Pandemi Covid-19 di Indonesia: Perbedaan antara revisi

Sebelum kasus pertama resmi dikonfirmasi, WHO dan peneliti Universitas Harvard telah menyarankan agar Indonesia meningkatkan usaha pengawasan dan deteksi COVID-19<ref>{{cite web|title=Di Balik Kekhawatiran WHO & Harvard Indonesia Masih Negatif Corona|url=https://tirto.id/di-balik-kekhawatiran-who-harvard-indonesia-masih-negatif-corona-eyjB|publisher=Tirto.id|date=12 Februari 2020|accessdate=3 Maret 2020}}</ref>. Sampai tanggal 29 Februari, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan memeriksa 143 spesimen dari 42 rumah sakit di 22 provinsi, dan tidak menemukan kasus positif COVID-19.<ref>{{cite web|url=https://www.antaranews.com/berita/1327262/kemenkes-143-spesimen-negatif-covid-19-adalah-akumulasi-dari-januari|title=Kemenkes: 143 spesimen negatif COVID-19 adalah akumulasi dari Januari|date=29 Februari 2020|accessdate=3 Maret 2020|publisher=Antaranews.com}}</ref>

 

=== Reaksi pemerintah ===

Presiden [[Joko Widodo]] menyebutkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyiapkan 100 [[rumah sakit]] dengan standar [[WHO]] untuk menangani COVID-19.<ref>{{cite web|title=Pemerintah Siapkan 100 Rumah Sakit di Indonesia Tangani Corona|url=https://tirto.id/pemerintah-siapkan-100-rumah-sakit-di-indonesia-tangani-corona-eCoN|accessdate=2 Maret 2020|publisher=Tirto.id}}</ref> Pemerintah juga akan menanggung semua biaya penanganan pengobatan.<ref>{{cite web|title=Biaya Berobat Pasien Virus Corona Ditanggung Pemerintah|url=https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/02/21161561/biaya-berobat-pasien-virus-corona-ditanggung-pemerintah|accessdate=2 Maret 2020|publisher=Kompas.com}}</ref><ref>{{cite web|title=Biaya Pasien Virus Corona Ditanggung Negara|url=https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200302141805-532-479740/biaya-pasien-virus-corona-ditanggung-negara|accessdate=3 Maret 2020|publisher=CNN Indonesia}}</ref>