Pengepungan Konstantinopel (674–678): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Add 1 book for Wikipedia:Pemastian (20240409)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot |
|||
(45 revisi perantara oleh 19 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
| image = Constantinople area map.svg
| caption = Konstantinopel dan sekitarnya pada zaman Kekaisaran Romawi Timur
| partof = [[
| date = 674–678
| place = [[Konstantinopel]], [[Laut Marmara]]
| result = Kemenangan
| combatant1 = [[Kekaisaran Romawi Timur]]
| combatant2 = [[Kekhalifahan
| commander1 = [[Konstantinus IV]]
| commander2 = [[Yazid I]]<br>
| strength1 = 22.000 prajurit
| strength2 = 40.000 prajurit<br>700 kapal
Baris 21:
Sebagaimana yang diriwayatkan oleh penulis tawarikh Romawi Timur, [[Teofanis Sang Pengaku Iman]], serangan-serangan bangsa Arab dilakukan secara seksama dan terencana. Selama kurun waktu 672–673, armada Arab mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang pesisir [[Asia Kecil]], kemudian memasang blokade yang tidak begitu ketat di sekitar Konstantinopel. Bangsa Arab menjadikan [[Kizikos|Semenanjung Kizikos]] yang tidak begitu jauh letaknya dari Konstantinopel sebagai pangkalan selama musim dingin, dan kembali menyerang [[Tembok Konstantinopel|benteng kota]] Konstantinopel pada musim semi. Kekaisaran Romawi Timur, di bawah pimpinan [[Konstantinus IV|Kaisar Konstantinus IV]], akhirnya berjaya menghancurkan armada Arab dengan senjata temuan baru berupa zat pembakar cair yang dikenal dengan sebutan [[Api Yunani]]. Kekaisaran Romawi Timur juga berhasil mengalahkan pasukan darat Arab di Asia Kecil, sehingga bangsa Arab terpaksa menghentikan pengepungan. Kemenangan Kekaisaran Romawi Timur sangat penting artinya bagi kelangsungan hidup negara itu, karena ancaman bangsa Arab sirna untuk sementara waktu. Sebuah perjanjian damai ditandangani tak lama kemudian, dan setelah pecahnya [[perang saudara Islam kedua|Perang Saudara Kaum Muslim II]], Kekaisaran Romawi Timur bahkan mampu mendesak mundur Khilafah Bani Umayyah.
Peristiwa pengepungan ini terabadikan dalam legenda-legenda Dunia Islam yang baru muncul, tetapi dicampuradukkan dengan riwayat-riwayat penyerbuan lain atas Konstantinopel, yang dilakukan beberapa tahun sebelumnya, di bawah pimpinan [[Yazid I|Khalifah Yazid I]]. Akibatnya, kebenaran riwayat Teofanis digugat pada tahun 2010 oleh peneliti Oxford, James Howard-Johnston, yang lebih mengutamakan sumber-sumber berbahasa Arab dan [[Bahasa Suryani|Suryani]]. Sumber-sumber tersebut tidak meriwayatkan apa-apa tentang peristiwa pengepungan ini, tetapi meriwayatkan rangkaian aksi militer, dan hanya beberapa riwayat yang berlanjut sampai ke Konstantinopel. Di lain pihak, kabar mengenai pengepungan dan perjanjian damai yang disepakati sesudahnya bahkan tersiar sampai ke Tiongkok, sehingga kelak termaktub pula dalam catatan-catatan sejarah [[Dinasti
== Latar belakang ==
{{further|Penaklukan Islam}}
[[Berkas:Europe around 650.jpg|jmpl|250px|alt=Peta perpolitikan Eropa dan Mediterania sekitar 650 [[Masehi|M]]|Kekaisaran Romawi Timur ({{ungu|ungu}}) dan Khilafah Bani Umayyah ({{hijau|hijau}}) sekitar tahun 650 M]]
