Papua: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
fix |
||
(34 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tentang|provinsi di Indonesia|pulau|Pulau Papua|wilayah Indonesia|Papua (wilayah Indonesia)|kegunaan lain}}
{{Kotakinfo provinsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|perrow
|image1=Jembatan Youtefa 2.jpg
|image2=Parade budaya di biak.jpg
Baris 17:
|image6=Victoria Crowned Pigeon 058.jpg
}}
|
|
|
|
▲| hari jadi = {{tanggal lahir dan umur|1949|12|27}}<ref>{{cite web|url=https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/49558/PERDA%20NOMOR%206%20THN%202016.pdf|title=PERDA Provinsi Papua No 6 Tahun 2016|website=peraturan.bpk.go.id|accessdate=22 April 2021|archive-date=2020-09-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200926143007/https://peraturan.bpk.go.id/Home/Download/49558/PERDA%20NOMOR%206%20THN%202016.pdf|dead-url=no}}</ref>
|kota = 1
▲| ibukota = [[Kota Jayapura]]
▲| kabupaten = 8
|kelurahan
▲| kecamatan = 104
▲| desa = 948
▲| gubernurlink = Daftar Gubernur Papua
▲| nama gubernur = [[Ridwan Rumasukun|M. Ridwan Rumasukun]] (''Pj.'')
▲| wakilgubernurlink = Wakil Gubernur Papua
▲| nama wakil gubernur = ''Lowong''
▲| nama ketua DPRD = Jhony Banua Rouw
▲| nama sekretaris daerah = Y. Derek Hegemur (''Pj.'')
▲| luas = 82680,958
▲| penduduk = 1077141
▲| tahun populasi = 30 Juni [[2023]]
▲| populasi ref = <ref name="DUKCAPIL"/>
▲| kepadatan = auto
▲| agama = {{ublist |item_style=white-space;
|{{Tree list}}
* 70,
** 64,
** 5,
{{Tree list/end}}
|29,
|
|
|
|
|
|
|
|
0966 - Sarmi |
0967 - Jayapura, Abepura |
0981 - Biak |
0983 - Serui}}
|
|
|
|
|
|
|
}}
'''Papua'''
[[Ibu kota]] Papua berada di [[Kota Jayapura]], yang berbatasan langsung dengan negara [[Papua Nugini]]. Pada tanggal 30 Juni 2022, wilayah provinsi Papua mengalami pemekaran, yang membentuk provinsi baru yakni provinsi [[Papua Tengah]], [[Papua Pegunungan]], serta [[Papua Selatan]].<ref>{{Cite news|last=Putri|first=Cantika Adinda|date=30/06/2022|title=Tok! Indonesia Resmi Punya 5 Provinsi di Papua|url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20220630110345-4-351711/tok-indonesia-resmi-punya-5-provinsi-di-papua|work=CNBC Indonesia|access-date=15 November 2022|archive-date=2023-03-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20230312111602/https://www.cnbcindonesia.com/news/20220630110345-4-351711/tok-indonesia-resmi-punya-5-provinsi-di-papua|dead-url=no}}</ref> Setelah pemekaran provinsi baru, pada == Geografi ==
Baris 104:
Di awal tahun 700 M, pedagang [[Persia]] dan [[Gujarat]] mulai berdatangan ke Papua, juga termasuk pedagang dari [[India]]. Tujuan mereka untuk mencari [[rempah-rempah]] di wilayah ini setelah melihat kesuksesan pedangang asal [[China]]. Para pedagang ini sebut nama Papua dengan ''Dwi Panta'' dan ''Samudranta'', yang artinya Ujung Samudra dan Ujung Lautan.''{{sfn|Saragih|2019|p=7}}''
Pada akhir tahun 1300 M, [[Kerajaan Majapahit]] menggunakan dua nama, yakni "''[[Semenanjung Onin|Wanin]]''" dan "''Sran''". Nama ''[[Semenanjung Onin|Wanin]]'', tentu tidak lain dari [[semenanjung Onin]] di daerah [[Kabupaten Fakfak|Fak-Fak]], digunakan dalam beberapa nyanyian dan puisi bahasa lama di Kampung Wersar dan sekitarnya.<ref>{{cite book |url=https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |title=From 'Stone Age' to 'Real Time' Exploring Papuan Temporalities, Mobilities, and Religiosities |publisher=Australian National University Press |year=2015 |isbn=978-1-925022-43-8 |editor=Martin Slama and Jenny Munro |location=Canberra |page=110 |access-date=2022-04-30 |archive-date=2023-01-24 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090925/https://books.google.com/books?id=aL-UCgAAQBAJ&q=wwanin+onin+majapahit+papua&pg=PA110 |dead-url=no }}</ref> Sedangkan "Sran"
