Partai Islam Se-Malaysia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
OnAir21 (bicara | kontrib)
k tambah gambar
Tag: gambar rusak VisualEditor
OnAir21 (bicara | kontrib)
terjemahan dari bahasa Inggris dan Malaysia
Baris 66:
 
=== Asal muasa partai ===
Periode pasca-[[Perang Dunia II]], ketika Malaya masih berada di bawah kekuasaan kolonial Inggris, menjadi saksi munculnya gerakan politik Islam formal pertama di negara tersebut. [[Parti Kebangsaan Melayu Malaya|Partai Nasionalis Melayu]] (MNP), sebuah organisasi nasionalis sayap kiri, dibentuk pada Oktober 1945 dan dipimpin oleh [[Burhanuddin al-Hilmi]], yang kemudian menjadi presiden PAS. Dari MNP muncullah Dewan Islam Tertinggi Pan Se-Malaya (Majlis Agama Tertinggi Sa-Malaya atau MATA) pada tahun 1947, dan MATA kemudian membentuk partai [[Partai rakyat muslim malaya|Hizbul Muslimin]] (Partai Rakyat Muslim Malaya) pada tahun 1948. Tujuan utama Hizbul Muslimin adalah berdirinya Malaya yang merdeka sebagai negara Islam.[4] Namun, partai tersebut baru bertahan setelah tahun 1948. [[Kedaruratan Malaya|Keadaan Darurat Malaya]] pada tahun itu, yang merupakan perselisihan Inggris-Komunis, menyebabkan pemerintah kolonial menangkap sejumlah pemimpin partai, dan kelompok yang baru lahir tersebut dibubarkan. Namun demikian, partai tersebut menjadi cikal bakal PAS, yang memberikan ideologi yang mendasari pembentukan PAS dan beberapa pemimpin utama PAS di tahun-tahun awalnya.<ref>{{Harvnb|Funston|1976|p=67}}</ref>
 
=== Deklarasi partai ===
PAS didirikan pada 24 November 1951, sebagai Persatuan Islam Se-Malaya (Persatuan Islam Pan Malaya) pada pertemuan di [[Butterworth, Penang]]. Tak lama setelah itu berganti nama menjadi Persatuan Islam sa-Tanah Melayu (Tanah Melayu berarti "Tanah Orang Melayu" dan digunakan oleh orang Melayu untuk mengartikan Malaya). Ia dikenal sebagai Partai Islam Pan MalayanSe-Malaya (PMIP) sebelum [[Pemilihan umum malaysia 1955|pemilu tahun 1955]] karena pencatat masyarakat mengharuskannya untuk memasukkan kata "partai" ke dalam namanya.{{sfn|Liow|2009|p=25}} Akronimnya PAS, awalnya digunakan dalam bahasa Melayu tetapi diadopsi secara lebih luas pada tahun 1970an, didasarkan pada bentuk tulisan dalam bahasa Jawi (ڤاس).<ref>{{cite book|last=Welsh|first=Bridget|date=2022|url=https://books.google.com/books?id=M_KfEAAAQBAJ&pg=PT63|title=The End of Umno? Essays on Malaysia's Former Dominant Party|publisher=Strategic Information and Research Development Centre|isbn=9789672464716}}</ref>
 
Pembentukan partai tersebut merupakan puncak dari meningkatnya keinginan di kalangan ulama Muslim di [[Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu|Organisasi Nasional Melayu Bersatu]] untuk meresmikan organisasi politik Islam yang terpisah. Namun, batasan antara UMNO dan partai baru pada awalnya kabur. PAS mengizinkan keanggotaan ganda di kedua partai, dan banyak dari pemimpin senior awalnya juga merupakan anggota UMNO. Presiden pertama partai tersebut adalah [[Ahmad Fuad Hassan]], seorang ulama UMNO. Dia hanya bertahan di posisi tersebut sampai tahun 1953, ketika dia tidak lagi disukai oleh partai tersebut, yang kini mengembangkan identitas yang lebih berbeda, dan kembali ke kelompok UMNO. Kepergian Fuad bertepatan dengan berakhirnya keanggotaan rangkap.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=36–43}}</ref> Partai tersebut memilih [[Abbas Alias]], seorang dokter lulusan Barat, sebagai presiden kedua, meskipun ia tidak memainkan peran aktif dalam partai tersebut dan hanya sekedar tokoh nominal.<ref>{{Harvnb|Funston|1976|p=72}}</ref>
Baris 78:
[[Burhanuddin al-Hilmi]], seorang aktivis anti kolonialisme, menyetir haluan PAS menuju ke arah ideologi nasionalisme dan sosialisme. Ia mulai memperkuat struktur internal dan jangkauan geografis partai. Pada pemilu tahun 1959, yang merupakan pemilu pertama di Malaya sejak kemerdekaan, fokus partai pada daerah pemilihan pedesaan, terutama di wilayah utara, membuahkan hasil. Tiga belas kandidat PAS terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang beranggotakan 104 orang, dan partai tersebut mengambil kendali dewan legislatif di negara-negara bagian utara seperti Kelantan dan Terengganu.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=47–56}}</ref><ref>{{Harvnb|Liow|2009|p=27}}</ref>
 
