Pasar modal: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah: menambah rujukan#1Lib1Ref #1Lib1RefID
→‎Indonesia: menambah rujukan #1Lib1Ref #1Lib1RefID
Baris 6:
 
=== Indonesia ===
Bila mengacu pada buku ''"Effectengids"'' yang diterbitkan oleh [[Vereneging voor den Effectenhandel]] pada tahun 1939, transaksi [[Efek (keuangan)|efek]] pertama kali dimulai pada tahun 1880 . Akan tetapi, karena tidak adanya catatan resmi yang ditulis oleh sebuah organisasi resmi yang mengatur pedagangan ini, maka data yang ada menjadi tidak lengkap. Perusahaan yang menjadi perusahaan pertama di bidang perdagangan [[Bursa komoditas|komoditas]] dan efek adalah Dunlop & Koff yang selanjutnya berubah nama menjadi PT. Perdanas dengan saham yang terjual di [[Euronext Amsterdam|Bursa Efek Amsterdam]] dengan investor yang tersebar di kota-kota di [[Jawa|Pulau Jawa]], yaitu [[Batavia]] [[Kota Semarang|Semarang]] dan [[Kota Surabaya|Surabaya]]. <ref>{{Cite book|last=Setiyawan|first=Susilo|date=2021|url=https://books.google.co.id/books?id=XSU5EAAAQBAJ&pg=PA215&lpg=PA215&dq=PT+Perdanas+pada+tahun+1878+menjadi+perusahaan+pertama+untuk+perdagangan+komoditas+dan+sekuritas.+Saham+yang+diperjualbelikan+diperkiraan+terdaftar+(listed)+di+bursa+Amsterdam+dengan+sebaran+...&source=bl&ots=ysp0rGQqn3&sig=ACfU3U0ohm-V3OcNXBes8TQXfOnh1N5fTQ&hl=en&sa=X&ved=2ahUKEwi3voms2NX1AhWO_3MBHWCCB1oQ6AF6BAgCEAM#v=onepage&q=PT%20Perdanas%20pada%20tahun%201878%20menjadi%20perusahaan%20pertama%20untuk%20perdagangan%20komoditas%20dan%20sekuritas.%20Saham%20yang%20diperjualbelikan%20diperkiraan%20terdaftar%20(listed)%20di%20bursa%20Amsterdam%20dengan%20sebaran%20...&f=false|title=Bonus Demografi sebagai Peluang Indonesia dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi|location=Cirebon|publisher=Penerbit Insania|isbn=978-623-96750-5-9|editor-last=Malau|editor-first=Bambang Parada Nugraha|pages=215-216|language=id|chapter=Pasar saham unggulan Indonesia|url-status=live}}</ref>
 
Tahun 1892, perusahaan perkebunan ''Cultuur Maatschappij Goalpara'' di Batavia mengeluarkan prospektus penjualan 400 saham dengan harga 500 gulden per saham. Empat tahun berikutnya (1896), harian Het Centrum dari Djoejacarta juga mengeluarkan prospektus penjualan saham senilai 105 ribu gulden dengan harga perdana 100 gulden per saham. Tetapi, tidak ada keterangan apakah saham tersebut diperjualbelikan. Menurut perkiraan, yang diperjualbelikan adalah saham yang terdaftar di bursa Amsterdam tetapi investornya berada di [[Batavia]], [[Surabaya]] dan [[Semarang]]. Dapat dikatakan bahwa ini adalah periode permulaan sejarah pasar modal Indonesia.{{fact}}