Nuruddin Zanki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-perancis +Prancis)
Baris 42:
 
Setelah berhasil mengalahkan pasukan Salib, Asadudin Shirkuh bergerak ke kota Alexandria dan menaklukannya. Ia mengangkat keponakannya, Shalahudin Yusuf sebagai gubernur provinsi Alexandria, sedang ia sendiri pulang ke Sha’id. Rupanya Shawar menyusun kekuatan baru dan bersekutu dengan pasukan Salib untuk mengepung kota Alexandria dan merebutnya dari tangan Shalahudin Yusuf. Shalahudin mempertahankan kota tersebut dengan gigih meskipun ia dan pasukannya mengalami kesulitan dan kekurangan stok makanan. Tidak lama kemudian Asadudin Shirkuh datang dari Sha’at memberi bala bantuan. Kedatangan pasukan Shirkuh ini diketahui Shawar dan iapun merasa takut kalau kedua pasukan itu bergabung mengalahkan pasukannya. Ia menawarkan perdamaian kepada Shalahudin dengan kompensasi menyerahkan uang senilai 50.000 dinar. Asadudin Shirkuh menerima tawaran yang ia nilai cukup besar ini. Lalu ia keluar dari kota Alexandria dan menyerahkan urusan kota Alexandria pada orang-orang mesir itu sendiri. Ia pun lalu kembali ke Syria.
Sementara itu Shawar memperbaharui perjanjian dengan pasukan Salib dengan memberi tentara perancisPrancis sebesar seratus ribu dinar agar mereka tetap bermarkas pusat di Mesir. Pasukan Salib menerima tawaran Shawar walaupun tanpa menerima pembayaran pun mereka dengan senang hati membantu. Dengan demikian Tentara salib menduduki Alexandria dan Kairo serta menjadikan Mesir sebagai negara pembayar upeti bagi negara dinasti salibiyah. Akan tetapi Amalric tidak dapat menguasai Mesir secara penuh, selama Nuruddin masih menguasai Suriah. Akhirnya ia pun terpaksa kembali ke Yerusalem, dan menjadi sangat kaget karena menyaksikan Nurudin telah menaklukan benteng daerah-daerah yang dikuasai dinasti salibiyah sebelumnya dan menawan banyak sekali wanita dan anak-anak mereka serta mendapat rampasan perang yang banyak seperti perhiasan dan harta mereka.
 
Pada tahun 1168 Amalric bersekutu dengan Kaisar Manuel dan menyerang Mesir sekali lagi. Ia menyiapkan pasukan besar dan melengkapinya dengan senjata yang komplet dari yang dimilikinya untuk meraih kemenangan. Dengan kekuatan tersebut mereka menyerang Mesir dan menguasai Bilbeis (Balbis) dan menjadikannya markas utama pasukannya. Dari Balbis mereka bertolak ke Kairo. Hal ini diketahui oleh Shawar dan ia menyadari bahwa hal ini di luar kontrolnya. Dan tidak sesuai dengan kesepakatan yang ia buat dengan Raja Yerusalem sebelumnya. Maka ia bakar kota Fustat (Shawar sebelumnya tinggal mendiami Fustat) dan menyuruh penduduknya hijrah ke Kairo. Api menyala dan kemungkinan hanya membakar tanaman-tanaman pangan selama 54 hari. (1168)