Pemotongan kelamin perempuan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dian (WMID) (bicara | kontrib)
menambahkan terminologi P2GP (pemotongan/perlukaan genitalia perempuan)
 
(21 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox
|image1 = [[Berkas:Campaign road sign against female genital mutilation (cropped) 2.jpg|320px|Merujuk takarir atau caption]]
|caption1 = Sebuah pesan anti-FGM yang disampaikan oleh Asosiasi Keluarga Berencana Uganda di dekat [[Kapchorwa]], [[Uganda]], 2004. Di plakat tersebut tertulis "Hentikan sunat perempuan. BahayaBerbahaya untuk kesehatan wanita."
|label2 = Definisi
|data2 = Didefinisikan pada tahun 1977 oleh [[World Health Organization|WHO]], [[UNICEF]], dan [[UNFPA]] sebagai "penghilangan sebagian atau seluruh bagian luar kelamin wanita atau perlukaan lainnya pada organ kelamin wanita untuk alasan nonmedis."<ref name=WHO2014>[[#WHO2014|WHO 2014]].</ref>
Baris 22:
}}
 
'''Pemotongan kelamin perempuan''' ({{lang-en|female genital mutilation}} disingkat FGM),{{efn|[[Martha Nussbaum]] (''Sex and Social Justice'', 1999): "Although discussions sometimes use the terms 'female circumcision' and 'clitoridectomy', 'female genital mutilation' (FGM) is the standard generic term for all these procedures in the medical literature&nbsp;... The term 'female circumcision' has been rejected by international medical practitioners because it suggests the fallacious analogy to male circumcision&nbsp;..."{{sfn|Nussbaum|1999|loc=119}}}} juga dikenal sebagai '''pemotongan/perlukaan genitalia perempuan (P2GP), mutilasi kelamin perempuan''', '''sunat perempuan''', dan '''khitan perempuan''', adalah pemotongan atau penghilangan sebagian atau seluruh [[vulva|bagian luar kelamin wanita]]. Praktik ini umum ditemukan di berbagai negara di [[Afrika]], [[Asia]], dan [[Timur Tengah]]. [[UNICEF]] memperkirakan pada tahun 2016 bahwa 200 juta wanita di 30 negara (27 negara Afrika, [[Indonesia]], [[Kurdistan Irak]], dan [[Yaman]]) telah menjalani prosedur ini.<ref name=UNICEF2016/>
 
Pemotongan kelamin biasanya dilakukan oleh penyunat tradisional menggunakan pisau dan dilakukan mulai dari beberapa hari setelah kelahiran hingga masa [[pubertas]] dan seterusnya. Di separuh negara dengan ketersediaan data di tingkat nasional, sebagian besar pemotongan dilakukan ketika anak perempuan berusia di bawah lima tahun.<ref>Untuk pemotong dan pisaunya: [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 2, 44–46; untuk usia: 50.</ref> Cara pemotongan berbeda-beda menurut negara atau [[kelompok etnik]], contohnya adalah penghilangan [[tudung klitoris]] dan glans [[klitoris]]; penghilangan [[Labia minor|labia bagian dalam]]; serta penghilangan labia bagian dalam dan [[Labia mayor|bagian luar]] ditambah dengan penutupan [[vulva]] ([[infibulasi]]). Untuk metode infibulasi, sebuah lubang kecil disisakan untuk aliran urin dan cairan [[menstruasi]]; [[vagina]] kelak akan dibuka untuk hubungan intim dan dibuka lebih lanjut untuk melahirkan.{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}
Baris 49:
 
==== Tipe I ====
Tipe I adalah "penghilangan sebagian atau seluruh klitoris dan/atau preputium (kulup atau kulit penutup)". Tipe Ia{{efn|Diagram pada [[#WHO2016|WHO 2016]], yang disalin dari {{harvnb|Abdulcadir|Catania|Hindin|Say|2016}}, merujuk Tipe 1a sebagai ''sirkumsisi''.<ref name=WHO2016types>[[#WHO2016|WHO 2016]], [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK368486/box/ch1.box1 Box 1.1 "Types of FGM"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170908222703/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK368486/box/ch1.box1 |date=2017-09-08 }}.</ref>}} hanya melibatkan pengangkatan [[tudung klitoris]] saja, yang jarang dilakukan.{{efn|WHO (2018): Type 1&nbsp;... the partial or total removal of the clitoris&nbsp;... and in very rare cases, only the prepuce (the fold of skin surrounding the clitoris)."<ref name=WHO2018health/>{{pb}}
WHO (2008): "[There is a] common tendency to describe Type I as removal of the prepuce, whereas this has not been documented as a traditional form of female genital mutilation. However, in some countries, medicalized female genital mutilation can include removal of the prepuce only (Type Ia) (Thabet and Thabet, 2003), but this form appears to be relatively rare (Satti et al., 2006). Almost all known forms of female genital mutilation that remove tissue from the clitoris also cut all or part of the clitoral glans itself."<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 25. Lihat pula {{harvnb|Toubia|1994}} dan {{harvnb|Horowitz|Jackson|Teklemariam|1995}}.</ref>}} Prosedur yang lebih umum adalah Tipe Ib ([[klitoridektomi]]), yaitu penghilangan total atau sebagian glans klitoris (ujung klitoris yang terlihat) dan tudung klitoris.<ref name=WHO2014/><ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 4.</ref> Penyunat menarik glans klitoris dengan ibu jari dan telunjuknya dan memotongnya.{{efn|Susan Izett dan [[Nahid Toubia]] (WHO, 1998): "[T]he clitoris is held between the thumb and index finger, pulled out and amputated with one stroke of a sharp object."<ref name=WHO1998>[[#WHO1998|WHO 1998]].</ref>}}
 
Baris 75:
|source= — ''[[Swiss Medical Weekly]]''{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}}}
 
Tipe III ([[infibulasi]] atau sunat firaun), kategori "dijahit tertutup", adalah penghilangan alat kelamin luar dan penutupan luka. Labia bagian dalam dan/atau luar dipotong, dengan atau tanpa pengangkatan glans klitoris.{{efn|WHO 2014: "Narrowing of the vaginal orifice with creation of a covering seal by cutting and appositioning the labia minora and/or the labia majora, with or without excision of the clitoris (infibulation).{{pb}}"Type IIIa, removal and apposition of the labia minora; Type IIIb, removal and apposition of the labia majora."<ref name=WHO2014/>}} Tipe III ditemukan sebagian besar di Afrika bagian timur laut, khususnya [[Djibouti]], [[Eritrea]], [[Etiopia]], [[Somalia]], dan [[Sudan]] (meskipun tidak di [[Sudan Selatan]]). Menurut studi pada tahun 2008, diperkirakan lebih dari delapan juta wanita di Afrika hidup dengan FGM Tipe III.{{efn|USAID 2008: "Infibulation is practiced largely in countries located in northeastern Africa: Djibouti, Eritrea, Ethiopia, Somalia, and Sudan.&nbsp;... Sudan alone accounts for about 3.5 million of the women.&nbsp;... [T]he estimate of the total number of women infibulated in [Djibouti, Somalia, Eritrea, northern Sudan, Ethiopia, Guinea, Mali, Burkina Faso, Senegal, Chad, Nigeria, Cameroon and Tanzania, for women 15–49 years old] comes to 8,245,449, or just over eight million women."{{sfn|Yoder|Khan|2008|loc=13–14}}}} Menurut UNFPA pada 2010, 20 persen wanita dengan FGM telah diinfibulasi.<ref name=UNFPATypeIIIestimate>[http://www.unfpa.org/resources/promoting-gender-equality "Frequently Asked Questions on Female Genital Mutilation/Cutting"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150104112106/http://www.unfpa.org/resources/promoting-gender-equality |date=2015-01-04 }}, United Nations Population Fund, April 2010.</ref> Di Somalia, menurut [[Edna Adan Ismail]], anak perempuan akan berjongkok di atas bangku atau tikar sementara kakinya dibuka oleh orang dewasa; anestesi lokal akan diberikan jika tersedia:
 
<blockquote>Kecepatan dan kejutan merupakan elemen yang sangat penting. Penyunat segera menjepit klitoris di antara kukunya, membidiknya, lalu memotongnya dengan tebasan. Organ tersebut kemudian ditunjukkan kepada anggota keluarga perempuan yang lebih senior, yang akan memutuskan apakah bagian klitoris yang dipotong telah cukup atau masih kurang.
Baris 107:
Pemotongan kelamin meningkatkan risiko masalah kehamilan dan persalinan pada wanita, terutama pada prosedur FGM yang ekstensif.{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}} Wanita yang diinfibulasi kadang mencoba membuat persalinan lebih mudah dengan mengurangi makan selama kehamilan untuk mengurangi ukuran bayi.{{sfn|Rashid|Rashid|2007|loc=99}} Pada wanita dengan fistula vesikovaginal atau rektovaginal, sampel urin yang jernih sulit didapatkan sehingga perawatan prenatal, seperti diagnosis [[pre-eklampsia]], lebih sulit dilakukan.{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491–492}} Evaluasi serviks selama persalinan dapat terhalang; proses persalinan juga menjadi lama atau terhambat. [[Laserasi]] derajat tiga (sobekan), kerusakan [[anus manusia|cincin dubur]], dan [[operasi sesar]] darurat lebih sering terjadi pada wanita yang diinfibulasi.{{sfn|Abdulcadir|Margairaz|Boulvain|Irion|2011}}{{sfn|Rashid|Rashid|2007|loc=97}}
 
FGM juga dapat meningkatkan [[kematian neonatal]]. WHO memperkirakan pada 2006 bahwa FGM mengakibatkan tambahan 10–20 bayi meninggal per 1.000 persalinan. Perkiraan ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan pada 28.393 wanita yang mendatangi bangsal persalinan di 28 pusat kebidanan di Burkina Faso, Ghana, Kenya, Nigeria, Senegal, dan Sudan. Di bangsal tersebut ditemukan bahwa semua jenis FGM meningkatkan risiko kematian bayi: 15 persen lebih tinggi untuk Tipe I, 32 persen untuk Tipe II, dan 55 persen untuk Tipe III. Penyebab hal ini belum diketahui dengan jelas, tetapi dapat dihubungkan dengan infeksi kelamin dan saluran kemih, serta adanya jaringan parut. Menurut penelitian, FGM dikaitkan dengan peningkatan risiko kerusakan [[perineum]] dan [[pendarahan pascapersalinan|kehilangan darah berlebih]] pada ibu, serta peningkatan [[Resusitasi jantung paru|resusitasi]] pada bayi dan [[lahir mati]], kemungkinan akibat fase persalinan tahap kedua (pengeluaran janin) yang panjang.{{sfn|Banks|Meirik|Farley|Akande|2006}}<ref>[http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2006/pr30/en/index.html "New study shows female genital mutilation exposes women and babies to significant risk at childbirth"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190502223749/https://www.who.int/reproductivehealth/publications/fgm/fgm-obstetric-study-en.pdf?ua=1 |date=2019-05-02 }}, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 2 Juni 2006.</ref>
 
=== Dampak psikologis dan fungsi seksual ===
Baris 115:
=== Survei rumah tangga ===
[[Berkas:FGM prevalence UNICEF 2016.svg|jmpl|upright=1.2|FGM di Afrika, Kurdistan Irak, dan Yaman pada tahun 2015 ([[Special:Filepath/AfricaCIA-HiRes.jpg|peta Afrika]]).<ref name=UNICEF2016/>]]
Lembaga bantuan mendefinisikan prevalensi FGM sebagai persentase dari kelompok usia 15–49 tahun yang mengalaminya.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=193}} Angka-angka ini didasarkan pada survei rumah tangga yang mewakili tingkat nasional yang dikenal sebagai [[Survei Demografi dan Kesehatan]] (DHS), yang dikembangkan oleh [[ICF International|Macro International]] dan didanai terutama oleh [[Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat]] (USAID); dan [[Survei Klaster Indikator Berganda]] (MICS) yang dilakukan dengan bantuan keuangan dan teknis dari UNICEF.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=190}} Survei-survei ini telah dilakukan di Afrika, Asia, Amerika Latin, dan di tempat lain kira-kira setiap lima tahun, masing-masing sejak tahun 1984 dan 1995.<ref name=DHS>[http://www.dhsprogram.com/What-We-Do/Survey-Types/DHS.cfm "DHS overview"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20141016202457/http://www.dhsprogram.com/What-We-Do/Survey-Types/DHS.cfm |date=2014-10-16 }}, Demographic and Health Surveys; [http://www.childinfo.org/mics5_questionnaire.html "Questionnaires and Indicator List"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190603024658/https://dhsprogram.com/What-We-Do/Survey-Types/DHS.cfm |date=2019-06-03 }}, Multiple Indicator Cluster Surveys, UNICEF.</ref> Survei pertama yang bertanya tentang FGM adalah DHS 1989–1990 di Sudan bagian utara. Publikasi pertama yang memperkirakan prevalensi FGM berdasarkan data DHS (di tujuh negara) ditulis oleh Dara Carr dari Macro International pada tahun 1997.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013}}
 
=== Tipe FGM ===
Baris 137:
Sebagian besar FGM ditemukan di Afrika bagian timur ke barat dari Somalia ke Senegal, dan utara ke selatan dari Mesir ke Tanzania.<ref>[[#MackieLeJeune2008|Mackie and LeJeune (UNICEF) 2008]], 5.</ref> Angka-angka nasional dilaporkan pada 27 negara di Afrika, serta Indonesia, Irak Kurdistan, dan Yaman. Lebih dari 200 juta wanita dan gadis diperkirakan hidup dengan FGM di 30 negara tersebut.<ref name=UNICEF2016/><ref name=UNICEFIndonesia2016>[[#UNICEFIndonesia2016|UNICEF Indonesia]], Februari 2016.</ref>
 
Konsentrasi tertinggi di antara kelompok usia 15–49 adalah di Somalia (98 persen), Guinea (97 persen), Djibouti (93 persen), Mesir (91 persen), dan Sierra Leone (90 persen).<ref name=UNICEF2014pp89-90>[[#UNICEF2014|UNICEF 2014]], 89–90.</ref> Pada 2013, 27,2 juta wanita telah menjalani FGM di Mesir, 23,8 juta di Etiopia, dan 19,9 juta di Nigeria.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 2.</ref> Ada konsentrasi tinggi di Indonesia, dengan praktik Tipe I (klitoridektomi) dan Tipe IV (pengikisan simbolis). Tingkat prevalensi untuk kelompok usia 0–11 di Indonesia adalah 49 persen (13,4 juta).<ref name=UNICEFIndonesia2016/>{{rp|2}} Studi yang lebih kecil atau laporan anekdotal menunjukkan bahwa FGM juga dipraktikkan di Kolombia, Yordania, Oman, Arab Saudi, dan sebagian Malaysia;<ref name="UNICEF 2013, 23">[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 23.</ref> di Uni Emirat Arab;<ref name=UNICEF2016/> dan di India{{efn|UNICEF 2016: "Evidence suggests that FGM/C exists in some places in South America such as Colombia and elsewhere in the world including in India, Malaysia, Oman, Saudi Arabia, and the United Arab Emirates, with large variations in terms of the type performed, circumstances surrounding the practice and size of the affected population groups. In these contexts, however, the available evidence comes from (sometimes outdated) small-scale studies or anecdotal accounts, and there are no representative data as yet on prevalence."<ref name=UNICEF2016/>}} oleh [[Dawoodi Bohra]].<ref>[[#UNICEF2016|UNICEF 2016]], footnote 2.</ref>{{efn|Tanya Sukhija ([[Equality Now]], 8 Februari 2016): Asked whether FGM occurs in countries not accounted for in the latest UNICEF report: "There are many other places where the data is not robust. There is one particular community in India, the Dawoodi Bohra, that does practice FGM&nbsp;— but without the data we don't know the extent."<ref>Cole, Diana (8 Februari 2016). [https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2016/02/08/466033967/unicef-estimate-of-female-genital-mutiliation-up-by-70-million "UNICEF Estimate Of Female Genital Mutilation Up By 70 Million"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200731133135/https://www.npr.org/sections/goatsandsoda/2016/02/08/466033967/unicef-estimate-of-female-genital-mutiliation-up-by-70-million |date=2020-07-31 }}. National Public Radio.</ref>{{pb}}
Pam Belluck (''The New York Times'', 10 Juni 2017): "The focus on the Dawoodi Bohra, a sect of about 1.2 million based in western India, with clusters in the United States, Pakistan and elsewhere, is spurring Bohra women to describe their experiences publicly. Some are doing so for the first time, defying the sect's historic secrecy about cutting and taking a risk that they or relatives will be ostracized."<ref>Belluck, Pam (10 Juni 2017). [https://www.nytimes.com/2017/06/10/health/genital-mutilation-muslim-dawoodi-bohra-michigan-case.html "Michigan Case Adds U.S. Dimension to Debate on Genital Mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20201007133933/https://www.nytimes.com/2017/06/10/health/genital-mutilation-muslim-dawoodi-bohra-michigan-case.html |date=2020-10-07 }}. ''The New York Times''.</ref>}} FGM juga ditemukan di komunitas imigran di berbagai belahan dunia.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 4.</ref>
 
