Pemberontakan Trunajaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Melindungi "Pemberontakan Trunajaya": Perlindungan sebagian bawaan untuk semua AP. ([Sunting=Hanya untuk pengguna terdaftar otomatis] (selamanya))
AnsyahF (bicara | kontrib)
k Plainlist pada infobox
Baris 3:
| partof =
| image = [[Berkas:Combat In Trunajaya Rebellion - The Crown of Mataram (1890).png|200px]]
| caption = Pertempuran antara tentara VOC dan Trunajaya, digambarkan di sebuah buku cerita Belanda tahun 1890.
| date = [[1674]]–[[1680]] (peperangan utama);<br /> Pemberontakan Pangeran Puger hingga 1681
| place = [[Pulau]] [[Jawa]] (sekarang bagian [[Indonesia]])
Baris 9:
| result = Kemenangan Mataram dan VOC
| status =
| combatant1 =
{{Plainlist}}
* [[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] [[Kesultanan Mataram]]<br />
* '''Dibantu oleh:'''
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[VOC]]
{{Endplainlist}}
| combatant2 =
{{Plainlist}}
Pasukan pemberontak<br />Pasukan dari Makassar
* Pasukan pemberontak
Pasukan* pemberontak<br />Pasukan dari Makassar
{{Endplainlist}}
----
Pengklaim tandingan terhadap takhta Mataram (setelah 1677)
| commander1 =
{{Plainlist}}
* [[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] [[Amangkurat I]]{{KIA}}<br />
* [[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] [[Amangkurat II]]<br />
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[Cornelis Speelman]]<br />
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[Anthonio Hurdt]]<br />
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[Jacob Couper]]<br/>
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] [[Arung Palakka]]
{{Endplainlist}}
| commander2 =
{{Plainlist}}
* '''Trunajaya dan sekutu''':<br />
* Raden [[Trunajaya]]{{Surrendered}}{{Executed}}<br />
* [[Karaeng Galesong]]<br />
[[Raden Kajoran]]{{Executed}}<br />
* [[Panembahan|PanembahanRaden GiriKajoran]]{{Executed}}
* [[Kedatuan Giri#Daftar Para Penguasa|Panembahan Giri]]{{Executed}}
{{Endplainlist}}
----
{{Plainlist}}
* '''Ikut berperang''' (1677–1681):
* [[Pangeran Puger]] (1677–1681){{Surrendered}}
{{Endplainlist}}
| strength1 =
{{Plainlist}}
* [[Berkas:Flag of the Sultanate of Mataram.svg|22px]] Mataram: <br/>
"Jauh lebih besar" dari 9.000 (1676){{sfn|Andaya|1981|pp=214–215}}<br/>
13* "Jauh lebih besar" dari 9.000 (akhir 16781676){{sfn|RicklefsAndaya|19931981|ppp=50214–215}}<br/>
10* 13.000 (Aguakhir 19811678){{sfn|Ricklefs|20081993|p=9450}}
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] VOC: <br/>
1.500 (1676){{sfn|Ricklefs|1993|p=35}}<br/>
* 1.750500 (16781676){{sfn|Ricklefs|1993|p=5135}}<br/>
* 1.500750 (16761678){{sfn|Ricklefs|1993|p=3551}}<br/>
* [[Berkas:Flag of the Dutch East India Company.svg|22px]] Pasukan Bugis (sekutu VOC):<br/>
1.500 (1678){{sfn|Andaya|1981|p=218}}<br/>
6* 1.000500 (16791678){{sfn|Andaya|1981|p=221218}}<br/>
1* 6.500000 (16781679){{sfn|Andaya|1981|p=218221}}<br/>
{{Endplainlist}}
 
