Penduduk asli Taiwan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Suku-suku yang disahkan di Taiwan: tidak ada artikelnya |
Add 2 books for Wikipedia:Pemastian (20240209)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
||
(30 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Penduduk asli Taiwan sidebar}}
'''Penduduk asli Taiwan''' ({{zh|t=臺灣{{linktext|原住民}}|p=Táiwān yuánzhùmín|poj=Tâi-ôan gôan-chū-bîn}}) adalah istilah yang umumnya ditujukan kepada suku bangsa [[pribumi]] di [[Taiwan]], yang berjumlah lebih dari 530
Selama berabad-abad, penduduk asli Taiwan mengalami persaingan ekonomi dan konflik militer dengan serangkaian para pendatang baru yang membuat koloni. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang disentralisasi dirancang untuk diadakannya [[perubahan bahasa]] dan [[asimiliasi kebudayaan]], serta kontak berkelanjutan dengan para anggota koloni melalui perdagangan, pernikahan silang dan proses silang budaya lainnya, yang mengakibatkan berbagai [[kematian bahasa]] dan hilangnya [[identitas kebudayaan]]. Contohnya, dari sekitar 26 bahasa yang pernah dipakai penduduk asli Taiwan (secara kolektif disebut sebagai [[rumpun bahasa Formosa]]), sekitar sepuluh bahasa sekarang menjadi [[bahasa mati|punah]], lima bahasa [[bahasa hampir mati|hampir mati]],{{sfnp|Zeitoun|Yu|2005|p=167}} dan beberapa bahasa meraih status [[bahasa terancam]]. Bahasa-bahasa tersebut merupakan signifikansi sejarah yang unik, sejak sebagian besar [[linguistik sejarah|linguis sejarah]] menganggap Taiwan sebagai tempat asal dari keluarga [[rumpun bahasa Austronesia|bahasa Austronesia]].{{sfnp|Blust|1999}}
Baris 6:
Para pemakai bahasa Austronesia di Taiwan awalnya tersebar di sebagian besar wilayah pegunungan di tengah pulau tersebut dan terkonsentradi di desa-desa di sepanjang [[daratan aluvial]]. Sejumlah besar penduduk asli Taiwan saat ini tinggal di pegunungan dan perkotaan.
Penduduk asli Taiwan menghadapi masalah ekonomi dan sosial, yang meliputi angka pengangguran yang tinggi dan pendidikan yang masih di bawah standar. Sejak awal
== Sejarah dan definisi persukuan ==
Pada sebagian sejarah mereka yang tercatat, penduduk asli Taiwan didefinifikan oleh oknum-oknum dari proyek "pensipilisasian" berbeda dari [[Nasionalisme|Nasionalis]], [[Kristen]], dan [[Konghucu]], dengan berbagai tujuan. Setiap poryek "pensipilisasian" mendefinisikan penduduk asli tersebut
[[Berkas:Femme Pepohan de Formose et son enfant.jpg|
Pelaut Han, [[Chen Di]], dalam ''Catatan Laut-Laut Timur'' buatannya (1603), mengindentifikasikan penduduk asli Taiwan sebagai "Bangsa Timur Biadab" ({{zh|t=東番|p=Dongfan|labels=no}}), sementara Belanda menyebut penduduk asli Taiwan sebagai "Indian" atau "orang kulit hitam", berdasarkan pada pengalaman kolonial mereka sebelumnya di sebuah wilayah yang sekarang menjadi negara Indonesia.{{sfnp|Teng|2004|pp=61–5}}
Hampir seabad kemudian, pemerintah [[Dinasti Qing|Kekaisaran Qing]] memerintahkan sekelompok besar masyarakat, epnulis dan [[gazetir]] untuk memberikan deskripsi mereka dalam rangka mengadakan [[akulturasi]], yang berujung pada sebuah sistem yang mendefinisikan kekerabatan para penduduk asli atas pengajuan mereka atau permusuhan terhadap pemerintah Qing. Sastrawan Qing menggunakan istilah "mentah/liar" ({{zh|c={{linktext|生番}}|labels=no}}) untuk mendefinisikan orang-orang yang tidak memberikan pengajuan kepada pemerintah Qing, dan "matang; dijinakkan atau ditundukkan" ({{zh|c={{linktext|熟番}}|labels=no}}) kepada orang-orang yang menyatakan persekutuan mereka dengan membayar uang kepada kepala pajak.<ref>Dalam kasus penulisan perjalanan, sastrawan Qing menggunakan kata "mentah" dan "matang" untuk mengartikan kata "tak familiar" dan "familiar", atas dasar budaya/bahasa dan interaksi dengan para pemukim Han. {{harvp|Teng|2004|pp=126–27}}.</ref> Menurut standar [[Kaisar Qianlong]] dan rezim-rezim penerusnya, kata "matang" merupakan sinonim dari orang-orang yang diasimilasikan dengan norma-norma kebudayaan Han, dan tinggal sebagai warga negara Kekaisaran, tapi kata tersebut masih dijadikan sebutan yang merendahkan untuk menandakan kurangnya rasa berbudaya dari orang-orang non-Han.{{sfnp|Harrell|1996|p=19}}{{sfnp|Diamond|1995|p=100}} Rancangan tersebut merefleksikan gagasan bahwa siapapun yang menjadi warga negara/dijinakkan harus mengadopsi norma-norma sosial Konghucu.{{sfnp|Crossley|1999|pp=281–95}}{{sfnp|Dikotter|1992|pp=8–9}}
[[Berkas:Tsou youth of Taiwan (pre-1945).jpg|
Setelah Qing menyatakan kekuasaan mereka atas wilayah tersebut dan berusaha memasuki pegunungan pada akhir abad ke-19, istilah [[Penduduk Asli Dataran Rendah Taiwan|''Pingpu'']] ({{zh|c={{linktext|平埔族}}|p=Píngpǔzú|l=Suku dataran rendah|labels=no}}) dan ''Gaoshan'' ({{zh|c={{linktext|高山族}}|p=Gāoshānzú|l=Suku dataran tinggi|labels=no}}) digunakan sebagai pengganti istilah "matang" dan "mentah".{{sfnp|Teng|2004|pp=125–27}} Pada masa [[Taiwan di bawah kekuasaan Jepang|kekuasaan Jepang]] (1895–1945), para antropolog dari Jepang melakukan klasifikasi binari. Pada 1900, mereka memasukannya dalam proyek kolonial mereka sendiri dengan menggunakan istilah {{nihongo||{{linktext|平埔}}|Peipo}} yang artinya "suku matang", dan membuat kategori "suku yang diakui" untuk penduduk asli yang awalnya disebut "mentah". [[Insiden Wushe|Insiden Musha]] pada 1930 berujung pada beberapa perubahan dalam kebijakan penduduk asli, dan pemerintah Jepang mulai menyebut mereka dengan sebutan {{nihongo4||{{linktext|高砂|族}}|Takasago-zoku}}. {{sfnp|Tai|1999|p=294}} Suku-suku yang diakui yang meliputi suku [[suku Atayal|Atayal]], [[suku Bunun|Bunun]], [[suku Tsou|Tsou]], [[suku Saisiat|Saisiat]], [[suku Paiwan|Paiwan]], [[suku Puyuma|Puyuma]], dan [[suku Ami people|Ami]]. [[suku Tao|Yami]] (Tao) dan [[suku Rukai|Rukai]] ditambahkan pada masa berikutnya, sehingga terdapat total sembilan suku yang diakui.{{sfnp|Harrison|2001|pp=54–5}} Pada awal periode pemerintahan Nasionalis Tiongkok [[Kuomintang]] (KMT), istilah ''Shandi Tongbao'' ({{zh|c={{linktext|山地|同胞}}|labels=no}}) "orang dataran tinggi senegara" dan ''Pingdi Tongbao'' ({{zh|c={{linktext|平地|同胞}}|labels=no}}) "orang dataran rendah senegara" digunakan, untuk menghilangkan pengaruh Jepang dan memasukkan wilayah penduduk asli Taiwan dalam negara Nasionalis Tiongkok. {{sfnp|Harrison|2001|p=60}} KMT kemudian mengadopsi penggunaan seluruh pengelompokan Jepang sebelumnya kecuali ''Peipo''.
