Pemotongan kelamin perempuan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fixed the file syntax error.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 38:
== Metode ==
[[Berkas:Clitoris Anatomy.svg|jmpl|upright=0.9|Anatomi [[vulva]], yang menunjukkan [[glans klitoris]], [[krura klitoris]], [[korpus kavernosum klitoris]], [[bulbus vestibularis]], serta [[vagina]] dan lubang [[uretra]].]]
Tindakan FGM umumnya dilakukan oleh penyunat tradisional di rumah anak perempuan, dengan atau tanpa [[anestesi]]. Pemotongan biasanya dilakukan oleh wanita yang lebih tua. Walaupun begitu, di komunitas-komunitas tertentu, [[tukang cukur]] pria yang telah mengambil peran sebagai petugas kesehatan juga dapat melakukan pemotongan.<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 42–44 dan tabel 5, 181 (untuk pemotong), 46 (untuk rumah dan anestesi).</ref>{{efn|UNICEF 2005: "The large majority of girls and women are cut by a traditional practitioner, a category which includes local specialists (cutters or ''exciseuses''), traditional birth attendants and, generally, older members of the community, usually women. This is true for over 80 percent of the girls who undergo the practice in Benin, Burkina Faso, Côte d'Ivoire, Eritrea, Ethiopia, Guinea, Mali, Niger, Tanzania and Yemen. In most countries, medical personnel, including doctors, nurses and certified midwives, are not widely involved in the practice."<ref name=UNICEF2005>[[#UNICEF2005|UNICEF 2005]].</ref>}} Saat pemotong tradisional dilibatkan, kemungkinan besar alat-alat yang tidak steril akan digunakan, seperti pisau, pisau cukur, gunting, kaca, serta batu dan kuku yang diasah.{{sfn|Kelly|Hillard|2005|loc=491}} Menurut seorang perawat di [[Uganda]], yang dikutip pada 2007 di jurnal ''The Lancet'', seorang pemotong akan menggunakan satu pisau untuk hingga 30 anak perempuan sekaligus.{{sfn|Wakabi|2007}} Tenaga kesehatan profesional sering kali terlibat di Mesir, Kenya, Indonesia, dan Sudan; data tahun 2008 menunjukkan 77 persen prosedur FGM di Mesir dilakukan oleh tenaga medis, sementara di Indonesia pada tahun 2016 tercatat sebesar 50 persen.<ref name=UNICEF2016/><ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 43–45.</ref> Pada tahun 1995, berdasarkan laporan dari wanita-wanita di Mesir, 60 persen FGM dilakukan dengan menggunakan [[anestesi lokal]], 13 persen dengan [[anestesi umum]], dan 25 persen tanpa anastesianestesi sama sekali (sementara dua persen lainnya tidak tahu/tak ada keterangan).<ref>[[#UNICEF2013|UNICEF 2013]], 46.</ref>
 
== Klasifikasi ==