Para (pohon): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 2:
{{wikify}}
{{tone}}
Pohon karet para pertama kali hanya tumbuh di [[Amerika Selatan]], namun setelah percobaan berkali-kali oleh [[Henry Wickham]], pohon ini berhasil dikembangkan di [[Asia Tenggara]], di mana sekarang ini tanaman ini banyak dikembangkan; sekarang [[Asia]] merupakan sumber karet alami.
 
Lebih dari setengah karet yang digunakan sekarang ini adalah [[sintetik]], tetapi beberapa juta ton karet alami masih diproduksi setiap tahun, dan masih merupakan bahan penting bagi beberapa industri termasuk [[otomotif]] dan [[militer]].
Baris 9:
 
== Morfologi Tanaman Karet ==
Tanaman karet berasal dari bahasa latin yang bernama ''Hevea braziliensis'' yang berasal dari Negara [[Brazil]]. Tanaman ini merupakan sumber utama bahan tanaman karet alam dunia. Padahal jauh sebelum tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli di berbagai tempat seperti: [[Amerika Serikat]], [[Asia]] dan [[Afrika Selatan]] menggunakan pohon lain yang juga menghasilkan getah. Getah yang mirip [[lateks]] juga dapat diperoleh dari tanaman Castillaelastica ''(family moraceae)''. Sekarang tanaman tersebut kurang dimanfaatkan lagi getahnya karena tanaman karet telah dikenal secara luas dan banyak dibudidayakan. Sebagai penghasil lateks tanaman karet dapat dikatakan satu-satunya tanaman yang dikebunkan secara besar-besaran (Nazarudin, dkk: 1992).
Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang cukup besar, tinggi pohon dewasa mencapai 15-25 meter. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi diatas. Dibeberapa kebun karet ada beberapa kecondongan arah tumbuh tanamanya agak miring kearah utara. Batang tanaman ini mengandung getah yang dikenal dengan nama [[lateks]]. Daun karet terdiri dari tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Panjang tangkai daun utama 3-20cm. Panjang tangkai anak daun sekitar 3-10cm dan pada ujungnya terdapat kelenjar. Biasanya ada tiga anak daun yang terdapat pada sehelai daun karet. Anak daun berbentuk eliptis, memanjang dengan ujung meruncing, tepinya rata dan gundul.
Biji karet terdapat dalam setiap ruang buah. Jadi jumlah biji biasanya ada tiga kadang enam sesuai dengan jumlah ruang. Ukuran biji besar dengan kulit keras. Warnaya coklat kehitaman dengan bercak-bercak berpola yang khas. Sesuai dengan sifat dikotilnya, akar tanagamantanaman karet merupakan akar tunggang. Akar ini mampu menopang batang tanaman yang tumbuh tinggi dan besar.
Lebih lengkapnya, struktur botani tanaman karet ialah tersusun sebagai berikut (APP,2008):
* Divisi : ''Spermatophyta''
Baris 19:
* Famili : ''Euphorbiaceae''
* Genus : ''Hevea''
* Spesies : ''Hevea braziliensis''
 
== Jarak Tanam ==
Baris 46:
 
=== Rekomendasi klon karet ===
Asosiasi penelitian dan perkebunan [[Indonesia]] pada tahun 2000 merekomendasikan sebagai berikut:
Sistem rekomendasi klon karet 1999-2001, disesuaikan dengan undang-undang no 12 tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman. Rekomendasi klon unggulan dikelompokan menjadsi dua, yaitu:
Kelompok klon anjuran komersil
Kelompok klon anjuran harapan
Kon anjuran komeresil dibagi menjai 3 yaitu:
* Klon penghasil [[lateks]]
* Klon penghasil [[lateks-kayu]]
* Klon penghasil [[kayu]]
Sedangkan klon anjuran harapan terdiri dari beberapa klon yaitu:
* IRR 2
Baris 75:
== Penyadapan ==
Pemungutan hasil tanaman karet disebut penyadapan karet. Penyadapan merupakan salah satu kegiatan pokok dari pengusahaan tanaman karet.
Tujuan dari penyadapan karet ini adalah membuka pembuluh [[lateks]] pada kulit pohon agar [[lateks]] cepat mengalir. Kecepatan aliran [[lateks]] akan berkurang apabila takaran cairan [[lateks]] pada kulit berkurang
Kulit karet dengan ketinggian 260 cm dari permukaan tanah merupakan bidang sadap petani [[karet]] untuk memperoleh pendapatan selama kurun waktu sekitrarsekitar 30 tahun. Oleh sebab itu penyadapan harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merisak kulit tersebut. Jika terjadi kesalahan dalam penyadapan, maka produksi [[karet]] akan berkurang(santosa, 1986)
Untuk memperoleh hasil sadap yang baik, penyadapan harus mengikuti aturan tertentu agar diperoleh hasil yang tinggi, menguntungkan, serta berkesinambungan dengan tetap memperhatiakan faktor kesehatan tanaman.