Disamping perubahan-perubahan terkini dalam bidang antropologi dan peralihan obyektitivasan pemnerintah, label ''Pingpu'' dan ''Gaoshan'' utamanya digunakan pada masa sekarang sebagai sebuah bentuk yang diberikan oleh kekaisaran Qing untuk menunjukan akulturasi penduduk asli dengan budaya Han. Suku-suku penduduk asli yang disahkan saat ini semuanya disebut sebagai ''Gaoshan'', meskipun pembagian tersebut tidak dan tidak pernah berdasarkan pada letak geografi. Amis, Saisiat, Tao dan Kavalan adalah suku-suku yang memegang budaya Dataran Rendah Timur.{{sfnp|Brown|2001|p=163 ''n6''}} Pembagian antara suku ''Pingpu'' dan ''Gaoshan'' masih berdampak pada kebijakan-kebijakan Taiwan terkait suku-suku asli, dan kesempatan mereka untuk ikut serta secara bulat dalam pemerintah.<ref>{{cite web |url=http://taiwanjournal.nat.gov.tw/site/Tj/ct.asp?xItem=21802&CtNode=122 |title=Saisiyat people launch referendum initiative |website=National Affairs |date=April 28, 2006 |accessdate=August 22, 2010 }}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
Meskipun [[Pusat Informasi pemerintah]] Republik Tiongkok secara resmi mengangkat 14 kelompok utama sebagai "suku", konsensus beberapa sarjana menyatakan bahwa 14 kelompok tersebut tidak menunjukan entitas sosial apapun, kolektivitasan politik, atau aliansi pengidentifikasian diri yang berasal dari Taiwan pada masa pra-modern.{{sfnp|Teng|2004|pp=104–5}} Catatan-catatan terawal yang mendetail, yang berasal dari kedatangan Belanda pada 1624, menyatakan bahwa penduduk-penduduk asli tinggal di desa-desa terpisah dengan berbagai ukuran. Antara desa-desa tersebut, terjadi perdagangan, pernikahan silang, peperangan dan aliansi melawan musuh besar. Menggunakan kriteria etnografi dan linguistik kontemporer, desa-desa tersebut diklasifikasikan dalam lebih dari 20 kelompok etnis (dan sebagian besar diperdebatkan),{{sfnp|Tsuchida|1983|p=62}}{{sfnp|Li|1992|pp=22–3}} yang tak pernah disatukan di bawah negara, kerajaan atau "suku" umum.{{sfnp|Shepherd|1993|pp=51–61}}
Baris 33:
== Suku-suku yang diakui ==
=== Suku-suku yang
<imagemap>
Berkas:General_distribution_of_indigenous_people_in_Taiwan.svg|thumb|upright|right|Peta gambar suku-suku dataran tinggi menurut persebaran geografi tradisional. Nama atau pengucapan alternatif: Pazih (Pazeh); Taroko (Truku, Seediq); Yami (Tao)
Baris 67:
Sembilan suku asli telah diakui sebelum 1945 oleh pemerintah Jepang.{{sfnp|Ericsson|2004}} Thao, Kavalan dan Truku diakui oleh pemerintah Taiwan masing-masing pada 2001, 2002 dan 2004. Sakizaya diakui sebagai suku ke-13 pada 17 Januari 2007,{{sfnp|Cheng|2007}} dan pada 23 April 2008, Sediq diakui sebagai suku resmi ke-14 di Taiwan.{{sfnp|Shih|Loa|2008}} Sebelumnya, Sakizaya dimasukkan sebagai Amis dan Sediq sebagai Atayal. Hla'alua dan Kanakanavu diakui sebagai suku ke-15 dan ke-16 pada 26 Juni 2014.<ref name=ChinaPost /> Daftar lengkap suku yang diakui di Taiwan, serta beberapa kelompok suku tak resmi yang sering dikutip, adalah sebagai berikut:
:Diakui: [[Suku Ami|Ami]], [[Suku Atayal|Atayal]], [[Suku Bunun|Bunun]], [[Suku Saaroa|Hla'alua]], [[Suku Kanakanavu|Kanakanavu]], [[Suku Kavalan|Kavalan]], [[Suku Paiwan|Paiwan]], [[Suku Puyuma|Puyuma]], [[Suku Rukai|Rukai]], [[Suku Saisiyat|Saisiyat]], [[Suku
:Tak diakui: [[Suku Babuza|Babuza]], [[Suku Basay|Basay]], [[Suku Hoanya|Hoanya]], [[Suku Ketagalan|Ketagalan]], Luilang, Makatao, [[Suku Pazeh|Pazeh]]/[[Suku Kaxabu|Kaxabu]], [[Suku Papora|Papora]], [[Qauqaut]], [[Suku Siraya|Siraya]], [[Suku Taokas|Taokas]], Trobiawan.
=== Penduduk asli Taiwan di Tiongkok ===
[[Berkas:Beijing-NiuJie-Hani-Gaoshan-Ewenki-3656.jpg|
{{See also|Daftar kelompok etnis di Tiongkok}}
Baris 82:
Sebagian [[Penduduk Asli Dataran Rendah Taiwan|Penduduk Asli Dataran Rendah]], sesuai dengan dekret "proyek sipilisasi" pada setiap pergantian rezim, penduduk asli menemukan diri mereka sendiri dalam kontak yang lebih besar dengan budaya-budaya luar. Proses [[akulturasi]] dan [[asimilasi budaya|asminilasi]] terkadang disusul secara bertahap dalam membangun keadaan sosial, sebagian menghapus kebiasaan-kebiasaan etnis (seperti ikat kaki, gaya makan dan berbusana), yang awalnya berbeda-beda pada setiap kelompok etnis di Taiwan.<ref>{{Harvcol|Brown|2004|pp=38–50}}</ref> Penghapusan atau penggantian kebiasaan-kebiasaan tersebut berdampak pada sebuah peralihan dari budaya "Fan" (barbar) menjadi budaya "Han" Konghucu yang dominan.<ref>{{Harvcol|Brown|2004|pp=155–64}}</ref> Pada periode Jepang dan KMT mensentralisasi kebijakan-kebijakan pemerintah [[modernis]] yang disentralisasi, yang berakar dari gagasan-gagasan [[Darwinisme Sosial]] dan kulturalisme, mengarahkan pendidikan, kebiasaan genealogi dan tradisi lainnya menuju asimilasi etnis.<ref>{{Harvcol|Harrison|2001|pp=60–7}}</ref><ref>{{Harvcol|Duara|1995}}</ref> Perubahan etnis pada suku Gaoshan, yang kurang menjalin kontak dengan dunia luar karena sulitnya mengakses wilayah mereka, lebih dihasilkan dari asmilatif yang disentralisasi mketimbang prubahan sosial secara bertahap. Selain itu, budaya dan bahasa dari sebagian besar suku yang diakui masih terpinggirkan pada saat ini. budaya multi-budaya berkontribusi terhadap kebanggaan etnis dalam komunitas tersebut.
Pada komunitas Han Hoklo Taiwan sendiri, perbedaan-perbedaan dalam budaya menandakan tingkat percampuran dengan penduduk asli dilakukan, dengan sebagian besar Han Hoklo murni di Taiwan Utara hampir tidak bercampur dengan Penduduk asli, yang terbatas pada Han Hoklo di Taiwan Selatan.<ref>[https://books.google.com/books?id=-m0PGuSUGDMC&pg=PA157#v=onepage&q&f=false Brown 2004]. pp. 156-7.</ref> Penduduk asli dataran rendah yang berasimilasi dalam penduduk Han Hoklo pada tahap yang berbeda dibedakan oleh sejarawan Melissa J. Brown ntara "jangka pendek" dan "jangka panjang".<ref>[https://books.google.com/books?id=-m0PGuSUGDMC&pg=PA162&dq=long+route+han&hl=en&sa=X&ei=MtpJVOqAO--LsQTBxYLoDA&ved=0CB0Q6wEwAA#v=onepage&q=long%20route%20han&f=false Brown 2004]. p. 162.</ref> Identitas etnis dari Penduduk Asli Dataran Rendah di sekitaran Tainan masih terlacak semenjak seorang gadis Hoklo Taiwan murni diminta oleh ibunya untuk tinggal jauh dari keluarga mereka.<ref>[https://books.google.com/books?id=-m0PGuSUGDMC&pg=PA157#v=onepage&q=wall&f=false Brown 2004]. p. 157.</ref> Sebutan ejekan "fan" digunakan terhadap Penduduk Asli Dataran Rendah oleh orang Taiwan, dan gaya bicara Hoklo Taiwan memaksa Penduduk Asli seperti Pazeh.<ref>http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2014/06/15/2003592824</ref> Hoklo Taiwan menggantikan Pazeh dan membuatnya hampir mendekati kepunahan.<ref>http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2008/06/26/2003415773</ref> Aboriginal status has been requested by Plains Aboriginals.<ref>{{Cite web |url=http://www.taipeitimes.com/News/front/archives/2014/07/15/2003595134 |title=Salinan arsip |access-date=2016-08-12 |archive-date=2016-08-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20160812101920/http://www.taipeitimes.com/News/front/archives/2014/07/15/2003595134 |dead-url=yes }}</ref>
=== Bentuk asimilasi saat ini ===
Beberapa bentuk asimilasi masih terjadi saat ini. Contohnya, saat otoritas pusan [[bahasa nasional|menasionalisasi]] satu bahasa, dalam rangka meningkatkan pengaruh ekonomi dan sosial terhadap bahasa tersebut. Seperti halnya generasi-generasi pada masa lampau, penggunaan bahasa asli
Kompleksitas dan cangkupan asimilasi dan akulturasi penduduk asli di Taiwan terbagi dalam tiga perubahan utama etnis Taiwan. Yang tertua terjadi saat migrasi Han dari [[Fujian]] dan [[Guangdong]] pada abad ke-17 yang membuat [[Penduduk Asli Dataran Rendah Taiwan|Penduduk Asli Dataran Rendah]] terpinggirkan ke wilayah pegunungan, dimana mereka menjadi suku-suku Dataran Tinggi pada masa sekarang.<ref>{{Harvcol|Shepherd|1993}}</ref> Pandangan paling terkini menyatakan bahwa akibat merebaknya pernikahan silang antara Han dan penduduk asli antara abad ke-17 dan ke-19, para penduduk asli secara menyeluruh di[[Sinikisasi]]kan.<ref>{{Harvcolnb|Lamley|1981|pp=282}}</ref><ref>{{Harvcolnb|Meskill|1979|pp=253–55}}</ref> Pada akhirnya, pembelajaran [[etnografi]] dan [[atropologi]] modern menunjukan susunan peralihan kebudayaan yang secara tumpang tindih dialami oleh Han dan Penduduk Asli Dataran Rendah, yang menghasilkan budaya hibrida. Pada masa sekarang, orang-orang ber[[Han Taiwan|etnis Han di Taiwan]] menerapkan kebudayaan utama yang berbeda dari Han di tempat lain.<ref>{{Harvcolnb|Brown|1996}}</ref><ref>{{Harvcolnb|Brown|2004}}</ref>
Baris 96:
Dalam beberapa kasus, sekelompok besar imigran Han disatukan di bawah sebuah marga umum untuk membentuk sebuah persaudaraan. Persaudaraan tersebut digunakan sebagai sebuah bentuk pertahanan, karena setiap saudara yang diangkat terikat pada keterikatan darah untuk membantu seorang saudara yang membutuhkan. Kelompok-kelompok persaudaraan tersebut menghubungkan nama-nama mereka pada sebuah pohon keluarga, dalam esensi membangun sebuah silsilah yang berdasarkan pada nama ketimbang darah, dan menempatkan organisasi-organisasi kekerabatan yang umumnya ditemukan di Tiongkok. Praktik tersebut sangat merebak pada buku-buku keluarga saat ini yang sebagian besar tidak bisa diandalkan.<ref name="Ebrey 1996 19–34"/><ref>{{Harvcolnb|Hsu|1980|pp=31–4;90–105}}</ref> Beberapa Penduduk Asli Dataran Rendah bergabung dengan persaudaraan-persaudaraan tersebut untuk mendapatkan perlindungan kolektif sebagai jenis kebijakan asuransi melawan perselisihan regional, dan melalui kelompok-kelompok tersebut, mereka mendapatkan identitas Han dengan garis keturunan Han.