| strength2 =
{{Plainlist}}
* Trunajaya:<br/>
9.000 (1676){{sfn|Andaya|1981|pp=214–215}}<br/>14.500 (1678, <small>Klaim Pangeran Sampang - sekutu Trunajaya</small>){{sfn|Ricklefs|1993|p=51}}
"Jauh lebih besar" dari* 9.000 (1676){{sfn|Andaya|1981|pp=214–215}}<br/>
9.000* (1676){{sfn|Andaya|1981|pp=214–215}}<br/>14.500 (1678, <small>Klaim Pangeran Sampang - sekutu Trunajaya</small>){{sfn|Ricklefs|1993|p=51}}
{{Endplainlist}}
----
{{Plainlist}}
* Pangeran Puger:<br/>
10.000 (Agu 1981){{sfn|Ricklefs|2008|p=94}}
* 10.000 (Agu 1981){{sfn|Ricklefs|2008|p=94}}
{{Endplainlist}}
| casualties1 =
| casualties2 =
Baris 53 ⟶ 74:
{{Kotak kampanye Pemberontakan Trunajaya}}
{{Kampanye Kesultanan Mataram}}
'''Pemberontakan Trunajaya''' (atau '''Perang Trunajaya''', juga dieja '''Pemberontakan Trunojoyo''') adalah pemberontakan yang dilakukan oleh bangsawan [[Suku Madura|Madura]], Raden [[Trunajaya]], dan sekutunya, pasukan dari [[Makassar]], terhadap [[Kesultanan Mataram]] yang dibantu oleh [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] (VOC) di [[Jawa]] pada dekade 1670-an, dan berakhir dengan kemenangan Mataram dan VOC.
 
Perang ini berawal dengan kemenangan pihak pemberontak: pasukan Trunajaya mengalahkan pasukan kerajaan di Gegodog (1676), lalu berhasil menduduki hampir seluruh pantai utara Jawa dan merebut keraton Mataram di [[Keraton Plered]] (1677). Raja [[Amangkurat I]] meninggal ketika melarikan diri dari keraton. Ia digantikan oleh anaknya, [[Amangkurat II]] yang meminta bantuan kepada VOC dan menjanjikan pembayaran dalam bentuk uang dan wilayah. Keterlibatan VOC berhasil membalikkan situasi. Pasukan VOC dan Mataram merebut kembali daerah Mataram yang diduduki, dan merebut ibu kota Trunajaya di Kediri (1678). Pemberontakan terus berlangsung hingga Trunajaya ditangkap VOC pada akhir 1679, dan juga kekalahan, kematian atau menyerahnya pemimpin pemberontakan lain (1679–1680). Trunajaya menjadi tawanan VOC, tetapi dibunuh oleh Amangkurat{{nbsp}} II saat kunjungan raja pada 1680.
 
Selain Trunajaya dan sekutunya, Amangkurat{{nbsp}} II juga menghadapi upaya-upaya lain untuk merebut takhta Mataram pasca kematian ayahnya. Rival paling serius adalah adiknya, [[Pangeran Puger]] (kelak [[Pakubuwana I]]) yang merebut Keraton Plered setelah ditinggalkan pasukan Trunajaya pada 1677 dan baru menyerah pada 1681.
 
== Latar belakang ==
Baris 64 ⟶ 85:
[[Amangkurat I]] naik takhta Mataram pada 1646, menggantikan [[Sultan Agung]], yang telah memperluas wilayah Mataram hingga mencakup sebagian besar Jawa Tengah dan Timur, serta beberapa [[vasal]] seberang lautan di Sumatera bagian selatan dan Kalimantan.{{sfn|Pigeaud|1976|pp=56–57}} Tahun-tahun awal pemerintahan Amangkurat ditandai dengan eksekusi dan pembantaian terhadap musuh-musuh politiknya. Menanggapi usaha kudeta yang gagal dari saudaranya Pangeran Alit, dia memerintahkan [[Pembantaian ulama oleh Sultan Amangkurat I|pembantaian terhadap ulama]] yang dia percaya terlibat dalam pemberontakan Alit.{{sfn|Pigeaud|1976|p=55}} Alit sendiri terbunuh dalam kudeta yang gagal itu.{{sfn|Pigeaud|1976|p=55}} Pada tahun 1659 Amangkurat mencurigai Pangeran Pekik, ayah mertuanya dan putra Adipati Surabaya yang ditaklukkan yang tinggal di keraton Mataram setelah [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|kekalahan Surabaya]], yang memimpin sebuah persekongkolan mengancam hidupnya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=66}} Dia memerintahkan untuk membunuh Pekik dan para kerabatnya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=66}} Pembantaian wangsa kebangsawaan Jawa Timur yang paling penting ini menciptakan keretakan antara Amangkurat dan para kawula Jawa Timur dan menyebabkan konflik dengan putranya, putra mahkota (kelak [[Amangkurat II]]), yang juga merupakan cucu Pekik.{{sfn|Pigeaud|1976|p=66}} Selama beberapa tahun berikutnya, Amangkurat melakukan sejumlah pembunuhan lainnya terhadap anggota bangsawan yang telah kehilangan kepercayaannya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=66}}
 
