id=H4QzAAAAIBAJ&sjid=yzIHAAAAIBAJ&pg=4768,9936153&hl=en|title=Final Cambodian talks under way|date=29 Agustus 1989|accessdate=25 Juni 2015|work=Lodi News-Sentinel}}</ref> namun masih tetap menjabat di organisasi tersebut sebagai anggota biasa.{{sfn|Findlay|1995|p=8}} Pada bulan September 1990, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendukung pendirian Dewan Nasional Tertinggi Kamboja (DNTK), sebuah badan administratif yang bertugas untuk mengurusi urusan kedaulatan Kamboja untuk sementara waktu sampai pemilihan yang didukung PBB diadakan.{{sfn|Osborne|1994|p=255}} Pembentukan DNTK kemudian diratifikasi dengan [[Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa 668]].{{sfn|Findlay|1995|p=7}} Pada bulan Juli 1991, Sihanouk keluar dari FUNCINPEC dan terpilih sebagai ketua DNTK.{{sfn|Findlay|1995|p=9}}
 
== Masa kepemimpinan OTPBBK ==
Baris 132:
Pada tanggal 23 Oktober 1991, Sihanouk memimpin FUNCINPEC, Khmer Merah, KPNLF, dan RRK dalam penandatanganan [[Perjanjian Perdamaian Paris 1991|Perjanjian Perdamaian Paris]]. Perjanjian tersebut mengakui DNTK sebagai "perwakilan sah dari kedaulatan Kamboja" dan membentuk [[Otoritas Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kamboja]] (OTPBBK) untuk bertindak sebagai pemerintahan transisi antara tahun 1992 dan 1993.{{sfn|Findlay|1995|p=12}} Sehingga, OTPBBK diberikan mandat untuk menempatkan pasukan penjaga perdamaian di Kamboja dalam mengawasi pelucutan senjata dari empat faksi di Kamboja yang berperang dan kemudian melaksanakan pemilihan umum pada tahun 1993.{{sfn|Findlay|1995|p=15}} Sihanouk kemudian kembali ke Phnom Penh pada tanggal 14{{nbsp}}November 1991. Bersama dengan Hun Sen, Sihanouk menaiki sebuah limousine beratap terbuka dari [[Bandar Udara Pochentong]] menuju istana kerajaan, sepanjang perjalannya ia menyapa para warga yang berbaris di pinggiran jalan untuk menyambut kepulangannya.{{sfn|Widyono|2008|p=142}} Pemerintahan OTPBBK dibentuk pada bulan Februari 1992, namun mengalami rintangan dalam melaksanakan operasi penjagaan perdamaiannya karena Khmer Merah menolak bekerjasama untuk melucuti senjata tentaranya.{{sfn|Widyono|2008|pp=82–83}} Sebagai tanggapannya, Sihanouk meminta OTPBBK untuk mengabaikan Khmer Merah dari proses penjagaan perdamaian yang dilaksanakan sebanyak dua kali, pada bulan Juli dan September 1992. Pada bulan-bulan tersebut, Sihanouk menjalani sebagian besar waktunya dengan tinggal di Siem Reap dan melakukan perjalanan menggunakan helikopter untuk memantau persiapan pemilihan di daerah-daerah basis KPNLF, FUNCINPEC, dan Khmer Merah.{{sfn|Widyono|2008|p=84}}
 
Sihanouk pergi ke Beijing pada bulan November 1992 untuk mendapatkan perawatan medis{{sfn|Findlay|1995|p=46}} dimana iauntuk dirawat selama enam bulan berikutnya sampai ia kembali ke Kamboja pada Mei 1993, pada malam sebelum pemilu.{{sfn|Findlay|1995|p=86}} Saat di Beijing, Sihanouk mengusulkan bentuk pemerintahan [[sistem presidensial]] untuk Kamboja kepada [[Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa|Sekretaris Jenderal PBB]] saat itu [[Boutros Boutros-Ghali]], namun ia kemudian mengurungkan idenya tersebut setelah ditentang Khmer Merah.{{sfn|Findlay|1995|pp=56–57}}
 
=== Pemilu tahun 1993 dan masa-masa sebelum restorasi kerajaan ===
Baris 142:
 
=== Restorasi monarki dan pengaruh politik ===
