Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Arif amrullah (bicara | kontrib)
Menambahkan sedikit bagian dampak penjajahan bagi rakyat Indonesia
Tag: kemungkinan perlu pemeriksaan terjemahan VisualEditor
Kaliper1 (bicara | kontrib)
→‎Sosial Budaya: Kuil Ching nan Jepang
 
(18 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{rapikan}}{{Infobox former country
| conventional_long_name = {{nowrap|Pendudukan Jepang di Hindia Belanda}}
| native_name = ''Ranryō Higashi Indo''<br/>{{lang|ja|{{nobold|蘭領東印度}}}}
[[Berkas:Barisan Pekerdja.webm|jmpl|Film propaganda ''Barisan Pekerdja'' yang diproduksi oleh Jepang selama menjajah Indonesia.]]
| p1 common_name = HindiaKekaisaran BelandaJapan
| native_name = ''Ranryō Higashi Indo''<br/>{{lang|ja|{{nobold|蘭領東印度}}}}
| common_nameera = Kekaisaran[[Perang Dunia JapanII]]
| era event_start = [[PerangKampanye Hindia DuniaBelanda|Kapitulasi IIBelanda]]
| event_startdate_start = [[Kampanye Hindia Belanda|Kapitulasi Belanda]]= 8 Maret
| date_startyear_start = 8 Maret = 1942
| year_startevent1 = 1942[[Perang Pasifik]]
| event1 date_event1 = [[Perang Pasifik]]1941–1945
| event2 = [[Pertempuran Laut Jawa|Pertempuran Laut Jawa Pertama]]
| date_event1 = 1941–1945
| event2 date_event2 = [[Pertempuran Laut Jawa|Pertempuran Laut27 JawaFebruari Pertama]]1942
| date_event2event3 = 27[[Pertempuran Laut FebruariJawa 1942Kedua]]
| event3 date_event3 = [[Pertempuran Laut1 JawaMaret Kedua]]1942
| date_event3event4 = 1 Maret 1942 = [[Peristiwa Mandor]]
| event4 date_event4 = [[Peristiwa1943 - Mandor]]1944
| date_event4event5 = 1943[[Pembela Tanah -Air|Pemberontakan 1944PETA]]
| event5 date_event5 = [[Pembela Tanah14 Air|PemberontakanFebruari PETA]]1945
| date_event5event6 = 14 Februari 1945 = [[Menyerahnya Jepang]]
| event6 date_event6 = [[Menyerahnya15 Agustus Jepang]]1945
| date_event6event_end = 15[[Proklamasi AgustusKemerdekaan 1945Indonesia]]
| event_enddate_end = [[Proklamasi Kemerdekaan= 17 Indonesia]]Agustus
| date_endyear_end = 17= Agustus1945
| year_endstatus = 1945Pendudukan militer
| status status_text = Pendudukan militer<br>oleh [[Kekaisaran Jepang]]
| status_textp1 = Pendudukan militer<br>oleh [[Kekaisaran Jepang]]= Hindia Belanda
| p1 = Hindia Belanda
| flag_p1 = Flag of the Netherlands.svg
| p2 = Timor Portugis
| flag_p2 = Flag of Portugal.svg{{!}}border
| s1 = Sejarah Indonesia (1945–1949){{!}}Indonesia
| s2 = Hindia Belanda
| s3 = Timor Portugis
| flag_s3 = Flag of Portugal.svg
| flag_s2 = Flag of the Netherlands.svg
| flag_s1 = Flag of Indonesia.svg
<!--|image_map = Japanese Empire - 1942.svg-->| image_map = Japanese Indies.svg
| image_map_caption = Bekas wilayah [[Hindia Belanda]] (merah tua) dengan Kekaisaran Jepang (merah muda) pada wilayah terluasnya pada masa [[Perang Pasifik]]
| national_anthem = ''[[Kimigayo]]'' <br>[[Berkas:Kimi ga Yo instrumental.ogg]]<br>[[Indonesia Raya]] (tidak resmi)<br>
| national_motto = [[Hakko Ichiu|Hakkō ichiu]]<br>(八紘一宇)
| image_flag = Merchant flag of Japan (1870).svg
| image_flag2 = Flag of Indonesia (physical version).svg
| flag_type = [[Bendera Jepang|Hinomaru]] (Atas) <br> [[Bendera Merah Putih|Sang Saka Merah Putih]] (Bawah)
| image_coat = Japanese Imperial Seal.svg
| symbol_type = [[Lambang Negara dan Kekaisaran Jepang|Segel Kekaisaran]]
| capital = [[Jakarta|Djakarta ]]
<!-- not currently functional parameters, 5-2018. |latd=35 |latm=41 |latNS=N |longd=139 |longm=46 |longEW=E -->| religion =
| common_languages = [[Bahasa Jepang|Jepang]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| government_type = [[Pendudukan militer]]
| currency = [[Rupiah Hindia Belanda]]
| footnotes =
| today = {{flag|Indonesia}}<br>{{flag|Timor-Leste}}
| demonym =
| area_km2 =
| area_rank =
| GDP_PPP =
| GDP_PPP_year =
| HDI =
| HDI_year =
}}
{{Sejarah Indonesia}}
{{Sejarah Timor Leste}}
[[Berkas:Barisan Pekerdja.webm|jmpl|Film propaganda ''Barisan Pekerdja'' yang diproduksi oleh Jepang selama menjajah Indonesia.]]
 