Angka prevalensi untuk kelompok usia 15–19 dan lebih muda menunjukkan penurunan tren.{{efn|UNICEF 2013: "The percentage of girls and women of reproductive age (15 to 49) who have experienced any form of FGM/C is the first indicator used to show how widespread the practice is in a particular country&nbsp;... A second indicator of national prevalence measures the extent of cutting among daughters aged 0 to 14, as reported by their mothers. Prevalence data for girls reflect their current&nbsp;– not final&nbsp;– FGM/C status, since many of them may not have reached the customary age for cutting at the time of the survey. They are reported as being uncut but are still at risk of undergoing the procedure. Statistics for girls under age 15 therefore need to be interpreted with a high degree of caution&nbsp;..."<ref name="UNICEF 2013, 23">[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 23.</ref>
{{pb}} Komplikasi tambahan dalam menilai prevalensi di kalangan anak perempuan adalah bahwa, di negara-negara yang menjalankan kampanye penentangan FGM, seorang wanita tidak melaporkan bahwa anak perempuan mereka telah dipotong.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 25, 100; {{harvnb|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=196}}.</ref>}} Burkina Faso, misalnya, turun dari 89 persen (1980) menjadi 58 persen (2010); Mesir dari 97 persen (1985) menjadi 70 persen (2015); dan Kenya dari 41 persen (1984) menjadi 11 persen (2014).<ref>[[#UNICEF2016|UNICEF 2016]], 1.</ref> Mulai tahun 2010, survei rumah tangga menanyakan kepada wanita tentang status FGM pada semua anak perempuan mereka yang masih hidup.<ref>{{harvnb|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=194}}; [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 25.</ref> Konsentrasi tertinggi di antara anak perempuan berusia 0–14 adalah di Gambia (56 persen), Mauritania (54 persen), Indonesia (49 persen untuk 0–11), dan Guinea (46 persen).<ref name=UNICEF2016/> Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa seorang gadis sepertiga lebih kecil kemungkinannya pada 2014 untuk menjalani FGM dibandingkan 30 tahun yang lalu.<ref>[[#UNICEF2014|UNICEF 2014]], 2.</ref> Menurut sebuah studi pada 2018 yang diterbitkan dalam ''BMJ Global Health'', prevalensi untuk kelompok berusia 0–14 tahun turun di Afrika Timur dari 71,4 persen pada 1995 menjadi 8 persen pada 2016; di Afrika Utara dari 57,7 persen pada 1990 menjadi 14,1 persen pada 2015; dan di Afrika Barat dari 73,6 persen pada 1996 menjadi 25,4 persen pada 2017.<ref>{{harvnb|Kandala|Ezejimofor|Uthman|Komba|2018}}; {{cite news |last1=Ratcliffe |first1=Rebecca |title=FGM rates in east Africa drop from 71% to 8% in 20 years, study shows |url=https://www.theguardian.com/global-development/2018/nov/07/fgm-rates-in-east-africa-drop-20-years-study-shows |work=The Guardian |date=7 November 2018 |access-date=2020-05-20 |archive-date=2020-08-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200815062044/https://www.theguardian.com/global-development/2018/nov/07/fgm-rates-in-east-africa-drop-20-years-study-shows |dead-url=no }}</ref> Jika laju penurunan saat ini terus berlanjut, menurut UNICEF pada tahun 2014, jumlah gadis yang mengalami FGM akan tetap meningkat karena pertumbuhan populasi; mereka memperkirakan bahwa angka tersebut akan meningkat dari 3,6 juta per tahun pada 2013 menjadi 4,1 juta pada 2050.{{efn|UNICEF 2014: "If there is no reduction in the practice between now and 2050, the number of girls cut each year will grow from 3.6 million in 2013 to 6.6 million in 2050. But if the rate of progress achieved over the last 30 years is maintained, the number of girls affected annually will go from 3.6 million today to 4.1 million in 2050.{{pb}}"In either scenario, the total number of girls and women cut will continue to increase due to population growth. If nothing is done, the number of girls and women affected will grow from 133 million today to 325 million in 2050. However, if the progress made so far is sustained, the number will grow from 133 million to 196 million in 2050, and almost 130 million girls will be spared this grave assault to their human rights."<ref>[[#UNICEF2014|UNICEF 2014]], 3.</ref>}}
 
=== Daerah pedesaan, kekayaan, dan pendidikan ===
Baris 147:
 
=== Usia dan etnisitas ===
Pemotongan kelamin tidak selalu merupakan [[upacara peralihan]] antara masa kanak-kanak dan dewasa, tapi sering dilakukan pada anak-anak yang usianya jauh lebih muda.{{sfn|Mackie|2000|loc=275}} Pemotongan paling sering dilakukan tak lama setelah lahir hingga usia 15 tahun. Pada separuh negara dengan angka-angka nasional yang diketahui, sebagian besar pemotongan dilakukan ketika anak perempuan berusia di bawah lima tahun.<ref name=UNICEF2013p50>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 50.</ref> Lebih dari 80 persen (dari pemotongan itu) berlangsung sebelum usia lima tahun di Nigeria, Mali, Eritrea, Ghana, dan Mauritania.<ref name=UNICEF2013pp47,183>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 47, 183.</ref> Survei Demografi dan Kesehatan 1997 di Yaman menemukan bahwa 76 persen anak perempuan mengalami FGM dalam waktu dua minggu setelah dilahirkan.<ref>[http://www.unicef-irc.org/publications/pdf/fgm_eng.pdf UNICEF 2005] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180928122738/http://www.unicef-irc.org/publications/pdf/fgm_eng.pdf |date=2018-09-28 }}, 6.</ref> Persentase sebaliknya ditemukan di Somalia, Mesir, Chad, dan Republik Afrika Tengah, yaitu lebih dari 80 persen FGM dilangsungkan antara lima hingga 14 tahun.<ref name=UNICEF2013pp47,183/> Selain jenis FGM, usia juga dikaitkan dengan etnis. Di Kenya, misalnya, [[suku Kisi]] melakukan FGM pada usia sekitar 10 tahun, sedangkan [[suku Kamba]] pada usia 16 tahun.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 51.</ref>
 
Prevalensi nasional suatu negara sering kali mencerminkan prevalensi subnasional yang tinggi pada etnis tertentu, dan bukan praktik FGM yang tersebar merata.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 28–37.</ref> Di Irak, misalnya, FGM ditemukan sebagian besar pada [[orang Kurdi]] di [[Arbil]] (prevalensi 58 persen dalam kelompok usia 15–49 pada tahun 2011), [[As-Sulaimaniyah]] (54 persen), dan [[Kirkuk]] (20 persen), padahal prevalensi nasional negara tersebut delapan persen.<ref>[http://www.unicef.org/media/files/FGCM_Lo_res.pdf UNICEF 2013] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150405083031/http://www.unicef.org/media/files/FGCM_Lo_res.pdf |date=2015-04-05 }}. For eight percent in Iraq, 27, box&nbsp;4.4, group&nbsp;5; for the regions in Iraq, 31, map&nbsp;4.6). Lihat pula {{harvnb|Yasin|Al-Tawil|Shabila|Al-Hadithi|2013}}.</ref> Praktik ini kadang-kadang merupakan penanda etnis, tetapi mungkin penerapannya berbeda di sepanjang garis perbatasan negara. Sebagai contoh, di wilayah timur laut Etiopia dan Kenya, yang berbagi perbatasan dengan Somalia, [[suku Somali]] mempraktikkan FGM pada tingkat yang sama dengan yang mereka lakukan di Somalia.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=196, 198}} Namun di Guinea, semua wanita suku [[Fula]] yang disurvei pada 2012 mengatakan bahwa mereka pernah mengalami FGM,<ref>[https://web.archive.org/web/20141220043131/http://data.unicef.org/corecode/uploads/document6/uploaded_country_profiles/corecode/30/Countries/FGMC_GIN.pdf "Guinea"] (2012), UNICEF statistical profile, Juli 2014, 2/4.</ref> sementara hanya 12 persen suku Fula yang melakukannya di Chad. Di Nigeria, suku Fula adalah satu-satunya kelompok etnis besar di negara itu yang tidak mempraktikkan FGM.<ref>Chad: [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 35–36; Nigeria: {{harvnb|Okeke|Anyaehie|Ezenyeaku|2012|loc=70–73}}. FGM dipraktikkan di Nigeria oleh orang-orang Yoruba, Hausa, Ibo, Ijaw, dan Kanuri.</ref>
 
== Alasan ==
Baris 181:
 
=== Kewajiban sosial dan akses informasi yang buruk ===
[[Berkas:Keur Simbara, Senegal (8592417042), cropped.jpg|jmpl|upright=1.2|Keur Simbara di Senegal meninggalkan FGM pada tahun 1998 setelah [[Tostan]], organisasi nirlaba, memberikan program selama tiga tahun.<ref>Gueye, Malick (4 Februari 2014). [http://www.tostan.org/blog/social-norm-change-theorists-meet-again-keur-simbara-senegal "Social Norm Change Theorists meet again in Keur Simbara, Senegal"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170311194456/http://www.tostan.org/blog/social-norm-change-theorists-meet-again-keur-simbara-senegal |date=2017-03-11 }}, Tostan.</ref>]]
Terhadap argumen bahwa perempuan rela memilih FGM untuk anak perempuan mereka, UNICEF menyebut praktik tersebut "konvensi sosial yang ditegakkan sendiri"; dalam kata lain, keluarga-keluarga sering kali merasa harus mengikuti kebiasaan FGM agar anak perempuan mereka tidak dikucilkan.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 15.</ref> [[Ellen Gruenbaum]] melaporkan bahwa di Sudan pada tahun 1970-an, gadis-gadis kelompok etnis Arab yang disunat akan mengejek gadis-gadis [[suku Zarma|Zarma]] yang tidak disunat dengan panggilan ''Ya, Ghalfa!'' ("Hei, kotor!"). Gadis-gadis Zarma akan menjawab ''Ya, Mutmura!'' (''Mutmara'' adalah lubang penyimpanan biji-bijian yang terus-menerus dibuka dan ditutup, seperti wanita infibulasi). Meskipun melemparkan penghinaan kembali, gadis-gadis Zabarma akan bertanya kepada ibu mereka, "Kenapa sih? Tidakkah kita memiliki pisau cukur seperti orang-orang Arab?"{{sfn|Gruenbaum|2005|loc=432–433}}
 
Baris 187:
 
=== Agama ===
Pemotongan kelamin perempuan dilakukan oleh banyak kelompok agama: beberapa orang Kristen, beberapa Muslim, beberapa orang Yahudi Etiopia, dan agama-agama tradisional Afrika tertentu.<ref>{{cite web|title=Female genital mutilation (FGM) frequently asked questions|url=https://www.unfpa.org/resources/female-genital-mutilation-fgm-frequently-asked-questions|publisher=[[UNFPA]]|access-date=2020-05-21|archive-date=2017-07-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20170706170748/http://www.unfpa.org/resources/female-genital-mutilation-fgm-frequently-asked-questions|dead-url=no}}</ref> Beberapa survei menunjukkan luasnya kepercayaan, khususnya di Mali, Mauritania, Guinea, dan Mesir, bahwa FGM merupakan persyaratan agama.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 69–71.</ref> Gruenbaum berpendapat bahwa praktisi FGM mungkin tidak membedakan antara agama, tradisi, dan kesucian, sehingga sulit untuk menafsirkan data.<ref>{{harvnb|Gruenbaum|2001|loc=[https://archive.org/details/femalecircumcisi0000grue/page/50 50]}}; [[#MackieLeJeune2008|Mackie and LeJeune (UNICEF) 2008]], 8–9.</ref>
 
Di Afrika timur laut, FGM telah ada sejak zaman pra-Islam, tetapi praktiknya telah dikaitkan dengan Islam karena agama ini menitikberatkan kesucian wanita.{{efn|[[Gerry Mackie]], 1996: "FGM is pre-Islamic but was exaggerated by its intersection with the Islamic modesty code of family honor, female purity, virginity, chastity, fidelity, and seclusion."{{sfn|Mackie|1996|loc=1008}}}} Menurut laporan UNICEF pada 2013, setidaknya 10 persen wanita Muslim di 18 negara Afrika pernah mengalami FGM, dan di 13 negara di antaranya, angkanya naik menjadi 50–99 persen.<ref name="UNICEF 2013, 175">[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 175.</ref> Praktik FGM tidak disebutkan dalam [[Al-Qur'an]],{{sfn|Mackie|1996|loc=1004–1005}} sementara beberapa [[hadis]] ''da'if'' (lemah) memuji FGM sebagai tindakan "mulia" (''makrumah'') tetapi tidak diharuskan.<ref>{{harvnb|Roald|2003|loc=224}}; {{harvnb|Asmani|Abdi|2008|loc=6–13}}</ref>{{efn|[[Gerry Mackie]], 1996: "The Koran is silent on FGM, but several ''hadith'' (sayings attributed to Mohammed) recommend attenuating the practice for the woman's sake, praise it as noble but not commanded, or advise that female converts refrain from mutilation because even if pleasing to the husband it is painful to the wife."{{sfn|Mackie|1996|loc=1004–1005}}}} Pendapat ini didukung oleh [[mazhab]] [[Mazhab Hanafi|Hanafi]], [[Mazhab Maliki|Maliki]], dan [[Mazhab Hanbali|Hanbali]], sedangkan [[mazhab Syafi'i]] mewajibkan FGM dengan memotong kulit penutup glans klitoris.{{sfn|Roald|2003|loc=243}} Pada tahun 2007, Dewan Tertinggi Penelitian Islam [[Universitas Al-Azhar]] di [[Kairo]] memutuskan bahwa FGM "tidak memiliki dasar dalam hukum Islam inti atau ketentuan parsialnya".<ref>[[#UNICEFpress2July2007|UNICEF press release]], 2 Juli 2007; [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 70.</ref>{{efn|Maggie Michael, Associated Press, 2007: "[Egypt's] supreme religious authorities stressed that Islam is against female circumcision. It's prohibited, prohibited, prohibited," Grand Mufti Ali Gomaa said on the privately owned al-Mahwar network."<ref>Michael, Maggie (29 Juni 2007). [https://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/06/29/AR2007062901284.html "Egypt Officials Ban Female Circumcision"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170920162546/http://www.washingtonpost.com/wp-dyn/content/article/2007/06/29/AR2007062901284.html |date=2017-09-20 }}, Associated Press, 2.</ref>}} Di sisi lain, fatwa [[Majelis Ulama Indonesia]] (MUI) menegaskan bahwa FGM merupakan tindakan ''makrumah'' dan ibadah yang dianjurkan, walaupun MUI juga menyatakan bahwa khitan perempuan hanya dapat menghilangkan penutup glans klitoris saja dan tidak boleh memotong seluruh klitoris.{{sfn|Sholeh|2012|loc=37}}
 