Keikutsertaan PAS pada pemilu 1959 memberikan kesuksesan besar ketika Terengganu dan Kelantan berhasil dikuasai. PAS membentuk pemerintahan yang dipimpin oleh [[Mohd Daud Abdul Samad]] di [[Terengganu]] dan Ustaz [[Ishak Lotfi Omar]] di [[Kelantan]] sebagai Menteri Besar. PAS memulai langkah sebagai pemerintahan di dua negara bagian Pantai Timur untuk menerjemahkan ideologi perjuangannya berdasarkan [[Al-Qur'an|Al-Quran]] dan [[Sunnah]]. Meski demikian, pemerintahan PAS di Terengganu digulingkan pada bulan Oktober 1961 akibat permainan politik kotor [[Partai Perikatan (Malaysia)|Partai Perikatan]]. Di Kelantan, PAS berhasil bertahan hingga [[Barisan Nasional (Malaysia)|BN]] mengancam Kelantan pada akhir tahun 1977. Dalam konteks ini, PAS menjadi satu-satunya oposisi yang dipercaya rakyat untuk memerintah pemerintahan negara.
Namun, Pas-Islamisme sayap kiri Burhanuddin, di mana PAS mengupayakan ikatan yang lebih besar antara masyarakat Muslim di Malaya dan [[Indonesia]], segera membuat partai tersebut terpecah. [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]] pada tahun 1963–66 mengubah opini masyarakat Melayu terhadap Indonesia. Serangan PAS terhadap pemerintahan [[Partai Perikatan (Malaysia)|Partai Perikatan]] [[Tunku Abdul Rahman]] karena mencari bantuan Barat selama konfrontasi, dan dukungan berkelanjutan partai tersebut terhadap PAS-Islamisme Asia Tenggara, menyebabkan hilangnya dukungan pada pemilu tahun 1964. Jumlah anggota parlemen partai tersebut dikurangi menjadi sembilan.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=56–59}}</ref> Partai ini semakin terpinggirkan pada tahun berikutnya, ketika Burhanuddin ditahan tanpa diadili berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri atas tuduhan bahwa ia bekerja sama dengan Indonesia.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|p=60}}</ref>
 
Namun dari kesuksesan Burhanuddin dan PAS, Pas-Islamisme sayap kiri Burhanuddin, di mana PAS mengupayakan ikatan yang lebih besar antara masyarakat Muslim di Malaya dan [[Indonesia]], segera membuat partai tersebut terpecah belah. [[Konfrontasi Indonesia–Malaysia]] pada tahun 1963–66 mengubah opini masyarakat Melayu terhadap Indonesia. Serangan PAS terhadap pemerintahan [[Partai Perikatan (Malaysia)|Partai Perikatan]] [[Tunku Abdul Rahman]] karena mencari bantuan Barat selama konfrontasi, dan dukungan berkelanjutan partai tersebut terhadap PAS-Islamisme Asia Tenggara, menyebabkan hilangnya dukungan pada pemilu tahun 1964. Jumlah anggota parlemen partai tersebut dikurangi menjadi sembilan.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=56–59}}</ref> Partai ini semakin terpinggirkan pada tahun berikutnya, ketika Burhanuddin ditahan tanpa diadili berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri atas tuduhan bahwa ia bekerja sama dengan Indonesia.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|p=60}}</ref>
 
