Palapa Ring: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3
Papua su ada 4 provinsi baru.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{ref improve|date=November 2013}}
[[Berkas:Palapa Ring Project.png|jmpl|400x400px|Proyek Palapa Ring]]
'''Palapa Ring''' atau kadang disebut dengan istilah '''Tol Langit''' adalah suatu proyek pembangunan jaringan [[serat optik]] nasional yang akan menjangkau sebanyak 3438 provinsi dan 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia dengan total panjang kabel laut mencapai 35.280 kilometer, dan kabel di daratan adalah sejauh 21.807 kilometer.<ref>{{Cite news|url=https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191015185411-37-107253/tol-langit-palapa-ring-diresmikan-bye-bye-internet-lemot|title=Tol Langit Palapa Ring Diresmikan, ''Bye-bye'' Internet Lemot|last=|first=|date=15 October 2019|work=cnbcindonesia.com|access-date=}}</ref>
 
== Latar belakang ==
Baris 21:
Terinspirasi oleh sejarah bangsa, pemerintah [[Indonesia]] menggunakan “Palapa Ring” sebagai nama proyek pembangunan infrastruktur jaringan tulang punggung bagi [[telekomunikasi]] [[nasional]]. Cikal bakal dari Palapa Ring adalah ”Nusantara 21” yang merupakan proyek awal pemerintah pada [[1998]]. Namun, krisis ekonomi yang melanda Indonesia membuat proyek tersebut tidak berjalan. [[Januari]] [[2005]], pada ajang ''Infrastructure Summit I'', wacana pembangunan infrastruktur [[telekomunikasi]] kembali mencuat ke permukaan.
 
Setelah Nusantara 21 tenggelam, muncul ide Cincin Serat Optik Nasional (CSO-N) yang diprakarsai oleh PT Tiara Titian Telekomunikasi (TT-Tel). Aplikasi tersebut merupakan jaringan kabel kasar bawah laut berbentuk cincin terintegrasi berisi [[frekuensi]] pita lebar yang membentang dari [[SumatraSumatera Utara]] hingga [[Papua]] bagian barat dengan perkiraan panjang sekitar 25.000 [[km]]. Setiap cincin akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di daerah tersebut.
 
Pemerintah kemudian memopulerkan gagasan tersebut dengan nama Palapa O2 Ring. Akan tetapi karena mirip dengan merek dagang salah satu ponsel, pemerintah mengubah nama proyek serat optik ini menjadi Palapa Ring.