[[Raden]] Trunajaya (juga dieja Trunojoyo) adalah keturunan penguasa Madura, yang dipaksa tinggal di keraton Mataram setelah [[Penaklukan Surabaya oleh Mataram|kekalahan dan pencaplokan]] oleh Mataram pada 1624.{{sfn|Pigeaud|1976|p=67}} Setelah ayahnya dieksekusi oleh Amangkurat{{nbsp}} I pada 1656, dia meninggalkan keraton, pindah ke Kajoran, dan menikahi putri dari [[Raden Kajoran]], kepala dari keluarga yang berkuasa di sana.{{sfn|Ricklefs|2008|p=90}}{{sfn|Pigeaud|1976|p=67}} Keluarga Kajoran adalah keluarga ulama kuno dan terikat pernikahan dengan keluarga kerajaan.{{sfn|Ricklefs|2008|p=90}} Raden Kajoran khawatir dengan kebrutalan pemerintahan Amangkurat{{nbsp}} I, termasuk eksekusi para bangsawan di keraton.{{sfn|Pigeaud|1976|p=67}} Pada 1670, Kajoran memperkenalkan menantunya, Trunajaya kepada pangeran mahkota, yang baru saja diusir oleh raja karena skandal, dan keduanya menempa persahabatan yang meliputi ketidaksukaan bersama terhadap Amangkurat.{{sfn|Pigeaud|1976|p=67}} Pada 1671 Trunajaya kembali ke Madura, di mana dia memanfaatkan dukungan pangeran mahkota untuk mengalahkan gubernur setempat dan menjadi penguasa Madura.{{sfn|Pigeaud|1976|p=68}}
 
[[Berkas:AMH-5644-KB The conquest of Macassar by Speelman from 1666 to 1669.jpg|jmpl|[[Kesultanan Gowa|Direbutnya Makassar]] oleh VOC pada 1669 menyebabkan emigrasi para pejuang Makassar ke Jawa, banyak dari mereka kemudian bergabung dengan pihak pemberontak.]]
Baris 70 ⟶ 91:
 
== Pasukan-pasukan terlibat ==
[[Berkas:Arung Palakka - The conquest of Macassar.png|jmpl|Pasukan [[Suku Bugis|Bugis]] di bawah Pangeran [[Arung Palakka]] (foto) termasuk di antara mereka yang bersekutu dengan VOC untuk memadamkan pemberontakan tersebut.]]
Karena tidak memiliki tentara tetap, sebagian besar pasukan Mataram ditarik dari tentara yang dibangun oleh para vasal raja, yang juga menyediakan senjata dan perbekalan.{{sfn|Houben|Kolff|1988|p=183}}{{sfn|Taylor|2012|p=49}} Mayoritas prajurit tersebut adalah para petani yang diwajibkan oleh penguasa setempat ([[Bahasa Jawa|Jawa]]: ''sikep dalem'').{{sfn|Taylor|2012|p=49}} Selain itu, tentara tersebut termasuk sejumlah kecil prajurit profesional yang ditarik dari para penjaga istana.{{sfn|Houben|Kolff|1988|p=183}} Tentara ini menggunakan [[meriam]], senjata api kecil termasuk [[kancing batu-api|senapan sundut]] ([[Bahasa Jawa|Jawa]]: ''senapan'', dari [[bahasa Belanda|Belanda]] ''snaphaens'') dan [[karabin]], [[kavaleri]], dan [[benteng]].{{sfn|Houben|Kolff|1988|p=184}} Sejarawan [[M. C. Ricklefs]] mengatakan pengalihan teknologi militer Eropa kepada orang Jawa "cukup mendesak", dengan bubuk mesiu dan senjata buatan Jawa setidaknya pada 1620.{{sfn|Taylor|2012|p=49}} Orang-orang Eropa dipekerjakan untuk melatih pasukan tentara Jawa dalam penanganan senjata, keterampilan kepemimpinan militer, dan teknik konstruksi.{{sfn|Taylor|2012|p=49}} Namun, terlepas dari pelatihan ini, para petani wajib militer dari tentara Jawa sering kali kurang disiplin dan melarikan diri selama pertempuran.{{sfn|Houben|Kolff|1988|pp=183–184}}{{sfn|Taylor|2012|pp=49–50}} Pasukan Mataram berjumlah "jauh lebih besar" daripada pemberontak berjumlah 9.000 di Gegodog pada September 1676,{{sfn|Andaya|1981|pp=214–215}} jatuh menjadi hanya "rombongan kecil" setelah [[Jatuhnya Plered|jatuhnya ibu kota]] pada Juni 1677,{{sfn|Pigeaud|1976|p=74}} dan meningkat menjadi lebih dari 13.000 saat bergerak menuju ibu kota Trunajaya di Kediri pada akhir 1678.{{sfn|Ricklefs|1993|p=50}}
 