Keadaan politik di negara ini telah berubah pada pemilu tahun 1969. Konfrontasi telah berakhir, Burhanuddin telah dibebaskan dari tahanan meskipun terlalu sakit untuk berkampanye secara aktif, dan koalisi Aliansi mengalami perpecahan internal serta ketidakpopuleran. Suara PAS meningkat menjadi lebih dari 20 persen pemilih nasional, sehingga partai tersebut memperoleh 12 kursi di Parlemen.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|p=62}}</ref> Namun, parlemen baru bersidang pada tahun 1971 karena kerusuhan ras tanggal 13 Mei mengakibatkan diumumkannya keadaan darurat. Negara ini akan dijalankan oleh [[Majelis Gerakan Negara|Dewan Operasi Nasional]] selama dua tahun berikutnya. Sementara itu, Burhanuddin meninggal dunia pada Oktober 1969 dan digantikan sebagai presiden PAS oleh wakilnya, [[Asri Muda]].<ref>{{Harvnb|Farish|2014|p=63}}</ref>
 
=== Berubah poros menuju Nasionalisme Kanan ===
[[File:Logo_lama_PAS.png|pra=https://en.wiki-indonesia.club/wiki/File:Logo_lama_PAS.png|jmpl|150x150px|Logo lama partai PAS sebelum dilarang oleh pemerintah Malaysia pada 1971 ]]
[[Asri Muda|Asri]] menduduki kursi kepresidenan setelah menjadi pemimpin de factofakto PAS selama Burhanuddin lama sakit.<ref name="Chin Tong 2007">{{Harvnb|Chin Tong|2007}}</ref> Namun hal ini tidak berarti transisi yang mulus bagi partai tersebut. Meskipun Burhanuddin bersimpati pada gerakan dan partai sayap kiri di Malaysia, Asri pada dasarnya adalah seorang nasionalis Melayu, dan memusuhi politik sayap kiri. Salah satu tindakan pertamanya sebagai Presiden PAS adalah memisahkan diri dari sekutu oposisi sayap kiri, seperti Partai Rakyat Malaysia. Secara ideologis, kepresidenan Asri akan membuat partai ini bergeser jauh dari Pas-Islamisme yang diusung Burhanuddin. Partai ini pada prinsipnya menaruh perhatian pada perlindungan dan pemajuan hak-hak etnis Melayu.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=67–70}}</ref> Aktivitas partai juga menjadi hanya terfokus pada politik partai, sebagaimana tercermin dari perubahan namanya pada tahun 1971 dari "Persatuan Islam Se-Malaysia" (Persatuan Islam Pan-Malaysia) menjadi "Parti Islam Se-Malaysia" (Pan-Malaysia). Partai Islam, tapi biasa disebut Parti Islam, atau PAS).<ref>{{Harvnb|Farish|2014|p=78}}</ref>
 
Namun, perubahan Asri yang paling radikal masih akan terjadi. Pada bulan Januari 1972, ia mengumumkan bahwa PAS akan bergabung dengan koalisi [[Partai Perikatan (Malaysia)|Partai Perikatan]] (yang akan segera mengubah namanya menjadi [[Barisan Nasional (Malaysia)|Barisan Nasional]]) sebagai mitra junior untuk saingan utamanya, [[Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu|UMNO]]. Langkah ini kontroversial di dalam PAS, dan beberapa anggota serta pemimpin seniornya meninggalkan partai atau disingkirkan oleh Asri. Alasan utama Asri bergabung dengan UMNO dalam pemerintahan koalisi adalah bahwa setelah kerusuhan ras tahun 1969, persatuan Melayu adalah hal yang terpenting, dan hal ini memerlukan kemitraan antara dua partai politik etnis Melayu di negara tersebut. Asri sendiri diberi jabatan menteri di kabinet Perdana Menteri [[Abdul Razak Hussein]].<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=82–84}}</ref>
 
Pemilu tahun 1974 menyaksikan PAS berkompetisi di bawah bendera [[Barisan Nasional (Malaysia)|Barisan Nasional]] untuk pertama dan satu-satunya. Partai tersebut memenangkan 14 kursi parlemen dibandingkan UMNO yang memperoleh 62 kursi, mengukuhkan posisi PAS sebagai mitra koalisi junior. PAS juga mendapati dirinya memerintah dalam koalisi di Kelantan, yang sebelumnya mereka pimpin sendiri. Perolehan suara PAS di wilayah utara melemah karena hilangnya dukungan terhadap mantan sekutu oposisinya dan kandidat PAS yang membangkang yang mencalonkan diri sebagai kandidat anti-Barisan Nasional.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=88–89}}</ref> Pada akhirnya, Kelantan, negara bagian asal Asri dan basis kekuasaan politik, lah yang menjadi pemicu jatuhnya kemitraan UMNO-PAS. Setelah konflik antara Asri dan ketua menteri negara yang didukung UMNO, [[Mohamed Nasir]], mengenai investigasi yang dilakukan Nasir terhadap urusan keuangan Asri, Asri memobilisasi anggota PAS di [[Dewan Undangan Negeri Kelantan]] untuk menggerakkan mosi tidak percaya terhadap Nasir. Anggota dewan UMNO melakukan walk-out, meninggalkan Asri, menimbulkan perpecahan yang tidak dapat diperbaiki dalam koalisi dan menyebabkan [[Krisis politik Kelantan 1977|krisis politik di negara bagian tersebut]]. Perdana Menteri [[Hussein Onn]] mengumumkan keadaan darurat di negara bagian tersebut, sehingga pemerintah federal dapat mengambil kendali. Asri menarik PAS dari Barisan Nasional pada bulan Desember 1977.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=92–94}}</ref>
 