Dalam agama Kristen, tidak ada penyebutan FGM dalam [[Alkitab]].{{efn|Samuel Waje Kunhiyop, 2008: "Nowhere in all of Scripture or in any of recorded church history is there even a hint that women were to be circumcised."{{sfn|Kunhiyop|2008|loc=297}}}} Misionaris Kristen di Afrika termasuk pihak yang pertama yang menentang FGM,{{sfn|Murray|1976}} tetapi komunitas Kristen di Afrika mempraktikkannya. Pada 2013, UNICEF mengidentifikasi 19 negara Afrika dengan setidaknya 10 persen wanita dan gadis Kristen berusia 15 hingga 49 tahun yang menjalani FGM;{{efn|Negara-negara tersebut yaitu Benin, Burkina Faso, Republik Afrika Tengah, Chad, Pantai Gading, Mesir, Eritrea, Etiopia, Gambia, Guinea, Guinea Bissau, Kenya, Liberia, Mali, Niger, Nigeria, Sierra Leone, Sudan, dan Tanzania.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], hlm.&nbsp;73, figure 6.13.</ref>}} di Niger, 55 persen wanita dan gadis Kristen menjalani FGM, dibandingkan dengan dua persen pada Muslim.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], halaman sampul dan hlm.&nbsp;175.</ref> Sementara itu, satu-satunya kelompok Yahudi yang diketahui mempraktikkan FGM adalah [[Yahudi Etiopia]]. Yudaisme mensyaratkan sunat pada pria tetapi tidak mengizinkan FGM.<ref>{{harvnb|Cohen|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=PmL-LogqJ-YC&pg=PA59 59]}}; {{harvnb|Berlin|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=hKAaJXvUaUoC&pg=PA173 173]}}.</ref> FGM juga dipraktikkan oleh kelompok [[animisme]], terutama di Guinea dan Mali.<ref name="UNICEF 2013, 175"/>
Baris 233:
[[Isaac Baker Brown]], seorang ginekolog Inggris, presiden [[Perhimpunan Medis London]] dan salah satu pendiri [[St Mary's Hospital, London|Rumah Sakit St. Mary]] pada tahun 1845, percaya bahwa masturbasi, atau "iritasi tidak wajar" pada klitoris, menyebabkan [[histeria perempuan|histeria]], iritasi tulang belakang, kejang, kebodohan, mania, dan kematian.{{sfn|Elchalal|Ben-Ami|Gillis|Brzezinski|1997}} Karena itu ia "mulai berupaya untuk menghilangkan klitoris setiap kali ia memiliki kesempatan untuk melakukannya", seperti yang tersurat dalam obituarinya.<ref name=Allen2000p106>{{harvnb|J. F. C.|1873|loc=[https://books.google.com/books?id=gZ4EAAAAQAAJ&pg=PA155 155]}}, dikutip dalam {{harvnb|Allen|2000|loc=[https://archive.org/details/wagesofsinsexdis00alle/page/106 106].}}</ref> Brown melakukan beberapa klitoridektomi antara 1859 dan 1866.<ref name=Allen2000p106/> Di Amerika Serikat, [[J. Marion Sims]] mengikuti jejak Brown dan pada tahun 1862 memotong [[serviks|leher rahim wanita]] dan menghilangkan klitorisnya, "untuk menghilangkan kondisi gugup atau histeris seperti yang direkomendasikan oleh Baker Brown".{{sfn|McGregor|1998|loc=146}} Ketika Brown menerbitkan pandangannya dalam ''Mengenai Ketersembuhan Beberapa Bentuk Tertentu dari Kegilaan, Epilepsi, Katalepsi, dan Histeria pada Wanita'' (1866), dokter di London menuduhnya melakukan perdukunan dan mengeluarkannya dari [[Perhimpunan Kebidanan London]].<ref>{{harvnb|Sheehan|1981|loc=14}}; {{harvnb|Black|1997|loc=405}}.</ref>
 
Kemudian pada abad ke-19, A. J. Bloch, seorang ahli bedah di New Orleans, menghilangkan klitoris seorang gadis berusia dua tahun yang dilaporkan melakukan masturbasi.{{sfn|Hoberman|2005|loc=[https://archive.org/details/testosteronedrea00hobe/page/63 63]}} Menurut sebuah artikel tahun 1985 di jurnal ''Obstetrical & Gynecological Survey'', klitoridektomi dilakukan di Amerika Serikat pada 1960-an untuk mengobati histeria, erotomania, dan lesbianisme.<ref>{{harvnb|Cutner|1985}}, cited in {{harvnb|Nour|2008}}. Lihat pula {{harvnb|Barker-Benfield|1999|loc=[https://books.google.com/books?id=0QKUAgAAQBAJ&pg=PA113 113]}}.</ref> Dari pertengahan 1950-an, [[James C. Burt]], seorang ginekolog di Dayton, Ohio, melakukan perbaikan [[episiotomi]] yang tidak standar setelah melahirkan dengan menambahkan lebih banyak jahitan untuk membuat lubang vagina menjadi lebih kecil. Dari tahun 1966 hingga 1989, ia melakukan "operasi cinta" dengan memotong otot pubokoksigeus wanita, memosisikan ulang vagina dan uretra, dan melepas tudung klitoris, sehingga membuat area kelamin mereka lebih sesuai, dalam pandangannya, untuk hubungan seksual dalam [[posisi misionaris]].{{sfn|Rodriguez|2014|loc=149–153}} "Perempuan secara struktural tidak memadai untuk melakukan hubungan intim," tulisnya; ia mengatakan akan mengubah mereka menjadi "tikus kecil yang bersemangat".<ref>{{cite news|last1=Wilkerson|first1=Isabel|title=Charges Against Doctor Bring Ire and Questions|url=https://www.nytimes.com/1988/12/11/us/charges-against-doctor-bring-ire-and-questions.html|work=The New York Times|date=11 Desember 1988|access-date=2020-05-21|archive-date=2009-08-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20090816081427/http://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?sec=health|dead-url=no}}{{pb}}
{{cite news|last1=Donaldson James|first1=Susan|title=Ohio Woman Still Scarred By 'Love' Doctor's Sex Surgery|url=http://abcnews.go.com/Health/ohio-woman-writes-book-love-doctor-mutilated-sex/story?id=17897317|work=ABC News|date=13 Desember 2012 |ref=none|access-date=2020-05-21|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806025518/https://abcnews.go.com/Health/ohio-woman-writes-book-love-doctor-mutilated-sex/story?id=17897317|dead-url=no}}</ref> Pada 1960-an dan 1970-an, ia melakukan prosedur ini tanpa persetujuan sambil memperbaiki episiotomi dan melakukan histerektomi dan operasi lainnya; Burt mengatakan bahwa ia telah melaksanakan praktik tersebut terhadap 4.000 wanita pada tahun 1975.{{sfn|Rodriguez|2014|loc=149–153}} Setelah menerima banyak keluhan, ia diminta pada tahun 1989 untuk berhenti mempraktikkan kedokteran di Amerika Serikat.<ref>{{cite news|title=Doctor Loses Practice Over Genital Surgery|url=https://www.nytimes.com/1989/01/26/us/doctor-loses-practice-over-genital-surgery.html|agency=Associated Press|date=26 Januari 1989|access-date=2020-05-21|archive-date=2020-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20200831233712/https://www.nytimes.com/1989/01/26/us/doctor-loses-practice-over-genital-surgery.html|dead-url=no}}</ref>
 
== Penentangan ==
Baris 270:
Ada beberapa penentangan dari perempuan Kenya sendiri. Di [[Karatina]], sebuah kelompok yang menyebut diri mereka ''Ngo ya Tuiritu'' ("Perisai Gadis Muda") menyurati Dewan Penduduk Asli Nyeri Selatan pada tanggal 25 Desember 1931: "Kami dari Ngo ya Tuiritu mendengar bahwa ada laki-laki yang berbicara tentang sunat perempuan, dan kami heran karena mereka (laki-laki) tidak melahirkan dan merasakan rasa sakit dan bahkan beberapa mati dan bahkan yang lain menjadi tidak subur, dan penyebab utamanya adalah sunat. Karena itu, masalah sunat tidak boleh dipaksakan. Orang-orang ditangkapi seperti domba; seseorang harus dibiarkan memutuskan dengan caranya sendiri apakah setuju untuk disunat atau tidak tanpa pendiktean terhadap tubuhnya sendiri."<ref>{{harvnb|wa Kihurani|Warigia wa Johanna|Murigo wa Meshak|2007|loc=118–120}}; {{harvnb|Peterson|2012|loc=217}}.</ref>
 
Di tempat lain, dukungan untuk praktik FGM dari wanita sangat kuat. Pada tahun 1956 di Meru, Kenya bagian timur, ketika dewan tetua pria (''Njuri Nchecke'') mengumumkan larangan terhadap FGM pada tahun 1956, ribuan anak perempuan saling memotong alat kelamin masing-masing dengan pisau cukur selama tiga tahun ke depan sebagai simbol pembangkangan. Gerakan itu kemudian dikenal sebagai ''Ngaitana'' ("Aku akan menyunat diriku sendiri"), karena untuk menghindari menyebut nama teman-teman mereka, gadis-gadis itu berkata mereka telah memotong diri mereka sendiri. Sejarawan Lynn Thomas menganggap periode ini signifikan dalam sejarah FGM karena para korbannya juga merupakan pelakunya.<ref>{{harvnb|Thomas|2000|loc=[https://books.google.com/books?id=rhhRXiJIGEcC&pg=PA129 129–131] (131 untuk para gadis sebagai "aktor utama")}}; juga dalam {{harvnb|Thomas|1996}} dan {{harvnb|Thomas|2003|loc=89–91}}.</ref> FGM akhirnya dilarang di Kenya pada tahun 2001, meskipun praktik ini terus berlanjut, dilaporkan akibat dorongan dari wanita yang lebih tua.<ref>{{cite news |last1=Topping |first1=Alexandra |title=Kenyan girls taken to remote regions to undergo FGM in secret |url=https://www.theguardian.com/global-development/2014/jul/24/kenya-girls-female-genital-mutilation-fgm-secret |work=The Guardian |date=24 Juli 2014 |access-date=2020-05-21 |archive-date=2020-07-31 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200731055249/https://www.theguardian.com/global-development/2014/jul/24/kenya-girls-female-genital-mutilation-fgm-secret |dead-url=no }}</ref>
 
=== Tumbuhnya penentangan ===
Salah satu kampanye penentangan FGM paling awal dimulai di Mesir pada 1920-an, ketika Perhimpunan Dokter Mesir menyerukan larangan.{{efn|[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]] menyebut penentangan Perhimpunan Dokter Mesir sebagai “kampanye pertama yang diketahui” melawan FGM.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 10.</ref>}} Kampanye paralel juga berlangsung di Sudan yang dijalankan oleh para pemimpin agama dan wanita Inggris. Infibulasi dilarang di sana pada tahun 1946, tetapi aturan tersebut tidak populer dan diabaikan.{{sfn|Boddy|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=T77ui7IPNwkC&pg=PA202 202], 299}}{{efn|Beberapa negara bagian di Sudan melarang FGM pada 2008–2009, tetapi {{as of|2013|lc=y}}, tidak ada hukum yang berlaku secara nasional.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 2, 9.</ref> Prevalensi FGM di antara perempuan berusia 14–49 yaitu 89 persen pada 2014.{{sfn|Elduma|2018}}}} Pemerintah Mesir melarang infibulasi di rumah sakit yang dikelola pemerintah pada tahun 1959, tetapi memungkinkan klitoridektomi parsial jika orang tua memintanya.{{sfn|Boyle|2002|loc=92, 103}}
 
Pada tahun 1959, PBB meminta WHO untuk menyelidiki FGM, tetapi WHO menjawab bahwa FGM bukan masalah medis.{{sfn|Boyle|2002|loc=41}} Kaum feminis mengangkat masalah ini sepanjang tahun 1970-an.{{sfn|Bagnol|Mariano|2011|loc=281}} Dokter dan feminis Mesir [[Nawal El Saadawi]] mengkritik FGM dalam bukunya, ''Wanita dan Seks'' (1972); buku ini dilarang di Mesir dan El Saadawi kehilangan pekerjaannya sebagai direktur jenderal kesehatan masyarakat.<ref name=Khaleeli2010>{{harvnb|Gruenbaum|2001|loc=22}}; Khaleeli, Homa (15 April 2010). [https://www.theguardian.com/lifeandstyle/2010/apr/15/nawal-el-saadawi-egyptian-feminist "Nawal El Saadawi: Egypt's radical feminist"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150926003949/http://www.theguardian.com/lifeandstyle/2010/apr/15/nawal-el-saadawi-egyptian-feminist |date=2015-09-26 }}, ''The Guardian''.</ref> Ia melanjutkan pembahasan ini pada sebuah bab, "Sirkumsisi Gadis-Gadis", dalam bukunya, ''Wajah Tersembunyi Hawa: Wanita di Dunia Arab'' (1980), yang menggambarkan klitoridektominya sendiri ketika ia berusia enam tahun:
 
<blockquote>Saya tidak tahu apa yang telah mereka potong dari tubuh saya, dan saya tidak berusaha mencari tahu. Saya hanya menangis dan memanggil ibu saya untuk meminta bantuan. Tetapi kejutan terburuk dari semua ini adalah ketika saya melihat sekeliling dan mendapati ibu saya berdiri di samping saya. Ya, itu memang dia, saya tidak mungkin salah, dia ada di situ, tepat di tengah-tengah orang asing ini, berbicara dan tersenyum kepada mereka, seolah-olah mereka tidak ikut serta dalam penjagalan putrinya hanya beberapa saat yang lalu.{{sfn|El Saadawi|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=u5n9zUZuVI8C&pg=PA14 14]}}</blockquote>
 
[[Berkas:Edna Adan Ismail.jpg|jmpl|upright|ki|[[Edna Adan Ismail]] mengangkat isu dampak kesehatan FGM pada 1977.]]
Pada tahun 1975, Rose Oldfield Hayes, seorang ilmuwan sosial Amerika, menjadi akademisi perempuan pertama yang menerbitkan tulisan terperinci tentang FGM, dibantu oleh kemampuannya untuk berdiskusi langsung dengan wanita di Sudan. Artikelnya di jurnal ''American Ethnologist'' menyebutnya "mutilasi alat kelamin wanita" dan bukan sunat wanita, yang membuat artikel tersebut mendapatkan perhatian akademis yang lebih luas.{{sfn|Hayes|1975|loc=21}} [[Edna Adan Ismail]], yang saat itu bekerja di Kementerian Kesehatan Somalia, membahas konsekuensi kesehatan FGM pada tahun 1977 dengan [[Dewan Revolusioner Tertinggi (Somalia)|Organisasi Demokrasi Wanita Somalia]].{{sfn|Abdalla|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA201 201]}}<ref>Topping, Alexandra (23 Juni 2014). [https://www.theguardian.com/world/2014/jun/23/somaliland-womens-rights-gender-violence "Somaliland's leading lady for women's rights: 'It is time for men to step up'"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101055842/https://www.theguardian.com/world/2014/jun/23/somaliland-womens-rights-gender-violence |date=2017-01-01 }}, ''The Guardian''.</ref> Dua tahun kemudian, [[Fran Hosken]], seorang feminis Austria-Amerika, menerbitkan ''Laporan Hosken: Mutilasi Kelamin dan Seksual terhadap Wanita'' (1979),{{sfn|Hosken|1994}} yang untuk pertama kalinya menyajikan data secara global. Ia memperkirakan bahwa 110.529.000 wanita di 20 negara Afrika telah mengalami FGM.{{sfn|Yoder|Khan|2008|loc=2}} Data tersebut spekulatif tetapi sejalan dengan survei selanjutnya.{{sfn|Mackie|2003|loc=139}} Hosken menggambarkan FGM sebagai "tempat latihan untuk kekerasan pria", dan ia menuduh praktisi FGM wanita "berpartisipasi dalam penghancuran kelompok mereka sendiri".{{sfn|Hosken|1994|loc=5}} Pemilihan bahasa tersebut mengakibatkan keretakan antara feminis Barat dan Afrika; Wanita Afrika memboikot sesi yang menampilkan Hosken selama [[Konferensi Dunia tentang Wanita, 1980|Konferensi Dunia tentang Wanita]] di Kopenhagen pada Juli 1980.<ref>{{harvnb|Boyle|2002|loc=47}}; {{harvnb|Bagnol|Mariano|2011|loc=281}}.</ref>
 