Masa '''[[pendudukan militer|pendudukan]] [[Kekaisaran Jepang|Jepang]] di [[Nusantara]]''' yang saat itu masih bernama '''[[Hindia Belanda]]''' dimulai pada tahun [[1942]] dan berakhir pada tanggal [[17 Agustus 1945]] seiring dengan [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] oleh [[Soekarno]] dan [[M. Hatta]].
Baris 68:
Pada Juli 1942, [[Soekarno]] menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. [[Soekarno]], [[Mohammad Hatta]], dan para Kyai didekorasi oleh Kaisar Jepang pada tahun 1943. -->Pengalaman penduduk di bawah penguasaan Jepang bervariasi, tergantung tempat seseorang tinggal dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami [[siksaan]], terlibat [[Perbudakan seks pada Perang Dunia II|perbudakan seks]], penahanan tanpa alasan dan hukuman mati, dan [[kejahatan perang]] lainnya. [[Bangsa Belanda|Orang Belanda]] dan campuran [[orang Indo|Indonesia-Belanda]] merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
 
Selama masa pendudukan, Jepang juga membentuk badan persiapan kemerdekaan yaitu [[BPUPKI]] (Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau dalam bahasa {{nihongolang-ja|''独立準備調査会''|}}, ''Dokuritsu junbiJunbi chōsa-kaiChōsakai''}} dalam [[bahasa Jepang]]. Badan ini bertugas membentuk persiapan-persiapan pra-[[kemerdekaan]] dan membuat dasar negara dan digantikan oleh [[PPKI]] atau (dalam bahasa {{lang-ja|独立準備委員会}}, ''Dokuritsu Junbi Iinkai'') yang bertugas menyiapkan kemerdekaan.
 
== Latar belakang ==
Baris 80:
 
[[Perang Pasifik]] ini berpengaruh besar terhadap gerakan kemerdekaan negara-negara di Asia Timur, termasuk [[Indonesia]]. Tujuan [[Jepang]] menyerang dan menduduki [[Hindia Belanda]] adalah untuk menguasai sumber-sumber alam, terutama minyak bumi, guna mendukung potensi perang Jepang serta mendukung industrinya. [[Jawa]] dirancang sebagai pusat penyediaan bagi seluruh operasi militer di Asia Tenggara, dan [[Sumatra]] sebagai sumber minyak utama.
 
== Invasi ==
{{Main|Kampanye Hindia Belanda}}
[[File:JapaneseOccupiedIndonesia.png|thumb|250px|Peta administrasi Jepang setelah April 1943]]
Pada tanggal 8 Desember 1941, pemerintah di pengasingan Belanda menyatakan perang terhadap Jepang.{{sfn|Ricklefs|2008|pp=324–325}} Pada bulan Januari 1942 Komando Amerika-Inggris-Belanda-Australia dibentuk untuk mengoordinasikan pasukan Sekutu di [[Asia Tenggara]], di bawah komando Jenderal [[Archibald Wavell]].{{sfn|War History Office|2015|p=437}} pada minggu-minggu menjelang invasi, pejabat senior pemerintah Belanda mengasingkan diri, membawa tahanan politik, keluarga, dan staf pribadi ke Australia. Sebelum kedatangan pasukan Jepang, terdapat konflik antara kelompok-kelompok di Indonesia yang mengakibatkan banyak orang terbunuh, hilang, atau bersembunyi. Properti milik orang Cina dan Belanda dijarah dan dihancurkan.{{sfn|Taylor|2003|pp=310–311}}
 
