Nyi Roro Kidul: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan bagian [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: menghilangkan bagian [ * ] Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 37:
=== Putri Banyu Bening Gelang Kencana ===
Dalam salah satu cerita rakyat Sunda, ''Banyu Bening'' ("Air Jernih") menjadi ratu dari kerajaan Joyo Kulon. Ia menderita [[lepra]] kemudian berkelana menuju selatan. Ia ditelan ombak yang besar dan menghilang ke dalam samudra.<ref>"''Njai Loro Kidoel''" oleh Inten Bayan aka Rene Adeboi, Moesson, The Hague 1967</ref>
 
== Legenda dan kepercayaan ==
 
=== Nyi Roro Kidul dan Nyi Blorong ===
{{main|Nyi Blorong}}
Nyi Roro Kidul terkadang digambarkan berwujud [[Putri Duyung]] dengan tubuh bagian bawah berwujud seekor ular atau ikan,terkadang pula digambarkan sebagai wanita yang amat cantik. Ia dipercaya mengambil jiwa siapapun yang ia inginkan.<ref>Becker, Judith. Die Meereskönigin des Südens, Ratu Kidul. hal. 142, Nyi Blorong, die Schlangenfrau - ISBN 3-496-02657-X</ref> Terkadang ia disebut memiliki wujud ular. Kepercayaan ini mungkin berasal dari legenda tentang Putri Pajajaran yang menderita penyakit [[lepra]]. Penyakit kulit yang dialami putri tersebut kemungkinan dianggap sama seperti ular yang berganti kulit.<ref>Jordaan, Roy E. Tara and Nyai Lara Kidul - Asian Folklore Studies, Volume 56, 1997: 285-312</ref>
 
=== Patih tentara laut selatan ===
Nyi Roro Kidul dipercaya menjabat sebagai patih [[Kanjeng Ratu Kidul]] yang memimpin bala tentara makhluk halus di laut selatan. Kiai Iman Sampurno dari [[Blitar]], [[Jawa Timur]] (abad ke-19) mengeluarkan ramalan bahwa Nyi Roro Kidul dan [[Sunan Lawu]] akan memimpin bala tentara masing-masing dan menyebarkan wabah kepada para manusia yang berkelakuan buruk.<ref name="carey">Peter Carey. 2014. ''Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855)'', hal. 242-243. Penerjemah: Bambang Murtianto. Editor: Mulyawan Karim. Jakarta: Penerbit Buku Kompas. ISBN 978-979-709-799-8.</ref>
 
=== Larangan berpakaian hijau ===
Terdapat kepercayaan lokal bahwa mengenakan pakaian berwarna hijau akan membuat pemakainya tertimpa kesialan, karena hijau adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul.<ref name=wormser>''Legend of Borobudur'', hal. 114: Dr. C.W. Wormser - Het Hooge Heiligdom - Uitgeverij W. Van Hoeve Deventer, N.V. Maatschappij Vorkink Bandoeng</ref> Warna hijau laut (''gadhung m'lathi'' dalam [[bahasa Jawa]]) adalah warna kesukaan Nyi Roro Kidul dan tidak boleh ada yang memakai warna tersebut di sepanjang pantai selatan Jawa.<ref>Robson, Stuart. The Kraton, KITLV Press 2003, Leiden, ISBN 90-6718-131-5</ref> Peringatan selalu diberikan kepada orang yang berkunjung ke pantai selatan untuk tidak mengenakan pakaian berwarna hijau. Mitosnya mereka dapat menjadi sasaran Nyai Rara Kidul untuk dijadikan tentara atau pelayannya (budak). Secara logika, alasan tersebut muncul karena air laut pada daerah pantai selatan warnanya cenderung kehijauan sehingga korban tenggelam yang mengenakan pakaian hijau akan sulit ditemukan.
 
[[Serat Centhini]] menyebut bahwa Gusti Kanjeng Nyai Rara Kidul memiliki ''kampuh gadhung mlathi'' atau "kain dodot panjang berwarna hijau dan tengahnya putih" yang berperada emas.<ref name=serat>{{cite book|url=|authors=|title=Centhini: Tambangraras-Amongraga, Jilid I, hal. 53|first=Ngabei|last=Ranggasutrasna|year=1991|location=Jakarta|issn=|isbn=979-407-358-X|publisher=Balai Pustaka|date=|accessdate=}}</ref>
 
=== Sarang burung walet ===
Nyi Roro Kidul adalah dewi pelindung pengumpul sarang burung di selatan Jawa. Para pengumpul menuruni tebing menggunakan tali serabut kelapa hingga sekitar ketinggian sembilan meter (30 kaki) di atas permukaan laut. di sana, mereka menunggu arus ombak di atas teras bambu, kemudian terjun dan terbawa arus masuk ke gua. Dalam kegelapan total, mereka mengambil sarang burung dan memasukkan dalam tas mereka. Perjalanan pulang juga sangat berbahaya dan membutuhkan waktu yang tepat, agar tidak terbawa ombak yang ganas.<ref>Blair, Lawrence and Lorne. Ring of Fire an Indonesian Odyssey, Park Street Press Hongkong 1991 ISBN 0-89281-430-6</ref>
 
Sarang burung Jawa merupakan salah satu sarang burung terbaik di dunia. [[Sarang burung (makanan)|Sup sarang burung]] yang dipasarkan di China, Thailand, Malaysia, dan Singapura didedikasikan kepada Nyi Roro Kidul, demikian menurut tulisan Sultan Agung. Terdapat tiga jenis panen, yaitu ''Unduan-Kesongo'' (April), ''Unduan-Telor'' (Agustus, terbanyak), dan ''Unduan-Kepat'' (Desember). Rongkob dan Karang Bolong yang terdapat di pantai selatan Jawa Tengah terkenal sebagai tempat mengumpulkan sarang [[burung walet]] (disebut ''Salanganen'' atau ''[[Walet sarang-putih|Collocalia fuciphaga]]''). Proses panen terkenal karena juga dilakukan pertunjukan [[wayang]] serta tarian ritual yang diiringi musik [[gamelan]]. Setelah panen selesai, masyarakat memberikan persembahan yang disebut "Ranjang Nyi Roro Kidul". Persembahan tersebut digantung bersama dengan kain [[batik]] dan cermin yang diletakkan di atas bantal berwarna hijau.<ref>De Cock Wheatley, Ch. In the Realms of a Mystic Queen, Inter-Ocean, 12-13, 1931-'32 - KITLV Leiden Holland pp 205-210</ref>
 
== Budaya populer ==