Pada abad ke-14, kepulauan Papua dikuasai oleh [[Kerajaan Tidore]] bermula dari ekspedisi Raja Tidore Ibnu Mansur dengan Gurabesi, Kapitan asal Biak,<ref name="Wanggai 2008">{{cite thesis |last=Wanggai |first=Tony V.M. |date=2008 |title=Rekonstruksi Sejarah Islam di Tanah Papua |publisher=UIN Syarif Hidayatullah|url=https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/7292/1/Toni%20Victor%20M.%20Wanggai_Rekonstruksi%20Sejarah%20Umat%20Islam%20di%20Tanah%20Papua.pdf|access-date=2022-01-30|language=id}}</ref> dan baru pada abad ke-16, [[Kesultanan Ternate]] dan [[Kesultanan Tidore]] memiliki wilayah dari [[Sulawesi]] dan Papua.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}'' Nama Papua sendiri berasal dari kata Papo-Ua, yaitu penamaannya oleh [[Kerajaan Tidore]], di mana dalam bahasa [[Tidore]], itu berarti tidak bergabung atau tidak bersatu, yang artinya di pulau ini tidak ada raja yang memerintah.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}''<ref name=":0">{{Cite news|url=|title=Citra Kabupaten Sorong Dalam Arsip|last=|first=ANRI|date=2012-10|work=|access-date=2017-11-12|publisher=ANRI|location=Jakarta|page=10}}</ref> [[Kesultanan Ternate|Kerajaan Ternate]], memiliki wilayah sebelah [[Barat]]; pesisir [[Timur]] [[Sulawesi]], termasuk Sule dan [[Kepulauan Banggai]], [[Seram Barat, Seram Bagian Barat|Seram Barat (jazirah Hoamal)]] dan [[Ambon|Kepulauan Ambon]]. Sedangkan [[Kerajaan Tidore]] menguasai bagian [[Timur]], dari [[Kepulauan Raja Ampat]] hingga perbatasan Papua dengan Papua Nugini sekarang.<ref name="Swadling Wagner Laba p. 17 ">{{cite book | last=Swadling | first=Pamela | last2=Wagner | first2=Roy | last3=Laba | first3=Billai | title=Plumes from Paradise | publisher=Sydney University Press | date=2019-12-01 | isbn=978-1-74332-544-5 | doi=10.30722/sup.9781743325445 | page=17}}</ref>''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}''<ref>{{Cite book|title=Citra Papua Barat dalam arsip|last=ANRI|first=|publisher=ANRI|year=Oktober 2009|isbn=|location=Jakarta|pages=9|url-status=live}}</ref> Peranan kedua kerajaan besar ini mulai menurun dikarenakan mulai masuknya para pedagang dari [[Eropa]] ke [[Nusantara]] yang menjadikan awal [[kolonialisme]]nya.''{{sfn|Saragih|2019|p=8}}'' Tidore mengorganisir wilayahnya tersebut menjadi, ''Korano Ngaruha'' artinya [[Kepulauan Raja Ampat]], ''Papo-ua
=== Kolonialisme di Papua ===
Pada tahun 1511 M, Antonio d’Arbau pelaut asal [[Kolonialisme Portugis di Indonesia|Portugis]] menyebut wilayah Papua dengan nama “''Os Papuas''” atau ''llha de Papo''. Don Jorge de Menetes, pelaut asal [[Spanyol]] juga sempat mampir di Papua beberapa tahun kemudian (1526 – 1527), ia tetap menggunakan nama Papua. Ia sendiri mengetahui nama Papua dalam catatan harian Antonio Figafetta, juru tulis pelayaran [[Magelhaens]] yang mengelilingi dunia menyebut dengan nama Papua. Nama Papua ini diketahui Figafetta saat ia singgah di [[pulau Tidore]].