Baris 107 ⟶ 128:
[[Berkas:Storming of Kediri 1689 - The Crown of Mataram (1890).png|jmpl|Pasukan VOC menyerbu ibu kota Trunajaya di Kediri pada 1678. Digambarkan dalam sebuah buku cerita anak-anak Belanda pada 1890.]]
Pasukan VOC dan Mataram bergerak ke pedalaman melawan Kediri pada September 1678. Sesuai saran raja, pasukan tersebut dipecah menjadi tiga barisan, tanpa rute langsung, dengan tujuan untuk mencakup lebih banyak lokasi dan menimbulkan rasa kagum pada orang-orang yang merasa ragu untuk berpihak.{{sfn|Pigeaud|1976|p=78-79}} Ide raja berhasil, dan saat kampanye militer berlanjut, kelompok-kelompok lokal bergabung dengan pasukan, yang sangat menginginkan barang rampasan.{{sfn|Pigeaud|1976|p=79}} Kediri direbut pada 25{{nbsp}}November oleh pasukan penyerangan yang dipimpin oleh Kapten [[François Tack]].{{sfn|Pigeaud|1976|p=79}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=93}} Pasukan yang menang tersebut melanjutkan ke Surabaya, kota terbesar di Jawa Timur, tempat Amangkurat mendirikan keratonnya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=80}} Di tempat lain, para pemberontak juga dikalahkan. Pada September 1679, gabungan pasukan VOC, Jawa, dan [[Bugis]] di bawah Sindu Reja dan [[Jan Albert Sloot]] mengalahkan Raden Kajoran dalam pertempuran di Mlambang, dekat Pajang.{{sfn|Ricklefs|2008|p=94}}{{sfn|Pigeaud|1976|p=89}} Kajoran menyerah tetapi dieksekusi atas perintah Sloot.{{sfn|Pigeaud|1976|p=89}} Pada November, VOC dan pasukan Bugis bersekutu di bawah [[Arung Palakka]] menghancurkan benteng para pemberontak Makassar di [[Keper, Krembung, Sidoarjo|Keper]], Jawa Timur.{{sfn|Ricklefs|2008|p=94}} Pada April 1680, setelah apa yang oleh VOC anggap sebagai pertempuran sengit dalam perang, penguasa Giri yang memberontak dikalahkan dan sebagian besar keluarganya dieksekusi.{{sfn|Ricklefs|2008|p=94}} Karena VOC dan Amangkurat meraih lebih banyak kemenangan, semakin banyak orang Jawa menyatakan kesetiaan mereka kepada raja.{{sfn|Ricklefs|2008|p=94}}
 