Konstitusi yang baru dikeluarkan pada tanggal 24 September 1993, dan Sihanouk diangkat kembali menjadi Raja Kamboja.{{sfn|Jeldres|2003|p=11}} Sebuah pemerintahan koalisi permanen dibentuk antara FUNCINPEC, PKRK dan sebuah partai politik ketiga, [[Partai Demokratik Liberal Buddhis]] (PDLB). Sihanouk juga menjadikan Ranariddh dan Hun Sen masing-masing sebagai Perdana Menteri Pertama dan Kedua.{{sfn|Widyono|2008|p=1844–1845}} Tak lama setelah itu, Sihanouk pergi ke Beijing, dimana iauntuk menghabiskan waktu beberapa bulan untuk pengobatan kankernya.{{sfn|Mehta et al.|2013|p=232}} Pada bulan April 1994, Sihanouk kembali,{{sfn|Peou|2000|p=220}} dan bulan berikutnya memanggil pemerintah untuk mengadakan pemilu baru sehingga Khmer Merah bisa bekerja sama dalam pemerintahan. Ranariddh dan Hun Sen menolak usulan tersebut,{{sfn|Peou|2000|p=221}}{{sfn|Mehta et al.|2013|p=233}} namun Sihanouk menekan mereka berdua, dan merencanakan lebih lanjut pemerintahan persatuan nasional yang terdiri dari FUNCINPEC, PRK, dan Khmer Merah yang akan ia kepalai sendiri.{{sfn|Widyono|2008|p=162}} Lagi-lagi, Rannaridh dan Hun Sen menolak usulan Sihanouk, dengan menyatakan bahwa tindakan Khmer Merah pada masa lalu membuat usulan itu menjadi tidak realistis.{{sfn|Peou|2000|p=222}}{{sfn|Widyono|2008|p=163}} Sihanouk akhirnya mengalah, dan menyatakan rasa frustasinya terhadap Hun Sen dan Ranariddh yang telah mengabaikannya. Norodom Sirivudh{{sfn|Peou|2000|p=223}} dan Julio Jeldres, yang merupakan adik tirinya dan biografet resminya, melihat peristiwa tersebut sebagai pertanda yang jelas bahwa kemampuan monarki untuk mengendalikan urusan-urusan nasional telah berkurang, sampai pada tahap membutuhkan persetujuan dari para perdana menterinya.{{sfn|Peou|2000|p=225}}
 
[[Berkas:SIhanouk Quinn.jpg|jmpl|kiri|Sihanouk bertemu dengan duta besar AS [[Kenneth M. Quinn]] pada Maret 1996]]
Baris 152:
Pada bulan Maret 1997, Sihanouk menyampaikan keinginannya untuk turun takhta, mengklaim bahwa meningkatnya sentimen anti-loyalis pada masyarakat akan mengancam keberadaan monarki.{{sfn|Widyono|2008|p=241}} Hun Sen menanggapi keinginan Sihanouk tersebut dengan memperingatkannnya bahwa ia akan mengeluarkan amendemen konstitusional yang melarang para anggota keluarga kerajaan ikut campur dalam politik jika Sihanouk tetap ngotot melaksanakan keinginannya itu.<ref>{{cite web|author=Ker Munthit|url=http://www.phnompenhpost.com/national/royal-abdication-threat-ignites-war-words|title=Royal abdication threat ignites war of words|date=21 March 1997|accessdate=1 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqfZ5Eip?url=http://www.phnompenhpost.com/national/royal-abdication-threat-ignites-war-words|archivedate=2015-08-17|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> Seperti yang Widyono katakan, Sihanouk masih populer diantara para pemilih, dan Hun Sen khawatir bila ia turun takhta dan masuk ke ranah politik, ia akan memenangkan pemilu-pemilu apapun pada masa mendatang, yang bisa melemahkan pengaruh politik PRK.{{sfn|Widyono|2008|p=241}}
 