Baris 124 ⟶ 123:
Pada tahun 1774, kekuasaan [[Belanda]] atas Papua jatuh ke tangan [[Inggris]]. Di mana pada tahun 1775, nakhoda kapal ''La Tartare'', Kapten Forrest dari [[Inggris]] berlabuh di [[Manokwari]], Teluk Doreri, dan pada tahun 1793, Papua menjadi daerah koloninya yang baru. Berdasarkan perintah Gubernur [[Inggris]] berkedudukan di [[Maluku]], mereka mulai membagi garis pulau dan mendirikan Benteng ''Coronation'' di Teluk Doreri. Namun Kamaludin Syah, [[Sultan Tidore]] yang berkuasa atas seluruh [[Kesultanan Tidore]] (di mana pulau Papua bagian Barat klaim masuk dalam wilayah kekuasaannya milik Belanda) menentang pendiriannya, sehingga pada tahun 1814, [[Inggris]] meninggalkan Papua.<ref name=":0" />''{{sfn|Saragih|2019|p=9}}''
Pada 24 Agustus 1828 berdirilah benteng [[Fort Du Bus]] di Teluk
Tahun 1884, [[Papua New Guinea]] dikuasai oleh [[Inggris]], dan pada tahun yang sama, Timur Laut Papua dikuasai oleh [[Jerman]]. Perebutan kekuasaan ini baru berakhir pada 16 Mei 1895 di [[Den Haag]] diadakan pertemuan antara [[Belanda]] dan [[Inggris]] mengenai penetapan batas wilayahnya, dan dikenal sebagai [[Perjanjian Den Haag (1895)]], serta termaktub dalam ''[[Staatsblad|Staatsblaad van Nederlandsch Indie]]'' 1895 No. 220 dan 221 tertanggal 16 Mei 1895, di mana garis batasnya adalah [[Sungai Bensbach]]. Sungai ini membagi 2 wilayah yaitu, Papua bagian Barat sebagai wilayah [[Belanda]] dan Papua bagian Timur atau dikenal sebagai [[Papua Nugini]] sebagai wilayah [[Inggris]]. Wilayah kekuasaan [[Kerajaan Belanda]]. selanjutnya dikenal sebagai ''Nederlands Nieuw Guinea.{{sfn|Saragih|2019|p=11}}''
Baris 131 ⟶ 130:
Setelah mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia, Indonesia mencari dukungan baik secara militer maupun diplomasi. Beberapa usaha perjuangan diplomasi oleh pihak RI dilakukan melalui Perjanjian Linggarjati pada 1946, Perjanjian Renville pada 1948, dan Perjanjian Roem-Royen pada 1949.
Pada sidang BPUPKI 11 Juni 1945, berbeda dengan mayoritas anggota BPUPKI yang menginginkan Indonesia merdeka meliputi seluruh bekas Hindia Belanda, Malaya, Borneo Utara, [[Mohammad Hatta]] tidak setuju, “Saya sendiri ingin mengatakan bahwa Papua sama sekali tidak saya pusingkan, bisa diserahkan kepada bangsa Papua sendiri. Bangsa Papua juga berhak menjadi bangsa merdeka,” kata Hatta. Lanjutnya “Kalau sudah ada bukti, bukti bertumpuk-tumpuk yang mengatakan bahwa bangsa Papua sebangsa dengan kita dan bukti-bukti itu nyata betul-betul, barulah saya mau menerimanya. Tetapi buat sementara saya hanya mau mengakui, bahwa bangsa Papua adalah bangsa Melanesia,” walaupun ia menambahkan "Akan tetapi kalau Pemerintah Nippon memberikan Papua yang dulu dibawah Pemerintah Belanda kepada Indonesia, saya tidak berkeberatan, hanya saya tidak menuntutnya, dan kalau sekiranya ditukar-tukar dengan Borneo Utara, saya tidak berkeberatan, malah bersyukur, karena, seperti yang saya katakan dahulu, saya tidak minta lebih dari pada tanah-air Indonesia yang dulu dijajah oleh Belanda, tetapi kalau ditukar memang merupakan satu kedaulatan." yang tercatat dalam Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei 1945—19 Agustus 1945.<ref name="Sitompul 2019">{{cite web | last=Sitompul | first=Martin | title=Ketika Hatta Menolak Papua | website=Historia | date=2019-05-17 | url=https://historia.id/amp/politik/articles/ketika-hatta-menolak-papua-vqjeJ | language=id | access-date=2022-01-30 | archive-date=2022-01-30 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220130174855/https://historia.id/amp/politik/articles/ketika-hatta-menolak-papua-vqjeJ | dead-url=no }}</ref><ref name="rslhbpupkippki">{{cite web | title=Himpunan Risalah Sidang-Sidang | website=luk.staff.ugm.ac.id | url=https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RisalahSidangBPUPKI-PPKU-UUD1945.pdf | language=id | access-date=2022-01-30 | archive-date=2022-01-30 | archive-url=https://web.archive.org/web/20240116103529/https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/RisalahSidangBPUPKI-PPKU-UUD1945.pdf | dead-url=no }}</ref>