Tingkat salah satu kelompok tersebut dengan kelompok lainnya tidak jelas. Preferensi untuk satu eksplanasi terhadap kelompok lainnya terkadang dipredikatkan atas dasar sebuah sudut pandang politik yang diberikan. Efek kumulatif dari perubahan tersebut terjadi pada permulaan abad ke-20 dimana para Penduduk Asli Dataran Rendah hampir secara menyeluruh terakulturasi dalam kelompok etnis Han yang lebih besar, dan hampir mengalami [[peralihan bahasa]] total dari [[rumpun bahasa Formosa]] mereka masing-masing ke [[rumpun bahasa Sinitik|Tionghoa]]. Selain itu, batasan hukum untuk penggunaan marga tradisional dan juga batasan kebudayaan masih terjadi sampai saat ini. Para penduduk asli tidak diijinkan untuk menggunakan nama-nama tradisional mereka pada kartu-kartu identitas resmi sampai 1995 ketika sebuah larangan tentang penggunaan nama-nama penduduk asli yang berasal dari tahun 1946 akhirnya diangkat.<ref name="names">{{Harvcoltxt|Low|2005}} menyatakan: "Menurut sebuah dokumenter yang dirilis oleh departemen urusan etnis [[Partai Progresif
== Sejarah penduduk asli ==
{{See also|Sejarah Taiwan}}
[[Berkas:PepoWomanChild S.jpg|
[[Berkas:Young Maori man dancing.jpg|
Penduduk asli Taiwan adalah [[suku bangsa Austronesia]], dengan hubungan linguistik dan genetik dengan kelompok etnis Austronesia lainnya, seperti bangsa [[Filipina]], [[Malaysia]], [[Indonesia]], [[Madagaskar]] dan [[Oseania]].<ref>{{Harvcolnb|Hill|Soares|Mormina|Macaulay|2007}}</ref><ref>{{Harvcolnb|Bird|Hope|Taylor|2004}}</ref> Peralatan pemecah batu yang berawal dari awal 15,000 tahun yang lalu menunjukan bahwa pemukiman manusia awal dari Taiwan adalah budaya [[Paleolitikum]] pada zaman [[Pleistosen]]. Suku bangsa tersebut bertahan hidup dengan memakan kehidupan laut. Bukti-bukti arkeologi menunjukan perubahan pada zaman [[Neolitikum]] yang terjadi pada sekitar 6,000 tahun yang lalu, dengan kemajuan pertanian,
Sejarah penduduk asli di Taiwan mulai tercatat pada sekitar abad ke-17, dan
Empat abad masa kekuasaan non-penduduk asli diwarnai beberapa periode peralihan penguasa yang memerintah dan perubahan kebijakan resmi terhadap penduduk asli. Dari abad ke-17 sampai awal abad ke-20, dampak para pemukim asing—Belanda, Spanyol dan Han—menjadi lebih menonjol pada suku-suku Dataran Rendah. Penguasa Han jauh lebih dapat diakses secara geografi, dan lebih disepakati dengan para penguasa asing. Pada permulaaan abad ke-20, suku-suku Dataran Rendah secara garis besar berasimilasi dengan budaya Taiwan kontemporer sebagai akibat dari kekuasaan kolonial Eropa dan Han. Sampai paruh akhir era kolonial Jepang, suku-suku Dataran Tinggi secara keseluruhan masih tidak tersentuh oleh kelompok non-suku manapun. Namun, pertengahan
Sebagian besar informasi sejarah tentang penduduk asli Taiwan dikumpulkan oleh rezim-rezim tersebut dalam bentuk laporan-laporan administratif dan catatan-cata sebagai bagian dari proyek "pensipilisasian" besar-besaran. Pengumpulan informasi tersebut membantu konsolodasi kontrol administratif.
Baris 120:
==== Di bawah kekuasaan Belanda ====
[[Berkas:Gospel of St. Matthew in Formosan.jpg|
Pada periode Eropa (1623–1662), para prajurit dan pedagang mewakili [[Perusahaan Hindia Timur Belanda]] membuat sebuah koloni di barat daya Taiwan (1624–1662) yang sekarang dekat [[Kota Tainan]]. Koloni tersebut mendirikan sebuah pangkalan [[Asia]] untuk [[perdagangan triangular]] antara perusahaan tersebut, [[Dinasti Qing]] dan [[Jepang]], dengan harapan bersaing dengan aliansi dagang Portugis dan Spanyol. Spanyol juga mendirikan sebuah koloni di utara Taiwan (1626–1642) yang sekarang berada di [[Keelung]]. Namun, pengaruh Spanyol mengalir hampir dari awal, sehingga pada akhir
Saat [[Bangsa Belanda|Belanda]] datang pada 1624 di Pelabuhan Tayouan ([[Anping, Tainan|Anping]]), para perwakilan yang memakai bahasa Siraya dari dekat desa [[Benteng Provintia|Saccam]] kemudian mendatangi benteng Belanda untuk melakukan barter dan perdagangan; sebuah peristiwa yang sangat disambut oleh Belanda. Namun, desa-desa Sirayan terbagi dalam faksi-faksi yang berperang: desa Sinckan ([[Sinshih]]) berperang dengan Mattau (Madou) dan sekutunya Baccluan, sementara desa [[Jiali, Tainan|Soulang]] yang berada pada posisi netral merasa tidak tenang. Pada 1629, sekelompok serdado Belanda yang mencari para pembajak Gan dibantai oleh para prajurit dari Mattau, dan kemenangan tersebut membuat desa-desa lainnya memberontak.<ref>{{Harvcol|Shepherd|1995|pp=52–3}}</ref> Pada 1635, dengan bala bantuan yang datang dari [[Jakarta|Batavia]] (sekarang Jakarta, [[Indonesia]]), Belanda menyerang dan membakar Mattau. Sejak Mattau menjadi desa paling berkuasa di wilayah tersebut, kemenangan tersebut memberikan tawaran perdamaian dari des-desa terdekat lainnya, beberapa di antara mereka berasal dari luar wilayah Siraya. Peristiwa tersebut menjadi permulaan konsolidasi Belanda atas sebagian besar wilayah Taiwan, yang mengakhiri peperangan antar-desa yang terjadi selama berabad-abad.<ref>{{Harvcol|Blusse|Everts|2000|pp=11–20}}</ref> Periode dama yang baru membuat Belanda leluasa untuk membangun sekolah-sekolah dan gereja-gereja dalam rangka mengakulturasi dan mengkonversi penduduk asli.<ref>{{Harvcolnb|Campbell|1915|p=240}}</ref><ref>{{Harvcolnb|Shepherd|1995|p=66}}</ref> Sekolah-sekolah Belanda mengajarkan abjad yang diromanisasikan ([[penulisan Sinckan]]), yang men[[transkripsi]]kan bahasa Siraya. Abjad tersebut menjadi umum digunakan pada abad ke-18.<ref>{{Harvcol|Shepherd| 1995|pp=66–8}}</ref> Saat ini, fragmen-fragmen yang selamat hanya dalam bentuk dokumen-dokumen dan ukiran-ukiran [[prasasti]] batu. Sekolah-sekolah juga digunakan untuk membentuk aliansi dan wilayah penduduk asli terbuka untuk kegiatan wirausaha dan komersial Belanda.