Setelah kalah dalam [[pertempuran Yarmuk]] pada tahun 636, [[Kekaisaran Romawi Timur]] menarik mundur sisa-sisa kekuatan tempurnya dari [[Syam]] ke [[Asia Kecil]] yang terlindung di balik [[Pegunungan Taurus]], benteng alam yang mampu membendung gerak ekspansi kaum Muslim. Tindakan ini membuka peluang bagi [[Kekhalifahan Rasyidin|Khilafah Rasyidin]], yang baru saja terbentuk, untuk menuntaskan aksi [[Penaklukan Islam di Suriah|penaklukan]] kaum Muslim atas [[Bilad asy-Syam|Syam]], dan selanjutnya juga atas [[Mesir]]. Kaum Muslim melancarkan serangan-serangan dadakan ke daerah-daerah di tapal batas Kilikia bahkan masuk sampai ke Asia Kecil semenjak tahun 640, yang berlanjut di bawah kepemimpinan [[Mu'awiyah bin Abu Sufyan]], Wali Negeri Syam.{{sfn|Kaegi|2008|p=369ff}}{{sfn|Lilie|1976|pp=60–68}}{{sfn|Treadgold|1997|pp=303–307, 310, 312–313}} Mu'awiyah juga merintis pembentukan angkatan laut kaum Muslim, yang dalam beberapa tahun saja sudah cukup kuat dikerahkan untuk menduduki [[Siprus|Pulau Siprus]], dan untuk melancarkan serangan-serangan dadakan sampai ke [[Pulau Kos]], [[Rodos|Pulau Rodos]], dan [[Kreta|Pulau Kreta]] di [[Laut Aegea]]. Angkatan laut kaum Muslim yang belum lama terbentuk ini akhirnya berjaya mengalahkan [[angkatan laut Bizantium|angkatan laut Kekaisaran Romawi Timur]] dalam [[pertempuran Foinikos]] pada tahun 655.{{sfn|Kaegi|2008|p=372}}{{sfn|Lilie|1976|pp=64–68}}{{sfn|Treadgold|1997|pp=312–313}} Setelah Khalifah [[Utsman bin Affan]] tewas terbunuh dan [[perang saudara Islam pertama|Perang Saudara Kaum Muslim I]] meletus, serangan bangsa Arab terhadap Kekaisaran Romawi Timur terhenti. Pada tahun 659, Mu'awiyah bahkan menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan Kekaisaran Romawi Timur, yang mewajibkan kaum Muslim untuk membayar upeti kepada Kekaisaran Romawi Timur.{{sfn|Lilie|1976|p=68}}
Gencatan senjata berlanjut sampai Mu'awiyah beserta kaum kerabatnya memenangkan perang saudara kaum Muslim pada tahun 661, dan mendirikan [[Kekhalifahan Umayyah|Khilafah Bani Umayyah]].{{sfn|Lilie|1976|p=69}}{{sfn|Treadgold|1997|p=318}} Setahun kemudian, kaum Muslim kembali menyerang. Tekanan terhadap Kekaisaran Romawi Timur semakin meningkat karena bala tentara kaum Muslim mulai melewatkan musim dingin di wilayah kekaisaran, yakni di sebelah barat gugus pegunungan Taurus, sehingga kian mengganggu perekonomian kekaisaran. Aksi-aksi penyerangan kaum Muslim di darat adakalanya dibarengi dengan aksi-aksi penyerangan dari laut ke daerah-daerah pesisir di kawasan selatan Asia Kecil.{{sfn|Kaegi|2008|pp=373, 375}}{{sfn|Lilie|1976|pp=69–71}}{{sfn|Treadgold|1997|p=320}} Pada tahun 668, bangsa Arab mengirim bala bantuan kepada [[Saborios]], ''[[Strategos]]'' [[Armeniakon|Tema Armeniakon]], yang memberontak melawan Kekaisaran Romawi Timur, dan mempermaklumkan dirinya sendiri sebagai kaisar. Perang sudah usai ketika
Pada musim semi tahun 669, setelah pasukan-pasukan tambahan datang bergabung, Fadhalah memimpin pergerakan
== Langkah-langkah awal (673-674) ==
Baris 36:
Aksi militer tahun 669 membuat bangsa Arab sadar bahwa mereka sebenarnya berpeluang untuk melancarkan serangan secara langsung terhadap Konstantinopel, dan bahwasanya mereka perlu memiliki pangkalan logistik yang tidak terlampau jauh dari kota itu. Pangkalan logistik didirikan di Semenanjung [[Kizikos]], yang terletak di pesisir selatan [[Laut Marmara]], tempat armada tempur di bawah pimpinan Fadhalah bin 'Ubaid berlabuh sepanjang musim dingin tahun 670 atau 671.{{sfn|Treadgold|1997|p=325}}{{sfn|Lilie|1976|p=75}}{{sfn|Mango|Scott|1997|p=492}} Mu'awiyah pun mulai berancang-ancang melancarkan serangan penghabisan terhadap ibu kota Kekaisaran Romawi Timur. Berbeda dari aksi militer yang dipimpin oleh Yazid, Mu'awiyah berencana mendatangi Konstantinopel lewat jalur pesisir.{{sfn|Lilie|1976|p=76 (Catatan #61)}} Pelaksanaannya harus seksama dan bertahap. Pertama-tama kaum Muslim harus menguasai titik-titik penting, dan mendirikan pangkalan-pangkalan di sepanjang daerah pesisir. Selanjutnya dari pangkalan mereka di Kizikos, kaum Muslim harus memblokade Konstantinopel di darat maupun di laut, sehingga tidak dapat lagi menerima pasokan bahan pangan dari daerah-daerah pertanian di pedalaman.{{sfn|Haldon|1990|p=63}}{{sfn|Lilie|1976|pp=90–91}}
Pada tahun 672, tiga armada besar kaum Muslim akhirnya dikerahkan untuk mengamankan jalur-jalur laut dan mendirikan pangkalan-pangkalan di antara Syam dan Kepulauan Aegea. Armada yang dipimpin oleh Muhammad bin Abdullah berlabuh sepanjang musim dingin di [[Smirna]], sementara armada yang dipimpin oleh Qais (mungkin [[Abdullah bin Qais]]) berlabuh sepanjang musim dingin di [[Likia]] dan Kilikia. Armada ketiga yang dipimpin oleh seorang bernama Khalid akan menyusul dan bergabung kemudian. Menurut laporan Teofanis, Kaisar [[Konstantinus IV]] (memerintah 661-685) mulai menyiagakan armadanya begitu mendengar kabar kedatangan armada-armada Arab. Armada tempur Romawi Timur diperkuat pula dengan sejumlah kapal pengangkut tangki dan pipa yang akan digunakan untuk mengoperasikan senjata pembakar terbaru, yakni [[api Yunani]].{{sfn|Treadgold|1997|p=325}}{{sfn|Lilie|1976|pp=75, 90–91}}{{sfn|Mango|Scott|1997|p=493}} Pada tahun 673, armada Arab lain di bawah pimpinan {{ill|Junadah bin Abu Umayyah|ar|3=جنادة بن أبي أمية}} merebut [[Tarsus]] di Kilikia, dan Rodos. Pulau Rodos, yang terletak di antara Syam dan Konstantinopel, dijadikan pangkalan pasokan terdepan sekaligus pusat serangan laut kaum Muslim. Garnisun pangkalan yang beranggotakan 12.000 orang prajurit secara teratur dirotasi kembali ke Syam, satu armada kecil disiagakan untuk menjaga pangkalan sekaligus untuk dikerahkan dalam aksi-aksi serangan dadakan. Orang-orang Arab bahkan membuka lahan-lahan gandum dan mendatangkan ternak untuk digembalakan di pulau ini. Kekaisaran Romawi Timur berusaha menghalang-halangi rencana bangsa Arab dengan melancarkan serang laut terhadap Mesir, tetapi gagal.{{sfn|Treadgold|1997|p=325}}{{sfn|Lilie|pp=76–77}} Selama kurun waktu ini, aksi-aksi serangan dadakan di daratan Asia Kecil terus berlanjut, bahkan
== Serangan bangsa Arab (674–678) ==
[[Berkas:Theodosian Golden Gate.jpg|ka|jmpl|Gapura Kencana di tembok Teodosius, kota Konstantinopel]]
Pada tahun 674, armada bangsa Arab bertolak dari pangkalan-pangkalannya di kawasan timur Laut Aegea menuju Laut Marmara. Menurut catatan Teofanis, pada bulan April,
