Pala: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
MITGATVM (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
(19 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Untuk|Bekas negara di Asia|Pala (Anatolia)}}
'''Pala''' (''Myristica fragrans'') merupakan tumbuhan berupa [[pohon]] yang berasal dari kepulauan [[Banda]], [[Maluku]]. Akibat nilainya yang tinggi sebagai [[rempah-rempah]], [[buah]] dan [[biji]] pala telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak masa [[Romawi]]. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya [[Plinius]] "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti [[Mauritius]] dan [[Karibia]] ([[Grenada]]). Istilah '''pala''' juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
{{Taxobox
| name = Pala
Baris 6 ⟶ 5:
| image_caption = ''Pala''
| regnum = [[Plantae]]
| unranked_divisio = [[Tumbuhan berbunga|Angiospermae]]
| divisio = [[Magnoliophyta]]
| classisunranked_classis = [[MagnoliopsidaMagnoliids]]
| ordo = [[Magnoliales]]
| familia = [[Myristicaceae]]
| genus = '''''[[Myristica''']]''
| species = '''''M. fragrans'''''
| binomial = '''''Myristica fragrans'''''
}}
'''Pala''' (''Myristica fragrans'') merupakan tumbuhan berupa [[pohon]] yang berasal dari kepulauan [[Banda]], [[Maluku]]. Akibat nilainya yang tinggi sebagai [[rempah-rempah]], [[buah]] dan [[biji]] pala telah menjadi komoditas perdagangan yang penting sejak masa [[Romawi]]. Pala disebut-sebut dalam ensiklopedia karya [[Plinius]] "Si Tua". Semenjak zaman eksplorasi Eropa pala tersebar luas di daerah tropika lain seperti [[Mauritius]] dan [[Karibia]] ([[Grenada]]). Istilah '''pala''' juga dipakai untuk biji pala yang diperdagangkan.
 
Tumbuhan ini berumah dua (''dioecious'') sehingga dikenal pohon jantan dan betina. Daunnya berbentuk elips langsing. Buahnya berbentuk lonjong seperti [[lemon]], berwarna kuning, berdaging dan beraroma khas karena mengandung [[minyak atsiri]] pada daging buahnya. Bila masakmatang, kulit dan daging buah membuka dan biji akan terlihat terbungkus fuli yang berwarna merah. Satu buah menghasilkan satu biji berwarna putih ketika masih muda dan berwarna coklat gelap apabila sudah matang.
 
Pemanfaatan buah pala bisa berupa [[biji]], [[salut biji]]nya (''arillus''), dan daging buahnya. Dalam perdagangan, salut biji pala dinamakan '''fuli''', atau dalam bahasa Inggris disebut '''''mace''''', dalam istilah [[farmasi]] disebut ''[[myristicae arillus]]'' atau ''macis''). Daging buah pala dinamakan ''[[myristicae fructus]] cortex''. Tanaman pala merupakan tanaman yang cukup lama pertumbuhannya hingga pemanenan. Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam<ref name=":1">{{cite web |website=Gen Agraris |year=2018 |title=''Budidaya Tanaman Pala'' |url=https://genagraris.id/see/budidaya-tanaman-pala |accessdate=4 April 2019 pukul 20.45 WIB. |archive-date=2019-04-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190425031721/https://genagraris.id/see/budidaya-tanaman-pala |dead-url=yes }}</ref> dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20m dan usianya bisa mencapai ratusan tahun.
Baris 61:
-->
 
Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, [[puding]], saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti [[eggnog]]). Minyaknya juga dipakai sebagai campuran parfum atau sabun. Selain itu, tanaman ini juga kaya akan manfaat, diantaranya buah pala yang terdiri dari kulitnya dapat dijadikan bahan tambahan obat pengusir nyamuk; dagingnya yang mengandung banyak nutrisi dapat dijadikan bahan dasar pembuatan berbagai jenis makanan dan minuman seperti manisan, sirup, dan permen; biji dan fulinya sering dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak atsiri; begitu juga dengan daunnya, namun pada daging buahnya pun sering dijadikan bahan baku minyak atsiri.<ref name="Chapman2007">{{cite book|author=Pat Chapman|title=India Food and Cooking: The Ultimate Book on Indian Cuisine|url=https://books.google.com/books?id=orHWFRMKf4EC|year=2007|publisher=New Holland Publishers|isbn=978-1-84537-619-2|page=16}}{{Pranala mati|date=Februari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{cite book |url=https://books.google.co.id/books?isbn=9797583457 |title=Terampil Berkreasi |page=120 |author= |publisher=Grafindo Media Pratama |year=}}</ref>
 