Invasi pada awal tahun 1942 berlangsung cepat dan menyeluruh. Pada bulan Januari 1942, sebagian Sulawesi dan Kalimantan berada di bawah kendali Jepang. Pada bulan Februari, Jepang telah [[Invasi Sumatra (1942)|mendarat di Sumatera]] dan mendorong orang [[Suku Aceh|Aceh]] untuk memberontak melawan Belanda.{{sfn|Vickers|2013|p=90}} Pada tanggal 19 Februari, setelah [[Pertempuran Ambon|merebut Ambon]], Satgas Timur Jepang [[Pertempuran Timor|mendarat di Timor]], menerjunkan unit parasut khusus ke Timor Barat dekat [[Kupang]], dan mendarat di daerah [[Dili]] di Timor Portugis untuk mengusir pasukan Sekutu yang menyerbu pada bulan Desember.{{sfn|Horton|2007|p=}}
 
Pada tanggal 27 Februari, upaya terakhir angkatan laut Sekutu untuk membendung Jepang digagalkan oleh kekalahan mereka dalam [[Pertempuran Laut Jawa]].{{sfn|Vickers|2013|p=90}} Dari tanggal 28 Februari hingga 1 Maret 1942, pasukan Jepang mendarat di empat tempat di sepanjang pantai utara Jawa hampir tanpa gangguan. Pertempuran paling sengit terjadi di titik-titik invasi di Ambon, Timor, Kalimantan, dan di Laut Jawa. Di tempat yang tidak ada pasukan Belanda, seperti Bali, tidak terjadi pertempuran. Pada tanggal 8 Maret, tentara Jepang menyita stasiun radio [[Nederlandsch-Indische Radio Omroep Maatschappij|NIROM]] di Batavia dan memerintahkan siaran tetap dilanjutkan. Para pegawai radio dengan menantang memainkan lagu ''Het Wilhelmus'' yang mengakibatkan Jepang mengeksekusi 3 orang di antaranya.<ref>{{cite web |url=https://nla.gov.au/nla.obj-1275078733/view?sectionId=nla.obj-1334117303&partId=nla.obj-1275085627#page/n5/mode/1up |title=Radio chief held at gun point |work=ABC Weekly |via=Trove |date=1946-06-29 |access-date=2023-08-17}}</ref> Pada tanggal 9 Maret, komandan Belanda menyerah bersama Gubernur Jenderal [[Alidius Tjarda van Starkenborgh Stachouwer]].{{sfn|Vickers|2013|p=90}}
 
Pendudukan Jepang pada awalnya disambut dengan semangat optimis oleh masyarakat Indonesia yang datang menemui tentara Jepang sambil mengibarkan bendera dan meneriakkan dukungan seperti “Jepang adalah kakak kita” dan “banzai Dai Nippon”. Ketika Jepang maju, orang-orang Indonesia yang memberontak di hampir seluruh wilayah nusantara membunuh kelompok-kelompok orang Eropa (khususnya Belanda) dan memberi tahu Jepang yang mereka percaya mengenai keberadaan kelompok-kelompok yang lebih besar.{{sfn|Womack|2006|pp=194–196}} Seperti yang ditulis oleh [[Pramoedya Ananta Toer]]: “Dengan kedatangan Jepang, hampir semua orang penuh harapan, kecuali mereka yang pernah bekerja untuk melayani Belanda."<ref>{{harvtxt|Pramoedya Ananta Toer|1998|pp=157–158}} quoted in {{harvtxt|Vickers|2013|p=85}}</ref>
 
== Adminstrasi Jepang ==
Berharap bahwa para administrator Belanda akan tetap dipegang oleh Jepang untuk menjalankan koloni, sebagian besar orang Belanda menolak untuk pergi. Sebaliknya, mereka dikirim ke [[Kamp tahanan perang|kamp penahanan]] dan penggantinya dari Jepang atau Indonesia ditempatkan pada posisi senior dan teknis.{{sfn|Cribb|Brown|1995|p=13}} Pasukan Jepang menguasai birokrasi sektor infrastruktur dan layanan pemerintah seperti pelabuhan dan layanan pos. Selain 100.000 warga sipil Eropa (dan beberapa warga Tiongkok) yang diinternir, 80.000 tentara Belanda, Inggris, Australia, dan Sekutu AS dikirim ke kamp tawanan perang dengan tingkat kematian antara 13 dan 30 persen. Kelas penguasa Indonesia (terdiri dari pejabat lokal dan politisi yang pernah bekerja untuk pemerintah kolonial Belanda) bekerja sama dengan otoritas militer Jepang yang pada gilirannya membantu menjaga elit politik lokal tetap berkuasa dan mempekerjakan mereka untuk memasok kebutuhan industri, bisnis, dan angkatan bersenjata Jepang yang baru datang. Kerja sama Indonesia memungkinkan pemerintah militer Jepang untuk fokus pada pengamanan perairan dan udara di kepulauan besar tersebut dan menggunakan pulau-pulaunya sebagai pos pertahanan terhadap serangan Sekutu (yang diasumsikan kemungkinan besar berasal dari Australia).{{sfn|Taylor|2003|p=311}}
 
