Pakubuwana X: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
Maulana.AN (bicara | kontrib)
Baris 86:
Pakubuwana X menyandang nama dan gelar yang berbeda dalam setiap fase hidupnya, seperti kebiasaan di kalangan bangsawan Jawa yang tinggi. Ketika statusnya meningkat, gelar disesuaikan dengan perubahan status. Berikut adalah gelar yang pernah disandang oleh PB X diantaranya: ''Luitenant-kolonel'' (1884-1890), ''Kolonel'' (1890-1893), ''Generaal-majoor Zijne Hoogheid'' (1893-1923), ''Luitenant-generaal Zijne Hoogheid'' (1923-1932), ''Luitenant-generaal Zijne Prinselijke Hoogheid'' dan ''Zijne Vorstelijke Hoogheid'' (1932-1939).<ref name="royalark.net">http://www.royalark.net/Indonesia/solo8.htm</ref>
 
Pakubuwana X menjadi raja Kesunanan yang paling banyak menerima penghargaan dari Pemerintahpemerintah Hindia Belanda. Pemberian gelar ini tidak lepas dari jasa-jasa Pakubuwana untuk pemerintah kolonial, seperti membantu residen dan gubernur dalam melaksanakan tugas di wilayah koloninya. Bantuan yang diberikan tentu saja mempertimbangkan manfaat yang didapat bagi Kesunanan Surakarta. Intensitas pemberian gelar kepada Pakubuwana X yang lebih banyak dibandingkan elit lainnya di Jawa menyebabkan Pakubuwana X sering mengadakan ''tedhak loji'' dengan megah. Prosesi khusus dari keraton ke rumah residen yang sangat mewah tersebut menjadi sorotan masyarakat. Pakubuwana X tampil dengan megah melakukan ''tedhak loji'' disertai dengan medali-medali, keluarga kerajaan, dan beberapa abdi dalem Kesunanan. Hubungan khusus antara Pakubuwana X dengan pemerintah kolonial menyebabkan pemerintah kolonial memberikan perlakuan khusus terhadap Pakubuwana sesuai dengan kontribusi yang diberikan.<ref name=":0">{{Cite journal|last=Lestari|first=Siska Nurazizah|last2=Sumarno|first2=Sumarno|last3=Surindra|first3=Bayu|date=2020-08-30|title=Medali Belanda Dan Pengaruhnya Bagi Kehidupan Sosial Elit Jawa, Abad Xix-Xx: Studi Kasus Pemberian Medali Kepada Pakubuwana X|url=http://patrawidya.kemdikbud.go.id/index.php/patrawidya/article/view/304|journal=Patra Widya: Seri Penerbitan Penelitian Sejarah dan Budaya.|language=id|publisher=Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta|volume=21|issue=2|pages=165–178|doi=10.52829/pw.304|issn=2598-4209}}</ref>
 
J.F.W. van Nes, seorang dewan perwakilan kerajaan Belanda untuk wilayah Hindia Belada mengkritisi pemberian gelar ini. Ia khawatir bahwa pemberian tanda penghormatan kepada Susuhunan akan mengacaukan hierarki yang telah terbangun. Di sisi lain, pemberian gelar ini mendapat pujian dari sesama bangsawan dari India, Jagatjit Singh. Selain itu, ia juga mengkritisi pemerintah Inggris yang tidak memperkenankan bangsawan India menerima dan memakai medali kehormatan yang berasal dari Inggris atau negara lainnya.<ref name=":0" />
 
==Politik==