Baris 127:
Belanda kemudian tergiur dengan perdagangan kulit dan daging rusa di pasar Asia Timur<ref>{{Harvcol|Shepherd|1993|p=451 ''19n''}}</ref> dan mengajak [[Penduduk Asli Dataran Rendah Taiwan|Penduduk Asli Dataran Rendah]] untuk diajari cara menguliti hewan. Perdagangan rusa membuat desa-desa penduduk asli disoroti oleh para pedagang Han awal, namun pada awal 1642, permintaan rusa yang besar membuat harga rusa menjadi anjlok. Penurunan harga tersebut mengurangi kemakmuran suku-suku penduduk asli,<ref>{{Harvcol|Andrade|2005|p=303}}</ref> yang memaksa beberapa penduduk asli bercocok tanam untuk menanggulangi dampak ekonomi yang menghilangkan sebagian besar sumber makanan mereka.
[[Berkas:Dapper - 1670 - Gedenkwaerdig bedryf - UB Radboud Uni Nijmegen - 180148540 038 (cropped).jpg|
Karena Belanda mulai menguasai desa-desa penduduk asli di selatan dan barat Taiwan, jumlah imigran Han pengeksploitasi lahan yang kaya dan subur meningkat. Belanda awalnya membiarkannya, karena orang-orang Han terampil dalam agribudaya dan perburuan berskala besar. Beberapa orang Han bermukim di desa-desa Siraya. Belanda menggunakan para agen Han untuk mengumpulkan pajak, memungut biaya perijinan berburu dan pemasukan lainnya. Kebijakan tersebut membuat masyarakat mengira "beberapa kolonis adalah [[Tionghoa Han]] namun struktur militer dan administratif-nya adalah Belanda".<ref>{{Harvcol|Andrade|2005|p=298}}</ref> Disamping itu, aliansi-aliansi lokal dicap sebagai etnisitas pada zaman Belanda. Contohnya, [[Pemberontakan Guo Huaiyi]] pada 1652, sebuah kebangkitan kaum petani Han, dikalahkan oleh sebuah aliansi 120 musketer Belanda dengan bantuan para loyalis Han dan 600 prajurit penduduk asli.<ref>{{Harvcol|Shepherd|1993|p=90}}</ref>
Berbagai desa penduduk asli di wilayah terdepan memberontak melawan Belanda pada
Namun, suku-suku penduduk asli Taiwan yang sebelumnya bersekutu dengan Belanda melawan Tiongkok pada Pemberontakan Guo Huaiyi pada 1652 berbalik melawan Belanda pada [[Pengepungan Benteng Zeelandia]] dan mengalahkan pasukan Tiongkok yang dipimpin [[Koxinga]].<ref>{{cite book |last=Covell |first=Ralph R. |date=1998 |title=Pentecost of the Hills in Taiwan: The Christian Faith Among the Original Inhabitants |publisher=Hope Publishing House |edition=illustrated |pages=96–97 |isbn=0932727905}}</ref> Penduduk asli (Formosa) dari Sincan mengalahkan Koxinga setelah ia menawarkan mereka amnesti; penduduk asli Sincan kemudian bekerja untuk Tiongkok dan memegang orang Belanda dalam penghukuman mati saat pendidik asli di dataran tinggi dan dataran rendha juga menyerah dan melindungi Tiongkok pada 17 Mei 1661, merayakan kebebasan mereka dari pendidikan wajib di bawah kekuasaan Belanda dengan berburu orang Belanda dan memenggal mereka dan membuang buku-buku teks sekolah Kristen mereka.<ref>{{cite book |last=Hsin-Hui |first=Chiu |date=2008 |title=The Colonial 'civilizing Process' in Dutch Formosa: 1624 - 1662 |location= |publisher=BRILL |edition=illustrated |volume=Volume 10 of TANAP monographs on the history of the Asian-European interaction |page=222 |isbn=900416507X }}</ref>
Baris 139:
=== Penguasaan Qing (1683–1895){{anchor|Penguasaan Qing}} ===
{{see also|Invasi Jepang ke Taiwan (1874)|Kampanye Keelung}}
[[Berkas:BaksaFormosaHuntingParty1871b.jpg|
Setelah pemerintah [[Qing]] mengalahkan pasukan loyalis Ming yang meliputi keluarga Zheng pada 1683, sebagian Taiwan menjadi makin terintegrasi dalam Kekaisaran Qing.<ref>{{Harvcol|Teng|2004|pp=35–60}}</ref> Pasukan Qing menguasai wilayah barat yang sangat berpenduduk di Taiwan selama lebih dari dua abad, sampai 1895. Era tersebut dikarakteristikan dengan peningkatan jumlah Tionghoa Han di Taiwan, yang menimbulkan keteganggan sosial, peralihan hak milik (dalam berbagai arti) sebagian besar lahan dari penduduk asli ke Han, dan [[akulturasi]] yang hampir bulat terhadap [[Penduduk Asli Dataran Rendah Taiwan|Penduduk Asli Dataran Rendah]] ke kebiasaan Han Taiwan.
Selama dua abad pemerintahan Dinasti Qing di Taiwan, populasi Han di pulau tersebut meningkat secara dramatis. Namun, tidak jelas apakah terjadi karena membludaknya pemukim Han, yang umumnya terdiri dari pria muda dari [[Zhangzhou]] dan [[Quanzhou]] di [[Fujian|provinsi Fujian]],<ref>{{Harvcol|Tsao|1999|p=331}}</ref> atau dari berbagai faktor lainnya, yang meliputi: pernikahan silang berkelanjutan antara Han dan pendidik asli, perombakan rumah tangga dan penghapusan aborsi, dan merebaknya adopsi gaya hidup pertanian Han karena menurunnya harga kebutuhan tradisional, yang berujung pada meningkatnya tingkat kelahiran dan pertumbuhan penduduk. Selain itu, akulturasi penduduk asli meningkat seiring meningkatnya pendatang Han.
Pemerintah Qing tak hanya secara resmi mengendalikan pemukiman Han, namun juga mengurusi ketegangan antara berbagai wilayah dan kelompok etnis. Selain itu, pemerintahan tersebut
Perjuangan atas sumber daya lahan adalah salah satu sumber konflik. Wilayah dataran rendah barat merupakan subyek perebutan lahan besar yang disebut ''Huan Da Zu'' (番大租—artinya, "Perebutan Besar Barbar"), sebuah kejadian yang masih ada sampai zaman penjajahan Jepang. Sebagian besar besar lahan rusa, yang dinaungi oleh Qing, dimiliki oleh suku-suku dan para anggota individual mereka. Suku-suku umumnya menawarkan para petani Han sebuah hak milik permanen untuk digunakan, meskipun mengutamakan kepemilikan anak tanah (田骨), yang disebut "dua juragan dari sebuah lahan" (一田兩主). Suku-suku dataran rendah
Penduduk asli
Dalam [[Insiden Mudan (1871)]], penduduk asli menyerang 54 pelaut Ryūkyū yang berujuk pada [[invasi Jepang ke Taiwan (1874)]] melawan penduduk asli.<ref>{{cite book|title=Japan Gazette|url=https://books.google.com/books?id=eWQvAQAAMAAJ&pg=PA73#v=onepage&q&f=false|year=1873|pages=73–}}{{cite news |last= |first= |date=August 18, 1874 |title=WASHINGTON.; OFFICIAL DISPATCHES ON THE FORMOSA DIFFICULTY. PARTIAL OCCUPATION OF THE ISLAND BY JAPANESE THE ATTITUDE OF CHINA UNCERTAIN CHARACTER OF THE FORMOSAN BARBARIANS. THE RAILROAD AND THE MAILS. THE VACANT INSPECTOR GENERALSHIP OF STEAMBOATS. THE TREATY OF WASHINGTON. THE CURRENCY BANKS AUTHORIZED CIRCULATION WITHDRAWN. POSTMASTERS APPOINTED. APPOINTMENT OF AN INDIAN COMMISSIONER. THE WRECK OF THE SCOTLAND, NEW-YORK HARBOR. NAVAL ORDERS. TOLL ON VESSELS ENGAGED IN FOREIGN COMMERCE. THE TREASURY SECRET SERVICE. TREASURY BALANCES.|url=http://query.nytimes.com/gst/abstract.html?res=F20C1FF73A5D1A7493CAA81783D85F408784F9 |newspaper=The New York Times |location=WASHINGTON, Aug. 17. |access-date= }}</ref><ref name="Tsai2014">{{cite book|author=Shih-Shan Henry Tsai|title=Maritime Taiwan: Historical Encounters with the East and the West|url=https://books.google.com/books?id=vUbfBQAAQBAJ&pg=PA129&dq=Kabayama+Sukenori+aboriginals&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjftej_ktzOAhXJmh4KHQrfB7IQ6AEIQTAF#v=onepage&q=Kabayama%20Sukenori%20aboriginals&f=false|date=18 December 2014|publisher=Routledge|isbn=978-1-317-46517-1|pages=129–}}</ref><ref name="Chow2008">{{cite book|author=P. Chow|title=The "One China" Dilemma|url=https://books.google.com/books?id=ctLGAAAAQBAJ&pg=PA29&dq=Kabayama+Sukenori+aboriginals&hl=en&sa=X&ved=0ahUKEwjftej_ktzOAhXJmh4KHQrfB7IQ6AEIWDAJ#v=onepage&q=Kabayama%20Sukenori%20aboriginals&f=false|date=28 April 2008|publisher=Springer|isbn=978-0-230-61193-1|pages=29–}}</ref>
Pada [[Perang Tiongkok-
=== Suku-suku dataran tinggi ===
[[Berkas:taiwan bunun village.jpg|
Sedikit yang diketahui mengenai keadaan para suku pribumi Taiwan dari dataran tinggi sebelum mereka dikunjungi oleh para penjelajah dan misionaris dari Eropa dan Amerika pada [[abad ke-19]] dan awal [[abad ke-20]].<ref>{{Harvcolnb|Campbell|1915}}</ref><ref>{{Harvcolnb|Mackay|1896|}}</ref> Kekurangan data ini terutama diakibatkan oleh karantina Qing atas daerah di sebelah timur garis yang tidak boleh didatangi.