[[Berkas:Greekfire-madridskylitzes1.jpg|ka|jmpl|250px|alt=Gambar dari zaman Abad Pertengahan yang menampilkan kapal layar menyemprotkan api kepada kapal lainnya melalui tabung|Penggambaran penggunaan [[api Yunani]] dari ''[[
Keterangan perihal bentrokan di sekitar Konstantinopel tidak jelas karena Teofanis menulis pengepungan dalam catatan tahun pertamanya secara singkat dan penulis Arab tidak menyebutkan pengepungan sama sekali, tetapi hanya menulis nama pemimpin dari ekspedisi yang namanya tidak spesifik ke wilayah Kekaisaran Romawi Timur.{{sfn|Brooks|1898|pp=187–188}}{{sfn|Lilie|1976|pp=78–79}}{{sfn|Mango|Scott|p=494}}. Jadi, dari sumber-sumber Arab
Pada saat yang sama, karena terlalu mementingkan kesiagaan dalam menghadapi ancaman serangan bangsa Arab, kesiagaan Kekaisaran Romawi Timur dalam menghadapi ancaman di daerah lain justru menurun. Di Italia, [[Langobardi|orang Lombardi]] memanfaatkan kesempatan ini untuk merebut sebagian besar [[Calabria]], termasuk [[Taranto|Tarentum]] dan [[Brindisi|Brundisium]], sementara di Semenanjung Balkan, sebuah koalisi yang beranggotakan suku-suku Slavia [[Pengepungan Thessaloniki (676–678)|menyerang]] [[Thessaloniki]] dan melancarkan serangan laut lewat kapal layar di Aegea yang bahkan berhasil menembus Laut Marmara.{{sfn|Treadgold|1997|pp=326–327}}{{sfn|Stratos|1978|pp=84–87}}
Akhirnya, pada musim gugur 677 atau awal 678 Konstantinus IV memutuskan untuk menghadapi pengepung dari Arab dalam pertempuran langsung. Armadanya yang dilengkapi dengan api Yunani mengarahkan senjata baru mereka kepada armada Arab. Bisa jadi kematian Laksamana Yazid bin Syagharah yang dilaporkan oleh penulis Arab pada 677/678 berkaitan dengan serangan ini. Pada waktu yang hampir bersamaan, pasukan Muslim di Asia Kecil dikomandoi Sufyan bin 'Auf dikalahkan oleh pasukan Romawi Timur yang dipimpin Jenderal Floros, Petron dan Kiprian; menurut Teofanis, sekitar 30.000 prajurit Muslim gugur. Kekalahan ini memaksa pasukan
Garis besar dari catatan Teofanis dapat diperkuat dengan satu-satunya rujukan semikontemporer dari Kekaisaran Romawi Timur mengenai pengepungan ini yaitu puisi perayaan oleh Teodosius Grammatikus yang tidak dikenal, yang awalnya diyakini merujuk kepada [[pengepungan Konstantinopel (717–718)|pengepungan kedua Konstantinopel oleh Arab]] pada 717–718. Puisi Teodosius memperingati kemenangan besar angkatan laut yang menentukan di depan tembok kota—dengan rincian yang menarik bahwa armada Arab takut dengan kapal bersenjatakan api Yunani—dan membuat rujukan kepada "ketakutan akan bayangan mereka yang kembali", yang ditafsirkan sebagai pembenaran atas serangan Arab yang berulang setiap musim semi dari pangkalan mereka di Kizikos.{{sfn|Olster|1995|pp=23–28}}
== Kepentingan dan peristiwa setelahnya ==
Konstantinopel adalah kota terpenting di negara Kekaisaran Romawi Timur. Andaikata kota ini runtuh, provinsi-provinsi Romawi Timur yang tersisa tidak mungkin bersatu, dan akan menjadi sasaran empuk bagi
Kegagalan pasukan