[[Berkas:Vorst Mangkoe Rat II doorsteekt met zijn kris, genaamd "de eerwaarde Blabor", den opstandeling Troenadjaja.jpg|jmpl|262x262px|Amangkurat II menusuk Trunajaya yang disaksikan oleh kedua istrinya dan perwira VOC.]]
Setelah bentengnya jatuh di Kediri, Trunajaya berhasil melarikan diri ke pegunungan di Jawa timur.{{sfn|Pigeaud|1976|p=82}} Pasukan VOC dan raja mengejar Trunajaya, yang terkucil dan kekurangan makanan, menyerah kepada VOC pada akhir 1679.{{sfn|Pigeaud|1976|p=83}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=94}} Awalnya, dia diperlakukan dengan hormat sebagai tawanan komandan VOC. Namun, saat melakukan kunjungan seremonial ke kediaman bangsawan di Payak, Jawa Timur, pada 2 Januari 1680,{{sfn|Pigeaud|1976|p=83}} dia ditikam oleh Amangkurat sendiri, dan orang istana raja menghabisinya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=83}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=94}} Raja membela pembunuhan seorang tahanan VOC ini dengan mengatakan bahwa Trunajaya telah mencoba membunuhnya.{{sfn|Pigeaud|1976|p=84}} VOC tidak yakin dengan penjelasan ini, tetapi memilih untuk tidak menghukum raja.{{sfn|Pigeaud|1976|pp=83–84}} Sebuah cerita romantis mengenai kematian Trunajaya muncul dalam [[babad]] Jawa Tengah abad ke-18.{{sfn|Pigeaud|1976|p=82}}
 
Baris 114 ⟶ 135:
 
== Kesudahan ==
[[Berkas:Vorst Mangkoe Rat II doorsteekt met zijn kris, genaamd "de eerwaarde Blabor", den opstandeling Troenadjaja.jpg|jmpl|262x262px|Amangkurat II menusuk Trunajaya yang disaksikan oleh kedua istrinya dan perwira VOC.]]
[[Berkas:Benteng kartasura selatan.jpg|jmpl|Sisa ibu kota baru Mataram, [[Kartasura, Mataram|Kartasura]]. Amangkurat II membangun Kartasura dan memindahkan ibu kota ke sana setelah pemberontakan.]]
Amangkurat II mengamankan pemerintahannya dengan kekalahan para pemberontak. Karena direbut pemberontak dan kemudian penghancuran ibu kota di Plered, dia membangun sebuah ibu kota baru, Kartasura, di distrik Pajang, dan memindahkan keratonnya ke sana.{{sfn|Pigeaud|1976|p=94}} Sebuah benteng VOC dibangun di ibu kota, di samping kediaman kerajaan, untuk mempertahankannya dari invasi.{{sfn|Pigeaud|1976|p=94}} Sedangkan untuk VOC, keterlibatannya memungkinkan Amangkurat II yang terpojok dan hampir kalah tetap bertahan di atas takhtanya.{{sfn|Ricklefs|2008|p=95}} Hal ini menjadi awal preseden VOC yang mendukung raja-raja dan pengklaim Jawa dengan imbalan konsesi.{{sfn|Ricklefs|2008|p=95}} Namun, pada 1680, kebijakan ini membutuhkan tingkat pengeluaran yang tinggi untuk mempertahankan kehadiran militer di Jawa Tengah dan Timur, dan ini menyebabkan merosotnya keuangan VOC.{{sfn|Ricklefs|2008|p=95}} Pembayaran yang dijanjikan oleh Amangkurat tidak ditepati, dan pada 1682 hutang raja kepada VOC melebihi 1,5 juta ''real'', sekitar lima kali jumlah harta kekayaan kerajaan.{{sfn|Ricklefs|2008|p=99}} Penyerahan Semarang ditunda karena perselisihan,{{sfn|Ricklefs|2008|p=99}} dan ketentuan lainnya dalam kontrak sebagian besar diabaikan oleh pejabat Jawa setempat.{{sfn|Pigeaud|1976|p=95}} Selanjutnya, sebuah faksi anti-VOC berkembang di keraton Mataram, dan seorang anggota faksi ini, Nerangkusuma, menjadi [[patih]] (menteri utama) dari 1682 hingga 1686.{{sfn|Ricklefs|2008|p=100}}{{sfn|Pigeaud|1976|p=95}} Hubungan yang buruk antara Mataram dan VOC berlanjut dengan melindungi [[Surapati]], musuh VOC, pada 1684,{{sfn|Ricklefs|2008|p=101}} dan kematian kapten VOC, François Tack di keraton Mataram pada 1686.{{sfn|Ricklefs|2008|p=101}}