Pada tahun 1979, WHO menggelar seminar "Praktik Tradisional yang Memengaruhi Kesehatan Wanita dan Anak-anak" di Khartoum, Sudan, dan pada tahun 1981, juga di Khartoum, 150 akademisi dan aktivis menandatangani ikrar untuk melawan FGM setelah acara lokakarya yang diadakan oleh [[Babikar Badri|Asosiasi Ilmiah Babikar Badri]] untuk Studi Wanita (BBSAWS), "Sunat Perempuan Memutilasi dan Membahayakan Wanita - Lawanlah!" Lokakarya BBSAWS lainnya pada tahun 1984 mengundang komunitas internasional untuk menuliskan pernyataan bersama untuk PBB.{{sfn|Abusharaf|2007|loc=176-180}} Pernyataan tersebut merekomendasikan bahwa "tujuan semua wanita Afrika" seharusnya adalah pemberantasan FGM dan bahwa, untuk memutuskan hubungan antara FGM dan agama, klitoridektomi sebaiknya tidak lagi disebut sebagai sunah.{{sfn|Abusharaf|2007|loc=180}}
 
[[Komite Inter-Afrika tentang Praktik-Praktik Tradisional yang Memengaruhi Kesehatan Perempuan dan Anak-Anak]], yang didirikan pada 1984 di Dakar, Senegal, menyerukan diakhirinya praktik tersebut, seperti yang dilakukan [[Konferensi Internasional Hak Asasi Manusia]] PBB di Wina pada tahun 1993. Konferensi tersebut mencantumkan FGM sebagai bentuk [[kekerasan terhadap wanita]] dan menganggapnya sebagai pelanggaran hak asasi manusia alih-alih sekadar masalah medis.<ref>{{harvnb|Rahman|Toubia|2000|loc=10-11}}; untuk Wina, lihat [[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 8</ref> Sepanjang 1990-an dan 2000-an, pemerintah di Afrika dan Timur Tengah mengesahkan undang-undang yang melarang atau membatasi FGM. Pada tahun 2003, [[Uni Afrika]] meratifikasi [[Protokol Maputo]] tentang hak-hak perempuan yang mendukung penghapusan FGM.<ref>Emma Bonino, [https://www.nytimes.com/2004/09/15/opinion/15iht-edbonino_ed3_.html "A brutal custom: Join forces to banish the mutilation of women"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150531165453/http://www.nytimes.com/2004/09/15/opinion/15iht-edbonino_ed3_.html |date=2015-05-31 }}, ''The New York Times'', 15 September 2004; [https://web.archive.org/web/20110409114818/http://www.africa-union.org/root/au/Documents/Treaties/Text/Protocol%20on%20the%20Rights%20of%20Women.pdf Maputo Protocol], 7–8.</ref> Pada 2015, undang-undang yang membatasi FGM telah disahkan di setidaknya 23 dari 27 negara di Afrika yang mempraktikkan FGM, meskipun beberapa di antaranya tidak sampai melarang.{{efn|Sebagai contoh, UNICEF 2013 menggolongkan Mauritania sebagai negara yang telah mengesahkan undang-undang terhadap FGM, tetapi (pada tahun itu) FGM hanya dilarang dilakukan di fasilitas pemerintah atau oleh tenaga medis.<ref name=UNICEF2013p8>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 8.</ref>{{pb}}Berikut ini adalah negara-negara yang umum mempraktikkan FGM dan menetapkan pembatasan yang berlaku pada 2013. Tanda bintang menunjukkan larangan:{{pb}}Benin (2003), Burkina Faso (1996*), Republik Afrika Tengah (1966, diamendemen 1996), Chad (2003), Pantai Gading (1998), Djibouti (1995, diamendemen 2009*), Mesir (2008*), Eritrea (2007*), Etiopia (2004*), Ghana (1994, diamendemen 2007), Guinea (1965, diamendemen 2000*), Guinea-Bissau (2011*), Irak (2011*), Kenya (2001, diamendemen 2011*), Mauritania (2005), Niger (2003), Nigeria (2015*), Senegal (1999*), Somalia (2012*), Sudan, beberapa negara bagian (2008–2009), Tanzania (1998), Togo (1998), Uganda (2010*), Yaman (2001*).<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 8–9.</ref><ref>[[#UNFPA–UNICEF2012|UNFPA–UNICEF Annual Report 2012]], 12.</ref>}}
 
=== Perserikatan Bangsa-Bangsa ===
Baris 293:
{{legend|#FF0000|FGM bukan merupakan tindak kriminal}}
{{legend|#C0C0C0|Tak ada data}}]]
Pada bulan Desember 1993, [[Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa]] memasukkan FGM dalam resolusi 48/104, [[Deklarasi Penghapusan Diskriminasi terhadap Perempuan]], dan sejak 2003 mensponsori [[Hari Anti-Sunat Wanita Sedunia]], yang diadakan setiap 6 Februari.<ref>[http://www.un.org/documents/ga/res/48/a48r104.htm "48/104. Declaration on the Elimination of Violence against Women"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060202074847/http://www.un.org/documents/ga/res/48/a48r104.htm |date=2006-02-02 }}, United Nations General Assembly, 20 Desember 1993.</ref><ref>Charlotte Feldman-Jacobs, [http://www.prb.org/Articles/2009/fgmc.aspx "Commemorating International Day of Zero Tolerance to Female Genital Mutilation"] {{webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100213125942/http://www.prb.org/Articles/2009/fgmc.aspx |date=13 Februari 2010 }}, Population Reference Bureau, Februari 2009.</ref> Pada tahun 2003, UNICEF mulai mempromosikan pendekatan [[norma sosial]] berbasis bukti, yang menggunakan ide-ide dari [[teori permainan]] tentang bagaimana masyarakat mencapai keputusan tentang FGM dan didasarkan pada karya Gerry Mackie perihal penghapusan praktik pengikatan kaki di Tiongkok.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 15; [[#UNICEF2010|UNICEF 2010]].</ref> Pada tahun 2005, Pusat Penelitian Innocenti UNICEF di Firenze menerbitkan laporan pertamanya tentang FGM.<ref name=UNICEF2005/> UNFPA dan UNICEF meluncurkan program bersama di Afrika pada 2007 untuk mengurangi FGM sebesar 40 persen pada kelompok usia 0–15 dan menghilangkannya dari setidaknya satu negara pada 2012, misi yang tidak terwujud dan yang kemudian mereka gambarkan sebagai tidak realistis.<ref name="UNFPA–UNICEF2013">[[#UNFPA2013|UNFPA 2013]], "Executive Summary", 4.</ref>{{efn|Lima belas negara bergabung pada program ini: Djibouti, Mesir, Etiopia, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya, Senegal, dan Sudan pada 2008; Burkina Faso, Gambia, Uganda, dan Somalia pada 2009; and Eritrea, Mali and Mauritania in 2011.<ref>[[#UNFPA2013|UNFPA 2013]], Volume 1, viii.</ref>}} Pada tahun 2008, beberapa badan PBB mengakui FGM sebagai pelanggaran hak asasi manusia,<ref>[[#WHO2008|WHO 2008]], 8.</ref> dan pada 2010 PBB meminta para penyedia layanan kesehatan untuk berhenti melaksanakan prosedur tersebut, termasuk reinfibulasi setelah melahirkan dan pengikiran simbolis.<ref name=UN2010Askew/> Pada tahun 2012, Majelis Umum menerbitkan resolusi 67/146, "Mengintensifkan upaya global untuk menghilangkan pemotongan kelamin wanita".<ref name=UN>[[#UNresolution2012|UN resolution, 20 Desember 2012]]; Emma Bonino, [https://www.nytimes.com/2012/12/20/opinion/global/banning-female-genital-mutilation.html "Banning Female Genital Mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101060201/http://www.nytimes.com/2012/12/20/opinion/global/banning-female-genital-mutilation.html |date=2017-01-01 }}, ''The New York Times'', 19 Desember 2012.</ref>
 
=== Negara-negara yang tidak mempraktikkan ===
==== Gambaran umum ====
Imigrasi menyebarkan praktik FGM ke Australia, Selandia Baru, Eropa, dan Amerika Utara, yang semuanya melarang atau membatasi praktik tersebut hanya untuk orang dewasa yang mau melakukannya.<ref>Australia: [http://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf "Review of Australia's Female Genital Mutilation Legal Framework"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160305202920/https://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf |date=2016-03-05 }}, Attorney General's Department, Government of Australia.{{pb}}
Selandia Baru: [http://www.legislation.govt.nz/act/public/1961/0043/latest/DLM329734.html#DLM329734 "Section 204A&nbsp;– Female genital mutilation&nbsp;– Crimes Act 1961"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111123061721/http://www.legislation.govt.nz/act/public/1961/0043/latest/DLM329734.html#DLM329734 |date=2011-11-23 }}, New Zealand Parliamentary Counsel Office.{{pb}}
Eropa: [http://ec.europa.eu/justice/gender-equality/gender-violence/eliminating-female-genital-mutilation/index_en.htm "Eliminating female genital mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140808183953/http://ec.europa.eu/justice/gender-equality/gender-violence/eliminating-female-genital-mutilation/index_en.htm |date=2014-08-08 }}, European Commission.{{pb}}
Amerika Serikat: [http://www.law.cornell.edu/uscode/text/18/116 "18 U.S. Code § 116 – Female genital mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20140803012933/http://www.law.cornell.edu/uscode/text/18/116 |date=2014-08-03 }}, Legal Information Institute, Cornell University Law School.{{pb}}
Kanada: [http://laws-lois.justice.gc.ca/eng/acts/C-46/section-268.html Section 268] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190502191321/https://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf |date=2019-05-02 }}, Criminal Code, Justice Laws website, Government of Canada.</ref> Swedia melarang FGM pada 1982 melalui ''Undang-Undang Pelarangan Pemotongan Kelamin Perempuan'' dan menjadi negara barat pertama yang melakukannya.<ref name=EigeSweden>[http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_sweden_en.pdf "Current situation of female genital mutilation in Sweden"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170319112455/http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_sweden_en.pdf |date=2017-03-19 }}, European Institute for Gender Equality, European Union.</ref> Beberapa negara yang pernah menjadi penjajah, termasuk Belgia, Inggris, Prancis, dan Belanda, mengesahkan undang-undang baru atau menegaskan bahwa aturan mengenai FGM termasuk dalam cakupan undang-undang yang ada.{{sfn|Boyle|2002|loc=97}} Pada 2013, undang-undang yang melarang FGM telah disahkan di 33 negara di luar Afrika dan Timur Tengah.<ref name=UNICEF2013p8/>
 
==== Amerika Utara ====
Di Amerika Serikat diperkirakan 513.000 wanita dan gadis mengalami atau berisiko mengalami FGM pada tahun 2012.<ref name=CDC2016>[http://www.publichealthreports.org/documents/fgmutilation.pdf "Female Genital Mutilation/Cutting in the United States: Updated Estimates of Women and Girls at Risk, 2012"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171221153549/http://www.publichealthreports.org/documents/fgmutilation.pdf |date=2017-12-21 }}, Centers for Disease Control and Prevention, ''Public Health Reports'', 131, Maret–April 2016.</ref><ref>Julie Turkewitz, [https://www.nytimes.com/2015/02/06/us/genital-cutting-cases-seen-more-as-immigration-rises.html "Effects of Ancient Custom Present New Challenge to U.S. Doctors: Genital Cutting Cases Seen More as Immigration Rises"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180131004639/https://www.nytimes.com/2015/02/06/us/genital-cutting-cases-seen-more-as-immigration-rises.html |date=2018-01-31 }}, ''The New York Times'', 6 Februari 2015.</ref>{{efn|Perkiraan CDC sebelumnya adalah 168.000 pada tahun 1990.{{sfn|Jones|Smith|Kieke|Wilcox|1997|loc=372}}}} Seorang wanita Nigeria berhasil melawan perintah deportasi pada Maret 1994. Ia meminta "suaka budaya" dengan alasan bahwa putrinya (yang merupakan warga negara Amerika) masih muda dan mungkin akan mengalami FGM jika ia dipulangkan ke Nigeria.{{sfn|Rudloff|1995|loc=877}}<ref>{{Cite news|url=https://www.nytimes.com/1994/03/04/us/an-ancient-ritual-and-a-mother-s-asylum-plea.html|title=An Ancient Ritual and a Mother's Asylum Plea|last=Egan|first=Timothy|date=1994-03-04|work=The New York Times|access-date=2019-11-28|language=en-US|issn=0362-4331|archive-date=2020-09-03|archive-url=https://web.archive.org/web/20200903094757/https://www.nytimes.com/1994/03/04/us/an-ancient-ritual-and-a-mother-s-asylum-plea.html|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://archive.org/details/sim_time_1994-03-21_143_12/page/45|title=At Risk of Mutilation|last=Gregory|first=Sophfronia Scott|date=21 Maret 1994|work=Time|access-date=|page=45}}</ref> Pada tahun 1996, Fauziya Kasinga dari Togo menjadi orang pertama yang secara resmi diberikan suaka untuk melarikan diri dari FGM.<ref>Celia W. Dugger, [https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html?res=9C05E1DB1439F935A25755C0A960958260 "June 9–15; Asylum From Mutilation"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200621232551/https://query.nytimes.com/gst/fullpage.html%3Fres%3D9C05E1DB1439F935A25755C0A960958260 |date=2020-06-21 }},''The New York Times'', 16 Juni 1996.{{pb}}
[https://www.justice.gov/sites/default/files/eoir/legacy/2000/03/28/kasinga7.pdf "In re Fauziya KASINGA, file A73 476 695"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170304040921/https://www.justice.gov/sites/default/files/eoir/legacy/2000/03/28/kasinga7.pdf |date=2017-03-04 }}, U.S. Department of Justice, Executive Office for Immigration Review, decided 13 Juni 1996.</ref> Pada tahun yang sama, Undang-Undang Federal tentang Pemotongan Kelamin Wanita melarang FGM yang dilakukan atas dasar nonmedis terhadap anak di bawah umur, dan pada tahun 2013 Undang-Undang Transportasi untuk Pemotongan Kelamin Perempuan melarang orang membawa anak ke luar negeri untuk melakukan FGM.<ref name=CDC2016/>{{rp|2}} Pada tahun 2006, pelaku FGM untuk pertama kalinya dijatuhi hukuman di Amerika Serikat; [[Khalid Adem]] yang berasal dari Etiopia dihukum sepuluh tahun akibat kekerasan dan kekejaman terhadap anak-anak setelah memotong klitoris putrinya yang berusia dua tahun dengan gunting.<ref>[http://usatoday30.usatoday.com/news/nation/2006-11-01-georgia_x.htm "Man gets 10-year sentence for circumcision of 2-year-old daughter"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170902134855/http://usatoday30.usatoday.com/news/nation/2006-11-01-georgia_x.htm |date=2017-09-02 }}, Associated Press, 1 November 2006.</ref> Seorang hakim di pengadilan tingkat federal memutuskan pada 2018 bahwa Undang-Undang 1996 tidak konstitusional, dengan alasan bahwa FGM adalah "kegiatan kriminal lokal" yang harus diatur oleh negara bagian, bukan oleh kongres; ia membuat putusan tersebut dalam kasus yang terkait dengan anggota komunitas [[Dawoodi Bohra]] di Michigan yang dituduh melakukan FGM.<ref>Schmidt, Samantha (21 November 2018). [https://www.washingtonpost.com/local/social-issues/judge-rules-that-federal-law-banning-female-genital-mutilation-is-unconstitutional/2018/11/21/a9455728-edd2-11e8-96d4-0d23f2aaad09_story.html "Judge rules that federal law banning female genital mutilation is unconstitutional"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200820223532/https://www.washingtonpost.com/local/social-issues/judge-rules-that-federal-law-banning-female-genital-mutilation-is-unconstitutional/2018/11/21/a9455728-edd2-11e8-96d4-0d23f2aaad09_story.html |date=2020-08-20 }}. ''The Washington Post''.</ref> Dua puluh empat negara bagian memiliki undang-undang yang melarang FGM pada 2016.<ref name=CDC2016/>{{rp|2}} [[American Academy of Pediatrics]] turut menentang semua bentuk praktik FGM, termasuk penusukan kulit klitoris.{{efn|Pada tahun 2010, American Academy of Pediatrics menyarankan bahwa "menusuk atau mengiris kulit klitoris" adalah prosedur yang tidak berbahaya yang dapat memuaskan orang tua, tetapi mereka menarik pernyataan tersebut setelah menerima keluhan.<ref>{{cite journal|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/102/1/153.full |title=Female Genital Mutilation|journal=Pediatrics|volume= 102|issue=1|date= 1 Juli 1998|pages= 153–156|doi=10.1542/peds.102.1.153|pmid=9651425|access-date=2020-05-22|archive-date=2013-02-18|archive-url=https://web.archive.org/web/20130218221435/http://pediatrics.aappublications.org/content/102/1/153.full|dead-url=no}}{{pb}}
Kebijakan yang sudah dicabut: {{cite journal|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/125/5/1088.full |title=Ritual Genital Cutting of Female Minors|journal= Pediatrics |volume=125|issue=5|date= 1 Mei 2010|pages= 1088–1093|pmid=20421257|doi=10.1542/peds.2010-0187|doi-access=free|author1=American Academy of Pediatrics Board of Directors|access-date=2020-05-22|archive-date=2014-10-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20141020034936/http://pediatrics.aappublications.org/content/125/5/1088.full|dead-url=no}}{{pb}}
Pam Belluck, [https://www.nytimes.com/2010/05/07/health/policy/07cuts.html "Group Backs Ritual 'Nick' as Female Circumcision Option"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180118095546/http://www.nytimes.com/2010/05/07/health/policy/07cuts.html |date=2018-01-18 }}, ''The New York Times'', 6 Mei 2010.</ref>}}
 