== Kondisi optimal untuk tumbuh dan pembibitan ==
Baris 69:
 
== Penyebaran ==
Tanaman pala tersebar pada wilayah atau negara yang memiliki iklim tropis termasuk diantaranya [[Guangdong]] dan [[Yunan]] di Cina, [[Taiwan]], Malaysia, Grenada di Kepulauan Karibia, Kerala di India, [[Sri Lanka]], dan [[Afrika Selatan]], terutama juga di negara asalnya yaitu Indonesia. Pada negara Indonesia, penghasil utama pala ada pada Kepulauan Maluku, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, dan Papua. Umur tanaman pala pun cukup panjang bahkan bisa mencapai 100 tahun.<ref>Jaiswal P, Kumar P, Singh VK, Singh DK. (2009). Biological effects of ''Myristica fragrans''. ''Annu Rev Biomed Sci''. 11:21–29.</ref><ref>Nurfitriana, Siti. (2013). ''Pala: si Kecil Kaya Manfaat'' (online). <nowiki>https://www.kompasiana.com/sitinurfitriana/551b96d8813311263d9de176/pala-si-kecil-kaya-manfaat</nowiki> diakses pada 4 April 2019 pukul 22.01 WIB.</ref>
 
== Pala di Indonesia ==
Indonesia memasok sekitar 60% dari total kebutuhan pasar pala dunia setiap tahunnya. Jawa Barat merupakan salah satu daerah sentra produksi pala pada tahun 2008 saja tercatat luas areal tanaman pala sekitar 4049 hektar dengan produksi 778 ton dan rata-rata produktivitas tanaman 359&nbsp;kg/hektar dimana angka tersebut lebih tinggi dibanding produktivitas tanaman pala nasional. Kabupaten Sukabumi dan Bogor merupakan wilayah dengan produksi pala terbesar di Jawa Barat. Selain itu, di Jawa Barat pula telah banyak industri pengolahan pala yang lebih berkembang pesat dibanding daerah lainnya, diantaranya adalah minyak atsiri dan [[Manisan buah|manisan pala]] <ref>Bustaman, S. (2008). Prospek Pengembangan Minyak Pala Banda Sebagai Komoditas Ekspor Maluku. ''Jurnal Litbang Pertanian'', 27(3): 93 – 98.</ref><ref>Sudjarmoko, B. (2010).   Kelayakan Pengusahaan Pala di Jawa Barat. ''Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri- Buletin RISTRI''. 1(5). 217-226.</ref>
 
== Minyak Atsiri Pala dan Analisis Kandungannya ==
[[Berkas:Nutmeg fruit with mace.jpg|jmpl|Buah Pala]]
Produk utama dari tanaman pala adalah minyak atsiri yang dapat dihasilkan melalui penyulingan dari bahan baku berupa daging buah, biji, dan fuli pala. Pada minyak atsiri mengandung berbagai senyawa, yang paling banyak dan menjadi ciri khas adalah ''myristicin''<ref name=":2">Mancha A., & Fuentes J., 2008. Evaluation of the health beneficial properties of the aromatic ether Myristicin, a volatile oil derived from various plants sources. The University of Texas-Pan American 1201 W. University Drive Edinburg, Texas 78539. www.agonline.tamu.edu/Myristicin_Nov9_330PM.ppt - Amerika Serikat, diakses pada 27 Februari 2009.</ref>''.'' Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 06-2388-2006) syarat kadar ''myristicin''  dalam minyak atsiri pala minimal 10%. ''Myristicin'' sebenarnya dapat dijadikan sebagai agen [[insektisida]], penambah rasa pada rokok, ''chemopreventive'' dan ''hepatoprotective,'' namun senyawa ini dapat memberikan efek halusinasi yang sama seperti narkotik. Seiring perkembangan zaman, minyak atsiri pala ini bahkan dijadikan sebagai bahan baku aromaterapi yang bersifat menghilangkan stress karena adanya kandung ''myristicin''-nya. Kandungan ''myristicin'' lebih tinggi kadarnya pada daging buah pala dibandingkan dengan biji dan fulinya.<ref name=":2" />
 