Tahun 1945, oleh Residen JP Van Eechoud dibentuklah sekolah Bestuur. Di sana ia menunjuk Atmoprasojo, mantan tahanan diguli, menjadi direktur sekolah Bestuur untuk mendidik kaum terpelajar Papua. Sementara itu [[Soegoro Atmoprasodjo|Admoprasojo]] menggunakan posisinya untuk membujuk murid-muridnya bahwa
Pada Desember 1945, direncanakan pemberontakan terhadap Belanda pada tanggal 25 Desember yang berpusat di Kampung Harapan, yang dipimpin Admoprasojo dan murid-muridnya beserta beberapa anggota KNIL, Batalion Papua, dan mantan Heiho. Namun pemerintah Belanda mengetahui rencana setelah diberi tahu salah satu anggota Batalion Papua. Otoritas Belanda memberi isu penyerangan kampung kristen akan dilakukan oleh anggota pemberontak yang beragama muslim, dan mengerahkan pasukan KNIL yang berpusat di Kloofkamp yang berjarak 40 km dari Kampung Harapan untuk mengepungnya pada tanggal 15 Desember. Kemudian menggunakan pasukan asal Rabaul, Papua Nugini, Belanda menangkap 250 calon pemberontak, dan menangkap Atmoprasojo, [[Corinus Krey]], Marthen Indey dan Silas Papare sebagai pemimpin operasi untuk dibawa ke Hollandia.<ref name="Lumintang 1997">{{cite book |last1=Lumintang |first1=Onnie |last2=Haryono |first2=P. Suryo |last3=Gunawan |first3=Restu |last4=Nurhajarini |first4=Dwi Ratna |title=Biografi Pahlawan Nasional Marthin Indey dan Silas Papare |date=1997 |publisher=[[Ministry of Education and Culture (Indonesia)|Ministry of Education and Culture]] |location=Indonesia |url=http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/1/BIOGRAFI%20PAHLAWAN%20NASIONAL%20MARTHIN%20INDEY%20DAN%20SILAS%20PAPARE.pdf |language=id |access-date=2022-02-10 |archive-date=2022-02-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20220207215112/http://repositori.kemdikbud.go.id/7607/1/BIOGRAFI%20PAHLAWAN%20NASIONAL%20MARTHIN%20INDEY%20DAN%20SILAS%20PAPARE.pdf |dead-url=no }}</ref>
Pada tanggal [[16 Juli]] [[1946]], [[Frans Kaisiepo]] yang dipilih untuk mewakili Nieuw Guinea hadir untuk konferensi di Malino-Ujung Pandang, sebelum pergi ke Malino pada 9 Juli 1946, atas saran Corinus Krey, Frans Kaisiepo bertemu dengan Admoprasojo di penjara Abepura, Hollandia yang difasilitasi oleh sipir Elly Uyo dan anggota batalion papua, Johan Aer. Di pertemuan ini mereka setuju untuk menggunakan nama Irian.<ref name="Kemdikbud 1983 p.72-73">{{Cite web|last1=Patiara|first1=John|last2=Renwarin|first2=Herman|last3=Soedharto|first3=Bondan|last4=Palangan|first4=M.|date=1983|title=Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialis dan Kolonialisme di Daerah Irian Jaya|url=http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|website=Kemdikbud|pages=72–73|access-date=2021-11-03|archive-date=2021-11-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20211103155243/http://repositori.kemdikbud.go.id/14100/1/Sejarah%20perlawanan%20terhadap%20imperialisme%20dan%20kolonialisme%20di%20daerah%20irian%20jaya.PDF|dead-url=no}}</ref> Di Malino melalui pidatonya dalam penyiaran radio nasional, mengumumkan pergantian nama Papua dan Nieuw Guinea dengan nama Irian dan seharusnya masuk menjadi wilayah