Segera selepas Arab mundur dari ibu kotanya, Kaisar Konstantinus IV mengerahkan bala tentara untuk memerangi suku bangsa Slav di daerah Thessaloniki, membatasi aksi-aksi perompakan mereka, dan menegakkan kembali kedaulatan kekaisaran di Thessaloniki.{{sfn|Treadgold|1997|p=327}}{{sfn|Stratos|1978|pp=87–88}} Selepas berakhirnya perdamaian, Kaisar Konstantinus IV maju memerangi [[Bulgar|orang Bulgar]] yang kian merajalela di Jazirah Balkan, tetapi pasukan besar yang terdiri dari keseluruhan pasukan kekaisaran mampu [[Pertempuran Ongal|dilumpuhkan secara meyakinkan]]. Kekalahan Romawi Timur berujung pada pembentukan [[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Kekaisaran Bulgar]] di kawasan timur laut Jazirah Balkan.{{sfn|Lilie|1976|p=83}}{{sfn|Treadgold|1997|pp=328–329}} Di Dunia Islam, berbagai kekuatan oposisi di dalam negara khilafah mulai menampakkan dirinya setelah Mu'awiyah mangkat pada tahun 680. Pembagian kekhalifahan selama [[perang saudara Islam kedua|Perang Saudara Kaum Muslim II]] ini tidak saja memungkinkan Kekaisaran Romawi Timur untuk meraih perdamaian, tetapi juga menjadikannya sebagai kekuatan yang paling unggul di perbatasan timurnya. Armenia dan Iberia kembali tunduk di bawah kedaulatan Kekaisaran Romawi Timur, dan Siprus menjadi kondominium antara Kekaisaran Romawi Timur dan khilafah.{{sfn|Lilie|1976|pp=99–107}}{{sfn|Treadgold|1997|pp=330–332}} Perdamaian berlangsung sampai putra sekaligus penerus Konstantinus IV, [[Yustinianus II]] ({{memerintah|685|695|705|711}}), menggantikannya pada tahun 693, dengan konsekuensi yang buruk. Kekaisaran Romawi Timur dikalahkan, Kaisar Yustinianus digulingkan, dan periode [[anarki dua puluh tahun]] bermula. Kaum Muslim kian gencar menyerang, yang mengarah ke upaya Arab kedua dalam menaklukkan Konstantinopel pada kurun waktu 717–718, yang juga terbukti gagal.{{sfn|Kaegi|2008|pp=382–385}}{{sfn|Lilie|1976|pp=107–132}}{{sfn|Treadgold|1997|pp=334–349}}
Baris 61:
== Dampak budaya ==
[[Berkas:Eyupsultan5.JPG|ka|jmpl|alt=Bangunan dua lantai yang berdindingkan ubin biru Iznik, dengan prostyle portico dan jendela di lantai teratas|Bangunan yang menjadi tempat pemakaman Abu Ayyub di kompleks [[Masjid Eyüp Sultan]]]]
Sumber-sumber Arab di kemudian hari membahas secara mendalam dan panjang lebar mengenai ekspedisi Yazid pada tahun 669 dan dugaan serangan terhadap Konstantinopel, termasuk
Pengepungan ini bahkan [[:zh:s:新唐書/卷221下|disebutkan]] dalam [[Dua Puluh Empat Sejarah|sejarah dinasti Tiongkok]] dari ''[[Kitab Dinasti Tang Lama]]'' dan ''[[Kitab Dinasti Tang Baru]]''. Buku tersebut mencatat ibu kota bertembok besar dan kokoh bernama [[Hubungan Romawi dengan Tiongkok|''Fulin'']] (拂菻, Kekaisaran Romawi Timur) dikepung oleh ''Dashi'' (大食, Khilafah Bani Umayyah) yang dikomandani oleh "Moyi" ([[bahasa Mandarin|Mandarin]]: 摩拽伐之, [[Hanyu Pinyin]]: ''Mózhuāifázhī''), yang ditemukenali [[Friedrich Hirth]] sebagai Mu'awiyah. Sejarah Tiongkok kemudian menjelaskan bahwa pasukan
== Peninjauan ulang pada zaman modern ==
Narasi pengepungan Konstantinopel yang diterima oleh para sejarawan modern lebih banyak bergantung pada riwayat dari Teofanis, sementara sumber-sumber berbahasa Arab dan Suryani tidak meriwayatkan apa-apa tentang peristiwa pengepungan ini, tetapi meriwayatkan sebuah rangkaian aksi militer, dan hanya beberapa riwayat yang berlanjut sampai ke Konstantinopel. Dengan demikian, perebutan pulau bernama Arwad "di laut ''Kustantiniya''" dilaporkan terjadi pada tahun 673/674, walaupun tidak