Pada SNI 06-2388-2006 pun didapati adanya syarat lain yang harus dimiliki oleh minyak atsiri pala, diantaranya adalah nilai rata-rata indeks bias pada suhu 20<sup>o</sup>C harus berkisar pada rentang 1,475-1,485. Minyak atsiri pala harus memiliki bau khas pala dengan memiliki warna dari tidak berwarna hingga kuning muda dengan berat jenis 20<sup>o</sup>C/20<sup>o</sup>C pada rentang 0,885-0,907. Minyak atsiri pala pun harus larut dengan sempurna dan tetap jernih pada etanol 90% dengan rentang 1:1-1:3. Kelarutan minyak atsiri pada etanol 90% sangat berkaitan dengan jenis komponen kimia yang terkandung didalamnya. Kandungan senyawa terpen teroksigenisasi seperti α-terpineol dam terpinen-4-ol banyak terkandung dalam minyak atsiri pala.Senyawa terpen teroksigenisasi lebih mudah larut dalam alkohol dibanding terpen, sehingga semakin tinggi kandungan terpen maka semakin rendah daya larutnya<ref name=":3">Sipahelut, Sophia & Telussa, Ivonne. (2011). Karakteristik Minyak Atsiri Dari Daging Buah Pala Melalui Beberapa Teknologi Proses. ''Jurnal Teknologi Hasil Pertanian.'' 4(2): 134.</ref>
 
Telah dilakukan beberapa analisis kandungan senyawa dalam minyak atsiri pala salah satunya dengan pendekatan metabolomik. Analisis dilakukan pada minyak atsiri pala yang berasal dari daging buah menggunakan instrumen ''Gas chromatography–mass spectrometry'' (GC-MS) oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011. Didapati adanya 21 senyawa yang teridentifikasi diantaranya sebagai berikut<ref>{{Cite journal|last=Sipahelut|first=Sophia G.|last2=Telussa|first2=Ivonne|date=2011-08-01|title=KARAKTERISTIK MINYAK ATSIRI DARI DAGING BUAH PALA MELALUI BEBERAPA TEKNOLOGI PROSES|url=https://jurnal.uns.ac.id/ilmupangan/article/view/13582|journal=Jurnal Teknologi Hasil Pertanian|language=en-US|volume=4|issue=2|issn=2614-7920}}</ref>.
 
# α-thujene
Baris 92 ⟶ 93:
# Myristicin
 
Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ''[[myristicin]]'' merupakan senyawa ciri khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri pala dengan titik didih paling tinggi diantara senyawa lainnya yaitu 276,5<sup>o</sup>C, paling tinggi diantara senyawa lainnya. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan [[metabolomik]], contohnya dengan membandingkan kadar ''myristicin'' juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi, contohnyaseperti distilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan distilasi air menghasilkan lebih banyak ''myristicin'' yang terekstraksi karena bahan dasar mengalami kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri pala dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar ''myristicin'' terkekstraksi menggunakan distilasi air.<ref name=":3" />
(Selengkapnya dapat dilihat pada artikel [https://jurnal.uns.ac.id/ilmupangan/article/view/13582/11324 KARAKTERISTIK MINYAK ATSIRI DARI DAGING BUAH PALA MELALUI BEBERAPA TEKNOLOGI PROSES]).
 
Mutu dan rendemen minyak atsiri dapat ditentukan distilasi atau penyulingannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, ''[[myristicin]]'' merupakan senyawa ciri khas dan menjadi karakteristik utama dalam minyak atsiri pala dengan titik didih paling tinggi diantara senyawa lainnya yaitu 276,5<sup>o</sup>C. Peningkatan mutu minyak atsiri dapat memanfaatkan pendekatan [[metabolomik]], contohnya dengan membandingkan kadar ''myristicin'' juga senyawa lainnya pada berbagai metode distilasi, contohnya distilasi air dan air-uap. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sipahelut dan Telussa pada tahun 2011, metode penyulingan minyak atsiri pala dengan distilasi air menghasilkan lebih banyak ''myristicin'' yang terekstraksi karena bahan dasar kontak langsung dengan air mendidih sehingga senyawa lebih mudah keluar dari jaringan bahan. Maka dari itu, mutu minyak atsiri pala dapat dimaksimalkan salah satunya dengan peningkatan kadar ''myristicin'' terkekstraksi menggunakan distilasi air.<ref name=":3" />
 
== Referensi ==
Baris 122 ⟶ 121:
[[Kategori:Hasil hutan non-kayu]]
[[Kategori:Myristica]]
[[Kategori:Tumbuhan obat]]
 
[[it:Myristica fragrans#Seme]]