Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 103:
== Genosida etnis Minang ==
[[Berkas:Commander of the Diponegoro Military Region Suharto.jpg|jmpl|299x299px|Potret Soeharto selaku Panglima [[Komando Daerah Militer IV/Diponegoro|Kodam Diponegoro]]]]
Pada 2 Maret 2000, ''[[Harian Mimbar Minang]]'' melaporkan temuan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang tentang surat [[Soeharto]] selaku Panglima [[Komando Daerah Militer IV/Diponegoro|Kodam Diponegoro]] atas perintah Soekarno kepada anak buahnya atas pemimpin tertinggi yakni Soekarno memerintahkan genosida etnis Minang ketika peristiwa PRRI terjadi. Penemuan itu diungkapkan Ketua Tim Investigasi PRRI [[Yunizar Chaniago]]. Divisi Diponegoro sendiri menjadi momok hitam bagi masyarakat Sumatra Barat. Harlan Darwis menyebut kesatuan ini melakukan kekejaman luar biasa seperti membunuh, membantai, memperkosa, dan "berbagai kejahatan yang sulit dibayangkan".<ref>{{Cite news|date=2 Maret 2000|title=Investigasi PRRI LBH Padang: Basmi Etnis Minang, Perintah Soekarno|work=[[Harian Mimbar Minang]]}}</ref><ref>{{Cite book|last=Nuryanti|first=Reni|last2=Akob|first2=Bachtiar|date=2019-10-01|url=https://books.google.co.nz/books?id=JqbTDwAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PT73&dq=%22Divisi+Diponegoro%22+PRRI&hl=id&redir_esc=y|title=Perempuan Dalam Historiografi Indonesia (Eksistensi Dan Dominasi)|publisher=Deepublish|isbn=978-623-02-0688-7|language=id}}</ref> Menurut Yunizar, fakta ini mendorong Soeharto ketika menjabat sebagai presiden untuk menutup wacana PRRI.<ref>{{Cite book|date=2000-02|url=https://books.google.co.nz/books?id=2TXjAAAAMAAJ&newbks=0&printsec=frontcover&dq=%22Kodam+Diponegoro+mengirim+dua+resimen+tempur+ke+Sumbar+*+%22&q=%22Kodam+Diponegoro+mengirim+dua+resimen+tempur+ke+Sumbar+*+%22&hl=id&redir_esc=y|title=Gamma|publisher=Garda Media Mandiri|language=id}}</ref>
 
Menanggapi temuan LBH Padang, staf ahli Menteri Negara Urusan Hak Asasi Manusia [[Muradi Yuti]] mengatakan bahwa pelanggaran HAM yang terjadi pada masa PRRI belum bisa dibawa sampai ke persidangan HAM karena kekosongan undang-undang yang dapat mengaturnya.<ref>{{Cite news|date=17 Maret 2000|title=Staf Ahli Meneg HAM, Muradi Yuti: Tak Gampang Bawa Kasus PRRI ke Pengadilan HAM|work=[[Harian Mimbar Minang]]}}</ref>
 
Soeharto atas perintah Soekarno tercatat menjadi panglima di Jawa yang paling bersemangat untuk mengirimkan pasukan memberantas PRRI. Selama tahun 1958, ia telah mengirim sekitar enam batalion ke Sumatra Barat, termasuk [[Yoga Sugama]] dan [[Ali Moertopo]] yang merupakan dua orang kepercayaannya. Sikap Soeharto mengundang perhatian yang positif dari pemerintah pusat mengingat para panglima lain di daerah Jawa, menunjukkan sikap ragu-ragu dalam mengirimkan pasukan. Keraguan tersebut mungkin saja disebabkan oleh rasa enggan untuk saling bertempur melawan sesama rekan di kemiliteran.<ref>{{Cite book|last=Yogaswara|first=A.|date=2012-07-31|url=https://books.google.co.nz/books?id=2dgLEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA94&dq=%22SOEHARTO%22+PRRI&hl=id&redir_esc=y|title=Biografi Dari Pada Soeharto|publisher=MediaPressindo|language=id}}</ref>
 
== Referensi ==