jelas apakah laut tersebut merujuk kepada Laut Marmara atau Laut Aegea, dan ekspedisi Yazid pada 676 juga dikatakan telah mencapai Konstantinopel. Penulis sejarah Syam juga tidak setuju dengan Teofanis dalam menempatkan pertempuran yang menentukan dan penumpasan armada Arab oleh api Yunani pada tahun 674 dalam ekspedisi Arab di pantai Likia dan Kilikia daripada Konstantinopel. Bantahan ini diikuti dengan pendaratan Bala Tentara Romawi Timur di Syam pada tahun 677/678, yang memulai pemberontakan oleh kaum Mordaitai yang cukup mengancam cengkeraman Khilafah Bani Umayyah di Syam yang berujung pada perjanjian damai pada tahun 678/679.{{sfn|Brooks|1898|pp=186–188}}{{sfn|Howard-Johnston|2010|pp=302–303, 492–495}}{{sfn|Stratos|1983|pp=90–95}}
Berdasarkan penilaian ulang sumber asli yang digunakan oleh sejarawan Abad Pertengahan, cendekiawan [[James Howard-Johnston]] dari [[Universitas Oxford]] dalam buku karyanya tahun 2010 berjudul ''Witnesses to a World Crisis: Historians and Histories of the Middle East in the Seventh Century'' menolak penafsiran tradisional atas peristiwa tersebut (yang didasarkan pada Teofanis) dan mendukung laporan oleh penulis sejarah Syam.{{sfn|Kaldellis|2010}} Howard-Johnston menegaskan bahwa pengepungan yang sebenarnya tidak pernah terjadi karena peristiwa ini sama sekali tidak tercatat dalam sumber-sumber sejarah timur dan juga karena logistiknya tidak memungkinkan untuk melakukan pengepungan sepanjang ini. Sebaliknya, dia yakin bahwa rujukan mengenai pengepungan tersebut adalah hasil [[interpolasi]] dari zaman berikutnya yang dipengaruhi oleh peristiwa pengepungan kedua oleh Arab pada 717–718, oleh sebuah sumber awanama yang kemudian digunakan oleh Teofanis. Menurut Howard-Johnston, "blokade Konstantinopel pada 670-an adalah mitos yang diperbolehkan untuk menutupi keberhasilan sangat nyata yang dicapai oleh Kekaisaran Romawi Timur pada dasawarsa terakhir kekhalifahan Mu'awiyah, mula-mula lewat laut di lepas pantai Likia dan kemudian di darat, melalui pemberontakan yang tak lama kemudian membangkitkan kecemasan yang mendalam di antara orang-orang Arab yang sadar bahwa mereka hanya sekadar menutupi Timur Tengah dengan kekuatan mereka".{{sfn|Howard-Johnston|2010|pp=303–304}}
Baris 84:
* {{cite book | first = John F. | last = Haldon | title = Byzantium in the Seventh Century: The Transformation of a Culture. Revised Edition | year = 1990 | publisher = Cambridge University Press | location = Cambridge, United Kingdom | isbn = 978-0521319171 | url = https://books.google.com/books?id=pSHmT1G_5T0C | ref = harv }}
* {{cite book | first = James | last = Howard-Johnston | authorlink = James Howard-Johnston | title = Witnesses to a World Crisis: Historians and Histories of the Middle East in the Seventh Century | location = Oxford | publisher = Oxford University Press | year = 2010 | isbn = 978-0-19-920859-3 | url = https://books.google.com/books?id=hNdbtwAACAAJ | ref = harv }}
* {{cite book | last = Jankowiak | first = Marek | chapter = The First Arab Siege of Constantinople | pages = 237–320 | title = Travaux et mémoires, Vol. 17: Constructing the Seventh Century | editor-last = Zuckerman | editor-first = Constantin | publisher = Association des Amis du Centre d’Histoire et Civilisation de Byzance | location = Paris | year = 2013 | chapterurl = https://www.academia.edu/7091574/The_First_Arab_Siege_of_Constantinople | ref=harv}}