Pada bulan Juli 1997, [[Pertikaian Kamboja 1997|pertikaian]] memuncak di Phnom Penh antara pasukan infanteri yang secara terpisah bersekutu dengan PRK dan FUNCINPEC, yang berujung pada pelengseran Ranariddh setelah pasukan FUNCINPEC dikalahkan.{{sfn|Widyono|2008|p=258}} Sihanouk tidak menganggap Hun Sen mendalangi pertikaian tersebut, namun tetap menyebut pelengseran Ranariddh sebagai sebuah "kudeta", sebuah istilah yang sering digunakan para anggota FUNCINPEC.{{sfn|Widyono|2008|p=259}} Saat Majelis Nasional memilih [[Ung Huot]] sebagai Perdana Menteri Pertama untuk menggantikan Ranariddh pada tanggal 6 Agustus 1997,{{sfn|Widyono|2008|p=263}} Sihanouk menyatakan bahwa pelengseran Ranariddh adalah ilegal dan menyampaikan kembali tawarannya untuk turun takhta namun tidak dia lakukan.<ref>{{cite web|author=Post Staff|url=http://edition.cnn.com/WORLD/9708/11/cambodia/|title=Cambodian King Sihanouk offers to abdicate –But still considers son's ouster illegal|date=21 August 1997|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqDbzv4w?url=http://edition.cnn.com/WORLD/9708/11/cambodia/|archivedate=2015-08-17|accessdate=2 February 2015|work=CNN|dead-url=no}}</ref> Pada bulan September 1998, Sihanouk mengadakan pembicaraan politik di [[Siem Reap]] setelah FUNCINPEC dan [[Partai Sam Rainsy]] (PSR) mengadakan unjuk rasa melawan pemerintahan yang dipimpin PRK karena melakukan kecurangan pada [[pemilihan umum Kamboja 1998|pemilihan umum 1998]]. Pembicaraan tersebut menjadi berantakan pada akhir bulan setelah Hun Sen selamat dari upaya pembunuhan, yang membuatnya menuduh Sam Rainsy sebagai dalangnya.{{sfn|Summers|2003|p=238}} Dua bulan kemudian, pada bulan November 1998, Sihanouk mengadakan pembicaraan politik untuk kedua kalinya antara PRK dan FUNCINPEC<ref>{{cite web|author=Post Staff|url=http://www.phnompenhpost.com/national/ranariddh-maneuvered-new-summit|title=Ranariddh maneuvered into new summit|date=13 November 1998|accessdate=22 December 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6dwkwVmXH?url=http://www.phnompenhpost.com/national/ranariddh-maneuvered-new-summit|archivedate=2015-12-21|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> dimanadalam rangka membuat sebuah perjanjian dibuat untuk pemerintahan koalisi lainnya antara PRK dan FUNCINPEC.{{sfn|Summers|2003|p=238}}
 
=== Tahun-tahun terakhir sebagai raja ===
Sihanouk mengeluarkan sebuah buletin bulanan dimanayang ia menulisberisi komentar-komentar buatannya tentang masalah-masalah politik dan menampilkan foto-foto lama Kamboja pada tahun-tahun 1950-an sampai 1960-an. Pada 1997, sebuah karakter yang dikenal dengan nama "Ruom Rith" pertama kali muncul dalam buletin bulanannya, yang mengekspresikan kritikan-kritikan terhadap Hun Sen dan pemerintahannya. Hun Sen menjadi geram terhadap kritikan-kritikan Ruom Rith, dan setidaknya dua kali pada tahun 1998 dan tahun 2003 meminta Sihanouk untuk berhenti mempublikasikan kritikan-kritikannya.{{sfn|Widyono|2008|pp=167–168}}<ref>{{cite web|author=Imran Vittachi|url=http://www.phnompenhpost.com/national/king-muzzles-smile-month|title=King muzzles the 'Smile of the month'|date=16 May 1997|accessdate=6 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqfjk0bm?url=http://www.phnompenhpost.com/national/king-muzzles-smile-month|archivedate=2015-08-17|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> Menurut klaim Ranariddh, Ruom Rith merupakan sebuah istilah yang merujuk kepada diri Sihanouk, sebuah klaim yang kemudian dibantah.{{sfn|Mehta et al.