Jepang membagi Indonesia menjadi tiga wilayah terpisah; Sumatera (bersama Malaya) ditempatkan di bawah Angkatan Darat ke-25, Jawa dan [[Madura]] di bawah [[Angkatan Darat ke-16 (Jepang)|Angkatan Darat ke-16]], sedangkan Kalimantan dan Indonesia bagian timur dikuasai oleh Armada Selatan ke-2 [[Angkatan Laut Kekaisaran Jepang]] (IJN) yang berpangkalan di [[Makassar]]. Angkatan Darat ke-16 bermarkas di Jakarta dan Angkatan Darat ke-25 bermarkas di [[Singapura]] hingga April 1943, ketika komandonya dipersempit menjadi hanya di Sumatera dan markas besarnya dipindahkan ke [[Bukittinggi]].{{sfn|Ricklefs|2008|p=325}}{{sfn|Reid|1971|p=22}}
 
Di Jawa, Angkatan Darat ke-16 berencana mengelola Jawa sebagai satu entitas kesatuan. Namun pihak militer tidak membawa cukup administrtor yang handal untuk membentuk badan terpisah. Sejumlah besar penduduk Jepang di Jawa, yang bisa memberi nasihat kepada pemerintah, dibawa ke Australia ketika perang pecah, sementara sekelompok pejabat sipil terbunuh dalam Pertempuran Laut Jawa. Permasalahan ini diperparah oleh fakta bahwa hanya sedikit orang Indonesia yang bisa berbahasa Jepang. Pada bulan Agustus 1942 pemerintahan secara resmi dipisahkan dari komando tentara. Pemerintahan militer (''gunsei'') dikepalai oleh kepala staf Angkatan Darat ke-16 (''gunseikan''). Wakilnya mengepalai bagian terpenting pemerintahan, Departemen Urusan Umum ({{Lang-ja|総務部|translit=sōmubu}}), yang bertindak sebagai sekretariat dan mengeluarkan kebijakan. Ada tiga ''Gunseikan'' untuk Jawa selama pendudukan:{{sfn|Benda|1956|p=543}}{{sfn|Muhammad Abdul Aziz|2012|pp=152–153}}{{sfn|Cribb|Kahin|2004|p=465}}
* [[Imamura Hitoshi]]
* [[Harada Kumakichi]]
* [[Yamamoto Moichiro]]
 
Sumatera juga punya ''Gunseikan''. Di wilayah yang dikuasai angkatan laut, rencananya wilayah tersebut akan diubah menjadi koloni permanen yang dikelola oleh birokrat sipil Jepang, namun tetap berada di bawah angkatan laut. Oleh karena itu, IJN membawa serta pegawai sipilnya. Kepala administrator sipil (''sōkan'') bertanggung jawab langsung kepada Komandan Armada Area Barat Daya. Di bawah ''Sōkan'' ada tiga departemen administrasi yang bermarkas di [[Makassar]], [[Banjarmasin]], dan [[Ambon]].{{sfn|Muhammad Abdul Aziz|2012|pp=152–154}}{{sfn|Post|2009|pp=74–75}}
 
==Penanganan terhadap Rakyat Indonesia==
Kebijakan untuk pendudukan sangat bervariasi, tergantung pada lokasi dan posisi sosial. Banyak orang yang tinggal di wilayah yang dianggap penting bagi upaya perang mengalami penyiksaan, perbudakan seks, penangkapan dan eksekusi sewenang-wenang serta kejahatan perang lainnya. Ribuan orang dibawa keluar dari Indonesia sebagai pekerja paksa ([[romusha]]) untuk proyek-proyek militer Jepang, termasuk jalur kereta api Burma-Siam dan Saketi-Bayah. Banyak dari mereka menderita atau meninggal akibat penganiayaan dan kelaparan. Diperkirakan antara 200.000 hingga 500.000 romusha yang direkrut dari Jawa dipaksa bekerja oleh militer Jepang.{{sfn|Dower|1986|p=296}}
 
