Orhan

Sultan ke-2 Kesultanan Utsmaniyah

Orhan Ghazi ((Turki Otoman: اورخان غازی, Orhan Ghazi; mangkat pada Maret 1362) adalah penguasa Negara Utsmaniyah kedua yang berkuasa pada 1323/4 sampai 1362. Pada masa awal pemerintahannya, putra dari Osman I ini memusatkan perhatiannya pada penaklukan barat laut wilayah Anatolia yang berada dalam kendali Kekaisaran Romawi Timur. Orhan berhasil memenangkan beberapa pertempuran yang terjadi antara pihaknya dan Romawi, juga mengambil alih kepemimpinan beberapa kota. Hal ini masih ditambah dengan perang saudara di dalam Kekaisaran Romawi Timur sendiri, juga Yohanes V Palaiologos yang menjadi Kaisar Romawi Timur saat masih sangat belia (sembilan tahun), menjadikan pihak Romawi Timur semakin sulit saat berhadapan dengan Orhan.

Orhan Ghazi
اورخان غازی
Bey
Ghazi
Sultan (Adipati) Utsmaniyah
Berkuasa1323/4 ‒ 1362
PendahuluOsman I
PenerusMurad I
Informasi pribadi
Kelahiran1281
Söğüt
KematianMaret 1362 – 1281; umur -82–-81 tahun
Bursa
Pemakaman
Orhan Ghazi Türbe, Gümüşlü Kümbet, Bursa
WangsaUtsmaniyah
AyahOsman I, pemimpin Utsmaniyah
IbuMalhun Hatun[1]
PasanganNilüfer Hatun
Asporça Hatun
Theodora Hatun
Eftandise Hatun
Bayalun Hatun
Maria Hatun
AgamaSunni Islam
TughraOrhan Ghazi اورخان غازی

Pada masa pemerintahannya, Orhan merombak struktur pemerintahan, memodernisasi militer, dan memperkenalkan mata uang baru.

Awal kehidupan

Orhan lahir di Söğüt sekitar tahun 1281. Ayahnya adalah Osman I, bapak dari Wangsa Utsmani dan pemimpin pertama dari Negara Utsmaniyah. Ibunya adalah Malhun Hatun dan terdapat perbedaan pendapat mengenai asal usulnya. Sebagian menyatakan bahwa Malhun adalah anak perempuan Syaikh Edebali, dan sebagian lain menyatakan bahwa dia adalah anak perempuan Ömer Bey yang kemungkinan adalah bangsawan di Anatolia. Sebagian lain menyatakan bahwa Malhun adalah anak perempuan dari Ömer Abdülaziz Bey, salah satu wazir (menteri) di masa Kesultanan Seljuk. Tidak diketahui secara pasti awal kehidupan Orhan, tetapi Orhan tumbuh sangat dekat dengan ayahnya.

Osman mangkat antara tahun 1323 dan 1324 dan Orhan mewarisi tampuk kepemimpinan negara.Sesuai tradisi bangsa Turki, dia mengusulkan kepada saudaranya, Alaeddin, bahwa mereka harus berbagi kekuasaan. Namun tawaran itu tidak diterima Alaeddin, dan pada akhirnya Alaeddin menjadi wazir (menteri) di masa pemerintahan Orhan.

Pemerintahan

Kecakapan Aleddin membuat Orhan kerap meminta nasihat padanya terkait masalah pemerintahan. Atas saran Alaeddin, Utsmani mulai menanggalkan segala tindakan yang dilakukan saat mereka masih berada di bawah Kesultanan Seljuk. Utsmani tidak lagi mengukir nama pemimpin Seljuk di koin dan berhenti mengucapkan doa atas mereka di mimbar-mimbar. Sebagian menyatakan bahwa perubahan ini telah dilakukan oleh Osman, tetapi sebagian besar penulis oriental menyatakan bahwa semua tindakan itu dinisbatkan kepada Alaeddin.Alaeddin juga yang mengusulkan untuk penetapan seragam para pejabat dan membuat angkatan bersenjata tetap dengan upah rutinan. Di masa itu, sebuah pasukan biasanya terdiri dari para sukarelawan yang baru menjadi tentara saat akan terjadi perang.