* {{cite book | last = Jenkins | first = Philip | title = The Lost History of Christianity: the Thousand-Year Golden Age of the Church in the Middle East, Africa, and Asia – and How It Died | url = https://archive.org/details/losthistoryofchr00jenk | publisher = Harper Collins | location = New York | year = 2008 | isbn = 978-0-06-147280-0 | ref = harv}}
* {{cite book | last = Kaegi | first = Walter E. | authorlink = Walter Kaegi | chapter = Confronting Islam: Emperors versus Caliphs (641–c. 850) | pages = 365–394 | editor-last = Shepard | editor-first = Jonathan | title =The Cambridge History of the Byzantine Empire c. 500–1492 | year = 2008 | location = Cambridge | publisher = Cambridge University Press | url = https://books.google.com/books?id=ehh6hiqpaDsC | isbn = 978-0-52-183231-1 | ref = harv }}
* {{cite journal | url = http://bmcr.brynmawr.edu/2010/2010-12-24.html | year = 2010 | title = Bryn Mawr Classical Review 2010.12.24 | last = Kaldellis | first = Anthony | journal = Bryn Mawr Classical Review | accessdate = 14 Juli 2012 | ref = harv}}
Baris 94:
* {{cite journal | first = Andreas N. | last = Stratos | authorlink = Andreas Stratos | title = Siège ou blocus de Constantinople sous Constantin IV | trans-title = Siege or Blockade of Constantinople under Constantine IV | journal = Jahrbuch der österreichischen Byzantinistik | publisher = Verlag der Österreichischen Akademie der Wissenschaften | location = Vienna | volume = 33 | year = 1983 | pages = 89–107 | language = Prancis | issn = 0378-8660 | ref = harv }}
* {{cite book | last = Treadgold | first = Warren | authorlink = Warren Treadgold | title = A History of the Byzantine State and Society | url = https://books.google.com/books?id=nYbnr5XVbzUC | location = Stanford, California | publisher = Stanford University Press | year = 1997 | isbn = 978-0-804-72630-6 | ref = harv }}
* {{cite book | last = Turnbull | first = Stephen | authorlink = Stephen Turnbull | title = The Walls of Constantinople, AD 324–1453 | url = https://archive.org/details/wallsofconstanti0000step | location = Oxford | publisher = [[Osprey Publishing]] | year = 2004 | isbn = 978-1-84176-759-8}}
* {{cite book | last = Yule | first = Henry | editor-last = Cordier | editor-first = Henri | url = https://archive.org/stream/cathaywaythither01yule#page/n3/mode/2up | title = Cathay and the Way Thither: Being a Collection of Medieval Notices of China, Vol I: Preliminary Essay on the Intercourse Between China and the Western Nations Previous to the Discovery of the Cape Route | publisher = Hakluyt Society | location = London | year = 1915 | volume = I | ref = harv}}
{{refend}}
Baris 100:
== Pranala luar ==
* {{cite web | last = Radic | first = Radivoj | title = Two Arabian sieges of Constantinople (674–678; 717/718) | year = 2008 | work = Encyclopedia of the Hellenic World, Constantinople | publisher = Foundation of the Hellenic World | url = http://www.ehw.gr/l.aspx?id=12407 | accessdate = 9 Juli 2012}}
{{artikel pilihan}}
[[Kategori:Abad ke-7]]
|