Norodom Sihanouk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
NFarras (bicara | kontrib)
k Melindungi "Norodom Sihanouk": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AB ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya) [Pindahkan=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya))
k fix
Baris 6:
Norodom Sihanouk dilantik menjadi raja pada tahun 1941 di bawah pemerintahan kolonial [[Prancis]]. Setelah [[Perang Dunia Kedua]], ia berkampanye untuk kemerdekaan negaranya dari [[Indochina Prancis|penjajahan Prancis]], yang akhirnya merdeka pada tahun 1953. Pada tahun 1955, Sihanouk turun takhta dan menyerahkan jabatan tersebut kepada ayahandanya [[Norodom Suramarit]] dan terjun ke dalam gerakan politik [[Sangkum]]. Partai Sangkum memenangi [[pemilihan umum Kamboja 1955|pemilihan umum 1955]], dan Sihanouk diangkat menjadi [[Perdana Menteri Kamboja]]. Setelah ayahnya meninggal pada tahun 1960, Sihanouk mengajukan [[Amendemen|amendemen konstitusi]] agar ia menjadi [[Daftar Penguasa Kamboja|Kepala Negara Kamboja]], sebuah jabatan yang ia pegang sampai tahun 1970. Mulai dari tahun 1955 sampai 1970, Sihanouk memerintah Kamboja di bawah [[Negara satu-partai|pemerintahan satu partai]] dengan dalih melerai perbedaan pandangan politik antara [[Partai Demokrat (Kamboja)|Partai Demokrat]] dan [[Pracheachon]]. Meskipun ia secara resmi mengambil posisi [[Negara netral|netral]] dalam hubungan luar negeri, pada pelaksanaannya ia lebih condong kepada dengan [[negara komunis|negara-negara komunis]], terutama [[Tiongkok]], ketimbang dengan Amerika Serikat dan sekutu-sekutu [[Anti-komunisme|anti-Komunisnya]].
 
Pada bulan Maret 1970, Sihanouk [[Kudeta Kamboja 1970|dilengserkan]] oleh [[Lon Nol]] dan [[Sisowath Sirik Matak]], dalam rangka pembentukan [[Republik Khmer]]. Ia melarikan diri ke [[Tiongkok]] dan [[Korea Utara]] untuk membentuk pemerintahan dalam pengasingan dan [[gerakan pemberontakan]] yang masing-masing dikenal sebagai Pemerintahan Kerajaan Uni Nasional Kamboja ([[GRUNK]]) dan [[Front Persatuan Nasional Kamboja]]. Sebagai pemimpin GRUNK, Sihanouk menggalang dukungan terhadap [[Khmer Merah]], yang bertarung melawan Republik Khmer dalam [[Perang Saudara Kamboja]]. Setelah Khmer Merah menang, sebuah rezim baru, yaitu [[Kamboja Demokratik]] dibentuk. Dalam rezim tersebut Sihanouk kembali ke Kamboja dan menjadi kepala negara secara simbolis. Posisi tersebut tidak bertahan lama, seiring renggangnya hubungan dia dengan Khmer Merah. Pada tahun 1976, Sihanouk turun dari jabatannya dan diperintahkan untuk menjalani penahanan rumah sampai tahun 1979, saat invasi [[Perang Kamboja-Vietnam|pasukan Vietnam]] mengusir [[Khmer Merah]] dari [[Phnom Penh]]. Sihanouk mengasingkan diri kembali. Pada tahun 1981, ia membentuk sebuah partai pemberontak yang bernama  [[FUNCINPEC]]. Pada tahun berikutnya, Sihanouk dilantik sebagai Presiden [[Koalisi Pemerintahan Kamboja Demokratik]] (KPKD), yang terdiri dari tiga faksi pemberontak anti-Vietnam{{snds}}FUNCINPEC, Khmer Merah dan [[Front Pembebasan Nasional Rakyat Khmer]] (FPNRK).
 
Seiring jatuhnya [[Blok Timur]] pada akhir tahun 1980-an, perbincangan tak resmi dilakukan untuk mengakhiri pertikaian antara [[Republik Rakyat Kamboja]] (RRK) dan faksi-faksi pemberontak yang berada di bawah naungan KPKD. Pada 1990, Dewan Nasional Tertinggi Kamboja (DNT) dibentuk sebagai sebuah badan transisional untuk memperjuangkan kedaulatan Kamboja, dengan Sihanouk sebagai presidennya. Pada tahun 1991, [[Perjanjian Damai Paris 1991|perjanjian damai]] ditandatangani, dan [[Pemerintahan Transisi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kamboja|Otoritas Transisional Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kamboja]] (OTPBBK) dibentuk pada tahun berikutnya. OTPBBK mengadakan [[pemilihan umum Kamboja 1993|pemilihan umum pada 1993]]. Sebagai bentuk transisi, dibentuk sebuah pemerintahan koalisi, dengan jabatan Perdana Menteri yang dipegang secara bersamaan oleh dua orang, yaitu [[Norodom Ranariddh]] dan [[Hun Sen]]. Pada bulan Juni 1993, Sihanouk kembali diangkat menjadi Kepala Negara Kamboja. Pada bulan September 1993, ia kembali menjadi raja dalam restorasi monarki Kamboja. Pada tahun 2004, Sihanouk turun takhta untuk terakhir kalinya dan menyerahkan jabatannya kepada putranya, Pangeran [[Norodom Sihamoni]], yang menggantikannya sebagai raja. Ia dikenal sebagai raja-ayah sampai wafatnya pada tahun 2012. Di samping berpolitik, ia juga memiliki karir lain dalam bidang seni sepanjang masa hidupnya. Ia menulis sejumlah komposisi musikal, serta memproduksi 50 film antara tahun 1966 dan 2006 yang juga ia bintangi dan sutradarai.