|2013|p=302}} Pada bulan Juli 2002, Sihanouk menyatakan keprihatinan atas tidak adanya ketentuan konstitusional yang terperinci mengenai organisasi dan fungsi [[Dewan Takhta Kerajaan|dewan takhta Kamboja]].<ref>{{cite web|author=Vong Sokheng|url=http://www.phnompenhpost.com/national/succession-issue-troubles-king|title=Succession issue troubles King|date=5 July 2002|accessdate=1 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqfmCZyQ?url=http://www.phnompenhpost.com/national/succession-issue-troubles-king|archivedate=2015-08-17|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> Saat Hun Sen menolak keprihatinan Sihanouk, yang kemudian disusul pada bulan September 2002 dengan ancaman turun takhta, sehingga para anggota dewan takhta melakukan persidangan untuk memilih seorang penguasa monarki baru.<ref>{{cite web|author1=Vong Sokheng|author2=Robert Carmichael|lastauthoramp=yes|url=http://www.phnompenhpost.com/national/king-mulls-abdication|title=King mulls abdication|date=27 September 2002|accessdate=1 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqfrE8hK?url=http://www.phnompenhpost.com/national/king-mulls-abdication|archivedate=2015-08-17|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref>
 
Pada bulan Juli 2003, [[Pemilihan umum Kamboja 2003|pemilihan umum]] diadakan kembali, dan dimenangkan oleh PRK. Namun, mereka gagal mendapatkan [[suara dua per tiga|dua per tiga]] kursi mayoritas di parlemen, seperti yang disyaratkan oleh konstitusi untuk dapat membentuk sebuah pemerintahan baru. Partai pemenang kedua dan ketiga dari pemilihan tersebut, yang masing-masing adalah FUNCINPEC dan PSR, mencegah PRK untuk melakukannya.{{sfn|Chin|2005|p=115}} Sehingga, pada bulan Agustus 2003, mereka membawakan dakwaan ke Dewan Konstitusional atas dakwaan kecurangan dalam pemilu.<ref>{{cite web|author1=Susan Front, Sam Rith|author2=Chhim Sopheark|lastauthoramp=yes|url=http://www.phnompenhpost.com/national/council-rejects-complaints-srp-funcinpec|title=Council rejects complaints by SRP, Funcinpec|date=29 August 2003|accessdate=5 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqftv7Os?url=http://www.phnompenhpost.com/national/council-rejects-complaints-srp-funcinpec|archivedate=2015-08-17|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> Setelah pengaduan mereka ditolak, FUNCINPEC dan PSR mengancam akan memboikot acara pembacaan sumpah jabatan para anggota parlemen. Sihanouk meminta kedua partai tersebut untuk menahan keputusan mereka, dengan menyatakan bahwa ia juga tidak akan memimpin acara tersebut jika mereka tidak mengiyakan keinginan-keinginannya.<ref>{{cite web|author1=Yun Samean|author2=Lor Chandara|lastauthoramp=yes|url=https://www.cambodiadaily.com/archives/king-wont-convene-new-parliament-41174/|title=King Won't Convene New Parliament|date=17 September 2003|accessdate=5 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqfxW3bJ?url=https://www.cambodiadaily.com/archives/king-wont-convene-new-parliament-41174/|archivedate=2015-08-17|work=The Cambodia Daily|dead-url=no}}</ref> Kedua partai tersebut kemudian menarik ancaman mereka, dan pembacaan sumpah jabatan para anggota parlemen dilaksanakan pada bulan Oktober 2003, dan dihadiri Sihanouk.