Nubuat Nabi Muhammad di dalam Alkitab

Para teolog Muslim meyakini terdapat nubuat tentang Muhammad yang tersirat di dalam beberapa bagian Alkitab Kristen. Beberapa ayat dalam Al-Qur'an, serta beberapa Hadis, menyatakan bahwa nama "Muhammad" pernah ditulis didalam Alkitab, tetapi kemudian disembunyikan oleh para Ahli Kitab.

Di sisi lain, para sarjana non Muslim umumnya menafsirkan ayat-ayat ini sebagai mengacu pada komunitas Israel atau tindakan soteriologis pribadi Yahweh terhadap orang Israel atau anggota komunitas yang setia, seperti dalam kasus Yesaya 42. Injil apokrifal Injil Barnabas,juga menyebutkan secara eksplisit nama Muhammad , meskipun secara luas diakui oleh para sarjana sebagai fabrikasi dari Zaman Modern Awal. Beberapa teolog Muslim juga mengklaim Paraclete (Perjanjian Baru Yunani) sebagai diidentifikasi sebagai Muhammad, meskipun para sarjana kristiani mengidentifikasinya dengan Roh Kudus.

Daftar Nubuatan

Menurut Al-Quran

Beberapa ayat Al-Qur'an seperti Asy-Saff (61:6) sering dikutip untuk membenarkan bahwa Yesus menubuatkan dan membawa kabar baik tentang kedatangan seorang nabi yang akan datang setelahnya. Sejarawan dan hagiografer Muslim (seperti Ibn Ishaq) menyatakan bahwa penduduk Madinah menerima Islam karena kesadaran mereka akan nubuatan ini dan karena mereka melihat Muhammad memenuhinya.[1] Walaupun begitu, kebenaran tersebut disembunyikan oleh sebagian kalangan Ahli Kitab karena rasa dengki karena ternyata nabi terakhir ini bukan dari Bani Israil.



Ulangan 18:18

Seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.

— [Ulangan 18:18]

Al-Samawal al-Maghribi, seorang matematikawan Yahudi yang memeluk Islam, menunjuknya dalam bukunya Confutation of the Jews sebagai ramalan yang digenapi oleh Muhammad.[2] Samawal berpendapat dalam bukunya bahwa jika anak-anak Esau yang digambarkan dalam Ulangan 2:4-6 dan Bilangan 20:14 sebagai saudara dari bani Israel, maka anak-anak Ismael juga dapat digambarkan dengan cara yang serupa.[3]

Perintahkanlah kepada bangsa itu, demikian: Sebentar lagi kamu akan berjalan melalui daerah saudara-saudaramu, bani Esau, yang diam di Seir; mereka akan takut kepadamu. Tetapi hati-hatilah sekali;

— [Ulangan 2:4-6]

Dan juga ayat ini:

Kemudian Musa mengirim utusan dari Kadesh kepada raja Edom dengan pesan: "Beginilah perkataan saudaramu Israel: Engkau tahu segala kesusahan yang telah menimpa kami,

— [Bilangan 20:14]

Ulangan 33:2

Berkatalah ia: "TUHAN datang dari Sinai dan terbit kepada mereka dari Seir; Ia tampak bersinar dari pegunungan Paran dan datang dari tengah-tengah puluhan ribu orang yang kudus; di sebelah kanan-Nya tampak kepada mereka api yang menyala.

— [Ulangan 33:2]

Al-Samawal al-Maghribi menyebut ayat ini juga dalam bukunya sebagai nubuatan Muhammad. Dia mengatakan bahwa Gunung Sinai mengacu pada Musa, Gunung Seir "Gunung Esau" mengacu pada Yesus, dan Gunung Paran "Gunung Ismael" mengacu pada Muhammad.[4] Sejak itu, banyak cendekiawan Muslim melihat Ulangan 33 sebagai berisi prediksi atau nubuat tentang kenabian Muhammad.[5]

Ulangan 33:2 adalah bagian dari puisi yang dikenal sebagai Berkat Musa yang mencakup Ulangan 33:1-29. Para ahli menganggap bahwa puisi itu berfungsi sebagai deklarasi Yahwistik untuk berkat masa depan Israel sebagai satu kesatuan sosial yang akan mendapat manfaat dan kemakmuran melalui kebaikan YHWH. Puisi tersebut menceritakan pergerakan YHWH dari selatan dari Gunung Sinai, gunung di mana Dia tinggal, ke pintu masuk-Nya di tempat kejadian sebagai "kekuatan penyerang yang tangguh."[6]

Yesaya 42:1-4

Lihat, itu hamba-Ku yang Kupegang, orang pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada bangsa-bangsa.

Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, tetapi dengan setia ia akan menyatakan hukum.

Ia sendiri tidak akan menjadi pudar dan tidak akan patah terkulai, sampai ia menegakkan hukum di bumi; segala pulau mengharapkan pengajarannya.

— [Yesaya 41:1-4]

Apakah Yesus memenuhi kriteria yang disebutkan ayat-ayat Yesaya diatas? Bahwa Yesus memaklumatkan/menyatakan hukum pada bangsa-bangsa? Menurut pandangan beberapa umat Islam, klaim ini sama sekali tidak cocok dan tidak berlaku bagi Yesus. Hukum apa yang di nyatakan Yesus pada bangsa-bangsa? Apakah hukum makan tidak cuci tangan dulu? Apakah hukum yang di maksud adalah hukum-hukum Injil-injil Kanonik sekarang? Sejak zaman dulu hingga kini hukum apa dari Injil yang telah di pakai di negara-negara Kristiani? Justru menurut pandangan umat Islam, negara-negara Kristiani kini amat jauh dari pesan-pesan injil yang disampaikan Yesus, malah lebih mendengarkan apa kata Paulus. Maka amat jauh jika nubuat Yesaya 42 dialamatkan kepada Yesus. Nubuat itu justru lebih cocok pada baginda Nabi Muhammad; Beliaulah yang lebih tepat yang di maksud Yesaya 42.Terbukti hukum Al-Quran dan Hadist paling luas tersebar di antara bangsa-bangsa sejak masa Rasulullah hingga zaman modern ini. Banyak hukum-hukum yang di pakai berabad-abad, yang datang dari Allah dan Rasul. Seperti: Thaharah, shalat, zakat, muamalah, jinayat, jihad, nikah, makanan dan minuman, cara berpakaian, cara berumah tangga, dst yang semua lengkap dan di pakai selama berabad-abad hingga kini.

Referensi

  1. ^ Ibn Ishaq, Translated by A. Guillaume (2002-10). Ibn Ishaq's Sirat Rasul Allah - The Life of Muhammad Translated by A. Guillaume. 
  2. ^ "al-Maghribi, Al-Samawal; Confutation of the Jews (in Arabic). Syria: Dar Al Qalam, 1989, 75". 
  3. ^ "al-Maghribi, Al-Samawal; Confutation of the Jews (in Arabic). Syria: Dar Al Qalam, 1989, 77". 
  4. ^ "al-Maghribi, Al-Samawal; Confutation of the Jews (in Arabic). Syria: Dar Al Qalam, 1989, 67". 
  5. ^ "Muhammad Ali and Zahid Aziz, English Translation of the Holy Quran: With Explanatory Notes, Revised 2010 edition, 211". 
  6. ^ "Brueggemann, Walter. Deuteronomy. Abingdon Press, 2001, 284-286".