Indonesia, nama Irian adalah satu nama yang mengandung arti politik. Frans Kaisepo pernah mengatakan “Perubahan nama Papua menjadi Irian, kecuali mempunyai arti historis, juga mengandung semangat perjuangan: IRIAN artinya Ikut Republik Indonesia Anti Nederland”. (Buku PEPERA 1969 terbitan tahun 1972, hal. 107-108). Di saat yang bersamaan pada tanggal 17 Juli 1946, Panggoncang Alam melancarkan pemberontakan untuk melepaskan Atmoprasojo dengan melucuti pasukan KNIL dan menyerang beberapa lokasi walau akhirnya gagal. Silas Papare dianggap memiliki andil dalam peristiwa tersebut diasingkan dari Hollandia ke Serui, di mana dia bertemu dengan Sam Ratulangi yang sudah lebih dahulu diasingkan di sana. Selanjutnya PKII ([[Partai Kemerdekaan Indonesia Irian]]) didirikan oleh Papare di Serui bersama Alwi Rachman sebagai wakil, dan Sam Ratulangi sebagai penasihat. Komite Indonesia Merdeka (KIM) organisasi berasal di Melbourne mendirikan cabang Abepura pada Oktober 1946, dipimpin oleh Dr. J.A. Gerungan, yang setelah dipindahkan, dipimpin oleh Marthen Indey. Di Manokwari, Gerakan Merah Putih didirikan oleh Petrus Walebong dan Samuel Damianus Kawab,<ref name="Google Play Books">{{cite book | title=25 tahun Trikora | website=Google Play Books | year=1988 | publisher=Yayasan Badan Kontak Keluarga Besar Perintis Irian Barat | url=https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | language=rw | access-date=2021-11-01 | archive-date=2022-06-15 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220615194218/https://play.google.com/books/reader?id=650vAAAAMAAJ&pg=GBS.PR2&hl=en | dead-url=no }}</ref> gerakan ini kemudian menyebar ke Babo, Kokas, dan Sorong.<ref name="Irian Jaya (Indonesia) 1987 p. 9">{{cite book | author=Irian Jaya (Indonesia) | title=Irian Jaya, the Land of Challenges and Promises | publisher=Alpha Zenith | year=1987 | url=https://books.google.com/books?id=judyAAAAMAAJ | access-date=2021-11-01 | page=9 | archive-date=2023-01-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090953/https://books.google.com/books?id=judyAAAAMAAJ | dead-url=no }}</ref> Cabang KIM di Biak diubah menjadi Partai Indonesia Merdeka (PIM) oleh Lukas Rumkorem, sedangkan di Sorong, Perintis Kemerdekaan didirikan oleh Sangaji Malan.<ref name="Sulindo 2019">{{cite web | last=Sulindo | first=Redaksi | title=Meluruskan Sejarah (Bagian 3, Selesai) | website=Koran Sulindo | date=2019-11-24 | url=https://koransulindo.com/meluruskan-sejarah-bagian-3-selesai/ | access-date=2022-02-10 | archive-date=2021-10-27 | archive-url=https://web.archive.org/web/20211027185844/https://koransulindo.com/meluruskan-sejarah-bagian-3-selesai/ | dead-url=no }}</ref>
Para tanggal 17 Agustus 1947, para pekerja Nederlandsch Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij, mendirikan Persatuan Pemuda Indonesia (PPI) yang dipimpin Abraham Koromath. Pada tanggal 19 Maret 1948 terjadi pemberontakan terhadap Belanda di Biak yang dipimpin oleh Stevanus Yoseph dengan Petro Jandi, Terianus Simbiak, Honokh Rambrar, Petrus Kaiwai dan Hermanus Rumere. Para pemimpin pemberontakan ditangkap dan Petro Jandi dihukum mati, dan lainnya dipenjara.<ref name="Sulindo 2019"/><ref name="Lumintang 2018 pp. 47–60">{{cite journal | last=Lumintang | first=Onie M. | title=THE RESISTANCE OF PEOPLE IN PAPUA (1945-1962) | journal=Historia: Jurnal Pendidik Dan Peneliti Sejarah | volume=10 | issue=2 | date=2018-07-27 | issn=2615-7993 | doi=10.17509/historia.v10i2.12221 | pages=47–60 | doi-broken-date=4 November 2021 | url=https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12221 | access-date=2021-11-01 | archive-date=2021-11-01 | archive-url=https://web.archive.org/web/20211101121637/https://ejournal.upi.edu/index.php/historia/article/view/12221 | dead-url=no }}</ref>