<ref>{{cite web|author=Yun Samean|url=https://www.cambodiadaily.com/archives/king-swears-in-legislators-despite-standoff-43137/|title=King Swears in Legislators Despite Standoff|date=6 October 2003|accessdate=5 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6aqg3L7bC?url=https://www.cambodiadaily.com/archives/king-swears-in-legislators-despite-standoff-43137/|archivedate=2015-08-17|work=The Cambodia Daily|dead-url=no}}</ref> PRK, FUNCINPEC, dan PSR mengadakan pembicaraan tambahan pada 2004 untuk mengakhiri kebuntuan politik, namun gagal. Pada masa yang sama, Sihanouk mengusulkan sebuah pemerintahan persatuan yang sama-sama dipimpin oleh para politikus dari seluruh tiga partai politik tersebut, namun ditolak oleh Hun Sen dan Ranariddh.{{sfn|Chin|2005|pp=117, 119}}{{sfn|Widyono|2008|p=277}}
Baris 194:
Sihanouk memproduksi sekitar 50 film sepanjang masa hidupnya.<ref>{{cite web|author=Cat Barton|url=http://www.phnompenhpost.com/national/cambodia-film-makers-aim-rebuild-tattered-image|title=Cambodia film makers aim to rebuild tattered image|date=23 August 2007|accessdate=11 September 2015|work=Phnom Penh Post}}</ref> Ia mengembangkan minat dalam bidang perfilman pada usia muda, yang ia wujudkan dengan melakukan perjalanan untuk keperluan perfilman bersama orangtuanya.{{sfn|Jeldres|2005|p=30}} Tak lama setelah menjadi raja pada tahun 1941, Sihanouk membuat beberapa film amatir,{{sfn|Kinetz et al.|2006|p=5}} dan mengirim para pelajar Kamboja untuk belajar pembuatan film di Prancis.{{sfn|Baumgärtel|2010|p=11}} Ketika film ''[[Lord Jim (film 1965)|Lord Jim]]'' dirilis pada tahun 1965, Sihanouk mengecam penggambaran negatif film tersebut terhadap Kamboja.{{sfn|Osborne|1994|p=177}} Ia menanggapi dengan memproduksi film pertamanya, ''Apsara'', pada tahun 1966. Ia memproduksi, menyutradarai, dan berakting dalam lebih dari delapan film antara tahun 1966 sampai 1969, menjadikan para anggota keluarga kerajaan dan jenderal militernya untuk membintangi film-filmnya.{{sfn|Osborne|1994|p=178}} Sihanouk menyatakan bahwa film-filmnya dibuat untuk menampilkan Kamboja dalam sisi positif;{{sfn|Osborne|1994|p=179}} Milton Osborne juga menyatakan bahwa film-film tersebut disaring dengan tema-tema [[Perang Dingin]]{{sfn|Osborne|1994|p=180}} dan propaganda nasionalis.{{sfn|Osborne|1994|p=183}} Mantan penasehat Sihanouk, Charles Meyer, berkata bahwa film-filmnya yang dibuat dari tahun 1960-an merupakan film standar amatir, sementara sutradara [[Institut Seni Rupa dan Budaya Reyum|Institut Reyum]], Ly Daravuth, berkomentar serupa pada 2006 dengan menyatakan bahwa film-filmnya kurang memiliki kualitas artistik.{{sfn|Kinetz et al.|2006|p=5}}
 
Pada tahun 1967, salah satu filmnya, ''The Enchanted Forest'' dinominasikan di [[Festival Film Internasional Moskwa ke-5]].{{sfn|Marlay|Neher|1999|p=163}} Pada tahun 1968, Sihanouk meluncurkan Festival Film Internasional Phnom Penh, yang diadakan untuk kedua kalinya pada 1969. Pada kedua tahun tersebut, sebuahSihanouk menjadi satu-satunya nominasi sekaligus menjadi pemenang untuk kategori penghargaan khusus dirancang dengan nama Penghargaan Apsara Emas, dimana Sihanouk merupakan satu-satunya nominasi dan sekaligus menjadi pemenangnya.{{sfn|Osborne|1994|p=183}} Setelah Sihanouk digulingkan pada tahun 1970, ia berhenti memproduksi sementara film-film sampai tahun 1987.