Pemilu tahun 1978 menggaris-bawahi betapa buruknya masuknya PAS ke dalam [[Barisan Nasional (Malaysia)|Barisan Nasional]]. Partai tersebut dikurangi menjadi lima kursi di parlemen dan, dalam pemilihan tingkat negara bagian yang terpisah di [[Kelantan]], dikalahkan oleh [[Organisasi Kebangsaan Melayu Bersatu|UMNO]] dan [[Barisan Jemaah Islamiah Se-Malaysia]] (BERJASA), yang didirikan Nasir setelah meninggalkan PAS. Nasib partai ini dalam pemilu di Kelantan tidak tertolong oleh larangan unjuk rasa dalam pemilu; Meskipun Barisan Nasional mampu berkampanye melalui media massa yang patuh, pembicaraan publik adalah cara utama PAS dapat menjangkau pemilih.<ref>{{Harvnb|Sundaram & Ahmad|1988|p=850}}</ref> PAS bernasib sedikit lebih baik pada pemilu 1982. Menghadapi perdana menteri baru, [[Mahathir Mohamad]], dan keputusan pemimpin pemuda Islam populer [[Anwar Ibrahim]] untuk bergabung dengan UMNO dan bukannya PAS, partai tersebut tidak mampu meningkatkan lima kursi parlemennya dan gagal mendapatkan kembali pemerintahan di [[Kelantan]]. Sementara itu, periode 1978 hingga 1982 bertepatan dengan bangkitnya generasi pemimpin baru di dalam partai, termasuk [[ulama]] yang berpendidikan luar negeri seperti [[Nik Abdul Aziz Nik Mat]] dan [[Abdul Hadi bin Awang|Abdul Hadi Awang]]. Kelompok ini berusaha mengubah orientasi PAS sebagai partai Islam dan pada dasarnya memusuhi UMNO, yang fokus nasionalis Melayunya mereka anggap merugikan Islam.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=95–106}}</ref> Pada tahun 1980 kelompok tersebut berhasil memilih [[Yusuf Rawa]] menjadi wakil presiden partai tersebut, menyingkirkan loyalis Asri, [[Abu Bakar Omar]].<ref>{{Harvnb|Sundaram & Ahmad|1988|p=852}}</ref> Pada sidang PAS tahun 1982, jelas bagi Asri bahwa faksi ulama mempunyai kekuatan untuk mengalahkannya. Dia mengundurkan diri di depan majelis, dan kemudian menyerang partai tersebut melalui media, yang menyebabkan pengusirannya dan pembentukan partai sempalan, [[Partai Hizbul Muslimin Malaysia]] (HAMIM) oleh Asri pada tahun 1983.<ref>{{Cite news|author=Samsul Adabi Mamat|date=28 Jun 2015|title=Nasib Parti-parti Serpihan|url=http://www.utusan.com.my/rencana/utama/nasib-parti-parti-serpihan-1.107845|work=[[Utusan Malaysia]]|language=ms|archive-url=https://web.archive.org/web/20190510142604/http://www.utusan.com.my/rencana/utama/nasib-parti-parti-serpihan-1.107845|archive-date=10 May 2019|access-date=10 May 2019|url-status=dead}}</ref> Tahun berikutnya, pada tahun 1983, Yusof adalah diangkat menjadi presiden, tanpa perlawanan.<ref>{{Harvnb|Farish|2014|pp=107–110}}</ref>
 
=== Partisipasi unjuk rasa Anti-ICERD 2018 ===
Baris 123 ⟶ 129:
 