Pada tanggal 23 Agustus 1949 Konferensi Meja Bundar (KMB) dilakukan di Deen Hag, Belanda sebagai upaya pengakuan Kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia menuntut
Untuk wilayah Irian,
Di tahun 1956, akibat penangkapan terhadap pemimpin PPI dan OPI di Sorong, Organisasi Pemuda Irian tersebut kemudian dipimpin oleh Bastian Samori, Yulius Worabay, Lodewijk Wosiri, Bob Warinusi, dan [[Elias Paprindey]]. Pada tanggal 3 November 1956, mereka berupaya untuk mesabotase tanki minyak di Sorong. Terjadi pemberontakan serupa oleh pemuda di Fakfak, di mana mereka menyerang pos polisi belanda.<ref name="Google Play Books"/> Pemerintah Belanda kemudian menangkap Elias Paprindey, Elimelek Ayoni, dan Franky Kossa pada tahun 1959.<ref name="Nurhabsyah 2005">{{Cite web|last=Nurhabsyah|date=2005|title=Gerakan Bawah Tanah Cara Rakyat Irian Jaya Menentang Kekuasaan Pemerintahan Kolonial Belanda|url=http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1690/sejarah-nurhabsyah2.pdf|website=Fakultas Sastra Jurusan Sejarah Universitas Sumatera Utara|page=5|access-date=4 March 2021|archive-date=2023-01-24|archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090922/https://dupakdosen.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/1690/sejarah-nurhabsyah2.pdf|dead-url=no}}</ref>
Pada tanggal 15 Juni 1960, legislasi New Guinea Organic law diadopsi di parlemen Belanda, dengan demikian Dewan Papua yang dikenal dengan nama [[
[[Berkas:MS Rumagesan, Silas Papare, NL Suwages, Sugoro, dan AH Nasution berbincang-bincang, Konferensi Cibogo.jpg|jmpl|300px|kiri|[[Machmud Singgirei Rumagesan|M.S. Rumagesan]], Silas Papare, N.L.Suwages, [[Soegoro Atmoprasodjo]], dan [[Abdul Haris Nasution|A.H. Nasution]] berbincang-bincang selama Konferensi Putra-putra Irian Barat di Cibogo Bogor, 14-15 April 1961]]
Pada tahun 1958 sampai 1961, sejumlah pemuda papua melintas ke wilayah Indonesia, mereka diterima dan mendapat pelatihan militer dalam rangka upaya perebutan kembali dari pemerintah Belanda, beberapa tokoh<ref>{{Cite news|date=2022-01-13|title=Tokoh Papua Curhat ke Ketua DPD RI, Berharap Anak Papua Diberi Kepercayaan|url=https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|work=zonanusantara.com|access-date=2023-03-21|archive-date=2023-03-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20230321164557/https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|dead-url=no}}</ref> terkenal berikut AJ. Dimara, Benny Torey, Marinus Imbury, Zadrack Rumbobiar, Melkianus Torey, dan Metusalim Fimbay.<ref name="Google Play Books"/><ref name="Politik Hukum 2021 p. 118">{{cite book | title=Politik Hukum | publisher=CV. AZKA PUSTAKA | year=2021 | isbn=978-623-5832-05-0 | url=https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | language=id | access-date=2022-02-16 | page=118 | archive-date=2023-01-24 | archive-url=https://web.archive.org/web/20230124090912/https://books.google.com.au/books?id=GAlZEAAAQBAJ&pg=PA118 | dead-url=no }}</ref>▼
▲Pada tahun 1958 sampai 1961, sejumlah pemuda papua melintas ke wilayah Indonesia, mereka diterima dan mendapat pelatihan militer dalam rangka upaya perebutan kembali dari pemerintah Belanda, beberapa tokoh<ref>{{Cite news|date=2022-01-13|title=Tokoh Papua Curhat ke Ketua DPD RI, Berharap Anak Papua Diberi Kepercayaan|url=https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|work=zonanusantara.com|access-date=2023-03-21|archive-date=2023-03-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20230321164557/https://zonanusantara.com/tokoh-papua-curhat-ke-ketua-dpd-ri-berharap-anak-papua-diberi-kepercayaan/|dead-url=no}}</ref> terkenal berikut