{{sfn|Wemaere|2013|pp=13, 54}} Pada tahun 1997, Sihanouk meraih sebuah penghargaan juri khusus dari [[Festival Film Internasional Moskwa ke-20|Festival Film Internasional Moskwa]],. dimana iaIa menyampaikan bahwa ia telah menghabiskan biaya untuk memproduseri setiap filmnya berkisar dari {{US$|20,000}} sampai {{US$|70,000}} yang bersumber dari pemerintah Kamboja. Enam tahun kemudian, Sihanouk menyumbangkan arsip-arsip filmnya kepada [[École française d'Extrême-Orient]] di Prancis dan [[Universitas Monash]] di Australia.{{sfn|Kinetz et al.|2006|p=5}} Pada tahun 2006, ia memproduksi film terakhirnya, ''Miss Asina'',{{sfn|Baumgärtel|2010|p=11}} dan kemudian menyatakan pensiun dari pembuatan film pada bulan Mei 2010.{{sfn|Baumgärtel|2010|p=2}}
 
=== Musik ===
Baris 214:
Nama Sihanouk berasal dari dua kata [[Sansekerta]] "Siha" dan "Manu", yang artinya "Singa" dan "Rahang".{{sfn|Jeldres|2005|p=27}}{{sfn|Mehta|2001|p=1}} Ia bisa berbicara dalam bahasa Khmer, Prancis, dan Inggris,{{sfn|Jeldres|2005|p=250}} dan juga mempelajari [[Bahasa Yunani Kuno|bahasa Yunani]] dan [[Latin|bahasa Latin]] di SMA.{{sfn|Jeldres|2005|p=35}} Pada masa SMA-nya, Sihanouk bermain sepak bola, basket, voli, dan juga [[berkuda]].{{sfn|Jeldres|2005|p=30}} Ia mengidap [[diabetes]] dan depresi pada tahun 1960-an,{{sfn|Chandler|1991|p=132}} dan terserang kembali pada akhir tahun 1970-an saat tinggal di dalam penahanan rumah pada zaman Khmer Merah.{{sfn|Osborne|1994|p=235}} Pada bulan November 1992, Sihanouk mengidap stroke{{sfn|Marlay|Neher|1999|p=172}} yang disebabkan oleh penebalan arteri koroner dan aliran darah.<ref>{{cite web|author=AFP|url=https://news.google.com/newspapers?nid=1309&dat=19921213&id=uCdVAAAAIBAJ&sjid=_48DAAAAIBAJ&pg=6720,882319&hl=en|title=Sihanouk still extremely ill|publisher=[[New Straits Times]]|date=13 December 1992|accessdate=23 July 2015}}</ref> Pada tahun 1993, ia didiagnosa dengan penyakit [[limfoma]] [[sel B]] dalam [[prostat]]<ref name="Bcell">{{cite web|author=Douglas Gillison|url=https://www.cambodiadaily.com/archives/retired-king-says-cancer-has-returned-66861/|title=Retired King Says Cancer Has Returned|date=26 December 2008|accessdate=23 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6bGbyEocM?url=https://www.cambodiadaily.com/archives/retired-king-says-cancer-has-returned-66861/|archivedate=2015-09-03|work=The Cambodia Daily|dead-url=no}}</ref> dan diobati dengan kemoterapi dan pembedahan.<ref>{{cite web|author=Post Staff|url=http://www.phnompenhpost.com/national/healthy-king-return-new-year|title='Healthy' King to return in New Year|date=25 Maret 1994|accessdate=23 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6bGc2EpXD?url=http://www.phnompenhpost.com/national/healthy-king-return-new-year|archivedate=2015-09-03|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> Penyakit Limfoma Sihanouk berkurang pada tahun 1995,<ref>{{cite web|author=Reuter|url=https://news.google.com/newspapers?nid=1309&dat=19950204&id=NHBhAAAAIBAJ&sjid=nRMEAAAAIBAJ&pg=5670,845300&hl=en|title=Sihanouk cured of cancer, says paper|publisher=[[New Straits Times]]|date=4 February 1995|accessdate=23 July 2015}}</ref> namun kambuh lagi pada tahun 2005 di daerah lambungnya. Ia terserang penyakit limfoma untuk ketiga kalinya pada tahun 2008,<ref name="Bcell" /> dan setelah dilakukan pengobatan, penyakit limfomanya berkurang pada tahun berikutnya.<ref>{{cite web|author=Saing Soenthrith|url=https://www.cambodiadaily.com/archives/retired-king-will-return-home-from-china-in-july-64674/|title=Retired King Will Return Home From China in July|date=30 June 2009|accessdate=23 July 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6bGc5dJnQ?url=https://www.cambodiadaily.com/archives/retired-king-will-return-home-from-china-in-july-64674/|archivedate=2015-09-03|work=The Cambodia Daily|dead-url=no}}</ref>
 
