Penaklukan Surabaya oleh Mataram: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
k ←Suntingan 222.124.112.175 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Haikal-Heine
Tag: Pengembalian
Baris 16:
[[Sultan Agung]] dari Mataram
* Tumenggung Mangun Oneng (1625){{sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=64}}
* Rangga Gempol I (1624)<ref>{{Cite book|title=Bupati di Priangan: dan kajian lainnya mengenai budaya Sunda|url=https://books.google.co.id/books?id=NzBwAAAAMAAJ&q=rangga+gempol+madura+1624&dq=rangga+gempol+madura+1624&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjUhae-soHkAhUc7HMBHYskB9QQ6AEINTAC|publisher=Pusat Studi Sunda|date=2004|language=id|first=Pusat Studi|last=Sunda}}</ref>
|commander2=
[[Jayalengkara]], Adipati Surabaya{{sfn|Ricklefs|2008|p=48}}
Baris 28 ⟶ 27:
Pada pertengahan kedua abad ke-16, [[Kesultanan Demak]], kekuatan dominan di pulau Jawa, hancur menjadi beberapa negara merdeka.{{sfn|Ricklefs|2008|p=41}} Pada pergantian abad ke-17, tiga dari negara-negara ini muncul sebagai kekuatan terkemuka: [[Kesultanan Banten]] di [[Jawa Barat]], [[Kesultanan Mataram]] di pedalaman [[Jawa Tengah]], dan [[Kadipaten Surabaya]] di pesisir [[Jawa Timur]].{{sfn|Ricklefs|2008|p=38}}{{sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=33}} Mataram mengkonsolidasi kekuatan dengan menyatukan kerajaan lain: Pajang pada tahun {{Circa|1588}} 1588, Demak (1588), Madiun ({{Circa|1590}} 1590) dan Kediri (1591).{{Sfn|Ricklefs|2008|p=45}} Mengikuti kegagalan ekspedisi Mataram ke arah barat melawan Banten di sekitar 1597, Mataram berubah berekspansi ke timur, ke daerah-daerah di bawah pengaruh dari Surabaya.{{sfn|Ricklefs|2008|p=45}}
 
[[Kadipaten Surabaya]] berpusat kira-kira di [[kota Surabaya]] sekarang, di pantai utara Jawa Timur.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=46}} Kadipaten ini kaya dan kuat,{{Sfn|Ricklefs|2008|p=46}} dan kota pelabuhannya adalah rute perdagangan penting antara [[Melaka, Malaysia|Malaka]] dan [[Kepulauan Maluku|Kepulauan penghasil rempah-rempah (Maluku)]].{{sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=28}} Luas kota ini adalah sekitar {{Convert|37|km|mi}} dalam diameter, dan diperkuat oleh kanal-kanal dan meriam-meriam.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=46}} Bersekutu dengan negara terdekat, [[Kota Pasuruan|Pasuruan]], Kadipaten ini memperluas pengaruhnya ke seluruh bagian timur pulau Jawa di awal abad ke-17.{{Sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=34}} Pada tahun 1622, Kadipaten Surabaya mengkontrol daerah [[Kabupaten Gresik|Gresik]] dan Sedayu di Jawa Timur.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=46}} dan juga menguasai daerah [[Sukadana, Kayong Utara|Sukadana]]{{Sfn|Ricklefs|2008|p=46}} di [[Kalimantan Barat]] dan [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]]{{Sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=35}} di [[Kalimantan Selatan]]. Ada laporan yang masih diragukan yang mengatakan Kadipaten ini mungkin telah memperluas pengaruhnya ke [[Kota Pasuruan|Pasuruan]], [[Kerajaan Blambangan|Blambangan]], wilayah lembah [[sungai Brantas]], dan Wirasaba.{{Sfn|Ricklefs|2008|p=46}} Selain itu, Surabaya juga bersekutu dengan Tuban, [[Kota Malang|Malang]], [[Kota Kediri|Kediri]], [[Kabupaten Lasem|Lasem]], semua wilayah di Jawa Timur, serta [[Pulau Madura|Madura]] di lepas pantai utaranya.{{Sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=47}} Aliansi ini terbentuk terutama sebagai respon terhadap pertumbuhan kekuatan Mataram,{{Sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=35}} dan Surabaya merupakan pendiri dan sekaligus anggota yang paling kuat.{{sfn|Akhmad Saiful Ali|1994|p=35}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=45}}
 
== Peperangan ==