Kanada menggolongkan FGM sebagai bentuk [[persekusi]] pada Juli 1994 setelah negara itu memberikan status pengungsi kepada Khadra Hassan Farah, yang melarikan diri dari Somalia untuk menghindari FGM terhadap putrinya.<ref name=Farnsworth1994>Clyde H. Farnsworth, [https://www.nytimes.com/1994/07/21/world/canada-gives-somali-mother-refugee-status.html "Canada Gives Somali Mother Refugee Status"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170813224305/http://www.nytimes.com/1994/07/21/world/canada-gives-somali-mother-refugee-status.html |date=2017-08-13 }}, ''The New York Times'', 21 Juli 1994.</ref> Pada tahun 1997, Pasal 268 [[Undang-undang Pidana Kanada]] diamendemen untuk melarang FGM kecuali jika "orang tersebut setidaknya berusia delapan belas tahun dan tidak ada kerusakan fisik yang diakibatkannya".<ref name=UNICEF2013p8/><ref>[http://laws-lois.justice.gc.ca/eng/acts/C-46/section-268.html Section 268] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190502191321/https://www.ag.gov.au/Publications/Documents/ReviewofAustraliasfemalegenitalmutilationlegalframework/Review%20of%20Australias%20female%20genital%20mutilation%20legal%20framework.pdf |date=2019-05-02 }}, Criminal Code of Canada.</ref> Sampai Juli 2017, belum ada orang yang dijerat dengan pasal ini. Pejabat Kanada menyatakan keprihatinannya bahwa ribuan gadis Kanada berisiko menjalani "pemotongan saat liburan", ketika gadis-gadis tersebut dibawa ke luar negeri untuk menjalani prosedur FGM, tetapi tidak ada angka pasti untuk hal ini hingga tahun 2017.<ref>{{cite news |url=https://www.thestar.com/news/fgm/2017/07/14/canadian-girls-are-being-taken-abroad-to-undergo-female-genital-mutilation-documents-reveal.html |work=The Toronto Star|archive-url=https://web.archive.org/web/20170813162722/https://www.thestar.com/news/fgm/2017/07/14/canadian-girls-are-being-taken-abroad-to-undergo-female-genital-mutilation-documents-reveal.html |title=Canadian girls are being taken abroad to undergo female genital mutilation, documents reveal |first=Jayme |last=Poisson |date=14 Juli 2017 |archive-date=13 Agustus 2017}}</ref>
 
==== Eropa ====
Menurut [[Parlemen Eropa]], 500.000 wanita di Eropa telah menjalani FGM hingga Maret 2009.{{sfn|Yoder|Wang|Johansen|2013|loc=195}} Di Prancis, hingga 30.000 wanita diperkirakan mengalaminya pada 1995. Menurut Colette Gallard, seorang penasihat keluarga berencana, ketika FGM pertama kali ditemukan di Prancis, reaksinya adalah bahwa orang Barat tidak boleh ikut campur. Sikap tersebut baru berubah setelah kematian dua gadis pada tahun 1982, salah satunya masih berusia tiga bulan.{{sfn|Gallard|1995|loc=1592}}<ref name=Rowling/> Pada tahun 1991, pengadilan Prancis memutuskan bahwa [[Konvensi Terkait Status Pengungsi]] menawarkan perlindungan kepada para korban FGM; keputusan itu mengikuti permohonan suaka dari [[Aminata Diop]] yang melarikan diri dari prosedur FGM di Mali.<ref>Jana Meredyth Talton, "Asylum for Genital-Mutilation Fugitives: Building a Precedent", [[Ms. (majalah)|Ms.]], Januari/Februari 1992, 17.</ref> Praktik ini dilarang oleh beberapa pasal Undang-undang Pidana Prancis yang terkait dengan luka-luka yang menyebabkan mutilasi permanen atau penyiksaan.<ref name=Rowling>Megan Rowling [http://news.trust.org//item/?map=france-reduces-genital-cutting-with-prevention-prosecutions-lawyer/ "France reduces genital cutting with prevention, prosecutions – lawyer"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101055918/http://news.trust.org/item/?map=france-reduces-genital-cutting-with-prevention-prosecutions-lawyer%2F |date=2017-01-01 }}, Thomson Reuters Foundation, 27 September 2012.</ref><ref>[http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_france_en.pdf "Current situation of female genital mutilation in France"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160207130739/http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/current_situation_and_trends_of_female_genital_mutilation_in_france_en.pdf |date=2016-02-07 }}, European Institute for Gender Equality, European Union.</ref><!--find source: All children under six who were born in France undergo medical examinations that include inspection of the genitals, and doctors are obliged to report FGM.--> Tuntutan perdata pertama dilayangkan pada tahun 1982,{{sfn|Gallard|1995|loc=1592}} dan penuntutan pidana pertama pada tahun 1993.<ref name=Farnsworth1994/> Pada tahun 1999, seorang wanita dihukum delapan tahun penjara karena melakukan FGM pada 48 anak perempuan.{{sfn|Gollaher|2000|loc=189}} Pada 2014, lebih dari 100 orang tua dan dua praktisi telah dituntut dalam lebih dari 40 kasus pidana.<!--check source--><ref name=Rowling/>
 
Hingga 2011, sekitar 137.000 wanita dan gadis yang tinggal di Inggris dan Wales lahir di negara-negara tempat FGM dipraktikkan.<ref>Alison Macfarlane and [[Efua Dorkenoo]], [http://www.equalitynow.org/sites/default/files/FGM%20EN%20City%20Estimates.pdf "Female Genital Mutilation in England and Wales"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150815112821/http://www.equalitynow.org/sites/default/files/FGM%20EN%20City%20Estimates.pdf |date=15 Agustus 2015 }}, [[City University of London]] and [[Equality Now]], 21 Juli 2014, 3.{{pb}}
[http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/Study%20to%20map%20the%20current%20situation%20and%20trends%20on%20FGM%20-Country%20reports%20-%20MH3212540ENN.pdf "Country Report: United Kingdom"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170319112338/http://eige.europa.eu/sites/default/files/documents/Study%20to%20map%20the%20current%20situation%20and%20trends%20on%20FGM%20-Country%20reports%20-%20MH3212540ENN.pdf|date=2017-03-19}}, ''Study to map the current situation and trends of FGM: Country reports'', European Institute for Gender Equality, Luxembourg: Publications Office of the European Union, 2013, 487–532.{{pb}}
Untuk artikel yang lebih lama mengenai FGM di Britania Raya, lihat {{harvnb|Black|Debelle|1995}}</ref> Praktik FGM pada anak-anak atau orang dewasa dilarang oleh [[Undang-undang Larangan Sunat Perempuan 1985]].<ref><!--add secondary source-->[http://www.legislation.gov.uk/ukpga/1985/38/contents ''Prohibition of Female Circumcision Act 1985''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170101055729/http://www.ccsenet.org/journal/index.php/ilr/article/view/36076 |date=2017-01-01 }}, legislation.gov.uk, The National Archives.</ref> Undang-undang ini digantikan oleh [[Undang-undang Pemotongan Kelamin Perempuan 2003]] dan [[Undang-undang Larangan Pemotongan Kelamin Perempuan (Skotlandia) 2005]], yang menambahkan larangan mengadakan FGM di luar negeri untuk warga negara atau penduduk tetap Inggris.<ref>[http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 Female Genital Mutilation Act 2003] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170714134537/http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 |date=2017-07-14 }} and [http://www.legislation.gov.uk/asp/2005/8/contents "Prohibition of Female Genital Mutilation (Scotland) Act 2005"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170714134537/http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 |date=2017-07-14 }}, legislation.gov.uk.</ref>{{efn|[[Female Genital Mutilation Act 2003]]: "A person is guilty of an offence if he excises, infibulates or otherwise mutilates the whole or any part of a girl's labia majora, labia minora or clitoris", unless "necessary for her physical or mental health". Although the legislation refers to girls, it applies to women too.<ref>[http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 "Female Genital Mutilation Act 2003"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170714134537/http://www.legislation.gov.uk/ukpga/2003/31 |date=2017-07-14 }}, legislation.gov.uk, and [http://www.cps.gov.uk/legal/d_to_g/female_genital_mutilation/#a02 "Female Genital Mutilation Act 2003"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130908183829/http://www.cps.gov.uk/legal/d_to_g/female_genital_mutilation/#a02 |date=2013-09-08 }} (legal guidance), Crown Prosecution Service: "The Act refers to 'girls', though it also applies to women."</ref>}} Komite PBB tentang [[Konvensi mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Wanita]] (CEDAW) pada Juli 2013 meminta pemerintah Britania Raya untuk "memastikan implementasi penuh dari undang-undang tentang FGM".<ref>[[#CEDAW2013|CEDAW, Juli 2013]], 6, paragraf&nbsp;36, 37.</ref> Tuntutan pertama dilayangkan pada tahun 2014 terhadap seorang dokter dan seorang pria lainnya; dokter tersebut menjahit kembali seorang wanita yang diinfibulasi setelah sebelumnya membukanya untuk persalinan. Keduanya dibebaskan pada tahun 2015.<ref>Sandra Laville, [https://www.theguardian.com/society/2015/feb/04/doctor-not-guilty-fgm-dhanuson-dharmasena "Doctor found not guilty of FGM on patient at London hospital"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180206042151/https://www.theguardian.com/society/2015/feb/04/doctor-not-guilty-fgm-dhanuson-dharmasena |date=2018-02-06 }}, ''The Guardian'', 4 Februari 2015.</ref>
 
== Kritik terhadap penentangan ==
Baris 325:
Orang Afrika yang keberatan dengan cara penentang FGM menyampaikan kritiknya menghadapi risiko dicap sebagai pembela praktik tersebut. Ahli teori feminis [[Obioma Nnaemeka]], yang sangat menentang FGM, berpendapat pada 2005 bahwa penggantian nama menjadi mutilasi kelamin perempuan telah menghasilkan makna tersirat mengenai "budaya Afrika dan Muslim yang barbar" dan peran Barat dalam memberantasnya.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA33 33]}} Menurut profesor hukum Uganda [[Sylvia Tamale]], penolakan Barat terhadap FGM pada mulanya berasal dari tindakan menghakimi yang berlandaskan pada nilai Yahudi-Kristen bahwa praktik seksual dan keluarga Afrika (yang tidak hanya meliputi FGM tetapi juga [[seks kering]], [[poligini]], [[mahar]], dan [[perkawinan levirat]]) perlu dikoreksi.{{sfn|Tamale|2011|loc=[https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C&pg=PA19 19–20]}} Ada pula ahli yang menyoroti [[voyeurisme]] dalam tindakan memperlakukan tubuh perempuan seolah sebagai objek pameran. Contohnya meliputi penggunaan gambar vulva wanita setelah FGM atau gadis yang menjalani prosedur FGM.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA30 30–33]}} Foto-foto pemenang penghargaan Pulitzer tahun 1996 yang menampilkan seorang gadis Kenya berusia 16 tahun yang menjalani FGM diterbitkan oleh 12 surat kabar Amerika, tanpa persetujuannya untuk difoto dan juga tanpa izin untuk diterbitkan di media massa.<ref>{{harvnb|Korieh|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA121 121–122]}}; for the photographs, see {{cite web |title=Stephanie Walsh. The 1996 Pulitzer Prize Winners: Feature Photography |url=http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography |publisher=The Pulitzer Prizes|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151007101527/http://www.pulitzer.org/works/1996-Feature-Photography |archivedate=7 Oktober 2015 |date=1996|url-status=live}}</ref>
 
Debat ini menyoroti ketegangan antara antropologi dan feminisme; antropologi berfokus pada toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda, sementara feminisme mencurahkan perhatian pada persamaan hak untuk perempuan. Menurut antropolog Christine Walley, literatur anti-FGM umumnya menggambarkan perempuan Afrika sebagai korban [[kesadaran palsu]] yang membuat mereka berpartisipasi dalam penindasan mereka sendiri. Pandangan semacam ini didukung oleh kaum feminis pada 1970-an dan 1980-an, termasuk Fran Hosken, [[Mary Daly]], dan Hanny Lightfoot-Klein.{{sfn|Walley|2002|loc=[https://books.google.com/books?id=t_5a39rTNB8C&pg=PA18 18], 34, 43, [https://books.google.com/books?id=t_5a39rTNB8C&pg=PA60 60]}} Hal ini mendorong Asosiasi Antropolog Prancis untuk memberikan pernyataan pada tahun 1981, pada puncak perdebatan awal mengenai FGM, bahwa "[pandangan] feminisme tertentu membangkitkan kembali kesombongan moralistik kolonialisme zaman dahulu".{{sfn|Bagnol|Mariano|2011|loc=281}} Hingga saat ini, praktik FGM masih berlangsung, dengan pro-kontra masing-masing, belum ada kebijakan yang mengatur, namun para pembela hak perempuan menolak pelaksanaan FGM dengan dalih otoritas terhadap tubuh personal.
 