Pada tahun 1960, Sihanouk membangun sebuah tempat tinggal pribadi di [[Distrik Chamkarmon]] dimana iauntuk tinggal selama lebih dari sepuluh tahun berikutnya sebagai Kepala Negara.{{sfn|Osborne|1994|p=141}} Setelah dilengserkan pada tahun 1970, Sihanouk pindah ke Beijing, dimanauntuk ia tinggal di [[Wisma Tamu Negara Diaoyutai]] pada tahun pertamanya disana. Pada tahun 1971, Sihanouk pindah ke sebuah tempat tinggal yang lebih besar di kota tersebut yang sempat dijadikan sebagai kedutaan besar Prancis.{{sfn|Jeldres|2012|p=58}} Tempat tinggal tersebut dilengkapi dengan kolam renang, pengatur suhu,{{sfn|Marlay|Neher|1999|p=167}} bioskop{{sfn|Jeldres|2005|p=117}} serta dilengkapi dengan tujuh orang juru masak yang memasak santapannya.{{sfn|Jeldres|2012|p=59}} Pada tahun 1974, pemimpin Korea Utara [[Kim Il-sung]] membangun Changsuwon, sebuah kediaman 40 ruang, untuk Sihanouk.<ref>{{cite news|author=Burns, John F.|url=http://www.nytimes.com/1985/06/22/world/sihanouk-finds-caviar-and-kim-il-sung-mix-well.html|title=Sihanouk finds caviar and Kim Il Sung mix well|date=22 June 1985|accessdate=30 September 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6bvUaezsp?url=http://www.nytimes.com/1985/06/22/world/sihanouk-finds-caviar-and-kim-il-sung-mix-well.html|archivedate=2015-09-30|work=New York Times|dead-url=no}}</ref> Changsuwon dibangun di dekat sebuah danau buatan, dan Sihanouk menjalani waktu dengan melakukan perjalanan menggunakan perahu di sana dan juga melakukan pengambilan gambar terhadap beberapa film di tempat tersebut.<ref>{{cite web|author=Poppy McPherson|url=http://www.phnompenhpost.com/national/gift-keeps-giving|title=A gift that keeps on giving|date=7 November 2014|accessdate=30 September 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6bvUV7VPl?url=http://www.phnompenhpost.com/national/gift-keeps-giving|archivedate=2015-09-30|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref> Pada Agustus 2008, Sihanouk mendeklarasikan aset-asetnya di situs webnya, yang menurutnya terdiri dari sebuah rumah kecil di Siem Reap dan 30,000 Euro yang ditabung di sebuah bank Prancis. Ia juga menyatakan bahwa tempat-tempat tinggalnya di Beijing dan Pyongyang merupakan wisma-wisma negara yang masing-masing dimiliki oleh pemerintah Tiongkok dan Korea Utara, dan mengatakan tempat-tempat tinggal tersebut bukanlah miliknya.<ref>{{cite web|author=Georgia Wilkins|url=http://www.phnompenhpost.com/national/sihanouk-declares-assets-debunk-myth-hes-rich|title=Sihanouk declares assets to debunk myth he's rich|date=29 August 2008|accessdate=30 September 2015|archiveurl=https://www.webcitation.org/6bvUIbMqv?url=http://www.phnompenhpost.com/national/sihanouk-declares-assets-debunk-myth-hes-rich|archivedate=2015-09-30|work=Phnom Penh Post|dead-url=no}}</ref>
 
=== Keluarga ===