Pembantaian Purwodadi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambahkan keterangan
Menambahkan Referensi
Baris 11:
 
=== Kebimbangan Princen ===
Atas informasi Romo Wignyo, Princen, Cees dan Henk mengunjungi seluruh kamp tahanan yang ada di Grobogan. Di [[Kuwu, Kradenan, Grobogan|Kuwu]], ia menemukan bukti kuat adanya pembunuhan terhadap sekitar 860 orang tahanan di sana. Poncke dan kedua kawannya mengumpulkan kesaksian dari penduduk sekitar yang mengetahui adanya pembunuhan massal terhadap orang-orang PKI. Dalam otobiografinya Poncke mengatakan, “orang-orang yang ditangkap pada aksi pembersihan telah dibunuh dengan cara memukul kepala para korban dengan batangan besi. Ini dilakukan pada malam hari setelah kereta api ke Yogyakarta lewat.”<ref name=":0" /><ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/57124951|title=Century of genocide : critical essays and eyewitness accounts|last=Samuel.|first=Totten,|last2=S.|first2=Parsons, William|last3=W.|first3=Charny, Israel|date=2004|publisher=Routledge|isbn=9780415944304|edition=2nd ed|location=New York|oclc=57124951}}</ref>
 
Tapi mendadak hati Poncke bimbang. Dia harus memilih antara kawan atau [[Warga Negara Indonesia|rakyat Indonesia]] yang dicintainya. “Aku berada dalam pilihan sulit. Kalau berita itu sampai dimuat lebih dulu dalam koran Belanda, dan kemudian baru pers internasional, maka kami Komisi Hak-Hak Manusia, bisa dituduh tidak berbuat apa-apa dan tutup mulut karena takut,” kata Poncke dalam otobiografinya, ''Kemerdekaan Memilih''. Komisi Hak-Hak Manusia yang dimaksud Poncke adalah Lembaga Hak-Hak Azasi Manusia, di mana dia duduk sebagai Wakil Ketua II. Kebimbangan menerpanya karena dia berjanji kepada Cees van Caspel dan Henk Kolb, dua wartawan Belanda sahabatnya itu, untuk mengangkat kasus pembunuhan massal di Purwodadi sebagai berita ekslusif di'' De Haagsche Courant'', koran tempat mereka bekerja. Namun sebelum berita turun di Belanda, Poncke putar haluan, memutuskan untuk membuka skandal terbesar di awal berdirinya rezim Orde Baru itu di hadapan wartawan nasional di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]].<ref name=":0" />