=== Perbandingan dengan prosedur lain ===
==== Prosedur kosmetik ====
Nnaemeka berpendapat bahwa pertanyaan yang lebih penting adalah mengapa tubuh wanita terus menerus menjadi sasaran "pelecehan dan penghinaan", termasuk di Barat.{{sfn|Nnaemeka|2005|loc=[https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&pg=PA38 38–39]}} Beberapa penulis telah melihat kemiripan antara FGM dengan prosedur kosmetik.<ref>{{harvnb|Johnsdotter|Essén|2010|loc=32}}; {{harvnb|Berer|2007|loc=1335}}.</ref> Ronán Conroy dari [[Royal College of Surgeons di Irlandia|Royal College of Surgeons]] di Irlandia menulis pada 2006 bahwa prosedur kosmetik pada kelamin "mendorong kemajuan" FGM karena wanita seolah diajak untuk menganggap keragaman alamiah sebagai suatu kecacatan.{{sfn|Conroy|2006}} Antropolog [[Fadwa El Guindi]] membandingkan FGM dengan [[pembesaran payudara]], yang dianggap telah menomorduakan fungsi keibuan payudara dan menomorsatukan kenikmatan seksual pria.{{sfn|El Guindi|2007|loc=[https://books.google.com/books?id=8VQxt634pfcC&pg=PA33 33]}} Tokoh feminis Prancis [[Benoîte Groult]] mengemukakan pendapat yang serupa pada tahun 1975. Ia mengatakan bahwa FGM dan bedah kosmetik adalah praktik yang seksis dan patriarkal.{{sfn|Wildenthal|2012|loc=148}} Sementara itu, antropolog medis [[Carla Obermeyer]] berpendapat pada tahun 1999 bahwa FGM mungkin dianggap penting dalam konteks sosial seperti halnya [[rhinoplasti]] dan sunat pada pria.{{sfn|Obermeyer|1999|loc=94}} Sebagai contoh, meskipun sudah dilarang pada tahun 2007, wanita Mesir yang menginginkan FGM untuk anak perempuan mereka menginginkan prosedur ''tajmeel amalyet'' (bedah kosmetik) untuk menghilangkan jaringan kelamin yang dianggap berlebih.<ref>Sara Abdel Rahim, [http://timep.org/commentary/midwives-doctors-searching-safer-circumcisions-egypt# "From Midwives to Doctors: Searching for “Safer” Circumcisions in Egypt?"] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170730231539/http://timep.org/commentary/midwives-doctors-searching-safer-circumcisions-egypt|date=2017-07-30}}, [[The Tahrir Institute for Middle East Policy]], 25 September 2014.</ref>
 
[[Berkas:Martha Nussbaum wikipedia 10-10.jpg|jmpl|ki|[[Martha Nussbaum]]: permasalahan moral dan hukum yang menghantui FGM adalah bahwa sebagian besar FGM dilakukan pada anak-anak dengan menggunakan kekuatan fisik.]]
Baris 337:
 
==== Anak interseks dan sunat laki-laki ====
Beberapa ahli berpendapat bahwa hak anak-anak tidak hanya dilanggar oleh FGM tetapi juga oleh perubahan kelamin terhadap anak [[interseks]], yang dilahirkan dengan anomali yang kemudian "dikoreksi" atas pilihan dokter.<ref>Nancy Ehrenreich, Mark Barr, [http://www.law.harvard.edu/students/orgs/crcl/vol40_1/ehrenreich.pdf "Intersex Surgery, Female Genital Cutting, and the Selective Condemnation of 'Cultural Practices{{' "}}] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170517021052/http://www.law.harvard.edu/students/orgs/crcl/vol40_1/ehrenreich.pdf |date=2017-05-17 }}, ''Harvard Civil Rights-Civil Liberties Law Review'', 40(1), 2005 (71–140), 74–75.{{pb}}
{{cite news|last1=Gregorio|first1=I. W.|title=Should Surgeons Perform Irreversible Genital Surgery on Children?|url=http://www.newsweek.com/should-surgeons-perform-irreversible-genital-surgery-children-589353|work=Newsweek|date=26 April 2017|ref=none|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806025114/https://www.newsweek.com/should-surgeons-perform-irreversible-genital-surgery-children-589353|dead-url=no}}</ref> Berbagai argumen telah dikemukakan bahwa [[sunat laki-laki keagamaan|sunat laki-laki yang tidak dilakukan atas dasar medis]] (seperti yang dipraktikkan oleh umat Muslim, Yahudi, dan beberapa kelompok Kristen) juga melanggar hak-hak anak. Secara global sekitar 30 persen pria berusia di atas 15 tahun disunat; dari jumlah tersebut, sekitar dua pertiganya adalah Muslim.<ref>{{cite web|title=Male circumcision: global trends and determinants of prevalence, safety and acceptability|url=http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/jc1360_male_circumcision_en_0.pdf|publisher=World Health Organization and Joint United Nations Programme on HIV/AIDS|location=Geneva|page=7|date=2007|access-date=2020-05-22|archive-date=2015-12-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20151222194858/http://www.unaids.org/sites/default/files/media_asset/jc1360_male_circumcision_en_0.pdf|dead-url=no}}</ref> Setidaknya setengah dari populasi pria di Amerika Serikat disunat,<ref name=taskforce2012/> sementara sebagian besar pria di Eropa tidak.<ref name=Frisch2012>{{cite journal|last1=Frisch|first1=Morten|last2=Aigrain|first2=Yves|last3=Barauskas|first3=Vidmantas |display-authors=etal |title=Cultural Bias in the AAP's 2012 Technical Report and Policy Statement on Male Circumcision|journal=Pediatrics|date=April 2013|volume=131|issue=4|pages=796–800|doi=10.1542/peds.2012-2896|pmid=23509170|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/796.long|doi-access=free|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806063158/https://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/796.long|dead-url=no}}{{pb}}
{{cite journal|last1=American Academy of Pediatrics Task Force on Circumcision|title=Cultural Bias and Circumcision: The AAP Task Force on Circumcision Responds|journal=Pediatrics|date=April 2013|volume=131|issue=4|pages=801–4|doi=10.1542/peds.2013-0081|pmid=23509171|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/801.long|doi-access=free|ref=none|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806165935/https://pediatrics.aappublications.org/content/131/4/801.long|dead-url=no}}</ref> Organisasi-organisasi medis besar di dunia memiliki berbagai pandangan dari yang menganggap "sunat pilihan pada bayi laki-laki dan anak-anak mengandung risiko yang signifikan dan tidak memberikan manfaat medis", hingga yang meyakini bahwa "prosedur ini memiliki sedikit manfaat kesehatan yang melebihi risikonya yang kecil".{{sfn|Jacobs|Grady|Bolnick|2012|loc=4–7}} [[American Academy of Pediatrics]] merekomendasikan pada tahun 2012 agar sunat pria hanya dilakukan oleh "praktisi terlatih dan kompeten ... menggunakan teknik steril dan manajemen nyeri yang efektif".<ref name=taskforce2012>{{cite journal|last1=American Academy of Pediatrics Task Force on Circumcision|title=Male Circumcision|journal=Pediatrics|date=September 2012|volume=130|issue=3|pages=e756–85|doi=10.1542/peds.2012-1990|pmid=22926175|url=http://pediatrics.aappublications.org/content/130/3/e756.long|doi-access=free|access-date=2020-05-22|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806085238/https://pediatrics.aappublications.org/content/130/3/e756.long|dead-url=no}}{{pb}}
{{cite journal |last1=Freedman |first1=Andrew L. |title=The Circumcision Debate: Beyond Benefits and Risks |journal=Pediatrics |date=Mei 2016 |volume=137 |issue=5 |pages=e20160594 |doi=10.1542/peds.2016-0594 |pmid=27244839 |url=http://pediatrics.aappublications.org/content/137/5/e20160594 |doi-access=free |ref=none |access-date=2020-05-22 |archive-date=2020-08-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20200806162559/https://pediatrics.aappublications.org/content/137/5/e20160594 |dead-url=no }}</ref>
 