Puluhan ribu masyarakat Indonesia kelaparan, bekerja sebagai buruh paksa, atau terpaksa meninggalkan rumah mereka. Dalam Revolusi Nasional berikutnya, puluhan bahkan ratusan ribu orang akan tewas dalam pertempuran melawan Jepang, pasukan Sekutu, dan sesama masyarakat Indonesia lainnya, sebelum kemerdekaan tercapai.{{sfn|Vickers|2013|p=94}}{{sfn|Ricklefs|2008|p=325}} Laporan [[PBB]] selanjutnya menyatakan bahwa 4.000.000 orang tewas di Indonesia akibat kelaparan dan kerja paksa selama pendudukan Jepang, termasuk 30.000 kematian warga sipil di interniran Eropa. Sebuah penelitian pemerintah Belanda yang menggambarkan bagaimana militer Jepang merekrut perempuan sebagai pelacur secara paksa di Indonesia menyimpulkan bahwa di antara 200 hingga 300 perempuan Eropa yang bekerja di rumah bordil militer Jepang, “sekitar enam puluh lima orang kemungkinan besar dipaksa menjadi pelacur."{{sfn|Asian Women's Fund|p=}}{{sfn|Soh|2008|p=21}} Perempuan muda lainnya (dan keluarga mereka), yang dihadapkan pada berbagai tekanan di kamp interniran atau di masyarakat masa perang, menyetujui tawaran pekerjaan, yang sifatnya sering kali tidak disebutkan secara eksplisit.{{sfn|Soh|2008|p=22}}{{sfn|Poelgeest|1994|p=2}}
 
== Organisasi yang Didirikan di Zaman Jepang ==
Baris 131 ⟶ 159:
 
== Sosial Budaya ==
[[Berkas:Malang._(Reproductie_van_een_foto,_genomen_onder_de_Japanse_bezetting.)_De_Japan,_Bestanddeelnr_344-5-4.jpg|jmpl|[[Kuil Ching Nan]] di Malang merupakan salah satu dari 11 kuil Shinto yang dibangun di Indonesia pada masa pendudukan Jepang.<ref>{{Cite journal|last=中島|first=三千男|last2=津田|first2=良樹|last3=稲宮|first3=康人|date=2019-03-20|title=旧オランダ領東印度(現インドネシア共和国)に建てられた神社について|url=https://kanagawa-u.repo.nii.ac.jp/records/12706|journal=非文字資料研究センター News Letter|language=ja|issue=41|pages=17–23|issn=2432-549X}}</ref>]]
 
=== Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang ===
Sistem stratifikasi sosial pada zaman Jepang menempatkan golongan bumiputera di atas golongan Eropa maupun golongan Timur Asing, kecuali Jepang. Hal ini karena Jepang ingin mengambil hati rakyat Indonesia untuk membantu mereka dalam perang Asia Timur Raya.
 
=== Penggantian Nama dan Kebijakan Jepang ===
Selama masa pendudukan Jepang, kehidupan sosial dan budaya masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat bertambah karena segala kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya.<ref name="kompas">{{cite web|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/03/26/200000469/akibat-pendudukan-jepang-di-bidang-sosial-budaya|work=Kompas.com|title=Akibat Pendudukan Jepang di Bidang Sosial Budaya|date=Maret 26, 2020|access-date=January 25, 2024}}</ref> Terlebih rakyat dijadikan pekerja romusha (kerja paksa zaman Jepang) sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan dan penyakit. Salah satu kebijakan Jepang adalah penggantian nama-nama kota dengan bahasa Indonesia, seperti Batavia menjadi [[Jakarta]] dan Buitenzorg menjadi [[Bogor]]. Kebijakan lain di bidang sosial yang dapat dikatakan positif adalah ''Kinrohoshi'', yaitu gerakan kerja bakti massal di tiap desa. Salah satu kebijakan Jepang di bidang budaya menjadi pemicu perlawanan rakyat Indonesia. Sikap ''Seikerei'' atau kewajiban bagi masyarakat untuk membungkuk 90 derajat ke arah matahari terbit mendapat pertentangan dari masyarakat terutama kalangan ulama. Salah satunya peristiwa Singaparna yaitu perlawanan yang dilakukan KH Zainal Mustafa, seorang pemimpin Pondok Pesantren Sukamanah, Tasikmalaya, Jawa Barat.<ref name=kompas/>
 
== Perlawanan rakyat terhadap Jepang ==
Baris 536 ⟶ 569:
{{Topik Indonesia}}
{{Sejarah Indonesia navbox}}
{{Negara dan wilayah dalam pengaruh Kekaisaran Jepang pada Perang Dunia II}}
 
[[Kategori:Pendudukan Jepang di Indonesia]]