Kontak antara kaum Han dan para suku yang tinggal di pegunungan biasanya ialah karena mereka mencari [[kapur Barus]], sebuah zat kimia yang diambil dari pohon kapur Barus yang dipakai sebagai bahan obat-obatan. Pertemuan antara mereka biasanya berakhir dengan dipenggalnya kepala sang Han. Para anggota suku tanah datar
[[Berkas:Atayal.jpg|
Penelitian lapangan pertama mengenai budaya para suku tanah tinggi dipelopori pada tahun [[1897]] oleh seorang ahli antropologi Jepang [[Ino Kanori]], yang kemudian hari bergabung dengan kawannya Torii Ryuzo. Karya yang diterbitkan oleh kedua pria ini merintis ilmu antropologi modern Taiwan. Ino beragumentasi untuk mendukung hak-hak kaum pribumi Taiwan dan berpendapat bahwa akal budi mereka tidaklah lebih rendah, bertentangan dengan sumber-sumber Tionghoa, meski Ino juga menulis bahwa mereka lebih mudah diatur di bawah sebuah kekuasaan kolonial. Penelitian awal oleh para pakar Jepang ini menghasilkan penciptaan delapan suku Taiwan, Atayal, Bunun, Saisiat, Tsou, Paiwan, Puyuma, Ami dan, Pepo (tanah datar). Penemuan mereka diterima oleh Gubernur Jepang, Kodama. Penelitian pada masa depan menemukan kesalahan pada klasifikasi mereka sebab Atayal berarti ‘saya’ dan Yami ternyata menyebut diri mereka sendiri ‘Tao’, seperti ‘yami’ dalam bahasa Tao artinya adalah “kita/kami”. Kemudian suku Paiwan disebut Ruval dan Batsul, sebuah istilah yang juga digunakan bagi kaum Rukai. Kemudian Puyuma dinamakan menurut kota Beinan dan bukan nama suku yang sebenarnya. Meski kaum Pepo juga dikenali, mereka tidak dilindungi, sementara Pong So No Daoo (Pulau Anggrek (Orchid Island) atau Lanyu), tempat asal Tao, ditutup secara hermetis dari dunia luar sampai tahun 1930-an, dan hanya boleh dimasuki oleh para ilmuwan dan ahli antropologi.
Baris 169:
=== Pengayauan ===
Para anggota suku-suku tanah tinggi terkenal akan kemampuan dalam [[pengayauan]], yang
Di Taiwan, pengayauan dianggap merupakan simbol keberanian dan kejantanan. Hampir semua suku pribumi, kecuali Yami (Tao) melakukannya. Seringkali kepala-kepala yang telah dipenggal diundang sebagai anggota suku untuk menjaga dan melindungi mereka. Para penghuni dan penduduk Taiwan menerima peraturan pengayauan sebagai risiko kehidupan persukuan yang telah diperhitungkan. Kepala-kepala yang telah dipenggal direbus dan dikeringkan,
Suku Bunun
Kehidupan di antara suku-suku pribumi setelah datangnya pemerintahan Jepang menjadi berubah secara drastis, karena banyak struktur-struktur tradisional mereka diganti dengan kekuasaan militer. Suku-suku pribumi yang ingin memperbaiki status sosial mereka menggunakan pendidikan sebagai sarana yang baru dan bukan pengayauan. Para anggota suku-suku pribumi yang telah belajar bekerja sama dengan orang-orang Jepang lebih pantas untuk menjadi kepala desa. Mendekati akhir [[Perang Dunia II]], kaum pribumi yang mana ayah-ayah mereka tewas dalam kampanye pasifikasi merelakan diri untuk mati bagi sang Kaisar Jepang. Banyak kaum pribumi yang telah tua merasakan rasa identifikasi yang kuat terhadap orang Jepang dan lebih banyak atau lebih suka menggunakan bahasa Jepang daripada bahasa Mandarin.
Baris 180:
Ketika pemerintahan Nasionalis China mendarat di Taiwan, mereka ketakutan bahwa daerah-daerah pegunungan yang dilanda kemiskinan akan menjadi basis komunisme. Partai KMT mengasosiasikan kaum pribumi Taiwan dengan pemerintahan Jepang dan mereka dianggap sebagai 'shan bao' atau penduduk gunung. Pada tahun 1946, sekolah-sekolah desa yang didirikan Jepang diubah menjadi pusat-pusat ideology KMT. Dokumen-dokumen Dinas Pendidikan menunjukkan bahwa kurikulum kala tersebut sarat dengan proganda dengan penekanan pada bahasa Mandarin, sejarah, dan kewarganegaraan. Sebuah laporan pemerintahan mengenai daerah-daerah pegunungan dari tahun 1953 menunjukkan bahwa tujuan mereka terutama mulai dari tahun ini ialah mempromosikan bahasa Mandarin demi memperkuat posisi nasional dan menciptakan tatakrama yang baik. Hal ini dimasukkan pada kebijakan 'Shandi Ping di hua' supaya membuat "daerah pegunungan menjadi lebih mirip dengan tanah datar". Kekurangannya para guru pada tahun-tahun pertama pemerintahan KMT menciptakan jurang-jurang yang dalam pada pendidikan kaum pribumi karena hanya sedikit guru-guru Tionghoa yang tinggal di Taiwan dan lebih sedikit lagi yang ingin mengajar di daerah pegunungan. Banyak pekerjaan berat mengajari kaum pribumi dilakukan oleh guru-guru yang kurang cakap namun bisa berbahasa Mandarin dan mampu mengajarkan ideologi dasar.
Pada tahun 1951 sebuah kampanye besar diluncurkan untuk mengubah adat-istiadat kaum pribumi supaya lebih mirip sukubangsa Han. Pada waktu yang sama, anggota suku-suku pribumi yang pernah bergabung dengan Tentara Dai Nippon ditugaskan untuk berperang pada peperangan yang sangat berdarah dalam mempertahankan pulau Kinmen dan Matsu, kedua pulau ini berada di bawah kekuasaan [[Republik Tiongkok]] namun posisinya paling dekat dengan daratan. Kemudian para prajurit KMT yang mengungsi dari Daratan Tiongkok
Medan penelitian budaya pribumi Taiwan hampir saja dihilangkan dari kurikulum pendidikan Taiwan dengan memberikan perhatian lebih khusus pada hal-hal yang lebih bernapaskan Tionghoa demi menolong memperkokoh kedudukan KMT di Taiwan. Hasilnya ialah punahnya beberapa bahasa Austronesia di Taiwan dan pengekalan rasa malu bagi mereka yang merupakan keturunan penduduk pribumi Taiwan. Hanya sedikit orang Taiwan saja yang bersedia mengemukakan bahwa mereka memiliki darah pribumi Taiwan meskipun studi-studi modern menunjukkan bahwa di Taiwan terjadi perkawinan campur dan pembauran secara luas. Pada sebuah studi tahun 1994, menunjukkan bahwa 71% dari semua keluarga Taiwan menolak gagasan jika putri mereka menikahi seorang pria pribumi Taiwan.