== Kutipan dari rujukan ==
Baris 351:
'''Buku dan bab buku'''
{{refbegin|indent=yes|26em}}
*{{cite book|last1=Abusharaf|first1=Rogaia Mustafa|author-link=|editor1-last=Abusharaf|editor1-first=Rogaia Mustafa|title=Female Circumcision: Multicultural Perspectives|date=2007|chapter-url=https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv|chapter=Introduction: The Custom in Question|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025101/https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Abdalla|first1=Raqiya D.|author-link=Raqiya Haji Dualeh Abdalla|editor1-last=Abusharaf|editor1-first=Rogaia Mustafa|title=Female Circumcision: Multicultural Perspectives|date=2007|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv|chapter='My Grandmother Called it the Three Feminine Sorrows': The Struggle of Women Against Female Circumcision in Somalia}}
*{{cite book|last1=Ahmadu|first1=Fuambai|author-link=Fuambai Ahmadu|editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|ref=harv|chapter=Rites and Wrongs: An Insider/Outsider Reflects on Power and Excision|chapter-url=}}
*{{cite book|last1=Allen|first1=Peter Lewis|author-link=Peter Lewis Allen|title=The Wages of Sin: Sex and Disease, Past and Present|url=https://archive.org/details/wagesofsinsexdis00alle|url-access=registration|date=2000|publisher=University of Chicago Press|location=Chicago|ref=harv}}
*{{Cite book|last1=Asmani|first1=Ibrahim Lethome|last2=Abdi|first2=Maryam Sheikh|date=2008|title=De-linking Female Genital Mutilation/Cutting from Islam|publisher=Frontiers in Reproductive Health, USAID|location=Washington|url=http://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/De-linking%20FGM%20from%20Islam%20final%20report.pdf|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-02-21|archive-url=https://web.archive.org/web/20170221230457/http://www.unfpa.org/sites/default/files/pub-pdf/De-linking%20FGM%20from%20Islam%20final%20report.pdf|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Bagnol|first1=Brigitte|last2=Mariano|first2=Esmeralda|title=African Sexualities: A Reader|date=2011|publisher=Fahamu/Pambazuka|location=Cape Town|chapter-url=https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C|ref=harv|chapter=Politics of Naming Sexual Practices|isbn=9780857490162}}
*{{cite book|last1=Barker-Benfield|first1=G. J.|author-link=|title=The Horrors of the Half-Known Life: Male Attitudes Toward Women and Sexuality in Nineteenth-Century America|date=1999|publisher=Routledge|location=New York|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Berlin|first1=Adele|author-link=|title=The Oxford Dictionary of the Jewish Religion|date=2011|publisher=Oxford University Press|location=New York|chapter=Circumcision|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Boddy|first1=Janice|author-link=Janice Boddy|title=Civilizing Women: British Crusades in Colonial Sudan|date=2007|publisher=Princeton University Press|location=Princeton|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Boddy|first1=Janice|author-link=Janice Boddy|title=Wombs and Alien Spirits: Women, Men, and the Zar Cult in Northern Sudan|url=https://archive.org/details/wombsalienspirit0000bodd|date=1989|publisher=University of Wisconsin Press|location=Madison|ref=harv}}
*{{cite book |last1=Boyle |first1=Elizabeth Heger |title=Female Genital Cutting: Cultural Conflict in the Global Community |url=https://archive.org/details/femalegenitalcut0000boyl |date=2002 |publisher=Johns Hopkins University Press |location=Baltimore |ref=harv }}
*{{cite book|last1=Cohen|first1=Shaye J. D.|title=Why Aren't Jewish Women Circumcised? Gender and Covenant In Judaism|date=2005|publisher=University of California Press|location=Berkeley|ref=harv}}
*{{cite book|last1=El Guindi|first1=Fadwa|author-link=Fadwa El Guindi|editor1-last=Abusharaf|editor1-first=Rogaia Mustafa|title=Female Circumcision: Multicultural Perspectives|date=2007|chapter-url=https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|publisher=University of Pennsylvania Press|location=Philadelphia|ref=harv|chapter=Had ''This'' Been Your Face, Would You Leave It as Is?|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025101/https://books.google.com/books?id=JO_SBQAAQBAJ&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=El Dareer|first1=Asma|authorlink=Asma El Dareer|title=Woman, Why Do You Weep: Circumcision and its Consequences|date=1982|publisher=Zed Books|location=London|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Fiedler|first1=Klaus|author-link=|title=Christianity and African Culture|date=1996|publisher=Brill|location=Leiden|ref=harv}}
Baris 375:
*{{cite book|last1=Kenyatta|first1=Jomo|author-link=|title=Facing Mount Kenya|date=1962|orig-year=1938|publisher= Vintage Books|location=New York|url=|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Kenyon|first1=F. G.|author-link=|title=Greek Papyri in the British Museum|date=1893|publisher=British Museum|location=London|url=https://archive.org/details/greekpapyriinbri03brit|ref=harv}}
*{{cite book |last=Kirby|first=Vicky|chapter-url=https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&printsec=frontcover|title=Female Circumcision and the Politics of Knowledge: African Women in Imperialist Discourses |publisher=Praeger|location=Westport, Conn and London |editor-last=Nnaemeka|editor-first=Obioma|year=2005|chapter=Out of Africa: 'Our Bodies Ourselves?'|pages=|ref=harv |access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025102/https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book |last=Korieh|first=Chima|chapter-url=https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&printsec=frontcover|title=Female Circumcision and the Politics of Knowledge: African Women in Imperialist Discourses |publisher=Praeger|location=Westport, Conn and London |editor-last=Nnaemeka|editor-first=Obioma|year=2005|chapter='Other' Bodies: Western Feminism, Race and Representation in Female Circumcision Discourse|pages=|ref=harv |access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025102/https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Kunhiyop|first1=Samuel Waje|author-link=|title=African Christian Ethics|date=2008|publisher=Zondervan|location=Grand Rapids, MI|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Mackie|first1=Gerry|author-link=Gerry Mackie|editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|ref=harv|chapter=Female Genital Cutting: The Beginning of the End|chapter-url=http://www.polisci.ucsd.edu/~gmackie/documents/BeginningOfEndMackie2000.pdf|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20131029210333/http://www.polisci.ucsd.edu/~gmackie/documents/BeginningOfEndMackie2000.pdf|archivedate=29 Oktober 2013}}
*{{cite book|last1=Mandara|first1=Mairo Usman|editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|ref=harv|chapter=Female genital cutting in Nigeria: View of Nigerian Doctors on the Medicalization Debate}}
*{{cite book|last1=McGregor|first1=Deborah Kuhn|author-link=|title=From Midwives to Medicine: The Birth of American Gynecology|date=1998|publisher=Rutgers University Press|location=New Brunswick|ref=harv|isbn=}}
*{{cite book |last=Nnaemeka|first=Obioma|authorlink=Obioma Nnaemeka|chapter-url=https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&printsec=frontcover|title=Female Circumcision and the Politics of Knowledge: African Women in Imperialist Discourses |publisher=Praeger|location=Westport, Conn and London |editor-last=Nnaemeka|editor-first=Obioma|year=2005|chapter=African Women, Colonial Discourses, and Imperialist Interventions: Female Circumcision as Impetus|pages=27–46|ref=harv |access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025102/https://books.google.com/books?id=XjctVvOzzcQC&printsec=frontcover|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Nussbaum|first1=Martha|author-link=Martha Nussbaum|title=Sex and Social Justice|date=1999|publisher=Oxford University Press|location=New York and Oxford|url=https://books.google.com/?id=7zoaKIolT9oC&printsec=frontcover|ref=harv|isbn=9780195355017|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025105/https://books.google.com/books?id=7zoaKIolT9oC&printsec=frontcover&hl=en|dead-url=no}}
*{{cite book|last1=Nzegwu|first1=Nkiru|title=African Sexualities: A Reader|date=2011|publisher=Fahamu/Pambazuka|location=Cape Town|chapter-url=https://books.google.com/books?id=xSqIrrswbG0C|ref=harv|chapter='Osunality' (or African eroticism)|isbn=9780857490162}}
*{{cite book |last1=Peterson |first1=Derek R. |title=Ethnic Patriotism and the East African Revival: A History of Dissent, c.&nbsp;1935–1972 |url=https://archive.org/details/ethnicpatriotism0000pete |date=2012 |publisher=Cambridge University Press |location=New York |ref=harv }}
*{{cite book|last1=Rahman|first1=Anika|last2=Toubia|first2=Nahid|title=Female Genital Mutilation: A Guide to Laws and Policies Worldwide|date=2000|publisher=Zed Books|location=New York|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Roald|first1=Ann-Sofie|title=Women in Islam: The Western Experience|date=2003|publisher=Routledge|location=London|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Robert|first1=Dana Lee|title=American Women in Mission: A Social History of Their Thought and Practice|url=https://archive.org/details/americanwomeninm0000robe|date=1996|publisher=Mercer University Press|location=Macon|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Rodriguez|first1=Sarah B.|title=Female Circumcision and Clitoridectomy in the United States: A History of a Medical Treatment|date=2014|publisher=University of Rochester Press|location=Rochester, NY|ref=harv}}
*{{cite book|last1=El Saadawi|first1=Nawal|authorlink=Nawal El Saadawi|title=The Hidden Face of Eve|date=2007|orig-year=1980 |publisher=Zed Books|location=London|ref=harv}}
Baris 394:
*{{cite book|last1=Tamale|first1=Sylvia|author-link=Sylvia Tamale|editor1-last=Tamale|editor1-first=Sylvia|title=African Sexualities: A Reader|url=https://archive.org/details/africansexualiti00tama|date=2011|publisher=Pambazuka Press/Fahamu|pages=[https://archive.org/details/africansexualiti00tama/page/n179 11]–36|chapter=Researching and theorising sexualities in Africa|ref=harv}}
*{{cite book |last1=Thomas |first1=Lynn M. |editor1-last=Shell-Duncan|editor1-first=Bettina|editor2-last=Hernlund|editor2-first=Ylva|title=Female "Circumcision" in Africa: Culture Controversy and Change|date=2000|publisher=Lynne Rienner Publishers|location=Boulder|pages= |ref=harv |chapter=Ngaitana (I will circumcise myself)': Lessons from Colonial Campaigns to Ban Excision in Meru, Kenya}}
*{{cite book|last1=Thomas|first1=Lynn|title=Politics of the Womb: Women, Reproduction, and the State in Kenya|url=https://archive.org/details/politicsofwombwo0000thom|date=2003|publisher=University of California Press|location=Berkeley|ref=harv}}
*{{cite book|last1=Thomas|first1=Robert|title=The Modern Practice of Physick|date=1813|publisher=Longman, Hurst, Rees, Orme, and Brown|location=London|ref=harv}}
*{{cite book |last1=wa Kihurani |first1=Nyambura |last2=Warigia wa Johanna |first2=Raheli |last3=Murigo wa Meshak |first3=Alice |editor1-last=Lihamba |editor1-first=Amandina |editor2-last=Moyo |editor2-first=Fulata L. |editor3-last=Mulokozi |editor3-first=Mugaybuso M. |editor4-last=Shitemi |editor4-first=Naomi L. |editor5-last=Yahya-Othman |editor5-first=Saida |title=Women Writing Africa: The Eastern Region |date=2007 |publisher=The Feminist Press at the City University of New York |location=New York |isbn=978-1558615342 |pages=118–120 |ref=harv |chapter=Letter Opposing Female Circumcision}}
Baris 407:
*{{Cite journal|last=Abdulcadir|first=Jasmine|last2=Margairaz|first2=Christiane|last3=Boulvain|first3=Michel|last4=Irion|first4=Olivier|date=6 Januari 2011|title=Care of women with female genital mutilation/cutting|url=|journal=Swiss Medical Weekly|volume=140|pages=w13137|doi=10.4414/smw.2011.13137|issn=1424-3997|pmid=21213149|ref=harv|doi-access=free}}
*{{Cite journal|last=Abdulcadir|first=Jasmine|last2=Catania|first2=Lucrezia|last3=Hindin|first3=Michelle Jane|last4=Say|first4=Lale|last5=Petignat|first5=Patrick|last6=Abdulcadir|first6=Omar|date=November 2016|title=Female Genital Mutilation: A Visual Reference and Learning Tool for Health Care Professionals|url=|journal=Obstetrics & Gynecology|volume=128|issue=5|pages=958–963|doi=10.1097/AOG.0000000000001686|issn=1873-233X|pmid=27741194|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Sibiani|first=Sharifa A.|last2=Rouzi|first2=Abdulrahim A.|date=September 2008|title=Sexual function in women with female genital mutilation|url=http://www.fertstert.org/article/S0015-0282%2808%2901813-X/fulltext |journal=Fertility and Sterility|volume=93|issue=3|pages=722–724|doi=10.1016/j.fertnstert.2008.10.035|issn=1556-5653|pmid=19028385|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2021-08-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210828084004/https://www.fertstert.org/article/S0015-0282%2808%2901813-X/fulltext|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=American Academy of Pediatrics, Committee on Bioethics|date=Juli 1998|title=Female genital mutilation|url=|journal=Pediatrics|volume=102|issue=1 Pt 1|pages=153–156|issn=0031-4005|pmid=9651425|ref=hrav|doi=10.1542/peds.102.1.153|doi-access=free}}
*{{Cite journal|last=American Academy of Pediatrics Board of Directors|date=Juli 2010|title=Ritual genital cutting of female minors [withdrawn] |journal=Pediatrics|volume=126|issue=1|pages=191|doi=10.1542/peds.2010-1568|issn=1098-4275|pmid=20530070|doi-access=free}}
*{{Cite journal|last=Askew|first=Ian|last2=Chaiban|first2=Ted|last3=Kalasa|first3=Benoit|last4=Sen|first4=Purna|date=1 September 2016|title=A repeat call for complete abandonment of FGM|url=http://jme.bmj.com/content/42/9/619|journal=Journal of Medical Ethics|language=en|volume=42|issue=9|pages=619–620|doi=10.1136/medethics-2016-103553|issn=0306-6800|pmid=27059789|pmc=5013096|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2020-08-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20200806070845/https://jme.bmj.com/content/42/9/619|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last1=Banks|first1=Emily|last2=Meirik|first2=Olav|last3=Farley|first3=Tim|last4=Akande|first4=Oluwole|last5=Bathija|first5=Heli|last6=Ali|first6=Mohamed|last7=WHO study group on female genital mutilation and obstetric outcome|date=3 Juni 2006|title=Female genital mutilation and obstetric outcome: WHO collaborative prospective study in six African countries|url=|journal=Lancet|volume=367|issue=9525|pages=1835–1841|doi=10.1016/S0140-6736(06)68805-3|issn=1474-547X|pmid=16753486|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Berer|first=Marge|date=30 Juni 2007|title=Cosmetic genitoplasty: It's female genital mutilation and should be prosecuted|url=http://www.bmj.com/content/334/7608/1335.2|journal=BMJ|volume=334|issue=7608|pages=1335.2–1335|doi=10.1136/bmj.39252.646042.3A|issn=1756-1833|pmc=1906631|pmid=17599983|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20171113202005/http://www.bmj.com/content/334/7608/1335.2|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Berg|first=Rigmor C.|last2=Underland|first2=Vigdis|last3=Odgaard-Jensen|first3=Jan|last4=Fretheim|first4=Atle|last5=Vist|first5=Gunn E.|date=21 November 2014|title=Effects of female genital cutting on physical health outcomes: a systematic review and meta-analysis|url=|journal=BMJ Open|volume=4|issue=11|pages=e006316|doi=10.1136/bmjopen-2014-006316|issn=2044-6055|pmc=4244458|pmid=25416059|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Berg|first=Rigmor C.|last2=Denison|first2=Eva|date=Oktober 2013|title=A tradition in transition: factors perpetuating and hindering the continuance of female genital mutilation/cutting (FGM/C) summarized in a systematic review|journal=Health Care for Women International|volume=34|issue=10|pages=837–859|doi=10.1080/07399332.2012.721417|issn=1096-4665|pmc=3783896|pmid=23489149|ref=harv}}
*{{Cite book|last=Berg|first=Rigmor C.|last2=Underland|first2=Vigdis|date=27 Maret 2014|title=Immediate health consequences of female genital mutilation/cutting (FGM/C)|journal=Rapport Fra Kunnskapssenteret|url=https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmedhealth/PMH0097695/pdf/PubMedHealth_PMH0097695.pdf|publisher=Norwegian Knowledge Centre for the Health Services (Kunnskapssenteret)|location=Oslo|volume=|issue=8|pages=837–859|doi=|issn=1890-1298|isbn=978-82-8121-856-7|pmid=29320014|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2021-08-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20210828084004/https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK464798/pdf/Bookshelf_NBK464798.pdf|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Black|first=J. A.|last2=Debelle|first2=G. D.|date=17 Juni 1995|title=Female genital mutilation in Britain|url=http://www.bmj.com/content/310/6994/1590|journal=BMJ|volume=310|issue=6994|pages=1590–1592|issn=0959-8138|pmc=2549951|pmid=7787654|ref=harv|doi=10.1136/bmj.310.6994.1590|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-11-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20171113181243/http://www.bmj.com/content/310/6994/1590|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Black|first=John|date=Juli 1997|title=Female genital mutilation: a contemporary issue, and a Victorian obsession|url=|journal=Journal of the Royal Society of Medicine|volume=90|issue=7|pages=402–405|issn=0141-0768|pmc=1296388|pmid=9290425|ref=harv|doi=10.1177/014107689709000712}}
*{{Cite journal|author=J. F. C.|date=8 Februari 1873|title=Isaac Baker Brown, F.R.C.S.|url=https://books.google.com/?id=gZ4EAAAAQAAJ&pg=PA155|journal=Medical Times and Gazette|volume=1|issue=1180|pages=|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2023-01-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230110025111/https://books.google.com/books?id=gZ4EAAAAQAAJ&pg=PA155&hl=en|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Conroy|first=Ronán M|date=15 Juli 2006|title=Female genital mutilation: whose problem, whose solution?|url=|journal=BMJ|volume=333|issue=7559|pages=106–107|doi=10.1136/bmj.333.7559.106|issn=0959-8138|pmc=1502236|pmid=16840444|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Cutner|first=Lawrence P.|date=Juli 1985|title=Female genital mutilation|journal=Obstetrical & Gynecological Survey|volume=40|issue=7|pages=437–443|issn=0029-7828|pmid=4022475|ref=harv|doi=10.1097/00006254-198507000-00004}}