Di [[Jayapura]] dan Manokwari melaksanakan Upacara Deklarasi [[Kemerdekaan Papua Barat]] secara [[de facto]] dan secara [[de jure]] dipersiapkan tahun 1969 sesuai dengan rencana [[Pemerintah Belanda]] memberikan Kemerdekaan bagi Nederlands Nieuw Guinea{{butuh rujukan}} dalam Daftar Wilayah Dekolonisasi atau Wilayah Non Self Government Territory di PBB dan ditangani oleh Badan Dekolonisasi PBB yang dikenal [[Tim 24]].{{butuh rujukan}} Pada tanggal tersebut semua masyarakat Papua dan pegawai [[Pemerintah Belanda]] mengikuti Acara Deklarasi Simbol Bangsa Papua sekaligus Deklarasi [[Kemerdekaan Papua Barat]].{{butuh rujukan}} Saat itu [[Lagu Kebangsaan Papua Barat]] dan [[Lagu Kebangsaan Belanda]] dinyanyikan saat pengibaran [[Bendera Papua Barat]] [[Bintang Kejora]] disamping [[Bendera Belanda]] sebagai Deklarasi [[Kemerdekaan Papua Barat]].{{butuh rujukan}}▼
▲Di [[Jayapura]] dan Manokwari melaksanakan Upacara Deklarasi
[[Berkas:Serah terima jabatan Gubernur Irian Barat 1965.jpg|300px|thumb|Serah terima jabatan Gubernur Irian Barat dari Jan Bonay kepada Frans Kaisiepo]]
Pada tanggal 14 Juli–2 Agustus 1969 untuk menentukan status daerah bagian barat Pulau Papua, antara milik Belanda atau Indonesia. 1.025 laki-laki dan perempuan dipilih menjadi delegasi wilayahnya dan secara aklamasi memilih bergabung dengan Indonesia, kritik menyebutkan militer Indonesia lah yang memilih dengan paksaan. Berikutnya, nama Papua atau Nederlands Nieuw Guinea diganti menjadi Irian Barat sejak [[5 Mei]] [[1963]] saat wilayah diserahkan dari [[Kerajaan Belanda|Belanda]] ke dalam [[Sejarah Indonesia (1959–1965)|Negara Republik Indonesia]]. Pada tahun 1967, kontrak kerja sama PT Freeport Mc Morran dengan pemerintah Indonesia dilangsungkan oleh Suharto setelah ditolak Sukarno. Dalam kontrak ini Freeport gunakan nama Irian Barat, walau secara resmi Papua belum menjadi Provinsi di Indonesia.<ref name="Budiartie 2018">{{Cite news | last=Budiartie | first=Gustidha | title=Freeport: Sukarno Tolak, Soeharto Teken Kontrak, Jokowi Rebut | work=[[CNBC Indonesia]] | date=2018-07-12 | url=https://www.cnbcindonesia.com/news/20180712154150-4-23248/freeport-sukarno-tolak-soeharto-teken-kontrak-jokowi-rebut | language=id | access-date=2022-02-02 | archive-date=2022-02-02 | archive-url=https://web.archive.org/web/20220202185845/https://www.cnbcindonesia.com/news/20180712154150-4-23248/freeport-sukarno-tolak-soeharto-teken-kontrak-jokowi-rebut | dead-url=no }}</ref>
Dalam Sidang Umum PBB 1969 Agenda Pembahasan Pelaksanaan [[PEPERA]] menjadi masalah sengit antara dua kubu dengan pembahasan menjadi tiga hari dari biasanya satu jam. Kelompok Pan African yang terdiri dari Negara-negara Afrika dan Amerika dan Amerika Latin menolak dan menuntut Pelaksanaan Ulang dengan One Man One Vote bukan dengan cara Musyawarah Indonesia yang dipake dalam [[PEPERA]] sedangkan Negara-negara Asia mendukung Indonesia. Sidang diskor 1 Minggu dan Indonesia memperoleh dukungan 53%.{{cn}}
Baris 165 ⟶ 167:
== Pemerintahan ==
{{utama|Otonomi Khusus Papua}}
=== Gubernur ===
{{utama|Daftar Gubernur Papua}}
Baris 182 ⟶ 185:
!{{abbr|R|Referensi}}
|-
| rowspan=
| rowspan=
| rowspan=
| rowspan=
| rowspan="2" | -
| rowspan="2" bgcolor="
| rowspan="2" |''lowong''▼
| rowspan="2" |
▲|rowspan=2|5 September 2018
▲|rowspan=2|10 Januari 2023
|-
|5 September 2023
|[[Petahana]]
▲|''lowong''
|}
|