Baris 192:
== Kaum pribumi dan masyarakat modern ==
[[Berkas:taiwan bunun dancer.jpg|
Kaum pribumi Taiwan jumlah secara relatif menurut pemerintah Taiwan hanyalah 2% dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Di sisi lain 34% dari seluruh penduduk pribumi Taiwan telah berhijrah ke kota. Pertumbuhan ekonomi di Taiwan yang pesat pada dasawarsa-dasawarsa terakhir abad ke-20 menghasilkan fenomena urbanisasi. Pekerjaan pada proyek-proyek bangunan biasanya terbuka bagi kaum-kaum pribumi yang tidak bisa mendapatkan pendidikan yang cukup pada tempat-tempat reservasi mereka dan dengan begitu tidak memiliki kepandaian apa-apa. Mereka dengan cepat membentuk kelompok-kelompok dengan suku-suku lain karena mereka memiliki motif-motif politik yang sama untuk melindungi kepentingan mereka bersama sebagai tenaga kerja. Orang-orang pribumi ini menjadi pekerja besi yang terampil dan tim-tim pembangun di pulau ini dan
Kemudian undang-undang baru yang mengizinkan masuknya tenaga kerja asing dari Indonesia, Vietnam dan Filipina mengikis kesempatan kerja kaum pribumi lebih jauh lagi. Sementara itu kelompok-kelompok pribumi lainnya berpaling kepada sektor pariwisata supaya bisa bersaing pada ekonomi lokal. Berkat keterdekatan kaum-kaum pribumi dengan pegunungan, banyak anggota kelompok ini lalu berharap bisa mendapatkan keuntungan pada usaha-usaha pemandian air panas dan hotel-hotel di mana mereka bisa menyanyi dan menari untuk memberikan dan menambahkan nuansa. Namun para kritikus sering menyebut usaha-usaha seperti ini kurang menghormati mereka atau hanya menggaris bawahi [[stereotipe]] kaum pribumi.
[[Berkas:Taiwan aborigine lona children.jpg|
Kaum pribumi di Taiwan sudah menjadi simbol mawas diri terhadap [[lingkungan hidup]] di pulau ini, karena banyak masalah-masalah yang berhubungan dengan lingkungan hidup dipelopori oleh orang-orang pribumi yang secara klasik sebelumnya merupakan korban-korban kebijakan pemerintahan.
Baris 211:
* [[Bahasa Taiwan]] (non-pribumi)
* [[Sejarah Taiwan]]
== Catatan ==
Baris 218 ⟶ 217:
== Referensi ==
{{refbegin|30em}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Andrade|first=Tonio|title=Pirates, Pelts, and Promises: The Sino-Dutch Colony of Seventeenth-Century Taiwan and the Aboriginal Village of Favorolang|url=https://archive.org/details/sim_journal-of-asian-studies_2005-05_64_2/page/295|journal=The Journal of Asian Studies|volume=64|edition=2|year=2005|pages=
* {{Cite book|ref=harv|last=Anderson|first=Christian A.|year=2000|chapter=New Austronesian Voyaging: Cultivating Amis Folk Songs for the International Stage|editor-first=David|editor-last=Blundell|title=Austronesian Taiwan: Linguistics, History, Ethnology, Prehistory|place=Taipei|publisher=SMC Publishing|ISBN=9789868537804}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Bird|first=Michael I|last2=Hope|first2=Geoffrey|last3=Taylor|first3=David|title=Populating PEP II: the dispersal of humans and agriculture through Austral-Asia and Oceania|journal=Quaternary International|year=2004|volume=118–19|pages=
* {{Cite book|ref=harv|last=Blundell|first=David|year=2000|title= Taiwan: Linguistics, History and Prehistory.|place=Taipei|publisher=SMC Publishing|ISBN=9789868537804}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Blusse|first=Leonard|last2=Everts|first2=Natalie|year=2000|title= The Formosan Encounter: Notes on Formosa's Aboriginal Society — A selection of Documents from Dutch Archival Sources Vol. I & Vol. II|place=Taipei|publisher=Shung Ye Museum of Formosan Aborigines}} ISBN 957-99767-2-4 & ISBN 957-99767-7-5.
Baris 226 ⟶ 225:
* {{Cite book|ref=harv|last=Blust|first=Robert|year=1999|chapter=Subgrouping, circularity and extinction: some issues in Austronesian comparative linguistics|editors=E. Zeitoun & P.J.K Li|title=Selected papers from the Eighth International Conference on Austronesian Linguistics|pages= 31–94| publisher=Academia Sinica|place=Taipei}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Brown|first=Melissa J|year=1996|chapter=On Becoming Chinese|editor=Melissa J. Brown|title=Negotiating Ethnicities in China and Taiwan|publisher=Institute of East Asian Studies of the University of California. China Research Monograph 46|place= Berkeley, CA}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Brown|first=Melissa J.|year=2001|title=Reconstructing ethnicity: recorded and remembered identity in Taiwan|url=https://archive.org/details/sim_ethnology_spring-2001_40_2/page/153|journal=Ethnology|volume=40|issue=2|doi=10.2307/3773928|pages=153}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Brown|first=Melissa J|year=2004|title=Is Taiwan Chinese? : The Impact of Culture, Power and Migration on Changing Identities|place=Berkeley|publisher=University of California Press|ISBN= 0-520-23182-1}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Campbell|first=Rev. William|author-link=William Campbell (missionary)|year=1915|title=Sketches of Formosa|place=
* {{Cite book|ref=harv|last=Chen|first=Chiu-kun|year=1997|title=Qing dai Taiwan tu zhe di quan, (Land Rights in Qing Era Taiwan)|publisher=Academia Historica|place=Taipei, Taiwan}} ISBN 957-671-272-6.
* {{Cite book|ref=harv|last=Chen|first=Chiukun|year=1999|chapter=From Landlords To Local Strongmen: The Transformation Of Local Elites In Mid-Ch'ing Taiwan, 1780–1862|title=Taiwan: A New History|editor= Murray A. Rubinstein|pages= 133–62|place=Armonk, N.Y.|publisher=M.E. Sharpe|ISBN=9781563248160}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Chen|first=Henry C. L.|last2=Hay|first2=Peter|chapter= Dissenting Island Voices: Environmental Campaigns in Tasmania and Taiwan|title=Changing Islands – Changing Worlds: Proceedings of the Islands of the world VIII International Conference|year=2004|pages= 1110–31}}, 1–7 November 2004, [[Kinmen Island]] ([[Quemoy]]), Taiwan.
* {{Cite journal|ref=harv|last=Cheng|first=Zoe|date=
* {{Cite book|ref=harv|last=Ching|first=Leo T.S.|year=2001|title= Becoming "Japanese" Colonial Taiwan and The Politics of Identity Formation|place=Berkeley|publisher=University of California Press.}} ISBN 0-520-22551-1.
* {{Cite dissertation|ref=harv|last=Chou|first=Hui-Min|title=Educating urban indigenous students in Taiwan: Six teachers' perspectives|url=http://www.lib.umd.edu/drum/bitstream/1903/3092/1/umi-umd-2903.pdf|year=2005}} {{Cite web |url=http://www.lib.umd.edu/drum/bitstream/1903/3092/1/umi-umd-2903.pdf |
* {{Cite book|ref=harv|last=Chu|first=Jou-juo|year=2001|title=Taiwan at the end of The 20th Century: The Gains and Losses|place=Taipei|publisher=Tonsan Publications}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Chuang|first=Jimmy|title=Tribe wants official recognition
* {{Cite book|ref=harv|last=Cohen|first=Marc J.|title=Taiwan At The Crossroads: Human Rights, Political Development and Social Change on the Beautiful Island|publisher=Asia Resource Center|place=Washington D.C.|year=1988}}
* {{wikicite|id=CPA-2010|reference=Council Of Labor Affairs, Executive Yuan. (2010). ''Aboriginal Labor Statistics''. [http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:YwWCV9EUS9YJ:www.cla.gov.tw/site/business/41761dc1/41feffb5/files/99%E5%8E%9F%E4%BD%8F%E6%B0%91%E5%8B%9E%E5%8B%95%E7%8B%80%E6%B3%81.doc+%22%E5%A4%B1%E6%A5%AD%22+%22%E5%8E%9F%E4%BD%8F%E6%B0%91+%22+site:cla.gov.tw&cd=2&hl=en&ct=clnk Original version]; [https://translate.google.com/translate?hl=en&sl=zh-TW&u=http://www.cla.gov.tw/site/business/41761dc1/41feffb5/files/99%25AD%25EC%25A6%25ED%25A5%25C1%25B3%25D2%25B0%25CA%25AA%25AC%25AAp.doc&ei=DH14TLPhLMSrce2xkeQF&sa=X&oi=translate&ct=result&resnum=2&ved=0CDoQ7gEwAQ&prev=/search%3Fq%3D%2522%25E5%25A4%25B1%25E6%25A5%25AD%2522%2B%2522%25E5%258E%259F%25E4%25BD%258F%25E6%25B0%2591%2B%2522%2Bsite:cla.gov.tw%26num%3D100%26hl%3Den%26lr%3D%26tbs%3Dqdr:y English version] }} Accessed August 28, 2010.
Baris 242 ⟶ 241:
* {{Cite book|ref=harv|last=Crossley|first=Pamela Kyle|year=1999|title=A Translucent Mirror: History and Identity in Qing Imperial Ideology|place=Berkeley|publisher=University of California Press|ISBN =0-520-23424-3}}
* {{wikicite|id=DGBAS-2000|reference= Directorate General of Budget, Accounting and Statistics, Executive Yuan, R.O.C. (DGBAS). (2000). National Statistics, Republic of China (Taiwan). ''[http://eng.stat.gov.tw/public/Data/511114261371.rtf Preliminary statistical analysis report of 2000 Population and Housing Census]''. Excerpted from Table 29: The characteristics of indigenous population in Taiwan-Fukien Area}} Accessed March 18, 2007.