Baris 424:
*{{Cite journal|last=Elchalal|first=Uriel|last2=Ben-Ami|first2=B.|last3=Gillis|first3=R.|last4=Brzezinski|first4=A.|date=Oktober 1997|title=Ritualistic female genital mutilation: current status and future outlook|journal=Obstetrical & Gynecological Survey|volume=52|issue=10|pages=643–651|issn=0029-7828|pmid=9326757|ref=harv|doi=10.1097/00006254-199710000-00022}}
*{{Cite journal|last=Essén|first=Birgitta|last2=Johnsdotter|first2=Sara|date=Juli 2004|title=Female genital mutilation in the West: traditional circumcision versus genital cosmetic surgery|url=http://www.hmb.utoronto.ca/HMB303H/Case_Studies/Kenya-FGM/FGM_%26_Cosmetic_Surgery.pdf|journal=Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavica|volume=83|issue=7|pages=611–613|doi=10.1111/j.0001-6349.2004.00590.x|issn=0001-6349|pmid=15225183|ref=harv|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20130414232252/http://www.hmb.utoronto.ca/HMB303H/Case_Studies/Kenya-FGM/FGM_%26_Cosmetic_Surgery.pdf|archivedate=14 April 2013}}
*{{Cite journal|last=El Dareer|first=A.|date=Juni 1983|title=Attitudes of Sudanese people to the practice of female circumcision|url=https://archive.org/details/sim_international-journal-of-epidemiology_1983-06_12_2/page/138|journal=International Journal of Epidemiology|volume=12|issue=2|pages=138–144|issn=0300-5771|pmid=6874206|ref=harv|doi=10.1093/ije/12.2.138}}
*{{Cite journal |last=Elduma |first=Adel Hussein |date=15 Februari 2018|title=Female Genital Mutilation in Sudan |journal=Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences |volume=6 |issue=2 |pages=430–434 |doi=10.3889/oamjms.2018.099 |pmc=5839462 |pmid=29531618|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Elmusharaf|first=Susan|last2=Elhadi|first2=Nagla|last3=Almroth|first3=Lars|date=15 Juli 2006|title=Reliability of self reported form of female genital mutilation and WHO classification: cross sectional study|url=|journal=BMJ (Clinical Research Ed.)|volume=333|issue=7559|pages=124|doi=10.1136/bmj.38873.649074.55|issn=1756-1833|pmc=1502195|pmid=16803943|ref=harv}}
Baris 432:
*{{Cite journal|last=Horowitz|first=Carol R.|last2=Jackson|first2=J. Carey|last3=Teklemariam|first3=Mamae|date=19 Januari 1995|title=Female Circumcision|journal=New England Journal of Medicine|volume=332|issue=3|pages=188–190|doi=10.1056/nejm199501193320313|issn=0028-4793|pmid=7695718|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Iavazzo|first=Christos|last2=Sardi|first2=Thalia A.|last3=Gkegkes|first3=Ioannis D.|date=Juni 2013|title=Female genital mutilation and infections: a systematic review of the clinical evidence|url=|journal=Archives of Gynecology and Obstetrics|volume=287|issue=6|pages=1137–1149|doi=10.1007/s00404-012-2708-5|issn=1432-0711|pmid=23315098|ref=harv}}
*{{cite web |last1=Ismail |first1=Edna Adan |title=Female genital mutilation survey in Somaliland |date=2016 |url=http://www.ednahospital.org/fgm/wp-content/uploads/FGM-Survey-in-Somaliland-Edna-Adan-Hospital-1.pdf |publisher=Edna Adan University Hospital |ref=harv |access-date=2020-05-17 |archive-date=2017-09-11 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170911073632/http://www.ednahospital.org/fgm/wp-content/uploads/FGM-Survey-in-Somaliland-Edna-Adan-Hospital-1.pdf |dead-url=no }}
*{{Cite journal|last=Jackson|first=Elizabeth F.|last2=Akweongo|first2=Patricia|last3=Sakeah|first3=Evelyn|last4=Hodgson|first4=Abraham|last5=Asuru|first5=Rofina|last6=Phillips|first6=James F.|date=September 2003|title=Inconsistent reporting of female genital cutting status in northern Ghana: explanatory factors and analytical consequences|url=https://archive.org/details/sim_studies-in-family-planning_2003-09_34_3/page/200|journal=Studies in Family Planning|volume=34|issue=3|pages=200–210|issn=0039-3665|pmid=14558322|ref=harv|doi=10.1111/j.1728-4465.2003.00200.x|citeseerx=10.1.1.233.6248}}
*{{Cite journal|last=Johnsdotter|first=Sara|last2=Essén|first2=Birgitta|date=Mei 2010|title=Genitals and ethnicity: the politics of genital modifications|url=http://www.iscgmedia.com/uploads/6/0/9/7/6097060/johnsdotter_cvs.pdf|journal=Reproductive Health Matters|volume=18|issue=35|pages=29–37|doi=10.1016/S0968-8080(10)35495-4|issn=1460-9576|pmid=20541081|ref=harv|url-status=dead|archiveurl=https://web.archive.org/web/20130921053736/http://www.iscgmedia.com/uploads/6/0/9/7/6097060/johnsdotter_cvs.pdf|archivedate=21 September 2013}}
*{{Cite journal|last=Jones|first=Wanda K.|last2=Smith|first2=J.|last3=Kieke|first3=B.|last4=Wilcox|first4=L.|date=September 1997|title=Female genital mutilation/Female circumcision. Who is at risk in the U.S.?|url=|journal=Public Health Reports (Washington, D.C.: 1974)|volume=112|issue=5|pages=368–377|issn=0033-3549|pmc=1381943|pmid=9323387|ref=harv}}
*{{cite journal |last1=Kandala |first1=Ngianga-Bakwin |last2=Ezejimofor |first2=Martinsixtus C. |last3=Uthman |first3=Olalekan A. |last4=Komba |first4=Paul |title=Secular trends in the prevalence of female genital mutilation/cutting among girls: a systematic analysis |journal=BMJ Global Health |date=2018 |volume=3 |issue=5 |pages=e000549 |doi=10.1136/bmjgh-2017-000549 |pmid=30483404 |pmc=6231106 |url=https://gh.bmj.com/content/bmjgh/3/5/e000549.full.pdf |ref=harv |access-date=2020-05-17 |archive-date=2021-03-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210310102937/https://gh.bmj.com/content/bmjgh/3/5/e000549.full.pdf |dead-url=no }}
*{{Cite journal|last=Kelly|first=Elizabeth|last2=Hillard|first2=Paula J. Adams|date=Oktober 2005|title=Female genital mutilation|journal=Current Opinion in Obstetrics and Gynecology|volume=17|issue=5|pages=490–494|issn=1040-872X|pmid=16141763|ref=harv|doi=10.1097/01.gco.0000183528.18728.57}}
*{{cite news|last1=Khazan|first1=Olga|title=Why Some Women Choose to Get Circumcised|url=https://www.theatlantic.com/international/archive/2015/04/female-genital-mutilation-cutting-anthropologist/389640/|work=The Atlantic|date=8 April 2015|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-08-28|archive-url=https://web.archive.org/web/20170828195951/https://www.theatlantic.com/international/archive/2015/04/female-genital-mutilation-cutting-anthropologist/389640/|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Lightfoot-Klein|first=Hanny|date=1989|title=The Sexual Experience and Marital Adjustment of Genitally Circumcised and Infibulated Females in The Sudan|url=|journal=The Journal of Sex Research|volume=26|issue=3|pages=(375–392), 380|jstor=3812643|ref=harv|doi=10.1080/00224498909551521}}
*{{Cite journal|last=Klouman|first=Elise|last2=Manongi|first2=Rachel|last3=Klepp|first3=Knut-Inge|date=Januari 2005|title=Self-reported and observed female genital cutting in rural Tanzania: associated demographic factors, HIV and sexually transmitted infections|url=https://archive.org/details/sim_tropical-medicine-and-international-health_2005-01_10_1/page/105|journal=Tropical Medicine & International Health|volume=10|issue=1|pages=105–115|doi=10.1111/j.1365-3156.2004.01350.x|issn=1360-2276|pmid=15655020|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Knight|first=Mary|date=Juni 2001|title=Curing cut or ritual mutilation? Some remarks on the practice of female and male circumcision in Graeco-Roman Egypt|url=https://archive.org/details/sim_isis_2001-06_92_2/page/317|journal=Isis|volume=92|issue=2|pages=317–338|issn=0021-1753|pmid=11590895|jstor=3080631|ref=harv|doi=10.1086/385184}}
*{{Cite journal|last=Kouba|first=Leonard J.|last2=Muasher|first2=Judith|date=Maret 1985|title=Female Circumcision in Africa: An Overview|url=|journal=African Studies Review|volume=28|issue=1|pages=95–1100|jstor=524569|ref=harv|doi=10.2307/524569}}
*{{Cite journal|last=Mandara|first=Mairo Usman|date=Maret 2004|title=Female genital mutilation in Nigeria|url=|journal=International Journal of Gynaecology and Obstetrics|volume=84|issue=3|pages=291–298|doi=10.1016/j.ijgo.2003.06.001|pmid=15001386|ref=harv}}
*{{cite journal|last1=Mackie|first1=Gerry|author-link=Gerry Mackie|title=Ending Footbinding and Infibulation: A Convention Account|journal=American Sociological Review|date=Desember 1996|volume=61|issue=6|pages=999–1017|url=http://pages.ucsd.edu/~gmackie/documents/MackieASR.pdf|jstor=2096305|doi=10.2307/2096305|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2019-07-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20190720061010/http://pages.ucsd.edu/~gmackie/documents/MackieASR.pdf|dead-url=yes}}
*{{cite journal|last1=Mackie|first1=Gerry|author-link=Gerry Mackie|title=Female Genital Cutting: A Harmless Practice?|journal=Medical Anthropology Quarterly|date=Juni 2003|volume=17|issue=2|pages=135–158|url=http://pages.ucsd.edu/~gmackie/documents/FGCHarmlessPractice.pdf|jstor=3655332|doi=10.1525/maq.2003.17.2.135|pmid=12846114|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-08-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20170808210842/http://pages.ucsd.edu/~gmackie/documents/FGCHarmlessPractice.pdf|dead-url=yes}}
*{{cite journal|last1=Mufuka|first1=Kenneth |title=Scottish Missionaries and the Circumcision Controversy in Kenya, 1900–1960|url=https://web.archive.org/web/20111123065512/http://www.irss.uoguelph.ca/article/viewFile/176/218|journal=International Review of Scottish Studies|date=2003|volume=28|pages=47-87|ref=harv|access-date=2020-05-21|archive-date=2011-11-23|archive-url=https://web.archive.org/web/20111123065512/http://www.irss.uoguelph.ca/article/viewFile/176/218|dead-url=unfit}}
*{{cite journal|last1=Murray|first1=Jocelyn|title=The Church Missionary Society and the 'Female Circumcision' Issue in Kenya 1929–1932|journal=Journal of Religion in Africa|date=1976|volume=8|issue=2|pages=92–104|doi=10.1163/157006676X00075|jstor=1594780|ref=harv}}
*{{Cite journal |last=Nour |first=Nawal M. |date=2008 |title=Female Genital Cutting: A Persisting Practice |journal=Reviews in Obstetrics and Gynecology |volume=1 |issue=3 |pages=135–139|pmc=2582648 |pmid=19015765|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Obermeyer|first=Carla|authorlink=Carla Obermeyer|date=1999|title=Female Genital Surgeries: The Known, the Unknown and the Unknowable|journal=Medical Anthropology Quarterly|volume=31|doi=10.1525/maq.1999.13.1.79|pages=79-106|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Okeke|first=T. C.|last2=Anyaehie|first2=Usb|last3=Ezenyeaku|first3=C. C. K.|date=Januari 2012|title=An overview of female genital mutilation in Nigeria|url=|journal=Annals of Medical and Health Sciences Research|volume=2|issue=1|pages=70–73|doi=10.4103/2141-9248.96942|issn=2141-9248|pmc=3507121|pmid=23209995|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=O'Rourke|first=Paul F.|date=1 Februari 2007|title=The 'm't-Woman|url=https://www.degruyter.com/dg/viewarticle/j$002fzaes.2007.134.issue-2$002fzaes.2007.134.2.166$002fzaes.2007.134.2.166.xml|journal=Zeitschrift für Ägyptische Sprache und Altertumskunde|language=en|volume=134|issue=2|doi=10.1524/zaes.2007.134.2.166|issn=2196-713X|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2019-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20190502191030/https://www.degruyter.com/dg/viewarticle/j$002fzaes.2007.134.issue-2$002fzaes.2007.134.2.166$002fzaes.2007.134.2.166.xml|dead-url=yes}}
*{{Cite journal|last=Rasheed|first=Salah M.|last2=Abd-Ellah|first2=Ahmed H.|last3=Yousef|first3=Fouad M.|date=Juli 2011|title=Female genital mutilation in Upper Egypt in the new millennium|url=|journal=International Journal of Gynaecology and Obstetrics|volume=114|issue=1|pages=47–50|doi=10.1016/j.ijgo.2011.02.003|issn=1879-3479|pmid=21513937|ref=harv}}
*{{Cite journal |last=Rashid |first=Mumtaz |last2=Rashid |first2=Mohammed H |date=April 2007|title=Obstetric management of women with female genital mutilation |journal=The Obstetrician & Gynaecologist |language=en |volume=9 |issue=2 |pages=95–101 |doi=10.1576/toag.9.2.095.27310|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Reisel|first=Dan|last2=Creighton|first2=Sarah M.|date=Januari 2015|title=Long term health consequences of Female Genital Mutilation (FGM)|url=|journal=Maturitas|volume=80|issue=1|pages=48–51|doi=10.1016/j.maturitas.2014.10.009|issn=1873-4111|pmid=25466303|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Rodriguez|first=Sarah|date=Juli 2008|title=Rethinking the history of female circumcision and clitoridectomy: American medicine and female sexuality in the late nineteenth century|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-the-history-of-medicine-and-allied-sciences_2008-07_63_3/page/323|journal=Journal of the History of Medicine and Allied Sciences|volume=63|issue=3|pages=323–347|doi=10.1093/jhmas/jrm044|issn=1468-4373|pmid=18065832|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Rudloff|first=Patricia Dysart|date=1995|title=In Re: Oluloro: Risk of female genital mutilation as 'extreme hardship' in immigration proceedings|url=https://web.archive.org/web/20010220043053/http://www.law-lib.utoronto.ca/Diana/fulltext/rudl.htm|journal=Saint Mary's Law Journal|volume=26|pages=877–903|ref=harv|access-date=2020-05-22|archive-date=2001-02-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20010220043053/http://www.law-lib.utoronto.ca/Diana/fulltext/rudl.htm|dead-url=unfit}}
*{{Cite journal|last=Rushwan|first=Hamid|title=Female genital mutilation: A tragedy for women's reproductive health|date=September 2013|journal=African Journal of Urology|volume=19|issue=3|pages=130–133|doi=10.1016/j.afju.2013.03.002|ref=harv|doi-access=free}}
<!--*{{Cite journal|last=Serour|first=Gamal I.|date=Mei 2010|title=The issue of reinfibulation|url=|journal=International Journal of Gynaecology and Obstetrics|volume=109|issue=2|pages=93–96|doi=10.1016/j.ijgo.2010.01.001|issn=1879-3479|pmid=20138274|ref=harv}}-->
*{{Cite journal|last=Sheehan|first=E.|date=Agustus 1981|title=Victorian clitoridectomy: Isaac Baker Brown and his harmless operative procedure|url=|journal=Medical Anthropology Newsletter|volume=12|issue=4|pages=9–15|issn=0543-2499|pmid=12263443|jstor=647794|ref=harv|doi=10.1525/maq.1981.12.4.02a00120}}
*{{Cite journal|last=Shell-Duncan|first=Bettina|date=Juni 2008|title=From Health to Human Rights: Female Genital Cutting and the Politics of Intervention|url=https://archive.org/details/sim_american-anthropologist_2008-06_110_2/page/225|journal=American Anthropologist|volume=110|issue=2|pages=225–236|doi=10.1111/j.1548-1433.2008.00028.x|jstor=27563985|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Sholeh|first=M. Asrorun Ni'am|year=2012|title=Fatwa MUI tentang Khitan Perempuan|journal=Ahkam|volume=XII|issue=2|pages=35–46|url=https://media.neliti.com/media/publications/12392-ID-fatwa-mui-tentang-khitan-perempuan.pdf|ref=harv|access-date=2020-06-24|archive-date=2020-06-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20200626160614/https://media.neliti.com/media/publications/12392-ID-fatwa-mui-tentang-khitan-perempuan.pdf|dead-url=yes}}
*{{cite journal |last1=Silverman |first1=Eric K. |title=Anthropology and Circumcision |journal=Annual Review of Anthropology |date=2004 |volume=33 |issue= |pages=419–445|jstor=25064860 |doi=10.1146/annurev.anthro.33.070203.143706 |ref=harv}}
*{{cite journal |last1=Thomas |first1=Lynn M. |title='Ngaitana (I will circumcise myself)': The Gender and Generational Politics of the 1956 Ban on Clitoridectomy in Meru, Kenya |url=https://archive.org/details/sim_gender-history_1996-11_8_3/page/338 |journal=Gender and History |date=November 1996 |volume=8 |issue=3 |pages=338–363 |doi=10.1111/j.1468-0424.1996.tb00062.x |pmid=12322506 |ref=harv }}
*{{Cite journal|last=Toubia|first=Nadia F.|last2=Sharief|first2=E. H.|date=September 2003|title=Female genital mutilation: have we made progress?|journal=International Journal of Gynaecology and Obstetrics|volume=82|issue=3|pages=251–261|issn=0020-7292|pmid=14499972|ref=harv|doi=10.1016/S0020-7292(03)00229-7}}
*{{Cite journal|last=Toubia|first=Nadia|date=15 September 1994|title=Female Circumcision as a Public Health Issue|url=|journal=The New England Journal of Medicine|volume=331|issue=11|pages=712–716|doi=10.1056/NEJM199409153311106|issn=0028-4793|pmid=8058079|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Wakabi|first=Wairagala|date=31 Maret 2007|title=Africa battles to make female genital mutilation history|url=http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(07)60508-X/fulltext|journal=Lancet|volume=369|issue=9567|pages=1069–1070|doi=10.1016/S0140-6736(07)60508-X|pmid=17405200|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2013-05-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20130514171022/http://www.thelancet.com/journals/lancet/article/PIIS0140-6736(07)60508-X/fulltext|dead-url=no}}
*{{Cite journal|last=Yasin|first=Berivan A.|last2=Al-Tawil|first2=Namir G.|last3=Shabila|first3=Nazar P.|last4=Al-Hadithi|first4=Tariq S.|date=8 September 2013|title=Female genital mutilation among Iraqi Kurdish women: A cross-sectional study from Erbil city|journal=BMC Public Health|volume=13|pages=809|doi=10.1186/1471-2458-13-809|issn=1471-2458|pmc=3844478|pmid=24010850|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Yoder|first=P. Stanley|last2=Wang|first2=Shanxiao|last3=Johansen|first3=Elise|date=Juni 2013|title=Estimates of female genital mutilation/cutting in 27 African countries and Yemen|url=|journal=Studies in Family Planning|volume=44|issue=2|pages=189–204|doi=10.1111/j.1728-4465.2013.00352.x|issn=0039-3665|pmid=23720002|ref=harv}}
*{{Cite journal|last=Yoder|first=P. Stanley|last2=Khan|first2=Shane|date=Maret 2008|title=Numbers of women circumcised in Africa: The Production of a Total|url=http://dhsprogram.com/pubs/pdf/WP39/WP39.pdf|publisher=USAID|journal=DHS Working Papers|volume=|issue=39|ref=harv|access-date=2020-05-17|archive-date=2017-11-22|archive-url=https://web.archive.org/web/20171122012927/https://dhsprogram.com/pubs/pdf/WP39/WP39.pdf|dead-url=no}}
{{refend}}
 
Baris 520:
{{artikel pilihan}}
 
[[Kategori:SunatPemotongan kelamin perempuan| ]]
[[Kategori:SeksualitasModifikasi kelamin perempuan]]
[[Kategori:PerempuanKekerasan terhadap perempuan]]
[[Kategori:Vulva]]