Penduduk asli Taiwan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 16:
Hampir seabad kemudian, pemerintah [[Dinasti Qing|Kekaisaran Qing]] memerintahkan sekelompok besar masyarakat, epnulis dan [[gazetir]] untuk memberikan deskripsi mereka dalam rangka mengadakan [[akulturasi]], yang berujung pada sebuah sistem yang mendefinisikan kekerabatan para penduduk asli atas pengajuan mereka atau permusuhan terhadap pemerintah Qing. Sastrawan Qing menggunakan istilah "mentah/liar" ({{zh|c={{linktext|生番}}|labels=no}}) untuk mendefinisikan orang-orang yang tidak memberikan pengajuan kepada pemerintah Qing, dan "matang; dijinakkan atau ditundukkan" ({{zh|c={{linktext|熟番}}|labels=no}}) kepada orang-orang yang menyatakan persekutuan mereka dengan membayar uang kepada kepala pajak.<ref>Dalam kasus penulisan perjalanan, sastrawan Qing menggunakan kata "mentah" dan "matang" untuk mengartikan kata "tak familiar" dan "familiar", atas dasar budaya/bahasa dan interaksi dengan para pemukim Han. {{harvp|Teng|2004|pp=126–27}}.</ref> Menurut standar [[Kaisar Qianlong]] dan rezim-rezim penerusnya, kata "matang" merupakan sinonim dari orang-orang yang diasimilasikan dengan norma-norma kebudayaan Han, dan tinggal sebagai warga negara Kekaisaran, tapi kata tersebut masih dijadikan sebutan yang merendahkan untuk menandakan kurangnya rasa berbudaya dari orang-orang non-Han.{{sfnp|Harrell|1996|p=19}}{{sfnp|Diamond|1995|p=100}} Rancangan tersebut merefleksikan gagasan bahwa siapapun yang menjadi warga negara/dijinakkan harus mengadopsi norma-norma sosial Konghucu.{{sfnp|Crossley|1999|pp=281–95}}{{sfnp|Dikotter|1992|pp=8–9}}
 
[[Berkas:Tsou youth of Taiwan (pre-1945).jpg|thumb|upright|Foto berwarna seorang pasukan [[suku Tsou|Tsou]] yang mengenakan busana tradisional yang diambil sebelum Perang Dunia II.]]
Setelah Qing menyatakan kekuasaan mereka atas wilayah tersebut dan berusaha memasuki pegunungan pada akhir abad ke-19, istilah [[Penduduk Asli Dataran Rendah Taiwan|''Pingpu'']] ({{zh|c={{linktext|平埔族}}|p=Píngpǔzú|l=Suku dataran rendah|labels=no}}) dan ''Gaoshan'' ({{zh|c={{linktext|高山族}}|p=Gāoshānzú|l=Suku dataran tinggi|labels=no}}) digunakan sebagai pengganti istilah "matang" dan "mentah".{{sfnp|Teng|2004|pp=125–27}} Pada masa [[Taiwan di bawah kekuasaan Jepang|kekuasaan Jepang]] (1895–1945), para antropolog dari Jepang melakukan klasifikasi binari. Pada 1900, mereka memasukannya dalam proyek kolonial mereka sendiri dengan menggunakan istilah {{nihongo||{{linktext|平埔}}|Peipo}} yang artinya "suku matang", dan membuat kategori "suku yang diakui" untuk penduduk asli yang awalnya disebut "mentah". [[Insiden Wushe|Insiden Musha]] pada 1930 berujung pada beberapa perubahan dalam kebijakan penduduk asli, dan pemerintah Jepang mulai menyebut mereka dengan sebutan {{nihongo4||{{linktext|高砂|族}}|Takasago-zoku}}. {{sfnp|Tai|1999|p=294}} Suku-suku yang diakui yang meliputi suku [[suku Atayal|Atayal]], [[suku Bunun|Bunun]], [[suku Tsou|Tsou]], [[suku Saisiat|Saisiat]], [[suku Paiwan|Paiwan]], [[suku Puyuma|Puyuma]], dan [[suku Ami people|Ami]]. [[suku Tao|Yami]] (Tao) dan [[suku Rukai|Rukai]] ditambahkan pada masa berikutnya, sehingga terdapat total sembilan suku yang diakui.{{sfnp|Harrison|2001|pp=54–5}} Pada awal periode pemerintahan Nasionalis Tiongkok [[Kuomintang]] (KMT), istilah ''Shandi Tongbao'' ({{zh|c={{linktext|山地|同胞}}|labels=no}}) "orang dataran tinggi senegara" dan ''Pingdi Tongbao'' ({{zh|c={{linktext|平地|同胞}}|labels=no}}) "orang dataran rendah senegara" digunakan, untuk menghilangkan pengaruh Jepang dan memasukkan wilayah penduduk asli Taiwan dalam negara Nasionalis Tiongkok. {{sfnp|Harrison|2001|p=60}} KMT kemudian mengadopsi penggunaan seluruh pengelompokan Jepang sebelumnya kecuali ''Peipo''.
 
Baris 305:
* {{Cite book|ref=harv|last=Shepherd|first=John Robert|year=1995|title=Marriage and Mandatory Abortion among the 17th Century Siraya|publisher=The American Anthropological Association|place=Arlington VA}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Shih|first=Cheng-Feng|year=1999|title=Legal Status of the Indigenous Peoples of Taiwan |url=http://www.taiwanfirstnations.org/legal.html}} Paper presented at the June, 1999 International Aboriginal Rights Conference in Taipei. Accessed March 24, 2007.
* {{Cite journal|ref=harv|last=Shih|first=Hsiu-chuan|last2= Loa|first2=Iok-sin|url=http://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2008/04/24/2003410107 |title= Sediq recognized as 14th tribe|journal=Taipei Times (Taiwan)|date=April 24, 2008| accessdate= April 24, 2008}}
* {{Cite journal|ref=harv|last=Simon|first=Scott|title=Formosa's first Nations and the Japanese: from Colonial Rule to Postcolonial Resistance |url=http://www.japanfocus.org/-Scott-Simon/1565 |journal=The Asia-Pacific Journal: Japan Focus|date=Jan 4, 2006}} Accessed August 22, 2010.
* {{Cite book|ref=harv|last=Stainton|first=Michael|year=1999|chapter=The Politics of Taiwan Aboriginal Origins|editor= Murray A. Rubinstein|title=Taiwan: A New History|place=New York|publisher=M.E. Sharpe, Inc|ISBN=9781563248160}}