Perluasan wilayah

Di masanya, Orhan mulai melakukan perluasan wilayah dengan menyerang kawasan barat laut Anatolia yang dikuasai oleh Kekaisaran Romawi Timur (Bizantium). Pertama, Mudanya berhasil ditaklukan pada 1321. Orhan kemudian mengirim pasukan di bawah Konur Alp ke pantai barat Laut Hitam, pasukan lain di bawah pimpinan Aqueda menuju Kocaeli, dan pasukan lain untuk menduduki pantai tenggara Laut Marmara. Kemudian dia mengambil alih kepemimpinan Bursa hanya dengan jalur diplomatik. Komandan Romawi pelabuhan Bursa, Evronos, menjadi pemimpin pasukan berkuda Utsmaniyah dan bahkan putra dan cucunya juga bekerja di bawah Utsmaniyah dalam menaklukan berbagai daerah di Balkan.

Andronikos III, Kaisar Romawi Timur, mengumpulkan tentara bayaran untuk menghadapi pasukan Orhan. Kedua pasukan bertemu di Pertempuran Pelekanon (1329) dengan kemenangan berada di pihak Utsmani.

Kota Nicaea takluk pada tahun 1331 setelah pengepungan tiga tahun.Kota Nikomedia juga berhasil direbut pihak Utsmani pada 1337. Dengan dikuasainya Üsküdar pada 1338, wilayah paling barat laut Anatolia berada di bawah kendali Utsmani.

Pada tahun 1345, terjadi perang saudara di Kadipaten Karesi, salah satu kadipaten bangsa Turki di Anatolia saat itu, antara dua orang putra penguasa Karesi lama yang telah meninggaluntuk memperebutkan kursi kepemimpinan kadipaten tersebut sepeninggal ayah mereka. Orhan kemudian masuk ke tengah pertikaian tersebut, menghukum mati salah satu dari dua bersaudara itu dan menahan yang lain. Dengan demikian, wilayah Karesi menjadi wilayah kekuasaan Utsmani.

Dalam dua puluh tahun masa damai setelah penaklukan Karesi, Orhan memusatkan perhatiannya terhadap penataan lembaga sipil dan bersenjata yang telah diperkenalkan Alaeddin untuk menjaga kekuatan internal Utsmani. Orhan juga mewakafkan dan membangun masjid dan madrasah, juga berbagai bangunan umum. Selain itu, Orhan juga membangun hubungan pertemanan dengan Kaisar Andronikos III dan beberapa penerusnya.

Di sisi lain, perang saudara di dalam Kekaisaran Romawi Timur (1341-1347) menguras sumber daya kekaisaran. Para pasukan dari kadipaten-kadipaten Turki kerap dipanggil untuk membantu mereka di Eropa. Kaisar Ioannes VI Kantakouzenos mengakui Utsmani sebagai kadipaten terkuat di antara kadipaten Turki yang lain dan berusaha menggunakan kekuatan mereka secara permanen untuk kepentingannya. Demi meraih tujuan itu, Sang Kaisar menikahkan putrinya dengan Orhan, meski terdapat perbedaan agama dan usia di antara mereka. Pernikahan mereka dilangsungkan dengan megah di Selymbria sebagaimana dijelaskan oleh para penulis Romawi.

Orhan meninggal tahun 1362 dan mewariskan negara yang berkembang pesat kepada putranya, Murad I.

Rujukan

  1. ^ Lowry, Heath (2003). The Nature of the Early Ottoman State. SUNY Press. hlm. 153. 
Orhan
Lahir: 1281 Meninggal: 1362
Gelar
Didahului oleh:
Osman I
Sultan (Adipati) Utsmaniyah
1323/4 – Maret 1362
Diteruskan oleh:
Murad I