* {{Cite book|ref=harv|last=Diamond|first=Norma|year=1995|chapter=Defining the Miao: Ming, Qing and Contemporary Views|title=Cultural Encounters of China's Ethic Frontiers|url=https://archive.org/details/culturalencounte0000harr|place=Seattle|publisher=University of Washington Press|editor=Stevan Harrell}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Dikotter|first=Frank|year=1992|title=The Discourse of Race in Modern China|publisher=Stanford University Press|place=Stanford, CA|ISBN=0-8047-2334-6}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Duara|first=Presenjit|year=1995|title=Rescuing History from the Nation: Questioning Narratives of Modern China|url=https://archive.org/details/rescuinghistoryf0000duar|place=Chicago, Il|publisher=University of Chicago Press}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Ebrey|first=Patricia|year=
* {{Cite book|ref=harv|last=Edmondson|first=Robert|year=2002|chapter=The February 28 Incident and National Identity|editor=Stephane Corcuff|title=Memories of the Future: National Identity Issues and the Search for a New Taiwan|place=New York|publisher=M.E. Sharpe}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Ericsson|first=Niclas S|title=Creating "Indian Country" in Taiwan?
* {{Cite journal|ref=harv|last=Eyton|first=Laurence|title=Pan-blues' winning ways
* {{Cite book|ref=harv|last=Faure|first=David|year=2001|title=In Search of the Hunters and Their Tribes|place=Taipei|publisher= Shung Ye Museum of Formosan Aborigines Publishing}} ISBN 957-30287-0-0.
* {{Cite journal|ref=harv|last=Gao|first=Pat|year=2001|url=http://taiwantoday.tw/ct.asp?xItem=22&ctNode=2229&mp=9|
* {{Cite journal|ref=harv|last=Gao|first=Pat|title=The Revitalized Vote|
* {{Cite journal|ref=harv|last=Gluck|first=Caroline|title=Taiwan's aborigines find new voice
* {{Cite book|ref=harv|last=Gold|first=Thomas B.|title=State and society in the Taiwan miracle|url=https://archive.org/details/statesocietyinta0000gold|publisher=M.E. Sharpe|place=Armonk, New York|year=1986
* {{Cite book|ref=harv|last=Harrell|first=Stevan|year=1996|chapter=Introduction|editor=Melissa J. Brown|title=Negotiating Ethnicities in China and Taiwan|publisher=Regents of the University of California|place=Berkeley, CA|pages= 1–18}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Harrison|first=Henrietta|year=2001|chapter=Changing Nationalities, Changing Ethnicities: Taiwan Indigenous Villages in the years after 1946|editor=David Faure|title=In Search of the Hunters and Their Tribes: Studies in the History and Culture of the Taiwan Indigenous People|publisher=SMC Publishing|place=Taipei}}
Baris 263 ⟶ 262:
* {{Cite book|ref=harv|last=Hong|first=Mei Yuan|year=1997|title=Taiwan zhong bu ping pu zhu (Plains Tribes of Central Taiwan)|publisher=Academia Historica|place=Taipei, Taiwan}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Hsiau|first=A-chin|year=1997|title=Language Ideology in Taiwan: The KMT's language policy, the Tai-yü language movement, and ethnic politics|journal=Journal of Multilingual and Multicultural Development|volume=18|issue=4|pages= 302–15|doi=10.1080/01434639708666322}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Hsiau|first=A-chin|year=2000|title=Contemporary Taiwanese Cultural Nationalism|url=https://archive.org/details/contemporarytaiw0000hsia|place=London|publisher=Routledge}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Hsieh|first=Jolan|year=2006|title=Collective Rights of Indigenous Peoples: Identity Based Movements of Plains Indigenous in Taiwan|publisher=Routledge, Taylor and Francis Group|place=New York, NY}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Hsu|first=Cho-yun|year=1980|chapter=The Chinese Settlement of the Ilan Plain|editor=Ronald Knapp|title=China's Island Frontier: Studies in the Historical Geography of Taiwan|publisher=University of Hawaii Press|place=HI}}
Baris 274 ⟶ 273:
* {{Cite book|ref=harv|last=Knapp|first=Ronald G|chapter= Settlement and Frontier Land Tenure|editor= Ronald G. Knapp|title=China's Island Frontier: Studies in the Historical Geography of Taiwan|year=1980|pages= 55–68|place=Honolulu|publisher=University of Hawaii Press}} ISBN 957-638-334-X.
* {{Cite book|ref=harv|last=Lamley|first=Harry J|year=1981|chapter=Subethnic Rivalry in the Ch'ing Period|editors=Emily Martin Ahern and Hill Gates|title=The Anthropology of Taiwanese Society|publisher=Stanford University Press|place=CA|pages= 283–88}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Lee|first=Abby|title=Chimo seek recognition of aboriginal status
* {{wikicite|id=Legislative-2004|reference=The Legislative Yuan Republic of China. (2004). ''[http://www.ly.gov.tw/ly/en/01_introduce/01_introduce_03.jsp?ItemNO=EN030000 Members of the Legislative Yuan]''}} Accessed August 22, 2010.
* {{Cite journal|ref=harv|last=Li|first=Paul Jen-kuei|year=1992|title=History of the Movements of Austronesian Speaking Peoples of Taiwan: An Exploration From Linguistic Data and Phenomena|journal=Newsletter of Taiwan History Field Research}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Li|first=Paul Jen-kuei|url=
* {{Cite journal|ref=harv|last=Lin|first=Jean|title= Resettled Truku blast plans for hotels in Taroko park|journal=Taipei Times (Taiwan)|date=May 6, 2006}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Liu|first=Alexandra|url=http://www.taiwan-panorama.com/en/show_issue.php?id=200088908092e.txt&table=2&h1=Art%20and%20Culture&h2=Music|title=
* {{Cite book|ref=harv|last=Liu|first=Tan-Min|year=2002|title=ping pu bai she gu wen shu (Old Texts From 100 Ping Pu Villages)|publisher=Academia Sinica|place=Taipei}} ISBN 957-01-0937-8.
* {{Cite book|ref=harv|last=Liu|first=Tao Tao|year=2006|chapter=The last Huntsmen's Quest for Identity: Writing From the Margins in Taiwan|editor=Yeh Chuen-Rong|title=History, Culture and Ethnicity: Selected Papers from the International Conference on the Formosan Indigenous Peoples|publisher=SMC Publishing|place=Taipei|pages= 427–30}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Loa|first=Iok-sin|title=Interview: Aboriginal name activists hopeful|url=http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2007/01/27/2003346518
* {{Cite journal|ref=harv|last=Loa|first=Iok-sin|url=http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2010/08/08/2003479871
* {{Cite journal|ref=harv|last=Low|first=Y.F.|date=Nov 9, 2005|title=DPP encourages aborigines to adopt traditional names|journal=Central News Agency — Taiwan}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Mackay|first=George L.|author-link=George Leslie Mackay|year=1896|title=From Far Formosa|place=New York|publisher=F. H. Revell Co.|URL=https://archive.org/details/fromfarformosais00mackrich}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Matsuda|first=Kyoko|title=Ino Kanori's 'History' of Taiwan: Colonial ethnology, the civilizing mission and struggles for survival in East Asia|journal=History and Anthropology|volume=14|issue=2|year=2003|pages= 179–96|doi=10.1080/0275720032000129938}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Mendel|first=Douglass|year=1970|title=The Politics of Formosan Nationalism|url=https://archive.org/details/politicsofformos00doug|place=Berkeley, CA|publisher=University of California Press}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Meskill|first=Johanna Menzel|authorlink=Johanna Menzel Meskill|year=1979|title=A Chinese Pioneer Family: The Lins of Wu-Feng, Taiwan 1729–1895|url=https://archive.org/details/chinesepioneerfa0000mesk|publisher=Princeton University Press|place=Princeton New Jersey}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Meyer|first=Mahlon|title=The Other Side of Taiwan|journal=Newsweek (Atlantic Edition) Asian section|date=Jan 8, 2001}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Mo|first=Yan-chih|url=http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2005/03/21/2003247174
* {{Cite book|ref=harv|last=Montgomery-McGovern|first=Janet B.|year=1922|title=Among the Head-Hunters of Formosa|place=Boston|publisher=Small Maynard and Co.}} Reprinted 1997, Taipei: SMC Publishing. ISBN 957-638-421-4.
* {{Cite book|ref=harv|last=Pan|first=Da He|year=2002|title=Pingpu bazai zu cang sang shi (The Difficult History of the Pazih Plains Tribe)|publisher=SMC Publishing|place=Taipei}} ISBN 957-638-599-7.
Baris 296 ⟶ 295:
* {{wikicite|id=Premier apologizes-2002|reference= [http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2002/05/24/137381 Premier apologizes to Tao tribe]. (2002, May 24). ''Taipei Times''. Pg. 3}} Accessed March 17, 2007.