== Hubungan Internasional ==
 
=== Ikhwanul Muslimin ===
PAS juga memelihara hubungan pribadi dan ideologis yang erat dengan [[Ikhwanul Muslimin]] Mesir. Hubungan partai tersebut dengan Ikhwanul Muslimin dimulai pada tahun 1940-an ketika para pendiri PAS mengenal ide dan ajaran Ikhwanul Muslimin saat mereka belajar di Kairo pada tahun 1940-an. Menurut [[Wan Saiful Wan Jan]] dari lembaga think tank Institute for Democracy and Economic Affairs, Ikhwanul Muslimin menganggap PAS sebagai model partai politik Muslim yang sukses; karena PAS terus memerintah negara bagian [[Kelantan]] sejak tahun 1990. Perwakilan PAS sering diundang ke acara ceramah Ikhwanul Muslimin di luar negeri. Pada tahun 2012, Presiden PAS [[Abdul Hadi bin Awang|Abdul Hadi Awang]] berbicara bersama ulama Ikhwanul Muslimin Sheikh [[Yusuf al-Qaradawi]] di sebuah acara ceramah di [[London]].<ref>{{cite news|last1=Chew|first1=Amy|date=11 February 2013|title=The rising force in Malaysia's opposition|url=https://www.aljazeera.com/indepth/features/2013/02/201321092433869462.html|publisher=[[Al Jazeera English|Al Jazeera]]|access-date=23 April 2018}}</ref> Pada tahun yang sama, perwakilan PAS bertemu dengan pemimpin Ikhwanul Muslimin Sheikh Mahdi Akif dan Dr Muhammad Badie di [[Kairo]].<ref name="PAS President 2014">{{cite web|date=2 April 2014|title=PAS tegaskan pendirian bersama Ikhwanul Muslimin|url=http://presiden.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=450:pas-tegaskan-pendirian-bersama-ikhwanul-muslimin&catid=14:kenyataan-rasmi&Itemid=56|publisher=PAS President|language=ms|archive-url=https://web.archive.org/web/20140404045418/http://presiden.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=450:pas-tegaskan-pendirian-bersama-ikhwanul-muslimin&catid=14:kenyataan-rasmi&Itemid=56|archive-date=4 April 2014|access-date=15 December 2017|url-status=dead}}</ref>
 
Menurut Müller, generasi pemimpin PAS saat ini, Kepemimpinan Ulama (Kepimpinan Ulama) juga dipengaruhi oleh ideologi Ikhwanul Muslimin saat belajar di [[Mesir]], [[Arab Saudi]], dan [[India]] pada tahun 1980-an. Metode pendidikan Islam (tarbiyah) yang diilhami oleh Ikhwanul Muslimin dan kelompok belajar reguler (usrah/halaqah) diperkenalkan secara sistematis sementara jaringan dibangun dengan partai politik dan gerakan Muslim di luar negeri.{{sfn|Müller|2014|p=54-55}} Pada bulan April 2014, Awang mengkritik pemerintah Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab karena menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris.<ref name="PAS President 20142">{{cite web|date=2 April 2014|title=PAS tegaskan pendirian bersama Ikhwanul Muslimin|url=http://presiden.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=450:pas-tegaskan-pendirian-bersama-ikhwanul-muslimin&catid=14:kenyataan-rasmi&Itemid=56|publisher=PAS President|language=ms|archive-url=https://web.archive.org/web/20140404045418/http://presiden.pas.org.my/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=450:pas-tegaskan-pendirian-bersama-ikhwanul-muslimin&catid=14:kenyataan-rasmi&Itemid=56|archive-date=4 April 2014|access-date=15 December 2017|url-status=dead}}</ref> Pada bulan Januari 2016, mantan pemimpin PAS [[Mujahid Yusof Rawa]] mengklaim bahwa pengaruh Ikhwanul Muslimin terhadap PAS hanya sebatas berbagi pandangan organisasi tentang peran Islam dalam masyarakat. Rawa juga mengklaim bahwa kelompok Muslim lokal lainnya seperti [[Angkatan Belia Islam Malaysia]] (ABIM; Gerakan Pemuda Muslim Malaysia) dan IKRAM juga bersimpati kepada Ikhwanul Muslimin.<ref>{{cite news|last1=Shukry|first1=Anisah|date=28 January 2016|title=Muslim Brotherhood influence not a problem in Malaysia|url=http://www.theedgemarkets.com/article/%E2%80%98muslim-brotherhood-influence-not-problem-malaysia%E2%80%99|newspaper=[[The Edge (Malaysia)|The Edge]]|access-date=23 April 2018}}</ref>
 
=== Partai Keadilan Sejahtera ===
Presiden PAS, [[Abdul Hadi Awang]] beserta Syed Azman bin Syed Ahmad Nawawi (Ketua Internasional), [[Ahmad Samsuri Mokhtar|Ahmad Samsuri bin Mokhtar]] (Sekretaris Politik Presiden), dan Mohammad Faiz bin Md Nawi (Sekretaris Internasional) berkunjung ke Kantor DPP [[Partai Keadilan Sejahtera]] (PKS) pada 19 Desember 2013.<ref>{{Cite news|last=Malau|first=Srihandriatmo|date=20 Desember 2013|title=Presiden PAS Malaysia Kunjung Markas PKS|url=https://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/20/presiden-pas-malaysia-kunjung-markas-pks|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|access-date=20 November 2020}}</ref> Kedatangannya disambut langsung oleh Presiden PKS, [[Anis Matta]] beserta para pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS. Dalam pertemuan ini kedua partai saling bertukar pengalaman mengenai koalisi atau kerja sama politik yang dilakukan sebagai sesama partai politik berbasis Islam. Pada 8 Januari 2019, Presiden PAS bersama AJK PAS Pusat, [[Khairuddin Aman Razali]] berkunjung ke Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Jawa Barat di [[Kota Bandung|Bandung]]. Kunjungan ini bertujuan mempererat silaturahmi dan bertukar fikiran mengenai perjalanan politik kedua-dua parti Islam di negara masing-masing.<ref>{{Cite web|title=PKS - PKS Jabar Dapat Kunjungan Kehormatan PAS Malaysia|url=https://pks.id/content/pks-jabar-dapat-kunjungan-kehormatan-pas-malaysia|website=pks.id|language=id|access-date=2024-04-23}}</ref> Dalam kunjungan tersebut, Abdul Hadi Awang juga menegaskan mendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pilihan PKS, [[Prabowo Subianto]]-[[Sandiaga Uno]], dalam pemilihan umum Indonesia 2019.<ref>{{Cite web|date=2019-01-05|title=Kunjungi PKS Jabar, Presiden PAS: Kami Sudah PAS|url=https://kabtangerang.pks.id/2019/01/kunjungi-pks-jabar-presiden-pas-kami.html|website=PKS Kabupaten Tangerang|access-date=2024-04-24}}</ref>
 
=== Partai Saadah ===
Hubungan PAS dan [[Parti Saadah]] dari [[Turki]] diperkuat dengan pertemuan Presiden PAS, [[Abdul Hadi bin Awang|Abdul Hadi Awang]] dengan Presiden Partai Saadet, [[Temel Karamollaoğlu]] di Kantor Partai Saadat di [[Ankara]], untuk membahas tantangan dan peran partai politik Islam di Malaysia. dan Turki pada November 2018.<ref>{{Cite web|last=Wartawan BO|date=14 November 2018|title=Presiden PAS Bertemu Ulama Dan Umara Di Turki|url=https://buletinonlines.net/v7/index.php/presiden-pas-bertemu-ulama-dan-umara-di-turki/|website=Buletin Online|access-date=14 November 2021|url-status=live}}</ref> Presiden Karamollaoğlu juga memberikan pernyataan apresiasi khusus kepada Presiden PAS, Abdul Hadi Awang atas penunjukannya sebagai Duta Besar Khusus Perdana Menteri Malaysia untuk Timur Tengah.<ref>{{Cite web|date=17 April 2020|title=PAS hargai pengiktirafan Parti Saadet|url=https://harakahdaily.net/index.php/2020/04/17/pas-hargai-pengiktirafan-parti-saadet/|website=Harakahdaily|access-date=14 November 2021|url-status=live}}</ref><ref>{{Cite web|date=17 April 2020|title=Pelantikan Abdul Hadi Sebagai Duta Khas Sangat Penting - Parti Politik Turki|url=https://www.trdi.my/pelantikan-abdul-hadi-sebagai-duta-khas-sangat-penting-parti-politik-turki|website=TRDI|access-date=14 November 2021|url-status=live}}</ref> Perwakilan Partai Saadet juga diundang untuk menghadiri pertemuan PAS dan menyampaikan pidato, termasuk [[Fatih Aydın]] pada Pertemuan Tahunan PAS 2016.<ref>{{Cite web|last=Muhamaad Razis Ismail dan Ismail Muhamad|date=1 Jun 2016|title=Gangguan elektrik jejas Muktamar|url=https://api.hmetro.com.my/node/141922|website=Harian Metro|access-date=14 November 2021|url-status=live}}</ref>
 
== Kontroversi ==