* {{Cite book|ref=harv|last=Phillips|first=Steven|year=2003|title=Between Assimilation and Independence: The Taiwanese Encounter Nationalist China, 1945–1950|publisher=Stanford University Press|place=Stanford California|ISBN=9780804744577}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Pickering|first=W.A.|year=1898|title=Pioneering In Formosa|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.31822|place=London|publisher=Hurst and Blackett}} Republished 1993, Taipei, SMC Publishing. ISBN 957-638-163-0.
* {{Cite journal|ref=harv|last=Rolett|first=Barry V.|last2=Jiao|first2=Tianlong|last3=Lin |first3=Gongwu |title=Early seafaring in the Taiwan Strait and the search for Austronesian origins|journal=[[Journal of Early Modern History]]|year=2002|volume=4|issue=1|pages= 307–19 |doi=10.1163/156852302322454576}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Rudolph|first=Michael|year=2003|title=The Quest for Difference Versus the Wish to Assimilate: Aborigines and Their Struggle for Cultural Survival in Times of Multiculturalism|editors=Paul R. Katz and Maury Rubinstein|chapter=Religion and the Formation of Taiwanese Identities|place=New York|publisher=Palgrave MacMillan}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Shepherd|first=John R.|year=1986|chapter=Sinicized Siraya Worship of A-li-tsu|title=Bulletin of the Institute of Ethnology, Academia Sinica No. 58|place=Taipei|publisher=Academia Sinica|pages= 1–81}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Shepherd|first=John R.|title=Statecraft and Political Economy on the Taiwan Frontier, 1600–1800|url=https://archive.org/details/statecraftpoliti0000shep|publisher=Stanford University Press|place=Stanford, California|year=1993}} Reprinted 1995, SMC Publishing, Taipei. ISBN 957-638-311-0.
* {{Cite book|ref=harv|last=Shepherd|first=John Robert|year=1995|title=Marriage and Mandatory Abortion among the 17th Century Siraya|url=https://archive.org/details/marriagemandator0000shep|publisher=The American Anthropological Association|place=Arlington VA}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Shih|first=Cheng-Feng|year=1999|title=Legal Status of the Indigenous Peoples of Taiwan
* {{Cite journal|ref=harv|last=Shih|first=Hsiu-chuan|last2=
* {{Cite journal|ref=harv|last=Simon|first=Scott|title=Formosa's first Nations and the Japanese: from Colonial Rule to Postcolonial Resistance
* {{Cite book|ref=harv|last=Stainton|first=Michael|year=1999|chapter=The Politics of Taiwan Aboriginal Origins|editor= Murray A. Rubinstein|title=Taiwan: A New History|place=New York|publisher=M.E. Sharpe, Inc|ISBN=9781563248160}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Stainton|first=Michael|year=2002|title=Presbyterians and the Aboriginal Revitalization Movement in Taiwan
* {{Cite book|ref=harv|last=Stainton|first=Michael|year=2006|chapter=Hou Shan/Qian Shan Mugan: Categories of Self and Other in a Tayal Village|editor=Yeh Chuen-Rong|title=History, Culture and Ethnicity: Selected Papers from the International Conference on the Formosan Indigenous Peoples|publisher=SMC Publishing Inc|place=Taipei|ISBN=978-957-30287-4-1}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Su|first=Beng|author-link=Su Beng|year=1986|title=Taiwan's 400 year History: The Origins and Continuing Development of the Taiwanese Society and People (English Printing)|url=https://archive.org/details/taiwans400yearhi0000subi| place=Washington D.C.|publisher= Taiwanese Cultural Grass Roots Association|ISBN=9780939367009}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Suenari|first=Michio|year=2006|chapter=A Century of Japanese Anthropological Studies on Taiwan Aborigines|title=History, Culture and Ethnicity: Selected Papers from the International Conference on the Formosan Indigenous Peoples|place=Taipei|publisher=SMC Publishing}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Tai|first=Eika|title=The Assimilationist Policy and the Aborigines in Taiwan under Japanese Rule|journal=Current Politics and Economics of Asia|volume=6|issue=4|year=1999|pages= 265–301}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Takekoshi|first=Yasaburo|author-link=Takekoshi Yosaburō|year=1907|title=Japanese Rule in Formosa|place=London|publisher=Longmans and Green & Company|
* {{wikicite|id=Tao demand-2003|reference= [http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2003/01/02/189446 Tao demand relocation of waste"]. ( 2003, Jan 02). ''CNA'', Taipei. Page 3}} Accessed March 17, 2007.
* {{Cite book|ref=harv|last=Teng|first=Emma Jinhua|title=Taiwan's Imagined Geography: Chinese Colonial Travel Writing and Pictures, 1683–1895|url=https://archive.org/details/taiwansimaginedg0000teng|publisher=Harvard University Press|place=Cambridge MA|year=2004|ISBN=0-674-01451-0}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Tsao|first=Feng-fu|year=1999|title=The Language Planning Situation in Taiwan|journal=Journal of Multilingual and Multicultural Development|volume=20|issue=4,5|pages= 328–48|doi=10.1080/01434639908666383}}
* {{Cite book|ref=harv|last=Tsuchida|first=Shigeru|year=1983|chapter=Austronesian Languages in Formosa|editors=S.A Wurm and Hiro Hattori|title=Language Atlas of the Pacific Area|publisher=Australian Academy of the Humanities|place=Canberra}}
Baris 319 ⟶ 318:
* {{Cite book|ref=harv|last=Wilson|first=Richard W|title=Learning To Be Chinese: The Political Socialization of Children in Taiwan|publisher=Massachusetts Institute of Technology Press|place=Cambridge, MA|year=1970}} ISBN 0-262-23041-0.
* {{wikicite|id=Yeh-2003|reference= Yeh, Yu-ting (2003). Atayal Narratives and Folktales, in the [http://formosan.sinica.edu.tw/en/archive_contents.htm Formosan Language Archive]. Taipei: The Institute of Linguistics, Academia Sinica}} Accessed April 13, 2007.
* {{Cite journal|ref=harv|last=Zeitoun|first=Elizabeth|last2=Yu|first2=Ching-Hua|url=http://aclclp.org.tw/clclp/v10n2/v10n2a2.pdf
* {{cite book |year=2014 |title=The Republic of China Yearbook 2014 |publisher=Executive Yuan, R.O.C. |url=http://www.ey.gov.tw/Upload/UserFiles/YB%202014%20all%20100dpi.pdf |accessdate=2015-02-25 |isbn=9789860423020 |ref={{harvid|Exec. Yuan|2014}} }}
{{refend}}
Baris 327 ⟶ 326:
* Andrade, Tonio (2002). ''[http://www.gutenberg-e.org/andrade/index.html How Taiwan Became Chinese: Dutch, Spanish, and Han Colonization in the Seventeenth Century]''. Columbia University Press, Gutenberg e-Books.
* [http://www.tacp.gov.tw/tacpeng ''Taiwan Aboriginal Culture Park,''] Bureau of Cultural Parks, [[Council of Indigenous Peoples]], [[Executive Yuan]].
* [http://www.apc.gov.tw/portal/index.html?lang=en_US Council of Indigenous Peoples (Taiwan)] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180122125516/https://www.apc.gov.tw/portal/index.html?lang=en_US |date=2018-01-22 }}
* [http://www.dmtip.gov.tw/Eng/index.htm Digital Museum of Taiwan Indigenous Peoples] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20170603060416/http://www.dmtip.gov.tw/Eng/Index.htm |date=2017-06-03 }}
** [http://www.apc.gov.tw/main/docDetail/detail_ethnic.jsp?cateID=A000427&linkSelf=147&linkParent=0&linkSelf=101&linkRoot=101 The tribes in Taiwan]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://formosan.sinica.edu.tw/en/intro.htm Academia Sinica: Formosan Language Archive] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110719090213/http://formosan.sinica.edu.tw/en/intro.htm |date=2011-07-19 }}
* [http://weber.ucsd.edu/~dkjordan/chin/hbtaiwantribes.html An overview of the tribes] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060405194618/http://weber.ucsd.edu/~dkjordan/chin/hbtaiwantribes.html |date=2006-04-05 }}
* [http://www.taiwanfirstnations.org Taiwan First Nations]
* [http://academic.reed.edu/formosa/formosa_index_page/formosa_index.html Reed Institute's Formosa Digital Library]
* [http://www.museum.org.tw/SYMM_en/index.htm Shung Ye Museum of Formosan Aborigines official site] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171101002718/http://www.museum.org.tw/symm_en/index.htm |date=2017-11-01 }}
* [http://www.sinica.edu.tw/tit/museums/1294_shung-ye.html Shung Ye Museum of Formosan Aborigines another description]
* [http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/4649257.stm BBC News: Taiwan's aborigines find new voice]
* [http://www.titv.org.tw Taiwan Indigenous Television] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20181120202019/http://www.titv.org.tw/ |date=2018-11-20 }}
[[Kategori:Sejarah Taiwan]]▼
[[Kategori:Suku bangsa di Tiongkok|Taiwan]]▼
[[Kategori:Penduduk asli Taiwan| ]]
▲[[Kategori:Sejarah Taiwan]]
|